KHALIFAH ABU BAKAR ASH SHIDDIQ

49 pada masa it u benar-benar dipandang sebagai sat u soal yang besar. Lebih-l ebih karena yang dihadapi kaum musl imin ial ah j enazah Rasul Al l ah s. a. w. Hal it u waj ar. Rasanya t idak ada kehormat an yang l ebih t inggi dari pada memperol eh kesempat an memberikan pel ayanan t erakhir kepada j enazah suci it u. Akhirnya Imam Al i r. a. dengan t erus t erang dan t egas berkat a: Tidak ada orang yang bol eh t urun ke l iang l ahad bersama Abu Thal hah sel ain aku sendiri dan Abbas. Sungguh pun sudah ada ket egasan sepert i it u dari Imam Al i r. a. , namun dalam prakt ek ia membol ehkan j uga Al -Fadhl bin Abbas dan Usamah bin Zaid t urun ke l iang l ahad. Hal it u menimbul kan rasa kurang enak di kal angan kaum Anshar. Mereka menunt ut agar ada seorang dari kaum Anshar yang ikut . Tunt ut an yang adil it u akhirnya disepakat i dan dit unj ukl ah orangnya, Aus bin Khaul iy. Aus dul u pernah ikut akt if dal am perang Badr mel awan kaum musyrikin Qureiys. Dal am semua kegiat an membenahi pemakaman j enazah Rasul Al lah s. a. w. , Imam Al i r. a. benar- benar memainkan peranan yang sangat dominan. Bahkan wakt u memandikan j enazah bel iau, Imam Al i r. a. l ah sat u-sat unya orang yang menj amah j asad manusia agung it u. Hal it u dimungkinkan karena sebel umnya banyak orang yang sudah mendengar, bahwa Rasul Al lah s. a. w. sendiri pernah menyat akan, hanya Imam Al i r. a. saj a yang bol eh mel ihat aurat bel iau. Kesan Imam Al i r. a. yang sangat mendal am dan selal u t erkenang dari perist iwa memandikan j enazah suci it u ial ah: …kubal i kkan sedikit saj a, j asad bel iau sudah menurut . Sama sekali t idak kurasakan berat . Seol ah-olah ada t angan l ain yang membant uku, bukan l ain past i t angan Mal aikat . Riwayat l ain mengat akan, bahwa yang memandikan j enazah Rasul Al l ah s. a. w. bukan hanya Imam Al i r. a. , t et api j uga Abbas bin Abdul Mut t hal ib sert a dibant u ol eh dua orang put eranya yang bernama Al -Fadhl dan Qut sam, di samping Usamah bin Zaid. Usamah bin Zaid dan Syukran, yang sampai saat t erakhir menj adi pembant u Rasul Al l ah s. a. w. , dua-duanya menuangkan air. Jasad j enazah suci dimandikan t et ap dal am mengenakan pakaian. Di saat memandikan Imam Al i r. a. t ert egun ol eh keharuman bau semerbak dan sambil bergumam mengucapkan: Demi Al l ah, al angkah harumnya engka. u di wakt u hidup dan set el ah meninggal Sement ara riwayat mengat akan pul a, hahwa pemakaman j enazah suci it u dil akukan pada mal am hari di bawah cahaya gemerlapan bint ang-bint ang di l angit hening. Di t engah keheningan mal am it u t erdengar det ak-dent ing suara orang menggali lahad, bercampur suara sal ing berbisik, seol ah-olah j angan sampai mengusik ket enangan j enazah agung yang sedang menuj u ke pembaringan t erakhir. Tidak j auh dari t empat pamakaman t erdengar suara haru para wanit a t ert ahan mengendap-endap rint ihan duka. Innaa Lil lahi wa innaa il aihi raaj iuun…

Bab VI : KHALIFAH ABU BAKAR ASH SHIDDIQ

Di saat kaum musl imin sedang resah mendengar berit a t ent ang waf at nya Rasul Al l ah s. a. w. , sej uml ah kaum Anshar menyel enggarakan pert emuan di Saqif ah Bani Saidah unt uk memperbincangkan masalah penerus kepemimpinan Rasul Al l ah s. a. w. Ikut sert a bersama mereka seorang t okoh Anshar, Saad bin Ubadah. Di dal am bukunya yang berj udul As Saqif ah, Abu Bakar Ahmad bin Abdul Azis Al-Jauhary menget engahkan riwayat t ent ang t erj adinya peri st iwa pent ing di Saqif ah t empat pert emuan Bani Saidah. Ant ara l ain dikemukakan, bahw a t okoh t erkemuka Anshar, Saad bin Ubadah, dal am keadaan menderit a sakit l umpuh sengaj a digot ong unt uk menghadiri pert emuan t ersebut . Karena t idak sanggup berbicara dengan suara keras, ia mint a kepada anaknya, Qeis bin Saad, supaya meneruskan kat a-kat anya yang dit uj ukan kepada semua hadirin. Dengan suara l ant ang Qeis meneruskan kat a-kat a ayahnya: 50 Kal ian t ermasuk orang yang pal ing dini memel uk agama Isl am, dan Isl am t idak hanya dimil iki ol eh sat u qabil ah Arab. Sesungguhnya ket ika masih berada di Makkah, sel ama 13 t ahun di t engah-t engah kaumnya, Rasul Al l ah mengaj ak mereka supaya menyembah Al l ah Maha Pemurah dan meninggal kan berhala-berhal a. Tet api hanya sedikit saj a dari mereka it u yang beriman kepada beliau. Demi Al l ah mereka t idak sanggup mel indungi Rasul Al l ah s. a. w. Mereka t idak mampu memperkokoh