Berdasarkan hasil wawancara dengan informan mengatakan masyarakat, melalui musrenbang semua argumen dan permasahan yang ada dalam masyarakat
dapat dicapai kata sepakat sehingga tujuan akan tercapai Berdasarkan hasil wawancara dengan informan mengatakan kalau kita lihat
perlu juga dianggarkan anggaran untuk Dinkes untuk menanggulangi bencana daerah karena itu sangat penting terbantunya rakyat yang terkena musibah.
5.3.2.2. Situasi Sumber Daya yang Ada
Berdasarkan penjelasan Kasubbag binaprogram Dinas Kesehatan Kabupaten Pidie Jaya tentang sumberdaya perencanaan yang ada sekarang ini, untuk sumber
daya perencanaan secara umum kita sudah memadai dimana Kasubbag Bina program tamatan S2, dan mengenai tenaga perencanaan yang membidangi kesehatan bencana
sampai dengan saat ini kita belum, ada dimana sangat dibutuh kan seorang yang betul-betul mengerti tentang perencanaan kesehatan bencana.
Berdasarkan penjelasan Kasi sumber daya manusia Bappeda Kabupaten Pidie Jaya tentang sumber daya perencanaan yang ada sekarang ini, kita di bagian SDM
Bappeda mempunyai tenaga perencanaan yang berpengalaman dimana rata-rata mereka tamatan S1, kita di Dewan rata- rata tamatan S1 walaupun ada juga yang
masih tamatan SMA
5.3.2.3. Data Keuangan dan Statistik
Berdasarkan penjelasan Sekretariat Bappeda Kabupaten Pidie Jaya tentang data keuangan yang ada sekarang ini, APBK Kabupaten Pidie Jaya tahun 2013
adalah Rp 474.453.803.835,- Empat ratus tujuh puluh empat milyar empat ratus
Universitas Sumatera Utara
lima puluh tiga juta delapan ratus tiga ribu delapan ratus tiga puluh lima rupiah terdidi dari berbagai pendapatan. Dari jumlah APBD tersebut dinas kesehatan
mendapat porsi dari APBK adalah sebanyak Rp.45.023.743.298,- Empat puluh lima milyar dua puluh tiga juta tujuh ratus empat puluh tiga ribu dua ratus sembilan puluh
delapan rupiah atau sekitar 9,48. Hal ini sangat bertolak belakang dengan amanat pasal 171 ayat 2 UU No 36 tentang kesehatan dimana besar anggaran kesehatan
pemerintah daerah provinsi, KabupatenKota dialokasikan minimal 10 sepuluh persen dari anggaran pendapatan belanja daerah diluar gaji. Sementara Pemka Pidie
Jaya hanya mengalokasikan 9,48 untuk kesehatan. Dari jumlah tersebut 75,75 habis untuk membayar gaji pegawai dan tujangan serta tambahan penghasilan PNS ,
jadi sisanya 24,24 untuk kegiatan program di Dinas Kesehatan. Semetara dalam UU No 36 pasal 171 ayat 3 untuk kepentingan pelayanan publik yang besarannya
sekurang-kurangnya 23 dua pertiga dari dari anggaran kesehatan dalam anggaran pendapatan dan belanja negara dan APBDAPBK.
Kalau kita lihat dari penjelasan diatas nampak lebih banyak anggaran terpakai untuk belanja pegawai dibandingkan untuk kepentingan publik, dimana angka
75,75 merupakan jumlah anggaran yang dipakai dinas untuk membayar gaji PNS dilingkungan dinas kesehatan.
Berdasarkan penjelasan Kepala Bappeda Kabupaten Pidie Jaya tentang data keuangan yang ada sekarang ini kalau dana tanggap darurat di APBD belum diajukan
dia mengunakan dana tak terduga, jadi berapa banyak anggaran yang dibutuhkan saat bencana bisa menggunakan dana APBN, walaupun Pemkab mengusul yang Rp,
Universitas Sumatera Utara
500.000.000,-lima ratus juta rupiah misalnya yang dibutuhkan Rp. 20.000.000.000,-dua puluh milyar rupiah itu semua menjadi tanggungjawab APBN.
Dana tak terduga harus selalu dipersiapakan oleh Pemkab dalam bentuk dana siap pakai seperti amanat UU no 24 tahun 2007 pasal 6 poin f pengalokasian
anggaran penanggulangan bencana dalam bentuk dana siap pakai, hal ini juga dipertegas dengan Peraturan Pemerintah No 22 tahun 2008 tentang pendanaan dan
pengelolaan bantuan bencana dalam pasal 6 ayat 3 pemerintah daerah dapat menyediakan dana siap pakai dalam anggaran penanggulangan bencana yang berasal
dari APBD yang ditempatkan dalam anggaran BPBD. Sumber anggaran belanja dan belanja menurut mata anggaran dinas kesehatan
sebagai berikut Pendapatan Daerah PAD atau lain-lain pendapatan Daerah yang sah dan sumbangan
pihak ketiga Jamkesmas atau jumlah Pendapatan
Rp.3.433.870.000,- Belanja Daerah
1. Belanja tidak langsung
Rp. 34.023.743.298,- 2.
Belanja langsung Rp. 10.916.660.645,-
2.1.Program pelayanan administrasi perkantoran Rp. 2.298.369.387,-
2.2.Program peningkatan sarana prasarana aparatur Rp. 208.402.000,-
2.3.Program peningkatan kapasitas aparatur Rp. 42.000.000,-
2.4.Program obat dan perbekalan kesehatan Rp. 1.446.036.000,-
2.5.Program upaya kesehatan masyarakat Rp. 298.000.000,-
Universitas Sumatera Utara
2.5.1. Upaya Penyelengara kesehatan khusus
Rp. 35.000.000,-
2.5.1.1. Kesehatan Bencana Rp.5.040.000,-