4.2. Profil Informan
1. Nama
: J. U. Tamba Jenis kelamin : Laki-laki
Usia : 75 Tahun
Agama : Protestan
Pekerjaan : Petani
Alamat : Janjimaria Tamba
Pendidikan : SMP
Pak J.U Tamba adalah salah satu tokoh adat di Daerah Tamba yang memiliki pekerjaan sebagai petani kopi. Pak J.U adalah tokoh adat yang paling tua di Daerah
Tamba namun meskipun sudah tua fisiknya masih tetap kuat. Pak J.U Tamba memiliki 1 istri, 3 orang anak dan ketiga-tiganya sudah menikah. Pak J.U Tamba
selain dia tokoh adat bapak ini juga bisa disebut sebagai dukun karena dia memiliki kemampuan tentang perdukunan. Meskipun Pak J.U Tamba sudah tua namun, masih
banyak masyarakat yang datang ke rumah Pak J.U Tamba untuk meminta pertolongan Pak J. U Tamba misalnya pengobatan tradisional.
Menurut Pak J.U Tamba bahwa mempercayai tempat keramat tidak salah, meskipun menurut agama mempercayai tempat keramat adalah melanggar apa yang
difiirmankan Tuhan, tetapi mempercayai tempat keramat merupakan suatu budaya yang diwariskan dari nenek moyang. Mungkin banyak orang yang beranggapan
bahwa masyarakat disini menduakan Tuhan, tetapi itu tidaklah benar. Mempercayai tempat keramat ini adalah sebagai penghormatan kami terhadap para orang tua zaman
dahulu.
Universitas Sumatera Utara
2. Nama : O. Lbn Gaol
Jenis kelamin : Laki-laki Usia : 52 Tahun
Agama : Protestan Pekerjaan : Petani
Alamat : Janjimaria Tamba Sekolah : SMA
Pak O.Lbn Gaol adalah asli penduduk Humbang Hasundutan. Pak O. Lbn Gaol menikah dengan istrinya yang penduduk asli Daerah Tamba sehingga mereka
tinggal di Daerah Tamba. Namun meskipun Pak O.Lbn Gaol bukan penduduk asli, bapak ini cukup mengetahui kondisi Daerah Tamba.
Pak O.Lbn Gaol adalah salah satu anggota masyarakat yang tidak mempercayai tempat keramat. Sebenarnya Pak O.Lbn Gaol cukup mengetahui
bagaimana tempat keramat namun, dia tidak pernah menyembah tempat tersebut dan melarang masyarakat lain untuk menyembah tempat tersebut. Menurut beliau
mempercayai tempat keramat ini adalah tergantung kepada iman seseorang. kami dari institusi agama tidak boleh melarang masyarakat disini mempercayai tempat keramat ,
namun kami tetap menganjurkan melalui sosialisasi di gereja misalnya melalui khotbah.
Universitas Sumatera Utara
3 Nama : M. Tamba
Jenis kelamin : Laki-laki Usia : 60 Tahun
Agama : Protestan Pekerjaan : Petani
Alamat : Janjimaria Tamba Sekolah
: SMP Pak M. Tamba adalah salah satu tokoh adat di Daerah Tamba namun, Pak M.
Tamba ini sudah pernah menjadi tokoh agama di Gereja GKPI di Di Daerah Tamba. Pak M.Tamba sudah berkeluarga memiliki istri Boru Naibaho dan memiliki anak 5
orang dan semuanya sudah menikah. Pekerjaan Pak M. Tamba dan istrinya setiap hari adalah bertani kopi. Pak M. Tamba ini sudah pernah di penjara sebelumnya karena
kasus pembunuhan. Banyak hal yang diperoleh ketika dia dalam kurungan penjara terutama kepercayaan terhadap Tuhan.