agama Al l ah . Tidak mampu membel a bel iau dari serangan musuh- musuhnya. Kemudian All ah mel impahkan keut amaan yang t erbaik kepada kal ian dan mengaruniakan kemul iaan kepada kalian, sert a mengist imewakan kalian pada agama-Nya. Al l ah t el ah mel impahkan nikmat kepada kal ian berupa iman kepada-Nya, dan kesanggupan berj uang mel awan musuh-musuh-Nya. Kal ian adal ah orang-orang yang pal ing t eguh dal am menghadapi siapa pun j uga yang menent ang Rasul Al l ah s. a. w. Kal ian j uga merupakan orang-orang yang l ebih dit akut i ol eh musuh-musuh bel iau, sampai akhirnya mereka t unduk kepada pimpinan Al l ah, suka at au t idak suka. Dan orang-orang yang j auh pun akhirnya bersedia t unduk kepada pimpinan Isl am, sampai t iba saat nya Al l ah menepat i j anj i-Nya kepada Nabi kalian, yait u t unduknya semua orang Arab di bawah pedang kal ian. Kemudian Al lah memanggil pul ang Nabi Muhammad s. a. w. keharibaan- Nya dalam keadaan beliau puas dan ridho t erhadap kal ian. Karena it u pegang t eguhl ah kepemimpinan di t angan kal ian. Kalian adal ah orang-orang yang pal ing berhak dan pal ing af dhal unt uk memegang urusan it u Kat a-kat a Saad bin Ubadah it u disambut hangat ol eh pemuka-pemuka Anshar yang hadir memenuhi Saqif ah Bani Saidah. Apa yang dikemukakan ol eh t okoh t erkemuka kaum Anshar it u memperol eh dukungan mut l ak. Kami t idak akan menyimpang dari perint ahmu t eriak mereka hampir serent ak. Engkau kami angkat unt uk memegang kepemimpinan it u, karena kami merasa puas t erhadapmu dan demi kebaikan kaum musl imin, kami rela Set el ah menyat akan dukungan kepada Saad bin Ubadah hadirin menyampaikan pendapat - pendapat t ent ang kemungkinan apa yang bakal t erj adi. Ada yang mengat akan, sikap apakah yang harus diambil j ika kaum Muhaj irin berpendirian, bahwa mereka it ul ah yang berhak at as kepemimpinan ummat ? Sebab mereka it u past i akan mengat akan: Kami inilah sahabat Rasul Al l ah dan l ebih dini memel uk Isl am. Mereka t ent u j uga akan menyat akan diri sebagai kerabat Nabi dan pel indung bel iau. Mereka past i akan menggugat : at as dasar apakah kal ian menent ang kami memegang kepemimpinan sepeninggal Rasul Al l ah? Bagaimana kal au t imbul probl ema sepert i it u? Pert anyaan it u kemudian dij awab sendiri ol eh sebagian hadirin: Kal au t imbul pert anyaan- pert anyaan sepert i it u kit a bisa mengemukakan usul kompromi kepada mereka, dengan menyarankan: Dari kami seorang pemimpin dari kalian seorang pemimpin. Kal au mereka bangga dan merasa t urut berhij rah, kami pun dapat membanggakan diri karena kami inil ah yang mel indungi dan membel a Rasul Al l ah s. a. w. Kami j uga sama sepert i mereka. Sama-sama bernaung di bawah Kit ab Al l ah. Jika mereka mau menghit ung-hit ung j asa, kami pun dapat menghit ung-hit ung j asa yang sama. Apa yang menj adi pendapat kami ini bukan unt uk mengungkit -ungkit mereka. Karenanya lebih baik kami mempunyai pemimpin sendiri dan mereka pun mempunyai pemimpin sendiri Inil ah awal kel emahan, Uj ar Saad bin Ubadah sambil menarik naf as, set el ah mendengar usul kompromi dari kaumnya. Nyat a sekal i pert emuan it u mengarah kepada keput usan yang hendak mengangkat Saad bin Ubadah sebagai pemimpin kaum musl imin, yang bert ugas meneruskan kepemimpinan Rasul Al l ah s. a. w. Kesimpul an sepert i it u segera t erdengar ol eh Umar Ibnul Khat t ab r. a. Konon yang 51 menyampaikan berit a t ent ang hal it u kepada Umar r. a. ial ah seorang yang bernama Maan bin Addiy. Ket ika it u Umar r. a. sedang berada di rumah Rasul Al l ah s. a. w. Pada mul anya Umar r. a. menolak aj akan Maan bi n Adiy unt uk menyingkir sebent ar dari orang banyak yang sedang berkerumun di sekit ar rumah Rasul Al l ah s. a. w. Tet api karena Maan t erus mendesak, akhirnya Umar r. a. menurut i aj akannya. Kepada Umar Ibnul Khat t ab r. a. Maan memberit ahukan segal a yang sedang t erj adi di Saqif ah Bani Saidah. Dengan penuh kegel isahan dan kekhawat iran Maan menyampaikan inf ormasi kepada Umar r. a. Akhirnya ia bert anya: Coba, bagaimana pendapat anda? Tanpa menunggu j awaban Umar r. a. yang sedang berf ikir it u, Maan berkat a l ebih l anj ut : Sampaikan saj a berit a ini kepada saudara-saudara kit a kaum Muhaj irin. Sebaiknya kal ian pilih sendiri siapa yang akan diangkat menj adi pemimpin kal ian. Kul ihat sekarang pint u f it nah sudah t ernganga. Semoga Al l ah akan segera menut upnya. Umar r. a. sendiri t