Properti Jathilan Komponen Pertunjukan Jathilan
Tema Sumber Cerita dan Komponen Pertunjukan Jathilan di DIY
Gambar 24. Kuda Khas Kabupaten Kulon Progo Foto: Kuswarsantyo, 2010
Bentuk kuda képang di kabupaten Kulon Progo secara spe- sifik berbeda dengan empat wilayah lain di Daerah Istimewa Yog-
yakarta. Bentuk kuda képang di Kulon Progo rata-rata dari sisi bentuk pada leher kuda memanjang tidak lengkung seperti di
Sleman, Kota, Bantul ataupun Gunung Kidul. Dengan bentuk fisik tersebut, kita dapat dengan mudah membedakan dengan kuda
képang di wilayah lain di DIY. Bentuk kuda képang lain yang ada di DIY adalah kuda képang khas yang ada di wilayah Baran, Kabu-
paten Gunung Kidul seperti dapat dilihat pada gambar berikut ini.
Gambar 25. Bentuk Kuda Képang di Banaran, Gunung Kidul Foto: Kuswarsantyo, 2011
Kesenian Jathilan dan Persebarannya di Daerah Istimewa Yogyakarta
Secara fisik bentuk kuda képang di Gunung Kidul ini lebih pendek dan ukurannya lebih kecil dibanding kuda kepang di wila-
yah lain di DIY. Hal itu dikarenakan kuda képang ini lebih sering digunakan untuk penari putri.
Untuk wilayah Bantul dan Kota Yogyakarta kecenderungan bentuk kuda képang sama dengan yang ada di wilayah Kabupaten
Sleman. Hanya saja yang membedakan dari sisi ukuran, ornamen sunggingan kuda kepang. Selain bentuk-bentuk kuda kepang
yang menjadi ciri wilayah masing masing, kini berkembang kuda képang dengan ukuran raksasa seperti yang terlihat pada gambar
berikut ini.
Gambar 26. Kuda Képang Rasaksa Untuk Prosesi Festival Museum 2011 Foto: Kuswarsantyo, 2011
Tema Sumber Cerita dan Komponen Pertunjukan Jathilan di DIY
Gambar 27. Hasil Pengembangan Property Kuda Képang dalam Jathilan Lakon Aryo Penangsang Foto: Kuswarsantyo, 2011
Dari beberapa contoh bentuk kuda képang yang ada di wilayah DIY menunjukkan bahwa masing-masing wilayah memiliki
ciri dan keunikan tersendiri. Di samping itu, meskipun dari sisi bentuk kuda képang yang ada di wilayah DIY berbeda-beda,
namun dari sisi pemaknaan kuda képang dalam konteks acara memiliki kesamaan. Misalnya, dari sisi pewarnaan kuda képang
yang dikaitkan dengan acara tertentu di wilayah tersebut. Warna kuda yang dikenal selama ini ada empat macam yakni, merah,
hitam, putih dan kuning. Empat warna ini identik warna bangbin- tulu seperti yang digunakan tokoh Bima dalam wayang orang.
Makna bangbintulu di dalam wayang merupakan kekuatan yang diperoleh
dari berbagai
sumber sehingga menempatkan sosok Bima menjadi sakti mandraguna. Dalam masalah pewarnaan kuda ké-
pang ini masing-masing memiliki sifat sesuai dengan karakter kuda.
Kesenian Jathilan dan Persebarannya di Daerah Istimewa Yogyakarta
Warna merah adalah simbol keberanian, kewibawaan, dan semangat kepahlawanan. Kedua warna putih melambangkan ke-
sucian. Makna kesucian di sini dalam pemahaman kesucian pikiran
dan hati yang akan direfleksikan dalam semua panca indera se- hingga menghasilkan suatu tindakan tindak tanduk yang selaras
dan dapat dijadikan panutan. Warna hitam adalah warna kuat menggambarkan rasa percaya diri seseorang. Warna kuning me-
rupakan simbol kemakmuran, kemewahan, dan keanggunan. Secara simbolis, kuda képang merupakan kesenian yang di-
jadikan simbol perlawanan terhadap elite penguasa ketika itu. Seperti penuturan Sutrisno, bahwa munculnya kesenian jathilan
pada awalnya adalah untuk menunjukkan perlawanan terhadap penguasa yang ketika itu kekuasaan pemerintah Jawa di bawah
kerajaan. Ketika itu, ruang untuk berkomunikasi dan berkumpul sangat dibatasi karena perbedaan kelas dan alasan kestabilan
kerajaan. Meski dalam kondisi tertekan, rakyat tidak mungkin me- lakukan perlawanan secara langsung kepada penguasa. Rakyat ke-
tika itu sadar bahwa untuk melakukan perlawanan tidak cukup de- ngan
bermodalkan cangkul dan parang. Untuk melawan dibutuh-
kan kekuatan dan kedigdayaan serta dukungan logistik yang cu- kup. Menyadari hal itu, akhirnya luapan perlawanan yang berupa
sindiran diwujudkan dalam bentuk kesenian, yaitu kuda kepang jathilan. Dipilihnya kuda képang sebagai simbol dalam kesenian
jathilan ini karena kuda merupakan simbol kekuatan dan kekuasa- an para elite bangsawan dan prajurit kerajaan ketika itu yang tidak
dimiliki rakyat jelata. Simbol kuda dalam kesenian jathilan di sini
Tema Sumber Cerita dan Komponen Pertunjukan Jathilan di DIY
hanya diambil semangatnya untuk memotivasi hidup bagi rakyat kecil di pedesaan.