Pak M. Tamba adalah salah satu masyarakat yang masih mempercayai tempat keramat dari sejak kecil hingga sekarang. Pak M. Tamba belum pernah mengadakan
upacara penghormatan ke tempat kermat tersebut, namun dia mempercayai bahwa tempat keramat itu adalah suci. Meskipun pak M. Tamba seorang tokoh agama
sebelumnya tetapi pak M. Tamba masih mempercayai tempat keramat tersebut. Menurut Pak M. Tamba tempat keramat ini memiliki makna yang sangat besar
bagi kehidupan mereka, tempat keramat ini adalah sebagai warisan nenek moyang yang patut untuk dihormati oleh penerusnya. Saat generasi sekarang tidak
menghormatinya maka kami tidak menghargai atau menghormati orangtua kami zaman dahulu. Mempercayai tempat keramat adalah sudah ada sejak zaman dahulu
dan tidak bisa dilepaskan dari kehidupan masyarakat sekarang.
Universitas Sumatera Utara
4. Nama
: J. Tamba Jenis kelamin
: Laki-laki Usia
: 62
Tahun Agama
: Protestan
Pekerjaan :
Petani Alamat
: Janjimaria
Tamba Sekolah :
SMP Pak J.Tamba adalah seorang Tokoh adat sekaligus sebagai tokoh agama. Pak
J.Tamba pernah menjadi Penatua di gereja GKPI Janjimaria Namun, sekarang Pak J.Tamba menjadi penasehat gereja. Pak J.Tamba adalah salah satu tokoh adat yang
sangat bijak dan cerdas tentang adat maupun agama. Pak J.Tamba pernah menjabat sebagai kepala Desa selama 2 periode yaitu 10 tahun. Pak J.Tamba mempunyai istri
yaitu T.Sitohang dan memiliki 11 orang anak yaitu 5 laki-laki dan 6 perempuan. Diantara 11 anaknya yang menikah sudah 6 orang.
Pak J.Tamba salah satu tokoh adat yang orangnya sangat handal, ketika ada masalah bapak ini termasuk salah seorang yang tidak gegabah untuk bertindak, tetapi
dia selalu berpikir dengan tenang untuk menyelesaikan masalah. Disetiap ada masalah di Desa Janjimaria bapak ini selalu diwajibkan untuk hadir terutama dalam masalah
pertanahan. Pak J.Tamba adalah bukan orang kaya, tetapi karena kebaikannya kepada masyarakat sekitar sehingga beliau dikenal dan diakui oleh masyarakat yang ada di
Desa Janjimaria. Pendidikan Pak J.Tamba hanya tamatan SMP, tetapi dia bersama istrinya bisa
tamatkan 11 orang anaknya 5 tamatan SMA dan 6 tamatan sarjana. Meskipun pak J.Tamba hanya tamatan SMP, tetapi Pak J.Tamba termasuk salah seorang warga yang
suka berpolitik. Pak J.Tamba hanyalah seorang petani kopi sebagai sumber
Universitas Sumatera Utara
penghasilannya. Disamping Pak J.Tamba seorang petani kegiatan sehari-harinya membantu istrinya untuk beternak babi. Pak J.Tamba tidak pernah menyerah dengan
keadaannya yang hanya serba cukup, dia tetap mensyukuri kepada Tuhan atas apa yang dimiliki sehingga dia masih tetap bertahan untuk menyekolahkan anak-anaknya.
Pak J.Tamba adalah salah satu masyarakat Daerah Tamba yang masih mempercayai tempat keramat. Sejak kecil beliau sudah mempercayai tempat keramat
tersebut. Dia mempercayai tempat keramat ini sejak diajarkan oleh para orang tua yang ada di daerah tersebut. Pak J. Tamba adalah seorang tokoh agama dan pernah
menjabat sebagai kepala desa namun, dia masih mempercayai tempat keramat tersebut sebagai tempat yang sakral hingga saat ini.
