Tingkat Heterogenitas dan Pendidikan Masyarakat

Perkembangan Bentuk Penyajian Kesenian Jathilan di DIY dan Problematikanya akan relatif lebih cepat berkembang kesenian tradisionalnya. Se- baliknya, wilayah yang sulit untuk diakses karena sarana pen- dukung transportasi tidak mendukung, maka relatif akan lebih lambat dari sisi pengembangannya. Secara rasional keberadaan kesenian di wilayah yang sulit terjangkau oleh pendatang atau pengunjung tentu saja bentuk dan jenis seni tradisional yang ada tidak akan banyak terpengaruh oleh budaya luar komunitas tersebut. Artinya, nilai-nilai keaslian seni tradisional di wilayah ini masih akan terjaga. Sungguhpun di luar wilayah tersebut, seni tradisional telah berkembang pesat karena adanya pengaruh arus globalisasi. Di antara lima dati II di DIY, Kabupaten Sleman merupakan wilayah dengan kompleksitas dukungan infrastruktur paling leng- kap. Secara geografis wilayah Kabupaten Sleman berada di per- batasan dengan Kota Yogyakarta. Secara kultural potensi yang dimiliki Sleman secara kuantitas lebih banyak dibanding empat wilayah lain. Secara edukasional, Sleman merupakan wilayah yang diuntungkan karena memiliki dua pusat pendidikan terkemuka, di mana terdapat dua perguruan tinggi besar yakni Universitas Gadjah Mada dan Universitas Negeri Yogyakarta. Dampak dari itu semua adalah memberikan kontribusi terhadap percepatan proses perkembangan potensi masyarakat yang akan berimbas pada masalah kebudayaan dan kesenian. Hal ini beralasan karena interaksi masyarakat asli warga Sleman dengan pendatang sangat terbuka. Proses tegur sapa kulturalpun akan terjadi dengan cepat, yang pada akhirnya akan Kesenian Jathilan: Identitas dan Perkembangannya di Daerah Istimewa Yogyakarta mendorong pertumbuhan potensi wilayah, termasuk seni per- tunjukannya. Keadaan ini berbanding terbalik dengan potensi seni tradisional yang ada di wilayah Kabupaten Gunung Kidul dan Kulon Progo. Secara kualitas, potensi seni tradisional yang ada di Gunung Kidul dan Kulon Progo tidak banyak terpengaruh oleh budaya lain, kecuali budaya yang berkembang di wilayah itu sendiri. Per- masalahan yang terjadi terkait dengan kemudahan sarana trans- portasi untuk menjangkau wilayah kesenian tradisional ini paling tidak dapat dijadikan salah satu alasan mengapa seni tradisional yang hidup berkembang di wilayah desa terpencil sulit untuk berkembang.

5. Arus Teknologi Informasi

Munculnya teknologi modern merupakan anak kandung kapitalisme, karena ia juga menjadi mesin penggerak meluasnya sistem kapitalisme di seluruh dunia. Dalam sistem kapitalisme terdapat sistem produksi yang berorientasi industrialisme yang banyak menimbulkan dampak negatif, yaitu eksploitasi. Terjadinya eksploitasi sesungguhnya merupakan bentuk penindasan sekaligus agar tata cara teknologi masyarakat menyesuaikan industri global. Sampai sekarang istilah teknologi telah digunakan secara umum dan merangkum suatu rangkaian sarana, proses, dan ide di samping alat-alat dan mesin-mesin. Perluasan arti itu berjalan terus sehingga sampai pertengahan abad ini muncul perumusan teknologi sebagai sarana atau aktivitas yang dengannya, manusia Perkembangan Bentuk Penyajian Kesenian Jathilan di DIY dan Problematikanya berusaha mengubah atau menangani lingkungannya. Ini merupa- kan suatu pengertian yang sangat luas karena setiap sarana per- lengkapan maupun kultural tergolong suatu teknologi. Menurut Alisyahbana, teknologi telah dikenal manusia sejak jutaan tahun yang lalu, karena dorongan untuk hidup yang lebih nyaman, lebih makmur, dan lebih sejahtera. Sejak awal peradaban manusia sebenarnya telah ada teknologi, meski pu istilah tek o- logi belu digu aka a usia. Istilah tek ologi berasal dari kata techne atau cara dan logos atau pengetahuan. Jadi, secara harfiah teknologi dapat diartikan sebagai pengetahuan tentang cara. Dengan demikian, pengertian teknologi adalah cara untuk melakukan sesuatu untuk memenuhi kebutuhan manusia dengan bantuan akal dan alat sehingga seakan-akan dapat memperpanjang, memperkuat, atau membuat lebih ampuh anggota tubuh, panca- indera, dan otak manusia Alisyahbana, 1980: 23. Dari apa yang diungkapkan Alisyahbana, menjadi jelas bahwa konsep perubahan yang terjadi dalam lingkungan sosial masyarakat, dapat dipengaruhi oleh faktor-faktor internal yang dilandasi keinginan manusia untuk hidup lebih maju. Digunakan- nnya teknologi informasi adalah kenyataan yang telah terjadi dalam kehidupan masyarakat. Hal ini dibuktikan dengan adanya arus penerimaan informasi tentang bencana di wilayah yang jangkauan wilayahnya sangat jauh dapat dilihat secara langsung melalui layar televisi. Demikian pula siaran pertandingan sepak- bola piala dunia dapat disaksikan masyarakat di berbagai pelosok desa secara langsung. Layanan informasi melalui teknologi tidak