ernyat a t idak dapat menyembunyikan keresahan f ikirannya mendengar berit a it u. Ia bel um t ahu apa yang harus diperbuat . Ol eh karena it u ia segera menj umpai Abu Bakar Ash Shiddiq r. a. yang sedang t urut membant u membenahi persiapan pemakaman j enazah Rasul Al l ah s. a. w. Menanggapi aj akan Umar r. a Abu Bakar r. a. menj awab: Aku sedang sibuk. Rasul Al l ah bel um lagi dimakamkan. Aku hendak kauaj ak kemana? Umar r. a. t erus mendesak, dan sambil menarik t angan Abu Bakar r. a. ia berkat a: Tidak bol eh t idak, engkau harus ikut . Insyaa Al l ah kit a akan segera kembal i Abu Bakar r. a t idak dapat mengel ak dan menurut i aj akan Umar r. a. Abu Bakar r. a. Umar r. a. ke Saqif ah Sambil berj alan Umar Ibnul Khat t ab r. a. mencerit akan semua yang didengar t ent ang pert emuan yang sedang berl angsung di Saqif ah Bani Saidah. Abu Bakar r. a. merasa cemas dengan t erj adinya perkembangan mendadak, di saat orang sedang sibuk mempersiapkan pemakaman j enazah Rasul Al l ah s. a. w. Dua orang it u kemudian mengambil keput usan unt uk bersama-sama berangkat menuj u Saqif ah Bani Saidah. Set ibanya di Naqif ah, mereka l ihat t empat it u penuh sesak dengan orang-orang Anshar. Di t engah-t engah mereka t erlent ang t okoh t erkemuka mereka, Saad bin Ubadah, yang sedang sakit . Set el ah mengucapkan sal am dan masuk ke dalam Saqif ah, Umar r. a. yang t erkenal bert abiat keras it u ingin cepat -cepat berbicara. Abu Bakar r. a. yang sudah mengenal t abiat Umar r. a, segera mencegah: Bol eh kau bicara panj ang l ebar nant i. Dengarkan dul u apa yang akan kukat akan. Sesudah aku, bicaral ah sesukamu, uj ar Abu Bakar r. a. Umar r. a. diam, t ak j adi bicara. Abu Bakar Ash Shiddiq r. a. dengan penampilannya yang t enang dan berwibawa mul ai berbicara. Set el ah mengucapkan sal am, syahadat dan shalawat , dengan semangat keakraban ia berkat a dengan t egas dan l emah l embut . . . . Al l ah Maha Terpuj i t elah mengut us Muhammad membawakan hidayat dan agama yang benar. Beliau berseru kepada ummat manusia supaya memel uk agama Isl am. Kemudian Al lah membukakan hat i dan f ikiran kit a unt uk menyambut baik dan menerima seruan bel iau. Kit a semua, kaum Muhaj irin dan Anshar, adal ah or ang-orang yang pert ama memel uk agama Islam. Barulah kemudian orang-orang l ain mengikut i j ej ak kit a. Kami orang-orang Qureiys adal ah kerabat Rasul Al lah s. a. w. Kami adal ah orang-orang Arab dari ket urunan yang t idak berat sebel ah. Kal ian kaum Anshar adal ah para pembel a kebenaran Al l ah. Kal ian sekut u kami dal am agama dan sel al u bersama kami dal am berbuat kebaj ikan. Kal ian merupakan orang-orang yang paling 52 kami cint ai dan kami hormat i. Kal ian merupakan orang-orang yang pal ing rela menerima t akdir Al l ah, dan bersedia menerima apa yang t el ah dil impahkan kepada saudara-saudara kalian kaum Muhaj irin. Juga kal ian adal ah orang-orang yang pal ing sanggup membuang rasa iri-hat i t erhadap mereka. Kal ian orang-orang yang sangat berkesan di hat i mereka, t erut ama di kal a mereka dal am keadaan menderit a. Kal ian j uga merupakan orang-orang yang berhak menj aga agar Isl am t idak sampai mengalami kerusakan. Demikian Abu Bakar r. a. menurut cat at an Ibnu Abil Hadid, yang diket engahkannya dal am buku Syarh Nahj il Bal aghah, j i l id VI, hal aman 5 - 12. Orang-orang Anshar kemudian menyambut : Demi All ah kami sama sekali t idak merasa iri hat i t erhadap kebaj ikan yang di l impahkan Al l ah kepada kal ian kaum Muhaj irin. Tidak ada orang yang l ebih kami cint ai dan kami sukai sel ain kal ian. Jika kal ian sekarang hendak mengangkat seorang pemimpin dari kalangan kalian sendiri, kami rel a dan akan kami baiat . Tet api dengan syarat , apa bil a ia sudah t iada l agi --karena meninggal dunia at au l ainnya-- t iba gil iran kami unt uk memilih dan mengangkat seorang pemimpin dari kalangan kami, kaum Anshar. Bila ia sudah t iada lagi, t ibal ah kembali giliran kal ian unt uk mengangkat seorang pemimpin dari kaum Muhaj irin. Demikianl ah set erusnya selama ummat ini masih ada. It u merupakan cara yang pal ing kena unt uk memel ihara keadil an di kal angan ummat Muhammad. Dengan demikian set iap orang Anshar akan menj aga diri j angan sampai menyel eweng sehingga akan dit angkap ol eh orang Qureiys. Sebal iknya orang Qureiys pun akan menj aga diri unt uk t idak sampai menyel eweng agar j angan sampai dit angkap oleh orang Anshar. Mendengar pendapat