Pak J.Tamba juga mensosialisasikan kepercayaan ini kepada anak-anaknya. Mempercayai tempat keramat ini bukanlah suatu pelanggaran kepada Tuhan, tetapi ini
adalah suatu penghormatan terhadap orangtua. Tuhan juga mengajarkan supaya kita bijak dalam hal apapun. Tuhan saja bisa menjadikan lumpur menjadi obat, dia
mempercayai bahwa lumpur tersebut adalah obat, dia hanya berdoa dan meyakininya. Demikian juga dengan mempercayai tempat keramat ini sebagai penghormatan
terhadap orang tua yang sudah menjadi kebiasaan.
Universitas Sumatera Utara
5. Nama : Hotma Tamba
Jenis kelamin : Perempuan
Usia : 27 Tahun
Agama : Kristen Protestan
Pekerjaan : Guru honor
Alamat : Janjimaria Tamba
Sekolah : SMA
Hotma adalah seoarang wanita yang belum menikah. Ia adalah orang yang memiliki latar pendidikan SMA. Hotma bersuku Batak Toba lahir di Desa Janjimaria.
Sebelumnya dia sudah merantau ke Batam untuk mengubah nasib walaupun hanya satu sampai lima tahun. Kehidupan sehari-harinya adalah tenaga pengajar sebagai
guru honor di Sekolah Dasar SD. Dia mengaku penghasilan sehari-harinya hanya Rp 300.000 per bulannya. Dia merasa penghasilan jika di hitung biaya yang dia dapat
tidak cukup untuk membiayai hidupnya dan membantu orang tuanya. Hotma selain sebagai tenaga pengajar dia bekerja di ladang sore harinya untuk membantu orang
tuanya karena dia tinggal bersama orang tua. Hotma ini pernah pergi ke kedua gunung tersebut yaitu Gunung Ulu Darat
dan Gunung Tao Sia Poras dalam acara rekreasi bersama pemudai Daerah Tamba. Hotma mengatakan bahwa mempercayai tempat keramat ini adalah sebagai budaya
yang sudah diwariskan oleh nenek moyang dan saya sendiri mempercayainya karena warisan itu sangat peru dihargai. Selain itu juga tempat keramat ini sangat
berpengaruh terhadap kehidupan. Tempat keramat ini memaksa kita untuk berperilaku sopan santun misalnya dalam kehidupan sehari- hari kita kita tidak beretika berbicara
tetapi di tempat ini kita tidak boleh seperti itu artinya ada etika kita berperilaku. Saya kagum dengan tempat keramat yang dapat menyembuhkan orang sakit. Tidak terlepas
Universitas Sumatera Utara
dari saya juga tidak pernah merasa terganggu dengan adanya tempat keramat ini. Selama tidak menggangu buat saya tidak masalah. Menurut saya itu adalah kebebasan
masing-masing dalam menjalankan sesuatu ajaran, saya berharap tempat keramat ini di rawat dan tetap dilestarikan untuk dapat dijadikan tempat perobatan bagi
masyarakat, karena yang saya lihat juga ada sebuah keunikan di tempat keramat ini karena dapat membawa keberkahan dan keselamat hidup.
6. Nama
: Sanri Tamba Jenis kelamin : Laki-laki
Usia : 60 Tahun
Agama : Kristen Katolik
Pekerjaan : Petani
Alamat : Sihotangs
Sekolah : SMP
Pak Sanri adalah seorang petani dan sekaligus yang memiliki kepercayaan terhadap tempat keramat. Ia memiliki 6 orang anak yang semuanya sudah tidak lagi
sekolah karena semuanya sudah pada tamat SMA. Dalam kesehariannya dia harus bekerja di sawah maupun di ladang. Ia bekerja dalam satu hari sekitar 8 jam. Rumah
bapak ini tidak dekat dengan tempat keramat ini. Dia tinggal di Desa Sihotang yang jauh dari Daerah Tamba. Untuk menempuh ke Daerah Tamba dia harus menggunakan
sepeda motor. Bapak ini sekarang tidak memiliki istri lagi dikarenakan istrinya telah meninggal. Pak Sanri hanya menyelesaikan studinya hanya pada tingkat SMP.
