Tahap-tahap Perencanaan Anggaran Analisis Proses Perencanaan Anggaran Dinas Kesehatan untuk Penanggulangan Bencana di Kabupaten Pidie Jaya Tahun 2013

Tabel 4.4 Lanjutan Informan 2a Perencanaan dimulai dari penyusunan rentra, rentra itu sendri harus dari rentra 5 lima tahunan setelah tersusun renta setiap tahun di adakan musrenbang untuk menjaring aspirasi dari masyarakat, musrenbang diawali dari musrenbang desa musrenbang kecamatan musrenbang kabupaten lah paling tidak, setelah musrenbang kabupaten RKPK Rencana Kerja Pemerintah Kabupaten diwajibkan menyusun renja rencana kerja yang masing-masing renja itu rencana tahunan, renjanya itu harus mengadopsi usulan dari hasil musrenbang, Informan 3a Komisi C DPRK hanya mitra dengan dinas kesehatan dan bukan hanya dinkes saja tetapi beberapa leading sektor yang lain, tapi kita bicara hari ini berkenaan dengan kesehatan tapi kami tidak tau persis tentang anggaran khusus yang bisa kami sampaikan secara global misalkan dana anggaran 500 milyar dibagi setiap SKPK misalkan SKPK dinkes dapat sekian milyar itu mereka yang membuat program untuk diajukan ke bagian perencanaan lewat BAPPEDA mereka akan bentuk satu timjadi disitulah setelah lahir buku penjabaran angggaran RKA baru disodorkan kepada kami pihak legeslatif untuk bahan persamaan dengan tim anggaran tersebut, disitulah baru kami tau rincian apa-apa yang dikerjakan oleh dinas kesehatan. Sumber : Hasil Penelitian, 2013 data diolah Berdasarkan Tabel 4.4 diatas diketahui tanggapan informan tentang pentingnya dilakukan perencanaan anggaran, dan penjaringan aspirasi masyarakat ditingkat desa dengan melakukan musrenbang.

4.4 Tahap-tahap Perencanaan Anggaran

Proses perencanaan anggaran dilakukan dalam 4 tahap, yaitu menetapkan tujuan, menentukan situasi sekarang, mengidentifikasi pendukung dan penghambat tujuan dan mengembangkan rencana atau perangkat tindakan untuk mencapai tujuan. Universitas Sumatera Utara 4.4.1 Menetapkan Tujuan atau Perangkat Tujuan 4.4.1.1 Distribusi Persepsi tentang Perangkat Tujuan dalam Perencanaan Berdasarkan hasil wawancara mendalam kepada informan mengenai persepsi tentang tujuan atau perangkat tujuan dalam perencanaan, maka diperoleh pernyataan bahwa tujuan atau perangkat tujuan dari perencanaan yang dilakukan untuk mempersiapkan kegiatan perencanaan sehingga tidak tergesa-gesa dan tujuan perencanaan lebih efektif, jawaban para informan dapat dilihat melalui tabel dibawah ini: Tabel. 4.5 Matriks Persepsi Tentang Tujuan atau Perangkat Tujuan Perencanaan No. Informan Tanggapan Informan 1a jadi kita harus mebuat perencanaan yang matang paling tidak seperti yang saya ungkapkan tadi paling tidak tim kita harus siap, siapa yang akan kita hubungi jika terjadi bencana itu kan tim, jadi saya sendiri ada dari KIA Promkes dan semua itu tidak mungkin berjalan sendiri, Informan 1b Perancanaan yang masuk ke bina program adalah perencanaan yang dibuat oleh kasi pelayanan khusus atau dibawah kabid pelayanaan kesehatan, jadi beliaulah yang menangani bidang- bidang pelayanan khusus termasuk pelayanan kebencanaan atau tentang perencanaan kebencanaan beliau akan memasukkan program-program kebencanaan itu baru masuk kebagian bina program dan bina program akan memasukan kerencana anggaran RKA lalu prosesnya DPA melalaui mekanisme dewan Universitas Sumatera Utara Tabel. 