orang Anshar it u, Abu Bakar r. a. t ampil l agi berbicara: Pada wakt u Rasul Al l ah s. a. w. dat ang membawa risalah, orang-orang Arab bersikeras unt uk t idak meninggal kan agama nenek-moyang mereka. Mereka membangkang dan memusuhi bel iau. Kemudian Al l ah ment akdirkan kaum Muhaj irin menj adi orang-orang yang t erdahul u membenarkan risal ah dan beriman kepada bel iau. Mereka t ol ong-menol ong dalam membant u Rasul Al l ah dan bersama bel iau dengan t abah menghadapi gangguan-gangguan hebat yang dil ancarkan ol eh kaumnya sendiri. Mereka t et ap t angguh menghadapi musuh yang t idak sedikit j umlahnya. Mereka adalah manusia-manusia pert ama di permukaan bumi ini yang bersembah suj ud kepada Al l ah. Merekapun orang-orang pert ama yang beriman kepada Rasul Al lah. Mereka adalah orang-orang kepercayaan dan sanak f amil i bel iau. Mereka l ebih berhak memegang kepemimpinan sepeninggal bel iau. Dal am hal it u t idak akan ada orang yang menent ang kecual i orang yang dzal im. Sesudah kaum Muhaj irin, t ak ada orang yang mempunyai kel ebihan dan kedinian memel uk Isl am sel ain kal ian. Ol eh karena it u pat ut l ah kal au kami ini menj adi pemimpin-pemimpin dan kal ian menj adi pembant u-pembant u kami. Dal am musyawarah kami t idak akan mengist imewakan orang l ain kecual i kal ian, dan kami t idak akan mengambil t indakan t anpa kal ian. Mendengar penj el asan Abu Bakar r. a. t ersebut , seorang Anshar bernama Hubab bin Al Mundzir bersit egang-l eher. Ia berseru kepada kaumnya: Hai Orang-orang Anshar Pegang t eguhl ah apa yang ada di t angan kalian. Mereka it u kaum Muhaj irin bukan l ain hanyal ah orang-orang yang berada di bawah perl indungan kal ian. Orang-orang Anshar t idak akan bersedia menj alankan sesuat u, sel ain perint ah yang kal ian keluarkan sendiri. Kal ianlah yang melindungi dan membel a Rasul Al l ah s. a. w. Kepada kal ian mereka berhij rah. Kal ian adal ah t uan rumah lsl am dan Iman. Demi Al l ah, Al l ah t idak disembah secara t erang-t erangan sel ain di t engah-t engah kal ian dan di negeri kalian. Shal at pun bel um pernah diadakan secara berj amaah sel ain di masj id-masj id kal ian. Iman pun t idak dikenal orang di negeri Arab sel ain mel al ui pedang-pedang kal ian. Ol eh 53 karena it u pegangl ah t eguh-t eguh kepemimpinan kalian. Jika mereka menol ak, biarl ah dari kit a seorang pemimpin dan dari mereka seorang pemimpin Sekarang t ibal ah saat nya Umar Ibnul Khat t ab r. a. berbicara. Dengan nada keras t ert ahan-t ahan ia berkat a: Al angkah j auhnya f ikiran it u. Dua bil ah pedang t ak mungkin berada dal am sat u sarung Orang-orang Arab t ak mungkin rel a menerima pimpinan kal ian. Sebab, Nabi mereka bukan berasal dari kal ian. Orang-orang Arab t idak akan menolak j ika kepemimpinan diserahkan kepada gol ongan Qureiys. Sebab, baik kenabian maupun kekuasaan berasal dari mereka. It ul ah al asan kami, kat a Umar r. a. selanj ut nya, yang sangat j el as bagi orang-orang yang t idak sependapat dengan kami. Dan it u pul al ah al asan yang sangat gambl ang bagi orang-orang yang menent ang pendapat kami. Tidak akan ada orang yang menent ang pendapat kami mengenai kepemimpinan Muhammad dan ahl i warisnya. Tidak akan ada orang yang dapat membant ah bahwa kami ini adalah orang-orang kepercayaan dan sanak f amil i bel iau. Hanyal ah orang-orang yang hendak menghidupkan kebat il an saj al ah yang mau berbuat dosa, at au mereka saj al ah orang-orang yang cel aka Hubab bin Al -Mundzir berdiri l agi seraya bert eriak: Hai orang-orang Anshar, j angan kal ian dengarkan perkat aan orang it u dan rekan-rekannya Mereka akan merampas hak kal ian. Jika mereka t et ap menol ak apa yang t el ah kal ian kat akan, kel uarkanl ah mereka it u dari negeri kal ian, dan pegangl ah sendiri kepemimpinan at as kaum musl imin. Kal ian adal ah orang-orang yang pal ing t epat unt uk urusan it u. Hanya pedang kal ian saj al ah yang sanggup menyel esaikan persoal an ini dan dapat menundukkan orang-orang yang t ak mau t unduk. Biasanya pendapat ku sering berhasil menyel esaikan persoal an rumit sepert i ini. Aku mempunyai cukup pengal aman dan penget ahuan t ent ang asal mul a t erj adinya persoal an sepert i ini. Demi Al l ah, j ika masih ada orang yang membant ah apa yang kukat akan, akan kuhancurkan bat ang hidungnya dengan pedang ini Hubab berkat a demikian, sambil menghunus pedang dari sarungnya. Abu Bakar r. a. di Baiat Ibnu Abil Hadid dal am