Pak Sanri juga seorang yang menjalankan ajaran kepercayaan terhadap tempat keramat. Menurutnya kepercayaan ini adalah kepercayaan yang dibawa nenek
moyang. Bapak ini sudah lama memiliki kepercayaan terhadap tempat keramat sejak ia kecil hingga sekarang. Kurang lebih 60 tahun. Beliau mengatakan bahwa tempat
Universitas Sumatera Utara
keramat ini berguna bagi masyarakat banyak apalagi dalam menyembuhkan orang sakit. Selain itu air yang diambil dari sumur dapat memberikan kelegaaan seseorang
ketika ada masalah yang dihadapinya. Kepercayaan ini adalah kepercayaan nenek moyang yang perlu diwariskan kepada generasi atau keturunan. Apalagi ini ajaran
yang dapat membawa keselamatan bagi banyak orang. 7.
Nama :
Risana Tamba
Jenis kelamin : Perempuan
Usia : 23 Tahun
Agama : Protestan
Pekerjaan : Mahasiswa
Alamat : Janjimaria Tamba
Sekolah : S1
Risana adalah sebagai mahasiwa di STIKOM penganut kepercayaan terhadap tempat keramat. Ia mengatakan bahwa ia pernah mangambil air yang berasal dari
sumur dan pernah ke Gunung Tao Siaporas. Dia mempercayai bahwa tempat keramat tersebut memiliki kekuatan di luar manusia. Menurutnya kepercayaan ini sejalan
antara agama dengan kebuadayaan. Masyarakat menganut kepercayaan ini, tetapi juga harus didasari dengan agama, maksudnya penganut kepercayaan ini merupakan
kebudayaan yang tidak bisa lepas karena menurutnya kepercayaan ini adalah warisan dari para leluhur yang harus dijaga dan dirawat oleh generasinya sebagai rasa hormat
kita terhadap mereka.
Universitas Sumatera Utara
8. Nama
: Opan S Jenis kelamin
: Perempuan Usia
: 62 Tahun Agama
: Kristen Protestan Pekerjaan
: petani Alamat
: Janjimaria Tamba Sekolah
: SD Opan adalah wanita yang memiliki pekerjaan sebagai petani kopi. Ibu ini
memiliki anak 11 orang yang paling kecil sedang kuliah di Palembang. Ibu Opan memiliki suami bekerja sebagai petani kopi juga. Ibu Opan wanita yang sangat pintar
mengatur keuangan keluarga dan hemat dalam membeli kebutuhan keluarga. Selain sebagai petani atau pencari nafkah keluarga, Ibu Opan juga bekerja sebagai ibu
Rumah Tangga. Ibu Opan mengatakan bahwa kepercayaan ini sebenarnya jika dilihat dari agama bertentangan. Akan tetapi, kepercayaan ini merupakan kebudayaan maka
ia percaya terhadap tempat keramat. Ibu Opan mangatakan kepercayaan terhadap tempat keramat ini tidak mengganggu bagi kehidupan saya dan warga sekitar karena
selama mereka baik maka tidak sedikitpun mengganggu.
Universitas Sumatera Utara
9. Nama
: Anita Naibaho Jenis kelamin
: Perempuan Usia
: 23 Tahun Agama
: Kristen Protestan Pekerjaan
: Guru Alamat
: Tamba Dolok Sekolah
: S1 Anita ini merupakan salah satu anak masyarakat Daerah Tamba yang saat ini
sudah tinggal di kota Medan sejak dia menempuh pendidikan tinggi hingga anita bekerja. Anita bekerja sebagai guru di chinese school sekolah cina. Anita salah
seorang yang mempercayai tempat keramat hingga kini. Anita mempercayai tempat keramat ini sejak kecil namun, setelah dia kuliah di Medan, pola pikir dia semakin
berubah tentang keramat ini. Anita adalah salah satu anggota gerja di GKPI Padang Bulan Medan, Anita tidak pernah lupa untuk beribadah setiap hari minggunya. Bagi
dia gereja adalah rumah pertama dia. Anita tidak pernah terlambat untuk beribadah ke gereja. Setelah menempuh pendidikan tinggi, Anita merasa bahwa tempat keramat ini
tidak masuk akal kalau tempat keramat dikatakan sakral. Meskipun demikian, Anita sudah apa yang baik untuk dilakukan, Anita tetap melakukan dan mempercayainya
dikarenakan bahwa adanya dorongan dari orang tua, hingga saat ini dia masih mempercayainya meskipun dia kurang sepakat dengan saran orang tuanya Anita akan
selalu mendengarnya.