4.5 Lanjutan Informan 2a usulan masyarakat harus ditampung direnja masing-masing setelah itu SKPK Satuan Kerja Perangkat Kabupaten nanti menyerahkan renja masing-masing kepada Bappeda kemudian Bappeda menyusun RKP Rencana Kerja Pemerintah berdasarkan renja SKPK dan musrenbang setelah menyusun RKPK setelah RKPK kemudian kabupaten menyusun KUA kebijakan umum anggaran anggaran-anggaran tahun berikutnya apa saja berdasarkan musrenbang dan juga Perda Peraturan Daerah, serta ada Juknis Petunjuk Teknis atau petunjuk pelaksanaan baru setelah KUA kemudian disusun PPAS preriotas plapon anggaran sementara untuk masing SKPK, KUA PPAS disusun bersama eksekutif dan Legislatif harus ada pengesahan legislatif kalau RKP itu pruduknya eksekutif saja. Sumber : Hasil Penelitian, 2013 data diolah Berdasarkan Tabel 4.5 diatas diketahui tanggapan informan tentang persepsi tujuan atau perangkat tujuan dimana harus menyusun perencanaan yang matang agar tujuan atau perangkat tujuan dapat dicapai. 4.4.2 Menentukan Situasi Sekarang 4.4.2.1 Distribusi Persepsi tentang Menentukan Situasi Berapa Jauh Organisasi Dari Sasaran Berdasarkan hasil wawancara mendalam kepada informan mengenai persepsi tentang menentukan situasi berapa jauh organisasi dari sasaran dalam perencanaan, maka diperoleh pernyataan bahwa masyarakat merupakan perioritas dalam perencanaan anggaran, jawaban para informan dapat dilihat melalui tabel dibawah ini: Universitas Sumatera Utara Tabel. 4.6 Matriks Persepsi tentang Menentukan Situasi Berapa Jauh Organisasi dari Sasaran. No. Informan Tanggapan Informan 1a Kita merencanakan untuk membuat sosialisasi dulu untuk petugas puskesmas yang belum terlaksana sampai hari ini mengingat dana kita yang sangat terbatas jadi sampai sekarang belum ada belum kita buat sosialisasi bencana yang melibatkan orang lain, tapi sekedar untuk petugas nya barang kali ada itu kemarin yang kita buat di balee dinkes hanya sekedar bagaima membuat data lalu daerah-daerah mana yang rawan bencana, mengenai anggaran seperti yang saya cerita tadi di RKA kami hanya membuat rapat rutin petugas puskesmas itu dana nya yang lain tidak ada memang dana nya sangat terbatas memang tidak tau kita ini mau masuk program apa kebencana Informan 3a Perioritas yang penting untuk orang terkena bencana itu,adalah kebutuhan pokok sembako untuk menunjang perbekalan mereka yaitu pakaian, barangkali saat musibah tidak sempat mengumpulkan pakaian barangkali diabawa air atau banjir perlu kita berikan selimut kain sarung baju Sumber : Hasil Penelitian, 2013 data diolah Berdasarkan Tabel 4.6 diatas diketahui tanggapan informan tentang persepsi menentukan situasi berapa jauh organisasi dari tujuan yang akan dicapai dalam perencanaan dimana publik atau masyarakat merupakan elemen terpenting dari tujuan perencanaan.

4.4.2.2 Distribusi Persepsi tentang Situasi Sumber Daya yang Tersedia

Berdasarkan hasil wawancara mendalam kepada informan mengenai persepsi tentang situasi sumber daya yang tersedia dalam perencanaan, maka diperoleh pernyataan bahwa sumber daya yang tersedia saat ini sudah sangat mendukung, Jawaban para informan dapat dilihat melalui tabel di bawah ini: Universitas Sumatera Utara Tabel. 4.7 Matriks Persepsi tentang Situasi Sumber Daya yang Tersedia Saat ini untuk Melakukan Proses Perencanaan No. Informan Tanggapan Informan 1b untuk sumber daya perencanaan secara umum kita sudah memadai dimana kasubbag bina program tamatan S2, dan mengenai tenaga perencanaan yang membidangi kesehatan bencana sampai dengan saat ini kita belum ada dimana sangat dibutuhkan seseorang yang betul-betul mengerti tentang perencanaan kesehatan bencana Informn 2a kita di bagian sumberdaya manusia mempunyai tenaga perencanaan yang berpengalaman dimana rata-rata mereka tamatan S1 dan punya keahlian dibidang masing-masing Informan 3a Kita di Dewan rata- rata tamatan S1 walaupun ada juga yang masih tamatan SMA Sumber : Hasil Penelitian, 2013 data diolah Berdasarkan Tabel 4.7 diatas diketahui tanggapan informan tentang situasi sumber daya yang tersedia saat ini untuk melakukan proses perencanaan diketahui rata-rara yang terlibat dalam perencanaan tamatan S2 walau ada sebagian kecil tamatan Diploma dan SMUSMA.