bukunya mengemukakan l ebi h l anj ut t ent ang perist iwa debat di Saqif ah Bani Saidah it u sebagai berikut : Pada wakt u Basyir bin Saad Al -Khazraj iy mel ihat orang Anshar hendak bersepakat mengangkat Saad bin Ubadah sebagai Amirul Mukminin, ia segera berdiri. Basyir sendiri adal ah orang dari qabil ah Khazraj . Ia merasa t idak set uj u j ika Saad bin Ubadah t erpil ih sebagai Khal if ah. Berkat al ah Basyir: Hai orang-orang Anshar Wal aupun kit a ini t ermasuk orang-orang yang dini memel uk agama Isl am, t et api perj uangan menegakkan agama t idak bert uj uan sel ain unt uk memperol eh keridhoan Al lah dan Rasul -Nya. Ki t a t idak bol eh membuat orang banyak bert el e- t el e, dan kit a t idak ingin keri dhoan Al l ah dan Rasul -Nya digant i dengan urusan duniawi. Muhammad Rasul Al l ah s. a. w. adal ah orang dari Qureiys dan kaumnya t ent u l ebih berhak mewarisi kepemimpinannya. Demi Al l ah, Al l ah s. w. t . t idak memperl ihat kan alasan kepadaku unt uk menent ang mereka memegang kepemimpinan ummat . Bert aqwal ah kalian kepada Al lah. Janganl ah kalian menent ang at au membel akangkan mereka Mendengar suara orang Anshar memberi dukungan kepada kaum Muhaj irin, Abu Bakar r. a. berkat a l agi: Inil ah Umar dan Abu Ubaidah Baiat l ah sal ah seorang, mana yang kal ian sukai Tet api dua orang yang dit unj uk ol eh Abu Bakar r. a. menyahut dengan t egas: Demi Al l ah, kami berdua t idak bersedia memegang kepemimpinan mendahul uimu. Engkaul ah orang yang paling af dhal di kal angan kaum Muhaj iri n. Engkaul ah yang mendampingi Rasul Al l ah di dal am gua, dan engkau j ugalah yang mewakil i beliau mengimami shal at -shal at j amaah selama bel iau sakit . Shal at adalah sendi agama yang pal ing ut ama. Ul urkanl ah t anganmu, engkau kubaiat . Tanpa berbicara l agi, Abu Bakar r. a. segera mengul urkan t angan dan kedua orang it u -- yakni Umar r. a. dan Abu Ubaidah-- segera menyambut t angan Abu Bakar r. a. sebagai t anda 54 membaiat . Kemudian menyusul Basyir bin Saad mengikut i j ej ak Umar r. a. dan Aba Ubaidah. Pada saat it u Hubab bin Al-Mundzir berkat a kepada Basyir: Hai Basyir, engkau memecah bel ah Engkau berbuat sepert i it u hanya didorong ol eh rasa iri hat i t erhadap anak pamanmu, yakni Saad bin Ubadah. Begit u mel ihat ada seorang pemimpin qabil ah Khazraj membaiat Abu Bakar r. a. , seorang t erkemuka dari qabil ah Aus, bernama Usaid bin Udhair, segera pul a berdiri dan t urut menyat akan baiat nya kepada Abu Bakar r. a. Dengan l angkah Usaid ini, maka semua orang dari qabil ah Aus akhirnya menyat akan baiat nya masing-masing kepada Abu Bakar r. a. dan Saad bin Ubadah t erbaring t ak mereka hiraukan. Sampai hari-hari sel anj ut nya, Saad bin Ubadah t et ap t idak mau menyat akan baiat kepada Abu Bakar r. a. Hal it u sangat menimbul kan kemarahan Umar Ibnul Khat t ab r. a. Umar r. a. berusaha hendak menekan Saad, t et api banyak orang mencegahnya. Mereka memperingat kan Umar r. a. bahwa usahanya akan sia-sia belaka. Bagaimana pun j uga Saad t idak akan mau menyat akan baiat nya. Wal au sampai mat i dibunuh sekal ipun. Ia seorang yang mempunyai pendirian keras dan bersikap t eguh. Kat a mereka kepada Umar r. a. : Kal au sampai Saad mat i t erbunuh, anggot a-anggot a kel uarganya t idak akan t inggal diam sebel um semuanya mat i t erbunuh at au gugur. Dan kal au sampai mereka mat i t erbunuh, maka semua orang Khazraj t idak akan berpangku t angan sebel um mereka semua mat i t erbunuh. Dan kal au sampai orang Khazraj diperangi, maka semua orang Aus akan bangkit ikut berperang bersama-sama orang Khazraj . Pendapat Imam Al i r. a. Ket ika berl angsung proses pembaiat an Abu Bakar Ash Shiddiq r. a. sebagai Khal if ah unt uk meneruskan kepemimpinan Rasul Al l ah s. a. w. at as ummat Isl am, Imam Al i r. a. t idak ikut t erl ibat di dal amnya. Ia masih sibuk memper siapkan pemakaman j enazah Rasul Al l ah s. a. w. Hampir t idak ada ungkapan sej arah yang mengemukakan bagaimana sikap Imam Al i r. a. pada wakt u mendengar berit a t ent ang t erbaiat nya Abu Bakar r. a. secara mendadak sebagai Khal if ah. Tet api ist eri Imam Al i r. a. , put eri Rasul Al l ah s. a. w. yang sel al u bersikap t erus t erang, sukar menerima kenyat aan t erbaiat nya Abu Bakar r. a. sebagai Khal if ah. Sit t i Fat imah Azzahra r. a. berpendirian, bahwa yang pat ut memikul t ugas sebagai Khal if ah dan penerus kepemimpinan Rasul Al l ah s. a. w. hanyalah suaminya. Pendirian