Universitas Sumatera Utara
10. Nama
: Andro Naibaho Jenis kelamin
: Laki - laki Usia
: 20 Tahun Agama
: Kristen Protestan Alamat
: Tamba Dolok Sekolah
: S1 Andro Naibaho adalah salah satu masyarakat Daerah Tamba yang
mempercayai tempat keramat. Andro adalah mahasiswa S1 Jurusan Teknik Elektro di Ilmu Teknologi Komputer ITM semester 5. Andro adalah orang berprestasi
dikampusnya, dengan IPK yang dia peroleh setiap semesternya 3 koma keatas. Andro adalah orang yang suka bekerja keras, disamping kuliah, Andro juga bekerja sebagai
guru les privat untuk anak SD sampai SMA. Andro orang yang patuh akan nasehat orang tua apapun nasehat orang tuanya dia selalu mendengar. Terkadang Andro mau
membantah demi kebenaran. Setiap Andro pulang kampung, tidak pernah berleha- leha kesana kemari, tetapi Andro selalu membantu orang tuanya ke ladang.
11. Nama
: Nova Tamba Jenis kelamin
: Perempuan Usia
: 20 Tahun Agama
: Kristen Protestan Alamat
: Janjimaria Tamba Sekolah
: S1 Nova adalah salah satu masyarakat Daerah Tamba yang ketepatan adalah adik
sipeneliti sendiri. Nova kuliah di Universitas Sriwijaya semester 3. Nova orang yang taat beribadah dan memiliki organisasi internal kampus yaitu PMK Persekutuan
Mahasiswa Kristen. Nova adalah orang yang taat akan nasehat orang tua, apapun
Universitas Sumatera Utara
yang disampaikan oleh orang tua nova selalu menaatinya, tetapi untuk kepercayaan terhadap tempat keramat ini, Nova agak bertentangan setelah dia belajar lebih dalam
tentang agama. Menurut Nova bahwa mempercayainya tempat keramat bertentangan dengan ajaran agama, tetapi karena nova orang yang patuh perintah atau nasehat
orang tua Nova akan selalu melakukannya.
12. Nama
: Hanni Tamba Jenis kelamin
: Perempuan Usia
: 20 Tahun Agama
: Kristen Protestan Alamat
: Tamba Dolok Sekolah
: S1 Hanni adalah salah seorang anggota masyarakat yang saat ini tinggal di medan
sedang menempuh pendidikan tinggi. Hanni kuliah di Universitas Darma Agung semester 3 Jurusan Pendidikan Kewarganegaraan. Hanni mempercayai tempat
keramat ini karena dia masih takut dengan mitos-mitos yang berkembang di masyarakat. Hanni mempercayainya sejak Hanni kecil hingga sekarang. Rasa takut
untuk melanggar peraturan yang disampaikan oleh masyarakat terutama orang tua sampai sekarang masih ada. Sebenarnya setelah dipahami lagi bahwa itu mungkin
hanya menakuti, tetapi hanni sendiri tidak berani untuk melanggarnya. Hanni mempercayainya dengan keluarganya dimana orang tuannya selalu menganjurkannya
di rumah. Meskipun hanni jarang pergi berkunjung dia akan tetap menjaga sikap di kampungnya karena di kampung itu penghuninya banyak.