4.4.2.3 Distribusi Persepsi tentang Bagaimana Data Kuangan dan Statistik

Berdasarkan hasil wawancara mendalam kepada informan mengenai persepsi tentang situasi bagaimana data keuangan dan statistik yang tersedia dalam perencana, maka diperoleh pernyataan bahwa anggaran untuk dinas kesehatan tidak maksimal, jawaban para informan dapat dilihat melalui tabel dibawah ini: Universitas Sumatera Utara Tabel. 4.8 Matriks Persepsi Tentang Data Keuangan dan Statistik No. Informan Tanggapan Informan 1a pada tahun ini kasi pelayanan khusus hanya mengelola anggaran sebesar Rp 39.920.000,- Tiga puluh sembilan juta sembilan ratus dua puluh ribu rupiah, khusus untuk penanggulangan bencana kesehatan mendapat porsi Rp. 5.040.000,- Lima juta empat puluh ribu rupiah. Tiap-tiap puskesmas ada kita minta petugas 2 dua orang ditahun 2013 tidak ada kegiatan yang diusulkan mungkin untuk 2014 kita akan adakan rapat rutin untuk tenaga dari puskesmas dalam 1 thanun 2 kali mungkin akan kita pangil petugas dari puskesmas itu pun dana hanya 20000 dua puluh ribu untuk transpor jadi apa yang bisa dibuat jadi mungkin kita baru tau apa yang harus dibuat jadi kalau ada bencana seperti kemaren kita kan ada bencana banjir kami dari dinkes turun juga ke lokasi paling tidak kita mengumpulkan data dulu, tapi karena tidak ada pengunggsi kita tidak ada yang perlu memberi pelayanan, namun walaupun tidak ada pengungsi kita tetap mendata jumlah korban Informan 1b Anggaran,….. sangat-sangat kurang dari APBK adalah sebanyak Rp.45.023.743.298,- Empat lima miliyar dua puluh tiga juta tujuh ratus empat puluh tiga ribu dua ratus sembilan puluh delapan rupiah, itu pun untuk gaji saja sudah menghabiskan Rp.34.107.082.653,- Tiga puluh empat miliyar seratus tujuh juta delapan puluh dua ribu enam ratus lima puluh tiga rupiah, sisa Rp.10.916.660.645,- Sepuluh miliyar sembilan ratus enam belas juta enam ratus enam puluh ribu enam ratus empat puluh lima rupiah, baru untuk kegiatan rutin Dinkes Informan 2b APBK Kabupaten Pidie Jaya tahun 2013 adalah Rp.474.453.803.835,- Empat ratus tujuh puluh empat milyar empat ratus lima puluh tiga juta delapan ratus tiga ribu delapan ratus tiga puluh lima rupiah terdiri dari berbagai pendapatan. Dari jumlah APBD tersebut dinas kesehatan mendapat porsi dari APBK adalah sebanyak Rp.45.023.743.298,- Empat puluh lima milyar dua puluh tiga juta tujuh ratus empat puluh tiga ribu dua ratus sembilan puluh delapan rupiah Universitas Sumatera Utara Tabel. 4.8 Lanjutan Informan 2c Ya itu lah teknis penggunaan nya diatur khusus atau dengan peraturan khusus tapi penepantan dana tedak harus banyak dan bila itu terjadi bencana takterduga itu bisa lebih banyak karena masuk dipos itu jadi tidak ada istilah tidak ada uang walaupun yang dimasukkan Rp.500.000.000,- lima ratus juta rupiah yang keluar bisa Rp 20.000.000.000,- dua puluh meliyar rupiah itu urusan lain APBN Informan 3a Komisi C DPRK hanya mitra dengan dinas kesehatan dan bukan hanya dinkes saja tetapi beberapa leading sektor yang lain, tapi kita bicara hari ini berkenaan dengan kesehatan tapi kami tidak tau persis tentang anggaran khusus yang bisa kami sampaikan secara global misalkan dana anggaran 500 milyar dibagi setiap SKPK misalkan SKPK dinkes dapat sekian