Sit t i Fat imah r. a. didasarkan pada kenyat aan bahwa Imam Al i r. a. adal ah sat u- sat unya kerabat t erdekat bel iau. Bahwa seorang anggot a ahl ul -bait Rasul Al l ah s. a. w. l ebih berhak ket imbang orang l ain unt uk menduduki j abat an Khal if ah. Sel ain it u Imam Al i r. a. j uga sangat dekat hubungannya dengan Rasul Al l ah s. a. w. , baik dil ihat dari sudut hubungan kekel uargaan maupun dari sudut prest asi besar yang t el ah diperbuat dal am perj uangan menegakkan agama Al l ah. Demikian pula il mu penget ahuannya yang sangat kaya berkat aj aran dan pendidikan yang diberikan l angsung ol eh Rasul All ah s. a. w. kepadanya. It u merupakan syarat -syarat t erpent ing bagi seseorang unt uk dapat di baiat sebagai penerus kepemimpinan Rasul Al l ah s. a. w. at as ummat nya. Dengan gigih Sit t i Fat imah r. a. memperj uangkan keyakinan dan pendiriannya it u. Pada suat u mal am dengan menunggang unt a ia mendat angi sej uml ah kaum Anshar yang t el ah membaiat Abu Bakar r. a. guna menunt ut hak suaminya. Kaum Anshar yang didat anginya it u menanggapi t unt ut an Sit t i Fat imah r. a. dengan mengat akan: Wahai put eri Rasul Al l ah s. a. w. , pembaiat an Abu Bakar sudah t erj adi. Kami t el ah memberikan suara kepadanya. Kal au saj a ia Imam Ali r. a. dat ang kepada kami sebelum t erj adi pembaiat an it u, past i kami t idak akan memilih orang l ain. Imam Al i r. a: sendiri dal am menanggapi pembaiat an Abu Bakar r. a. hanya mengat akan: Pat ut kah aku meninggal kan Rasul Al lah s. a. w. sebel um j enazah bel iau sel esai dimakamkan…, 55 hanya unt uk mendapat kekuasaan? Pembicaraan dan perdebat an mengenai masal ah kekhil af an banyak dil akukan orang, t ermasuk ant ara Imam Al i r. a. dan orang-orang Bani Hasyim di sat u f ihak, dengan Abu Bakar r. a. dan Umar r. a. di l ain f ihak. Semuanya it u t idak mengubah keadaan yang sudah t erj adi. Sebagai akibat nya hubungan ant ara Sit t i Fat imah r. a. dan Abu Bakar r. a. t idak l agi pernah berl angsung secara baik. Sebagai orang yang merasa dirinya must ahak memangku j abat an khal if ah, Imam Al i r. a. t idak meyakini t epat nya pembaiat an yang diberikan ol eh kaum Muhaj irin dan Anshar kepada Abu Bakar r. a. Sel ama 6 bul an ia mengasingkan diri dan menekuni il mu-il mu agama yang dit erimanya dari Rasul Al lah s. a. w. Dal am masa 6 bul an ini muncul l ah berbagai macam perist iwa berbahaya yang mengancam kel est arian dan kesent osaan ummat . Demi unt uk memel ihara kesent osaan Isl am dan menj aga keut uhan ummat dari bahaya perpecahan, akhirnya Imam Al i r. a. secara ikhlas menyat akan kesediaan mengadakan kerj a- sama dengan khal if ah Abu Bakar r. a. Terut ama mengenai hal -hal yang ol ehnya dipandang menj adi kepent ingan Isl am dan kaum musl imin. Sikap Imam Al i r. a. yang sepert i it u t ercermin dengan j el as sekal i dal am sepucuk surat nya yang ant ara l ain: Aku t et ap berpangku-t angan sampai saat aku mel ihat banyak orang-orang yang meninggal kan Isl am dan kembali kepada agama mereka semula. Mereka berseru unt uk menghapuskan agama Muhammad s. a. w. Aku khawat ir, j ika t idak membela Isl am dan pemel uknya, akan kusaksikan t erj adinya perpecahan dan kehancuran. Bagiku hal it u merupakan bencana yang l ebih besar dibanding dengan hil angnya kekuasaan. Kekuasaan yang ada di t angan kalian, t idak l ain hanyal ah suat u kenikmat an sement ara dan hanya selama beberapa wakt u saj a. Apa yang sudah ada pada kal ian akan l enyap sepert i l enyapnya bayangan f at amorgana at au sepert i l enyapnya awan. Ol eh karena it u, aku bangkit menghadagi kej adian it u, sampai semua kebat il an t ersingkir musnah, dan sampai agama berada dal am suasana t ent eram… Sej ak saat it u suara Imam Al i r. a. berkumandang kembali di t engah-t engah kaum musl imin, t erut ama pada saat -saat ia dimint ai pendapat -pendapat ol eh Khalif ah Abu Bakar r. a. Kesempat an-kesempat an semacam it u dimanf aat kan sebaik-baiknya unt uk memberi pengarahan kepada kehidupan Isl am dan kaum musl imin, agar j angan sampai menyimpang dari ket ent uan- ket ent uan Al l ah dan Rasul -Nya, baik di bidang l egisl at if t asyriiyyah, eksekut if t anf idziyyah, maupun j udikat if qadhaiyyah. Dial og Abu Bakar r. a. dengan Abbas r. a. Dal am buku Syarh Nahj il Bal aghah, j ilid I, hal aman 97-100. Ibnu Abil Hadid menget engahkan suat u ket erangan t ent ang sit uasi pada saat t erbaiat nya Abu Bakar r. a. sebagai