Universitas Sumatera Utara
13. Nama
: Uluan Haro Munthe Jenis kelamin
: Laki-laki Usia
: 38 Tahun Agama
: Kristen Protestan Alamat
: Tamba Dolok Sekolah
: S1 Bapak Uluan Haro Munthe bertempat tinggal di Desa Tamba Dolok. Bapak ini
bekerja sebagai PNS Sekretaris Desa di Desa Tamba Dolok. Pak uluan memiliki istri sebagai Kepala Desa Tamba Dolok yaitu Merika Tamba. Mereka sudah 12 Tahun
menikah, tetapi sampai sekarang belum memiliki anak. Pak Uluan adalah orang yang ramah dan suka bercanda. Bapak ini tamatan dari Universitas Nomensen Sumatera
Utara. Saat peneliti menanya seputar Kepercayaan Tempat keramat, Pak Uluan sangat ramah menjawabnya. Pak Uluan juga salah satu penganut kepercayaan tempat
keramat ini sejak kecil hingga pada saat ini. Rumah Pak Uluan tidak jauh dari tempat keramat tersebut ± 1 km yaitu Sumur Tamba. Uluan menjabat sebagai Sekretaris Desa
baru 1 Tahun, Sebelum menjadi Sekretaris Desa. Pak Uluan pernah menjabat sebagai Kepala Desa selama 2 periode kemudian digantikan Istrinya Merika Tamba.
Universitas Sumatera Utara
14. Nama
: Merika Tamba Jenis kelamin
: Perempuan Usia
: 37 Tahun Agama
: Kristen Protestan Alamat
: Tamba Dolok Sekolah
: S1 Ibu Merika adalah Kepala Desa Tamba Dolok dimana suaminya adalah Pak
Uluan sebagai sekretaris Desa Tamba Dolok. Ibu Merika orangnya suka berbicara dan orangnya terbuka. Disamping Ibu Merika bekerja sebagai Kepala Desa memiliki
warung kecil-kecilan, sebagai penghasilan tambahan. Ibu Merika sangat merindukan kehadiran anak ditengah keluarganya, selama 12 tahun Ibu Merika selalu meminta
kepada Tuhan supaya di beri anak. Ibu Merika menikah dengan suaminya 12 tahun yang lalu. Sebelum Ibu Merika menikah dengan suaminya dia pernah dijodohkan
dengan seorang polisi, tetapi beliau tidak mau menikah dengan polisi tersebut hingga akhirnya beliau menikah dengan Pak Uluan setelah tamat S1. Ibu Merika juga salah
satu masyarakat yang percaya pada tempat keramat sejak kecil hingga pada saat ini.
Universitas Sumatera Utara
15. Nama
: Jaso Haro Jenis kelamin
: Laki-laki Usia
: 43 Tahun Agama
: Kristen Protestan Alamat
: Janjimaria Tamba Sekolah
: SMA Pak Jasa Haro adalah Kepala Desa Janjimaria Tamba. Pak Jasa Haro memiliki
istri yaitu Juni Tamba dan 4 orang anak. Pak Jasa Haro merupakan orang yang tidak terlalu suka bersosialisasi kepada orang lain, dia berbicara pada hal-hal yang penting
saja. Sebelum Pak Jasa menjabat sebagai Kepala Desa Janjimaria, Pak Jasa dan keluarganya tinggal di Mandala Medan. Pekerjaannya sehari-hari adalah supir angkot
135, dan istrinya hanya sebagai ibu rumah tangga. Alasan Pak Jasa pindah ke Desa Janjimaria Tamba karena tuntutan anak-anaknya untuk melanjutkan sekolah ke
pendidikan yang lebih tinggi. Menurut Pak Jasa sumber keuangan hanya supir angkot tidak akan tercukupi untuk membiayai pendidikan anak-anaknya kemudian, beliau
dan istrinya berencana untuk pulang kampong memperbaiki nasib. Setelah beliau pindah tempat tinggal ke Desa Janjimaria Tamba keluarganya yang ada di kampung
menyarankan supaya dia menjabat sebagai Kepala Desa Janjimaria, beliau menyetujuinya.