milyar itu mereka yang membuat program untuk diajukan ke bagian perencanaan lewat BAPPEDA mereka akan bentuk satu timjadi disitulah setelah lahir buku penjabaran angggaran RKA baru disodorkan kepada kami pihak legeslatif untuk bahan persamaan dengan tim anggaran tersebut, disitulah baru kami tau rincian apa-apa yang dikerjakan oleh dinas kesehatan. Sumber : Hasil Penelitian, 2013 data diolah Berdasarkan Tabel 4.8 diatas diketahui tanggapan informan tentang data keuangan dan statistik dimana anggaran untuk pelayanan kesehatan bencana masih sangat minim dan kemampuan daerah sangat terbatas. 4.4.3 Mengindentifikasi Pendukung dan Penghambat 4.4.3.1 Distribusi Persepsi tentang Mengindentifikasi Faktor Pendukung Berdasarkan hasil wawancara mendalam kepada informan mengenai persepsi tentang mengidentifikasi faktor pendukung dalam perencanaan, maka diperoleh pernyataan bahwa dimana Dinkes telah membentuk Tim penanggulangan bencana bidang kesehatan, jawaban para informan dapat dilihat melalui tabel dibawah ini: Universitas Sumatera Utara Tabel. 4.9 Matriks Persepsi tentang Mengindentifikasi Faktor Pendukung Dalam Perencanaan No. Informan Tanggapan Informan 1c Itu lah tadi kita telah membentuk tim siaga bencanaSK KADINKES nomor 083SK2013 Informan 2a Dinkes nanti kalau kebutuhan obat kurang, juga bisa menggunakan dana takterduga itu Informan 2c Dinas kesehatan yang meng back up kalau ada bencana mereka tidak ada anggaran khusus kalau ada bencana karena kita sudah ada BPBD jadi semua anggaran tentang kebencanaan atau untuk darurat ada di BPBD, istilahnya tidak ada khusus rutinitas ada mereka cuma bagian persiapan mereka begitu bencana mereka langsung bergerak jadi masaalah operasional dan lain nya sudah ada asupan dari BPBD dan juga bisa menggunakan dana untuk pengadaanna takterduga Informasi 3a Memang setiap ada penanggulangan bencana memang ada beberapa sektor yang membidangi tentang itu terutama sekali kan BNPB, kalau daerah BPBD, kalau Banda Aceh BPBA, kalau pusat BNPB, jadi kalau bantuan yang bersifat skala besar dia ada katagori nya yang bisa dikucurkan dana langsung oleh pusat tapi kalau misalkan bencana2 kecil yang langsung ditangani oleh daerah atau kabupaten, barangkali disamping BPBD ada tim SAR yang diperbantukan untuk membantu BPBD dan juga Dinkes maka kalau kita lihat perlu juga dianggarkan anggaran untuk Dinkes untuk menanggulangi bencana daerah karena itu sangat penting terbantunya rakyat yang terkena musibah. Sumber : Hasil Penelitian, 2013 data diolah Berdasarkan Tabel 4.9 diatas diketahui tanggapan informan tentang mengindentifikasi faktor pendukung dengan terbentuknya tim siaga bencana dinas kesehatan yang siap meng back up kegiatan penanggulangan bencana. Universitas Sumatera Utara

4.4.3.2 Distribusi persepsi tentang mengindentifikasi faktor penghambat

