dikabulkan. Misalnya keinginan untuk mendapat rejeki yang melimpah, kesehatan, dan keinginan memperoleh keturunan.
Untuk lebih jelasnya berikut hasil wawancara dengan salah seorang informan. “...Molo hita manjalo rohape ikkon mangelek, pasahat on ta
nadirohantai, dohot lapatanna, ikkon adong do tangian pangelekon tu akka oppung naparjolo i molo hita naeng
mangido asa ditangihon pangidoanta i.O.lbn Gaol Artinya
“...Saat kita mau meminta, kita harus memohon. Kita sampaikan apa yang ada dalam hati kita. Kita harus ada doa
permohonan kepada nenek moyang kalau kita mau meminta supaya keinginan kita bisa terkabul...”O.lbn Gaol
Hasil wawancara 14 November 2013
5.6.4. Faktor Pendukung dan penghambat dalam melestarikan Tradisi nenek moyang.
Dalam melestarikan tradisi nenek moyang ini ada beberapa pendukung dan
penghambat masyarakat melaksanakannya .
1. Faktor Pendukung
a. Sikap masyarakat yang tradisional
Adanya suatu sikap yang membanggakan dan mempertahankan tradisi- tradisi lama dari suatu masyarakat akan berpengaruh pada terjadinya proses
perubahan karena adanya anggapan bahwa perubahan yang akan terjadi belum tentu lebih baik dari yang sudah ada. Hal ini diungkapkan oleh salah seorang
informan oleh Tokoh Adat Desa Tamba Dolok yaitu bapak Apul Rajagukguk “…Aha naung adong najolo i, dang porlu gangguon, songon
dia naparjolo bah songoni ma taulahon. Unang ala zaman saonari didok jaman modern hita gabe talupahan akka tona ni
oppung naparjolo i. Jadi hami dison ikkon jaga on name do aha naung dilean ni naparjolo
. Pos ro ha niba molo diingot akka poda ni oppung naprjolo i. Molo saonari hubereng asal-
asal na ma jolma nang adong be adat na …”Apul Rajagukguk
Artinya
Universitas Sumatera Utara
“…Apa yang sudah ada sejak zaman dahulu tidak perlu diganggu gugat lagi, biarkanlah kebiasaan tersebut berjalan
sebagaimana biasanya. Jangan karena zaman semakin modern, pikiran kita jadi berubah jadi lupa zaman masa lalu. Meskipun
zaman saat ini modern, tetapi kami tetap mempertahankan apa yang diberikan orang tua kami zaman dahulu. Kita nyaman
kalau kita berpegang kepada ajaran para nenek moyang kita. Kalau sekarang ini yang saya lihat tidak ada lagi sopan santun
orang itu karena tidak karena ada lagi adat
…” Apul Rajagukguk.
Hasil wawancara pada tanggal 4 Januari 2014
b. Adanya prasangka buruk terhadap hal-hal baru.
Anggapan seperti ini biasanya terjadi pada masyarakat yang pernah mengalami hal yang pahit dari suatu masyarakat yang lain. Jadi bila hal-hal
yang baru dan berasal dari masyarakat-masyarakat yang pernah membuat suatu masyarakat tersebut menderita, maka masyarakat itu akan memiliki
prasangka buruk terhadap hal yang baru tersebut. Unuk itu, adanya kekhawatiran jika hal yang baru tersebut diikuti dapat menimbulkan kepahitan
atau penderitaan lagi. Untuk lebih jelasnya berikut hasil wawancara dengan salah seorang informan.
“...Masyarakat disini memiliki kecurigaan terhadap orang lain, teratama pendatang. Mereka selalu mengganggap bahwa
tujuan kedatangan orang lain datang adalah untuk mempengaruhi masyarakat supaya mereka tidak boleh
mempercayai tempat keramat, seperti kedatangan Orang Amerika pada tahun yang lalu mereka mengganggap bahwa
niat orang amerika tersebut adalah niat jahat. Masyarakat sangat Ramah melayani pendatang tersebut, tetapi saat
pendatang tersebut memberi saran dengantempat keramat, mereka sangat susah untuk menerima.Hal ini diakibatkan
adanya kasus yang sering didengar oleh masyarakat masalah pembabatan hutan yang mengakibatkan masyarkat
menderita...” Andro Naibaho Hasil wawancara pada tanggal 11 November 2013.
c. Adat atau kebiasaan.
