Masalah Kesehatan Reproduksi Kesehatan Reproduksi

non pemerintah NGO, dan juga pemerintah sendiri khususnya Departemen Pendidikan Nasional, untuk memasukkan seksualitas dalam mata pelajaran “Pendidikan Reproduksi Remaja”; namun hal ini belum sepenuhnya mampu mengatasi problem riil yang dihadapi remaja. Faktanya, masalah terkait seksualitas dan kesehatan reproduksi masih banyak dihadapi oleh remaja. Menurut Marmi 2013:62 masalah-masalah tersebut antara lain: 1. Perkosaan Kejahatan perkosaan ini biasanya banyak sekali modusnya. Korbannya tidak hanya remaja perempuan, tetapi juga laki-laki sodomi. Remaja perempuan rentang mengalami perkosaan oleh sang pacar. 2. Free Sex Seks bebas dilakukan dengan pasangan atau pacar yang berganti- ganti. Seks bebas pada remaja ini dibawah usia 17 tahun secara medis selain dapat memperbesar kemungkinan terkena infeksi menular seksual dan virus HIV dapat merangsang tumbuhnya sel kanker pada rahim remaja perempuan. Sebab pada remaja perempuan 12-17 tahun mengalami perubahan aktif pada sel dalam mulut rahimnya. 3. Kehamilan Tidak Diinginkan KTD Hubungan seks pranikah dikalangan remaja didasari oleh mitos- mitos seputar masalah seksualitas. Misalnya saja mitos berhubungan seksual dengan pacar merupakan bukti cinta. Atau mitos berhubungan seksual hanya sekali tidak akan menyebabkan kehamilan. Padahal hubungan seks sekalipun hanya sekali dapat menyebabkan kehamilan selama si remaja perempuan dalam masa subur. 4. Aborsi Aborsi merupakan keluarnya embrio atau janin dalam kandungan sebelum waktunya. Aborsi pada remaja terkait KTD biasanya tergolong dalam kategori aborsi provaktus atau pengguguran kandungan yang disengaja. Namun begitu ada juga yang keguguran terjadi secara alamiah atau aborsi secara spontan, Hal ini terjadi karena berbagi hal antara lain karena kondisi si remaja perempuan mengalami KTD umumnya tertekan secara psikologis, karena secara psikososial ia belum siap menjalani kehamilan. 5. Perkawinan dan kehamilan dini Nikah dini ini khususnya terjadi di pedesaan, di beberapa daerah dominasi orang tua biasanya masih kuat dalam menentukan perkawinan anak dalam hal ini remaja perempuan. Alasan terjadinya pernikahan dini adalah pergaulan bebas seperti hamil diluar pernikahan dan alasan ekonomi. Remaja yang menikah dini, baik secara fisik maupun psikologis belum cukup matang untuk memiliki anak sehingga rentan menyebabkan kematian anak dan ibu pada saat melahirkan. 6. IMS Infeksi Menular Seksual atau PMS Penyakit Menular Seksual, dan HIVAIDS IMS ini sering disebut juga penyakit kelamin atau penyakit yang ditularkan melalui hubungan seksual. Sebab IMS dan HIV sebagian besar menular melalui hubungan seksual baik melalu vagina, mulut, maupun dubur. Untuk HIV sendiri bisa menular dengan transfusi darah dan dari ibu kepada janin yang dikandungnya. Dari beberapa pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa masalah kesehatan reproduksi pada siswa adalah perkosaan, free sex, kehamilan tidak diinginkan KTD, aborsi, perkawinan dan kehamilan dini, dan infeksi menular seksual IMS atau penyakit menular seksual PMS.

2.2.7. Penanganan Masalah Kesehatan Reproduksi

Ruang lingkup masalah kesehatan reproduksi perempuan dan laki-laki menggunakan pendekatan siklus kehidupan. Berdasarkan masalah yang terjadi pada setiap fase kehidupan, maka upaya-upaya penanganan masalah kesehatan reproduksi remaja menurut Marmi 2013:64 sebagai berikut: 1 Gizi seimbang 2 Informasi tentang kesehatan reproduksi 3 Pencegahan kekerasan, termasuk seksual. 4 Pencegahan terhadap ketergantungan NAPZA. 5 Pernikahan pada usia wajar. 6 Pendidikan dan peningkatan ketrampilan. 7 Peningkatan penghargaan diri. 8 Peningkatan pertahanan terhadap godaan dan ancaman. Sedangkan pada PP no 61 tahun 2014 pasal 12 ayat 1 menyebutkan bahwa pelayanan kesehatan reproduksi remaja dilakukan melalui : 1. Komunikasi, infomasi dan edukasi 2. Konseling 3. Pelayanan klinis medis. Berdasarkan pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa penanganan masalah kesehatan reproduksi pada remaja adalah pencegahan hal-hal negatif mengenai kesehatan reproduksi melalui tersedianya akses informasi yang benar mengenai kesehatan reproduksi.