Berdasarkan hasil wawancara mendalam kepada informan mengenai persepsi tentang mengidentifikasi faktor penghambat dalam perencana, maka diperoleh pernyataan bahwa jumlah anggaran merupakan faktor utama, jawaban para informan dapat dilihat melalui tabel dibawah ini: Tabel. 4.10 Matriks Persepsi tentang Mengindentifikasi Faktor Penghambat dalam Perencanaan No. Informan Tanggapan Informan 1a Mengenai anggaran belum kita buat saja sudah dicoret tidak di acc ditingkat Dinkes kami ada membuatnya apa misalnya untuk bencana karena belum acc dari sana ya sudah. Tidak ada, apa pun tidak ada jadi kalu ada masukan dari anda kita kan buat jadi kata-kata apa saja yang cocok kita buat sehingga anggaran turun yang sudah kita buat sosialisasi bencana untuk petugas yang lain belum ada, yang lain sosialisasi di balee itu pun anggaran hanya Rp. 2.000.000 dua jutaan. Itu bisa jadi data yang menjadi kendala besar bagaiman kita mau menjual program kalau data tidak lengkap itu jadi masalah besar, lagi pula mungkin karena didinas kesehatan, bencana ini baru tahun kemaren dibawah saya, orang propinsi baru berapa kali ketempat kita disana juga belum begitu jalan di propinsi sendiri belum begitu apa, karena dikabupaten kalau kita bilang bencana lebih ke kepropinsi sana kan sudah disana anggarannya makan dari itu suatu kendala kita kalau diminta data gampang aja kan petugas puskesmas sudah ada paling tidak kita minta data daerah- daerah bencana di kecamatan ini dimana saja, hanya saja untuk itu semua diperlukan uang sambil membuat kode uang dengan jari-jarinyakita aja sendiri kalau disuruh turun kesana susah maka seperti itu yang sudah-sudah kami laksanakan Informan 1b Untuk urusan bencana selama ini tidak ada usulan dari desa. Kebetulan sudah 3 tahun saya disini tidak ada satupun usulan dari desa bagaimana mengenai penanganan bencana kebanyakan ke fisik ke poskesdes dan haal-hal yang lainnya yang bersifat tehnis dan bersifat non tehnis. Sementara kalau bencana dinas kesehatan hanya fokus pada pengobatan artinya Universitas Sumatera Utara Tabel. 4.10 Lanjutan jika terjadi bencana dinas kesehatan baru akan bekerja atau akan melakukan aksinya dengan menurunkan dokter perawat dan menyediakan obat-obatan yang ada didinas kesehatan, tepatnya digudang obat jadi ada stok obat kita yaitu digudang obat, dinas kesehatan tidak membuat perencanaan yang bersifat lapangan yaitu tidak bersifat turun langsung evakuasi, dia hanya bersifat pengobatan, jadi kalau RKA dia hanya mengalokasikan anggaran untuk honor dokter paramedis dan penyediaan obat, karena kegiatan kebencanaan lainnya itu kerjanya lintas sektor BPBD, TAGANA, DINSOS dll. dinkes sendiri titik beratnya hanya pada bagian pengobatan sedang kan pada evakuasi ada TAGANA, PMI, SAR. Informan 1c Keterbatasan anggaran dan juga kegiatan yang kita usul bisa jadi mereka menanggapi itu bukan merupakan tugas pokok dinkes karena selama ini kita sudah ada BPBD Untuk penggaulangan bencana mungkin sudah ada badanya kecuali yang ada tercantum dalam SPM, jadi kita untuk penanggungan bencana tidak masuk dalam SPM kita karena sudah ada badan tersendiri Pembentukan kasi khusus ini mulai tahun, ini struktur baru mungkin 2011. Dibawah pelayanan dasar yang dijabat oleh ibu tihawa. Jadi data-data yang sudah ada banyak di daerah kita tentang bencana banjir, Informan 2b …kemampuan daerah kita sudah demikian, disamping PAD Kabupaten Pidie Jaya yang masih minim Rp. 21.341.427.032,- Dua puluh satu milyar tiga ratus empat puluh satu juta empat ratus dua puluh tujuh ribu tiga puluh dua rupiah Informan 3a untuk lari dari permasaalahan atau keluar dari permasaalahah jangan kita salah kan orang lain tapi keenakan para dinas