Universitas Sumatera Utara
Biasanya pola perilaku yang sudah menjadi adat bagi suatu masyarakat akan selalu dipatuhi dan dijalankan dengan baik. Apabila pola
perilaku yang sudah menjadi adat tersebut sudah tidak dapat lagi digunakan, maka akan sulit untuk merubahnya, karena masyarakat tersebut akan
mempertahankan alat, yang dianggapnya telah membawa sesuatu yang baik bagi pendahulunya.
Faktor-faktor yang menghalangi terjadinya proses perubahan tersebut, secara umum memang akan merugikan masyarakat itu
sendiri karena setiap anggota dari suatu masyarakat umumnya memiliki keinginan untuk mendapatkan sesuatu yang lebih daripada yang sudah
didapatnya. Hal tersebut tidak akan diperolehnya jika masyarakat tersebut tidak mendapatkan adanya perubahan-perubahan dan hal-hal yang baru.
Untuk lebih jelasnya berikut hasil wawancara dengan salah seorang informan:
“…Sulit untuk meninggalkan kebiasaan yang sudah biasa kita lakukan, Saat kita ingin menerima hal baru sangat sulit untuk
menyatukannya dengan kebiasaan-kebiasaan yang sudah menjadi bagian hidup masyarakat. Mempercayai tempat
keramat sudah menjadi adat masyarakat Daerah Tamba yang melekat dalam kehidupan masing-masing…” Risana Tamba
Hasil wawancara tanggal 26 Januari 2014.
2. Faktor penghambat. Tradisi suatu masyarakat dapat mengalami perubahan memudarnya
suatu tradisi disebabkan semakin rasionalnya pemikiran seseorang atau kelompok yang dapat mengakibatkan kebiasaan tersebut terkikis. Kebiasaan
masyarakat tersebut lama- kalamaan bisa hilang dari diri seseorang atau kelompok. Hal ini disebabkan oleh:
Universitas Sumatera Utara
a. Sistem pendidikan formal yang maju.
Pada dasarnya pendidikan memberikan nilai-nilai tertentu bagi individu, untuk memberikan wawasan serta menerima hal-hal baru, juga memberikan
bagaimana caranya dapat berfikir secara ilmiah. Pendidikan juga mengajarkan kepada individu untuk dapat berfikir secara obyektif. Hal seperti ini akan
dapat membantu setiap manusia untuk menilai apakah kebudayaan masyarakatnya akan dapat memenuhi kebutuhan zaman atau tidak.
Untuk lebih jelasnya berikut hasil wawancara dengan salah seorang informan. “…Pendidikan on pe mambaen akka dakdanaki maol manjalo
saran, diulahon do nian aha na didok ale nga parjolo hami maralo, Alana augodang naiboto nasida sian hami akka naso
marsikkola on. Molo hami najolo holan diboto manjaha nunga godang antong tor dipaso akka natua- tua na be, jadi molo
saonari anggo so tammat kuliah nga maila mamereng jolma. Diparsikkolaan nunga diparsajari antong songon di sintong ni
namaragama on. Alana naung adong parsiajaran taringot tu agama
…” J.Tamba
Artinya “…Pendidikan membaut masyarakat khusunya anak-anak
semakin sulit untuk merima saran, mereka mau melakukan apa yang kami sarankan tetapi terlebih dahulu ada perdebatan. Ini
disebabkan karena pendidikan mereka sudah lebih tinggi dan mereka sudah lebih tau tentang agama. Kalau kami para orang
tua lulusan kami kebannyakan hanya lulusan SD dan SMP. Setelah tau membaca dan menulis para orang tua sudah
menghentikan untuk lanjut sekolah. Berbeda dengan zaman sekarang pendidikan nomor satu. Orang yang tidak mengeyam
pendidikan sampai pendidikan tinggi akan merasa malu sama orang lain. Jadi disetiap sekolah ajaran agama ini pasti ada
dan mereka lebih tau tentang kebenaran agama…”
J.Tamba. Hasil wawancara tanggal 11 November 2013
Universitas Sumatera Utara
5.7. Norma dalam masyarakat Daerah Tamba