kehidupan keluarga, serta pemberian pelayanan kepada remaja yang memiliki permasalahan khusus.
Berdasarkan pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa tujuan mempelajari kesehatan reproduksi adalah supaya para remaja sadar akan
pentingnya kesehatan reproduksinya sehingga para remaja terhindar dari masalah- masalah kesehatan reproduksi.
2.2.3. Perilaku Reproduksi Sehat
Menurut Notoadmodjo 2003:114 perilaku adalah bentuk respon atau reaksi terhadap stimulus atau rangsangan dari luar organisme orang. Namun,
dalam memberikan respon sangat tergantung pada karakteristik atau faktor lain yang bersangkutan. Hal ini berarti meskipun stimulusnya sama bagi beberapa
orang, namun respon tiap-tiap orang akan berbeda. Definisi perilaku kesehatan adalah suatu respon seseorang terhadap stimulus atau objek yang berkaitan
dengan sakit atau penyakit, sistem pelayana kesehatan, makanan, minuman, dan lingkungan Notoadmodjo, 2003 : 115.
Menurut Imron 1999 dalam Prihatin 2007 : 62 perilaku seksual remaja yang bertanggungjawab adalah:
1 Menunjukkan adanya penghargaan baik terhadap diri sendiri maupun orang lain.
2 Mampu mengendalikan diri atau mengontrol diri. 3 Mempertahankan diri dari teman sebayapacar dan dari hal-hal yang
negatif. 4 Memahami konsekuensi tingkah laku.
Menurut BKKBN 2006 dalam Fitriyani 2008 : 13, individu dikatakan mempunyai reproduksi yang sehat jika:
1 Mampu mengendalikan diri untuk tidak melakukan hubungan seks sebelum menikah.
2 Mampu menjalankan kehidupan seksual yang sehat dengan pasangan yang sah.
3 Tidak menulari atau tertular penyakit kelamin, serta tidak memaksa atau dipaksa oleh pasangan kita, apalagi oleh orang lain.
4 Mampu mempunyai keturunan yang sehat. 5 Memperoleh informasi dan pelayanan reproduksi yang kita butuhkan
dan keputusan apapun yang kita ambil seputar masalah reproduksi kita bisa dipertanggungjawabkan.
Pendapat lain tentang perilaku reproduksi sehat menutur Utamadi 2007 dalam Fitriyanti 2008:14 yaitu:
Perilaku reproduksi sehat yaitu memiliki kemampuan untuk melindungi diri mereka sendiri dari berbagai penyakit serta kehamilan yang
tidak dikehendaki, sadar akan sikap dan perilaku seksual mereka. Mereka juga percaya bahwa mengembangkan reproduksi sehat adalah bagian dari
upaya hidup sehat. Untuk mendapatkan reproduksi sehat harus dapat merawat dan menjaga tubuh dengan baik, satu hal yang penting adalah
bagaimana remaja bisa memahami anatomi dan fungsi organ reproduksi mereka. Pengetahuan dan kemampuan merawat organ reproduksi juga
merupakan hal yang sangat penting dalam upaya mendapatkan reproduksi sehat.
Imron 2012 : 42 menyebutkan bahwa individu dikatakan bebas dari gangguan reproduksi apabila individu tersebut:
1 Aman dari kemungkinan kehamilan yang tidak dikehendaki. 2 Terlindung dari praktik reproduksi yang berbahaya.
3 Bebas memilih alat kontrasepsi yang cocok baginya. 4 Memiliki akses terhadap informasi tentang alat kontrasepsi dan
reproduksi. 5 Memiliki akses terhadap perawatan kehamilan dan pelayanan
persalinan yang aman. 6 Memiliki akses terhadap pengobatan kemandulan infertility.
Berdasarkan pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa individu dapat dikatakan memiliki perilaku reproduksi sehat jika:
1 Memiliki akses informasi tentang kesehatan reproduksi. 2 Menjalin hubungan yang positif dengan teman sebaya.