untuk menyalahkan orang lain setiap tidak kesampai hajat itu yang disalah kan kita sebenar pada sewaktu-waktu datang tim kesehatan dari propinsi diruang BAPPEDA baru kemarin 2012 kami diundang dan juga saya dari komisi C, disitu ada jamian sebagai sektaris, BAPPEDA, Asisten pembangunan adalah beberapa Dinkes saya dan orang propinsi, saya bilang begini batuan yang tersentuh langsung dengan masyarakat adalah didinas kesehatan kerena RS kita hanya menjadi rumah sakit untuk rujukan, jadi berapa cukup anggaran dari kami tidak masaalah untuk kita usahakan RS yang bertipe, kalau RS bertipe kucuran dana pusat kan banyak, jadi sampai hari ini baru reakreditasi belum terakreditasi itu yang sangat disayangkan itu Universitas Sumatera Utara Tabel. 4.10 Lanjutan kalau ada celah dalam tesis ini boleh diangkat sedikit masaalah kronologis RS Pidie Jaya agar pemerintah lebih serius menanggani masaalah RS ini, klau kami komisi C tidak sedikit pun menghalang-halangi. Informan 3b yang nama nya kita DPRK untuk rakyat kita mendukunng seperti bapak jamal katakan tadi karena terbatasnya yang diplot anggaran untuk Dinkes tersebut kadang-kadang BAPPEDA saja sudah lebih anggaran maksudnya tidak cukup anggaran untuk kesehatan maka BAPPEDA akan memotong, kadang-kadang pihak dinas kesehatan bilang ka dikoh bak DPR, orang DPR yang potong Program kami padahal tidak seperti itu di BAPPEDA saja sudah ini maksudnya sudah di pangkas. Sumber : Hasil Penelitian, 2013 data diolah Berdasarkan Tabel 4.10 diatas diketahui tanggapan informan tentang mengindentifikasi faktor penghambat karena ditingkat desa tidak ada usulan tentang kegiatan penanggulangan kebencanaan dan kegiatan kebencanaan bukan merupakan SPMnya dinas kesehatan. 4.4.4 Mengembangkan Rencana untuk Mencapai Tujuan 4.4.4.1 Distribusi Persepsi tentang Mengembangkan Berbagai Cara Bertindak Untuk Mencapai Tujuan Berdasarkan hasil wawancara mendalam kepada informan mengenai persepsi tentang mengembangkan berbagai cara bertindak untuk mencapai tujuan dalam perencanaan, maka diperoleh pernyataan bahwa koordinator dan saling kerja sama, jawaban para informan dapat dilihat melalui tabel dibawah ini: Universitas Sumatera Utara Tabel. 4.11 Matriks Persepsi tentang Mengembangkan Berbagai Cara Bertindak untuk Mencapai Tujuan dalam Perencanaan No. Informan Tanggapan Informan 1c …..kita berkoordinasi dengan BPBD yang jelas kita titik berat menanggulangi bidang kesehatan seperti sanitasi dan selalu berkordinasi dengan BPBD Mengenai anggaran khusus tentang penanggaulangan bencana itu berada dikasi masing-masing karena PEMDA menganggap ada yang menanggulangi Informan 2c Kita selalu berkoordinasi apabila terjadi bencana dalam skala propinsi atau nasional. Informan 3a memang setiap ada penanggulangan bencana memamng ada beberapa sektor yang membidangi tentang itu terutama sekali BPBN, kalau daerah BPBD, Klau Banda Aceh BPBA, Kalau pusat BPBN, jadi kalau bantuan yang bersifat skala besar dia ada katagori nya yang bisa dikucurkan dana langsung oleh pusat Sumber : Hasil Penelitian, 2013 data diolah Berdasarkan Tabel 4.11 diatas diketahui tanggapan informan tentang mengembangkan berbagai cara bertindak untuk mencapai tujuan melakukan koordinasi lintas sektor ketika terjadi bencana.