Beliau terpilih menjadi Kepala Desa Janjimaria Tamba, Saat itu juga anaknya berhasil masuk ke Perguruan Tinggi Negeri. Anak pertamanya masuk Ke IPDN
Jakarta dan anaknya yang kedua masuk jurusan pendidikan geografi di UNIMED sedangkan anaknya yang 2 lagi masih SMP dan SD. Pak Jasa dan keluarganya
percaya akan adanya tempat keramat dari ia sejak kecil begitu juga dengan istrinya karena beliau dan istrinya warga Desa Janjimaria. Namun, setelah mereka menikah
Universitas Sumatera Utara
dulu mereka merantau ke medan. Mereka juga mengajarkan atau memberitahu kepada anak-anaknya bahwa ada beberapa tempat keramat di Daerah Tamba yang perlu
diketahui anak-anaknya supaya mereka bisa menjaga sikapnya.
16. Nama
: Apul Rajagukguk Jenis kelamin
: laki-laki Usia
: 65 Tahun Agama
: Khatolik Alamat
: Tamba Dolok Sekolah
: SMA Pak apul adalah salah satu warga Desa Tamba Dolok pensiunan PNS, beliau
mempunyai istri Lumean Tamba. Pak Apul tidak memiliki anak hingga sekarang. Meskipun Pak Apul tidak memiliki anak dari istrinya mereka tetap semangat dan
bersukacita. Mereka selalu berpikir positip bahwa itu kehendak Tuhan, Mereka menyatkan bahwa mungkin Tuhan akan memberikan yang terbaik bagi mereka,
sehingga mereka tidak pernah menyerah untuk menjalani hari-harinya. Setelah Pak Apul pension dari PNS, pak apaul kembali beraktivitas sebagai petani meskipun
hanya untuk menghabiskan waktu sehari-harinya. Pak Apul sudah tua, memegang cangkul saja sudah gemetaran tetapi mereka tetap melakukan itu daripada mereka
tidak ada pekerjaan. Pak Apul juga salah satu Tokoh Adat di Desa Tamba Dolok, banyak jasa yang
sudah dilakukan oleh Pak Apul. Setiap ada pesta beliau selalu diminta untuk hadir dalam pesta tersebut karena Pak Apul salah satu tokoh adat yang tenang berpikir,
tidak gegabah dan mampu memberikan solusi-solusi yang baik ketika ada perdebatan. Pak Apul adalah satu penganut kepercayaan terhadap tempat keramat sejak beliau
Universitas Sumatera Utara
kecil hingga pada saat ini. Beliau sangat menghargai nasehat-nasehat orangtuanya zaman dahulu yang selalu memberikan nasehat yang terbaik bagi beliau. Demikian
dengan istrinya yang juga percaya pada tempat keramat yang ada di Desa tersebut.
17. Nama
: Jaraden Sinaga Jenis kelamin
: laki-laki Usia
: 46 Tahun Agama
: Katolik Alamat
: Tamba Dolok Sekolah
: S1 Pak Jaraden adalah salah satu warga masyarakat Desa Tamba yang mengabdi
pada masyarakat yaitu sebagi tenaga pengajar Guru di SMP. Pekerjaan dia seharinya-harinya adalah mengajar dan bertani. Pak Jaraden memiliki istri Mutiara
Sinurat yang pekerjaannya sebagai petani. Pak Jaraden adalah orang yang sayang keluarga, meskipun istrinya hanya seorang petani dia tetap membantu istrinya setelah
pulang mengajar dari sekolah. Menurut Pak Jaraden keluarganya adalah surga, sehingga Pak Jaraden Sinaga sangat menyangi keluarganya. Pak Jaraden Sinaga dan
keluarganya mempercayai tempat keramat ini, meskipun pemikiran beliau sudah memiliki perbedaan dengan masyarakat sekitar dari tingkat pendidikan namun, Pak
Jaraden Sinaga mempercayainya sebagai rasa hormat Pak Jaraden Sinaga kepada para leluhur bukan berarti mempercayainya tidak mempercayai agama sekarang yaitu
agama modern yang sudah masuk ke Daerah Tamba.