2.3. Layanan Informasi

Berikut ini akan dijelaskan mengenai layanan informasi, meliputi 1 pengertian, 2 tujuan, 3 fungsi, 4 asas, 5 sumber, 6 teknik, 7 operasional layanan informasi.

2.3.1. Pengertian Layanan Informasi

Layanan informasi merupakan layanan yang memungkinkan individu untuk memperoleh pemahaman dari suatu informasi dan pengetahuan yang diperlukan sehingga dapat digunakan untuk mengenali diri sendiri dan lingkungan. Menurut Sukardi 2004 : 44 mengemukakan bahwa layanan informasi merupakan salah satu layanan bimbingan dan konseling yang memungkinkan peserta didik dan pihak-pihak yang dapat memberikan pengaruh besar kepada peserta didik menerima dan memberi informasi yang dapat dipergunakan sebagai bahan pertimbangan dan pengambilan keputusan sehari-hari sebagai pelajar, anggota keluarga dan masyarakat. Winkel Hastuti 2007 : 316 menyebutkan bahwa : Layanan informasi merupakan salah satu layanan bimbingan yang meliputi data dan fakta yang merupakan informasi yang harus dicernakan

Dokumen yang terkait

MENINGKATKAN PEMAHAMAN PERENCANAAN KARIR MELALUI LAYANAN INFORMASI KARIR PADA SISWA KELAS X BUSANA BUTIK 4 SMK NEGERI 1 PRINGAPUS TAHUN AJARAN 2015 2016

25 103 167

MENINGKATKAN PEMAHAMAN SISWA TENTANG BAHAYA PENYALAHGUNAAN NARKOBA MELALUI LAYANAN INFORMASI PADA SISWA KELAS VIII DI SMP NEGERI 34 SEMARANG TAHUN AJARAN 2015 2016

1 16 283

PENGGUNAAN LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR PADA SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 9 KOTA METRO TAHUN PELAJARAN 2015/2016

0 7 76

KEEFEKTIFAN PELAKSANAAN PENDIDIKAN KARAKTER DALAM MENINGKATKAN PERILAKU AKADEMIK SISWA KELAS X SMA N 1 DEMAK TAHUN AJARAN 2014 2015

0 14 85

PENGARUH LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK TERHADAP PENINGKATAN PEMAHAMAN SELF CONTROL SISWA KELAS IX DI SMP N 1 WANASARI KABUPATEN BREBES TAHUN AJARAN 2015 2016

4 17 195

PENGARUH LAYANAN INFORMASI UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KARIR SISWA-SISWI KELAS X TEKNIK INSTALASI TENAGA LISTRIK SMK NEGERI 1 LUBUK PAKAM TAHUN AJARAN 2014-2015.

0 2 26

Keefektifan Bimbingan Kelompok dengan Teknik Brainstorming untuk Meningkatkan Kreativitas Siswa Kelas VIII SMP N 1 Wonogiri Tahun Ajaran 2015/2016.

0 1 17

KEEFEKTIFAN LAYANAN PENGUASAAN KONTEN DENGAN METODE MIND MAPPING UNTUK MENINGKATKAN KONSENTRASI BELAJAR PADA SISWA KELAS VIII-J DI SMP N 3 UNGARAN TAHUN AJARAN 2015 2016 -

1 5 71

KEEFEKTIFAN LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK DENGAN TEKNIK MODELING SIMBOLIK UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN BAHAYA MEROKOK PADA SISWA KELAS XII TKR 1 SMK N 1 RANDUDONGKAL PEMALANG TAHUN AJARAN 20162017

0 0 66

LAYANAN INFORMASI OLEH GURU BK TENTANG KESEHATAN REPRODUKSI REMAJA PADA SISWA KELAS VIII MTs N 1 MEMPAWAH

0 0 10