4.4.4.2 Distribusi Persepsi tentang Mengevaluasi Alternatif-alternatif yang Paling Sesuai

Berdasarkan hasil wawancara mendalam kepada informan mengenai persepsi tentang mengevaluasi alternatif-alternatif yang paling sesuai untuk mencapai tujuan dalam perencana, maka diperoleh pernyataan bahwa Dinkes tetap memasukkan alternatif-alternatif kegiatan kebencanaan dalam proses perencanaan anggaran di tingkat dinas, jawaban para informan dapat dilihat melalui tabel dibawah ini: Universitas Sumatera Utara Tabel. 4.12 Matriks Persepsi tentang Mengevaluasi Alternatif-alternatif Yang Paling Sesuai untuk Mencapai Tujun dalam Perencana No. Informan Tanggapan Informan 1b Perencanaan dimulai dari kasi masing-masing melalaui tupoksi contohnya tadi kasi pelayanan khusus di menangani masaalah- masaalah khusus termasuk salah satunya masaalah siaga bencana contoh misalnya meraka yang mengusulkan penetapan tim siaga bencana dinas kesehatan jadi merekalah yang menjadi orang nomor satu urusan kebencana walaupun nanti yang dijabat penanggung jawab adalah kepala dinkes, ketuanya kabid langsung dan sekteraitnya bidangnya atau kasi pelayanan khusus, dan anggota dibawahnya yang berhubungan dengan kebencanaaan, tapi itupun didalan rentra kita, kita tetap masukan untuk kegiatan-kegiatan yang bersifat kebencanaan walaupun tidak nampak sekali dalam kegiatan karena nomenklatur jadi kita selipkan subkegiatan , jadi semua itu dimulai dari kasinya karena kasinyalah yang lebih tau, karena kami di perencanaan ini hanya merekap masukan- masukan atau program-program kegiatan masing walaupun kami bisa memberi masukan-masukan atau pendapat-pendapat untuk mengisi program. RENSTRA juga kita masukan dadalam subkegiatan yang ada. Informan 1c Penanggulangan bencana yang ditangani oleh dinas kesehatan jadi setiap ada masalah dibidang bencana maka akan bergerak tim yang telah di bentuk didinas kesehatan setelah itu mungkin tentang kegiatan kegiatan lain disesuikan dengan keadaan misalnya kegiatan yang berhubungan dengan pasca bencana maka diserahkan kepada seksi pengelola program misalnya yang ada kaitan nya misalnya gizi, promkes KIA dan pengobatan pelayanan dasar dan langsung diketuai oleh kadis dan pelaksanaannya ditangani oleh kasi upaya pelayanan khusus yang di pegang oleh ibu Tihawa sedang kan yang lain nya kamu selalu berkoordinasi dengan BPBD Informan 2c ,…..Kalau dana tanggap darurat di APBD belum diajukan, jadi mengunakan dana tak terduga, kalau tidak terpenuhi bisa mengusulkan anggaran APBN Informan 3b sedang kan kami di dewan mempunyai tiga fungsi yaitu pengawasan, penggangaran dan legislatif sedangkan yang adek inginkan apa itu anggaran kesehatan khusus nya. Pihak pemda menempatkan anggaran maka dinas terkaitlah yang membuat Universitas Sumatera Utara Tabel. 4.12 Lanjutan program seperti yang tadi ada alurnya dan mekanisme jadi pihak dinas mengusulkan lewat BAPPEDA setelah di koreksi oleh BAPPEDA maka DPRK disini juga punya Fungsi penggangaran jugakan, jadi kelebetulan kadang-kadang pihak dinas kesehatan sebelum mengusulkan ke Bapeda kan dinas kesehatan istilah nya kan dinas kesehatan dengan komisi C adalah mitra, kebetulan mereka tidak membahas dengan kami dulu, jadi kalau mitra jadi kita ada pembelaan terhadap kawan jadi karena mereka tidak membahas duluan dengan kita jadi terpaksa dipembahasan kita