Universitas Sumatera Utara
18. Nama
: Magda Tamba Jenis kelamin
: Perempuan Usia
: 51 Tahun Agama
: Khatolik Alamat
: Tamba Dolok Sekolah
: SMA Ibu Magda adalah Kepala Sekolah SD sudah 30 tahun, sebelum beliau menjadi
Kepala Sekolah beliau hanya sebgai tenaga pengajar honorer kemudian diangkat menjadi PNS hingga beliau bisa mejadi kepala sekolah. Beliau orang yang ulet dan
suka bekerja keras, kegiatan sehari-harinya adalah mengajar dan bertani kopi. Ibu Magda memiliki suami Sahat Rajagukguk dan memiliki 6 orang anak, Ibu Magda
selalu berjuang untuk menyekolahkan anak-anaknya dengan semangat dan kerja keras. Anak pertamanya bekerja perkebunan pekan baru , anak kedua bekerja sebagai
Teller di BRI pangururan Samosir, anak ketiga, keempat masih kuliah di Universitas Darma Agung, dan anak kelima, keenam masih SMP dan SD. Ibu magda dan
keluarganya mempercayai adaanya keramat yang bisa membantu kehidupan mereka sehari- hari. Mereka percaya adanya Tuhan sebagai sumber penyelamat, tetapi mereka
percaya adanya keramat sebagai perantara Tuhan kepada manusia di Dunia bukan berarti melawan ajaran Tuhan. Hal ini mereka lakukan sebagai penghormatan mereka
pada orang tua mereka zaman dahulu.
Universitas Sumatera Utara
BAB V TEMUAN DAN INTERPRETASI DATA
5.1. Tahap pengembangan masyarakat Daerah Tamba
Masyarakat senantiasa akan berkembang jika masyarakat memiliki pola pikir atau cara pikir yang maju. Setiap manusia baik pribadi maupun kelompok
mememiliki pola pikir yang berbeda. Perbedaan pola pikir dapat dipengaruhi oleh lembaga atau lingkungan sekitar. Suatu benda atau suatu hal akan memiliki arti yang
berbeda jika masyarakat yang memandang tidak memiliki pandangan atau pola pikir yang sama yang mengakibatkan arti suatu benda itu adalah berbeda. Demikian
halnya dengan perkembangan masyarakat, kehidupan akan terus bergulir yang dimulai dari kehidupan yang memiliki pemikiran primitif hingga kehidupan yang
memiliki pemikiran yang lebih maju. Ilmu pengetahuan yang mempelajari mengenai
perkembangan masyarakat atau gerak sejarah masyarakat kepada arah kemajuannya.
Perkembangan masyarakat di dukung oleh ilmu pengetahuan yang maju yang bisa melihat dan mempelajari perkembangan atau gerak sejarah masyarakat
kepada arah kemajuannya atau dapat membawa masyarakat keluar dari keterbelakangan. Hal ini sama dengan yang dikatakan oleh Aguste Comte dengan
Hukum tiga tahap perkembangan masyarakat yaitu hukum teologis, hukum
metafisik, dan hukum positivisme.
Berdasarkan hasil penelitian yang peneliti lakukan bahwa hasil pra observasi sama dengan hasil penelitian. Hasil pra observasi menemukan bahwa masyarakat
Daerah Tamba berada pada tahap metafisik. Setelah peneliti melakukan penelitian lapangan benar bahwa Masyakat Daerah Tamba berada dalam tahap metafisik
dimana tahap metafisik Menurut Comte dalam Maliki 2012 : 62 dalam tahap ini
Universitas Sumatera Utara