tidak tau mana yang lebih penting, Sumber : Hasil Penelitian, 2013 data diolah Berdasarkan Tabel 4.2 diatas diketahui tanggapan informan tentang mengevaluasi alternatif-alternatif yang paling sesuai dimana kalau terjadi bencana maka akan melakukan usulan dana ke APBN untuk menutupi kekurangan anggaran didaerah dan dinas kesehatan tetap mengusulkan anggaran kesehatan untuk penanggulangan bencana walaupun tidak nampak sekali dalam kegiatan, karena nomenklatur jadi diselipkan kesubkegiatan. Universitas Sumatera Utara BAB 5 PEMBAHASAN 5.1. Data Umum Kabupaten Dari informasi yang didapat diketaui Kabupaten Pidie Jaya adalah wilayah rawan bencana bajir karena dilalui oleh 7 tujuh sungai yang sering mengakibatkan banjir bandang diantara 222 desagampoeng yang terdapat di Kabupaten Pidie Jaya 27 dua puluh tujuh diantaranya rawan banjir yang tersebar dalam 8 delapan Kecamatan yang ada di kabupaten Pidie Jaya. Selain banjir musiman kabupaten Pidie Jaya juga dilanda musibah gempa dan tsunami yang menlanda Aceh pada pada bulan desember tahun 2004. Hal ini disebabkan letak geografis Kabupaten Pidie Jaya berbatas langsung dengan selat malaka dan ke 8 delapan kecamatan yang terdapat di Kabupaten Pidie Jaya berda dipesisir selat malaka. Tidak tertutup kemungkinan terkena imbas gunung berapi puet sagoe yang berada didataran tinggi Kabupaten Pidie Kecamatan tangse di bagian selatan Kabupaten Pidie Jaya. Dari informasi yang didapat diketaui anggaran yang berhubungan dengan kegiatan kebencanaan terdapat dibeberapa SKPK dan lembaga non pemerintahan, dana untuk penanggulangan bencana yang banyak terdapat di DPKAD dana takterduga sebanyak Rp. 1000.000.000,- satu miliyar rupiah karena dana tersebut diperuntukan untuk kegiatan yang mendadak tanpa dipergunakan untuk kegiatan 74 Universitas Sumatera Utara belanja modal dan belanja tidak langsung sedang kan di SKPK yang lain tetap ada tapi masuk kedana rutin SKPK yang bersangkutan antara lain Dinsos Rp. 13.002.345.147,- tiga miliyar dua juta tiga ratus empat puluh lima ribu seratus empat puluh tujuh rupiah dan BPBD Rp. 2.002.802.849,- Dua miliyar dua juta delapan ratus dua ribu delapan ratus empat puluh sembilan jadi pengunaan harus habis sampai berakhir tahun anggran berjalan, sedangkan dana tak terduga boleh disisakan untuk tahun angaran berikutnya. Untuk lembaga non pemerintahan anggaran yang telah dialokasikan merupakan dana hibah. PMI Rp 200.000.000,- Dua ratus juta rupiah dan Tim SAR Rp. 75.000.000,- Tujuh puluh lima juta rupiah yang pemamfaatannya mengikuti ADRT lembaga tersebut, dan dapat digunakan untuk kegiatan pelatihan kader Sedangkan di dinas kesehatan anggaran untuk penanggulangan bencana bidang kesehatan terdapat pada kasi upaya kesehatan khusus Rp. 5.040.000,- Lima juta empat puluh ribu rupiah yang pemamfaatannya untuk pertemuan kader kesehatan ditingkat pusksmas, sedangkan anggaran untuk pengadaan obat-obatan masuk kedalam kegiatan rutin dinas kesehatan dimana dalam pengadaannya di hitung 18 delapan belas bulan kerja. Jumlah anggaran yang terkait langsung dengan kegiatan kebencanaan dari beberapa SKPK dan lembaga non pemerintahan Rp. 1.280.040.000,- Satu milyar dua ratus delapan puluh juta empat puluh ribu rupiah. Universitas Sumatera Utara 5.2. Proses Perencanaan Anggaran 5.2.1. Proses Perencanaan Anggaran di Kabupaten Pidie Jaya