Khal if ah. Ket erangan it u dikut ipnya dari penut uran Al -Barra bin Azib, seorang yang sangat besar simpat inya kepada Bani Hasyim. Aku adalah orang yang t et ap mencint ai Bani Hasyim, kat a Al -Barra bin Azib. Pada wakt u Rasul Al l ah s. a. w. mangkat , aku sangat khawat ir kal au-kal au orang Qureiys sudah punya rencana hendak menj auhkan orang-orang Bani Hasyim dari masalah it u, yakni masal ah kekhal if ahan. Aku bingung sekal i, sepert i bingungnya seorang ibu yang kehil angan anak kecil. Padahal wakt u it u aku masih sedih disebabkan ol eh waf at nya Rasul Al l ah s. a. w. Aku ragu-ragu menemui orang-orang Bani Hasyim, yang ket ika it u sedang berkumpul di kamar Rasul Al l ah s. a. w. Waj ah mereka kuamat -amat i dengan penuh perhat ian. Demikian j uga air muka orang- orang Qureiys. Demikian it ul ah keadaanku ket ika aku mel ihat Abu Bakar dan Umar t idak berada di t empat it u. 56 Sement ara it u ada orang mengat akan bahwa sej uml ah orang sedang berkumpul di Saqif ah Bani Saidah. Orang l ain l agi mengat akan bahwa Abu Bakar t el ah dibaiat sebagai Khal if ah. Tak l ama kemudian kul ihat Abu Bakar bersama-sama Umar Ibnul Khat t ab, Abu Ubaidah bin Al - Jarrah dan sej uml ah orang l ainnya. Mereka it u t ampaknya habis menghadiri pert emuan yang baru saj a diadakan di Saqif ah Bani Saidah. Kul ihat j uga hampir semua orang yang berpapasan dengan mereka dit arik; dihadapkan dan dipegangkan t angannya kepada t angan Abu Bakar sebagai t anda pernyat aan baiat . Saat it u hat iku benar-benar t erasa berat . Kemudian mal am harinya kul ihat Al -Miqdad, Sal man, Abu Dzar, Ubadah bin Shamit , Abul Hait sam bin At Taihan, Hudzaif ah dan Ammar bin Yasir. Mereka ini ingin supaya diadakan musyawarah kembali di kal angan kaum Muhaj iri n. Berit a t ent ang hal ini kemudian didengar ol eh Abu Bakar dan Umar. Berangkat l ah Abu Bakar, Umar, Abu Ubaidah dan Al-Mughirah unt uk menj umpai Abbas bin Abdul Mut t hal ib di rumahnya, Set el ah mengucapkan puj i dan syukur kehadirat Al l ah s. w. t . , Abu Bakar berkat a kepada Abbas: Al l ah t elah berkenan mengut us Muhammad s. a. w. sebagai Nabi kepada kalian. Al l ah pun t el ah mengaruniakan rahmat -Nya kepada ummat dengan adanya Rasul Al l ah di t engah-t engah mereka, sampai Dia menet apkan sendiri apa yang menj adi kehendak- Nya. Rasul Al l ah s. a. w. meninggal kan ummat nya supaya mereka menyel esaikan sendiri siapa yang akan diangkat sebagai waliy pemimpin mereka. Kemudian kaum musl imin memil ih diriku unt uk mel aksanakan t ugas memelihara dan menj aga kepent ingan-kepent ingan mereka. Pil ihan mereka it u kut erima dan aku akan bert indak sebagai wal iy mereka. Dengan pert ol ongan All ah dan bimbingan-Nya, aku t idak akan merasa khawat ir, l emah, bingung at aupun t akut . Bagiku t ak ada t auf iq dan pert ol ongan sel ain dari Al l ah. Hanya kepada Al l ah saj alah aku bert awakkal , kepada-Nya j ual ah aku akan kembali. Tet api, bel um l ama bersel ang aku mendengar ada orang yang menent ang dan mengucapkan kat a-kat a yang berl ainan dari yang t elah dinyat akan ol eh kaum musl imin pada umumnya. Orang it u hendak menj adikan kalian sebagai t empat berl indung dan bent eng. Sekarang t erserahl ah kepada kalian, apakah kalian hendak mengambi l sikap sepert i yang t el ah diambil ol eh orang banyak, at aukah hendak mengubah sikap mereka dari apa yang sudah menj adi kehendak mereka. Kami dat ang kepada anda, karena kami ingin agar kal i an ambil bagian dal am masal ah it u. Kami t ahu bahwa anda adalah paman Rasul Al l ah s. a. w. Demikian j uga semua kaum musl imin menget ahui kedudukan anda dan kel uarga anda di sisi Rasul Al l ah s. a. w. Ol eh karena it u mereka past i bersedia meluruskan persoal an bersama-sama anda. Terserahl ah kal ian, orang- orang Bani Hasyim, sebab Rasul Al l ah dari kami dan dari kalian j uga. Menurut Al -Barra, sampai di sit u Umar Ibnul Khat t ab menukas perkat aan Abu Bakar r. a. dengan cara-caranya sendiri yang keras. Kemudian Umar r. a berkat a kepada Abbas: Kami dat ang bukan kerena but uh kepada kal ian, t et api kami t idak suka ada orang-orang musl imin dari kal ian yang t urut menent ang. Sebab dengan cara demikian kal ian akan l ebih banyak menumpuk kayu bakar di at as pundak kaum musl imin. Lihat l ah nant i apa yang akan kal ian saksikan bersama- sama kaum musl imin. Menanggapi ucapan Abu Bakar r. a. sert a Umar r. a. t adi, menurut cat at an Al -Barra, wakt u it u Abbas menj awab: …Sebagaimana anda kat akan t adi, benarl ah bahwa Al l ah t el ah mengut us Muhammad s. a. w. sebagai Nabi dan sebagai pemimpin kaum msul imin. Dengan it u All ah t el ah melimpahkan karunia kepada ummat Muhammad sampai Al l ah menet apkan sendiri apa yang menj adi 57 kehendak-Nya. Rasul Al l ah s. a. w. t el ah meninggal kan ummat nya supaya mereka menyel esaikan sendiri urusan mereka dan memil ih sendiri siapa yang akan diangkat menj adi pemimpin mereka. Mereka t et ap berada di dalam kebenaran dan t el ah menj auhkan di ri dari buj ukan hawa naf su. Jika at as nama Rasul Al l ah s. a. w. anda mint a kepadaku supaya aku t urut ambil bagian, sebenarnya hak kami sudah anda ambil l ebih dul u. Tet api j ika anda mengat as-namakan kaum musl imin, kami ini pun sebenarnya adal ah bagian dari mereka. Dal am persoal an kal ian it u, kami t idak mengemukakan hal yang berl ebih-l ebihan. Kami t idak mencari pemecahan mel alui j al an t engah dan t idak pul a hendak menambah ruwet nya persoal an. Jika sekiranya persoal an it u sudah menj adi kewaj iban anda t erhadap kaum musl imin, kewaj iban it u t idak ada ar t inya j ika kami t idak menyukainya. Al angkah j auhnya apa yang t el ah anda kat akan t adi, bahwa di ant ara kaum musl imin ada yang menent ang, di samping ada l ain-l ainnya l agi yang condong kepada anda. Apa yang anda kat akan kepada kami, kal au hal it u memang benar sudah menj adi hak anda kemudian hak it u hendak anda berikan kepada kami, sebaiknya hal it u j anganl ah anda l akukan. Tet api j ika memang menj adi hak kaum musl imin, anda t idak mempunyai wewenang unt uk menet apkan sendiri. Namun j ika hal it u menj adi hak kami, kami t idak rel a menyerahkan sebagian pun kepada anda. Apa yang kami kat akan it u sama sekal i bukan berart i bahwa kami ingin menyingkirkan anda dari urusan kekhal if ahan yang sudah anda t erima. Kami kat akan hal it u semat a-mat a karena t iap huj j ah memerl ukan penj el asan. Adapun ucapan anda yang mengat akan Rasul Al l ah dari kami dan dari kalian j uga, maka beliau sesungguhnya berasal dari sebuah pohon dan kami adal ah cabang-cabangnya, sedangkan kal ian adal ah t et angga-t et angganya. Mengenai yang anda kat akan, hai Umar, t ampaknya anda khawat ir t erhadap apa yang akan diperbuat ol eh orang banyak t erhadap kami. Sebenarnya it ul ah yang sej ak semul a hendak kal ian kat akan kepada kami. Tet api hanya kepada Al l ah saj al ah kami mohon pert ol ongan. Kekhal if ahan Abu Bakar r. a. Masa kekhalif ahan Abu Bakar Ash Shiddiq r. a. kurang l ebih hanya dua t ahun. Dal am wakt u yang singkat it u t erj adi beberapa kal i krisis yang mengancam kehidupan Isl am dan perkembangannya. Perpecahan dari dalam, maupun rongrongan dari l uar cukup gawat . Di ut ara, pasukan Byzant ium Romawi Timur yang menguasai wilayah Syam mel ancarkan berbagai macam provokasi yang serius, guna menghancur kan kaum musl imin Arab, yang baru saj a kehil angan pemimpin agungnya. Dekat menj elang waf at nya, Rasul Al l ah s. a. w. merencanakan sebuah pasukan ekspedisi unt uk mel awan bahaya dari ut ara it u, dengan mengangkat Usamah bin Zaid sebagai pangl ima. Tet api bel um sempat pasukan it u berangkat ke medan j uang, Rasul Al l ah waf at . Set el ah Abu Bakar r. a. menj adi Khal if ah dan pemimpin ummat , amanat Rasul Al l ah dil anj ut kan. Pada mul anya banyak orang yang meribut kan dan meragukan kemampuan Usamah, dan pengangkat annya sebagai Pangl ima pasukan dipandang kurang t epat . Usamah dianggap masih ingusan. Lebih-l ebih karena pasukan Byzant ium j auh l ebih besar, l ebih kuat persenj at aannya dan l ebih banyak pengal aman. Apa l agi pasukan Romawi it u baru saj a mengal ahkan pasukan Persia dan berhasil menduduki Yerusal em. Di kot a suci ini, pasukan Romawi berhasil pul a merebut kembal i sal ib agung kebanggaan kaum Nasrani, yang semul anya sudah j at uh ke t angan orang-orang Persia. Dengan dukungan sahabat -sahabat ut amanya, Khalif ah Abu Bakar r. a. berpegang t eguh pada amanat Rasul Al l ah s. a. w. Dal am usaha meyaki nkan orang-orang t ent ang benar dan t epat nya 58 kebij aksanaan Rasul Al l ah s. a. w. , Imam Al i r. a. memainkan peranan yang t idak kecil . Akhirnya Usamah bin Zaid t et ap diserahi pucuk pimpinan at as sebuah pasukan yang bert ugas ke ut ara. Pengangkat an Usamah sebagai Panglima t ernyat a t epat . Usamah berhasil dal am ekspedisinya dan kembal i ke Madinah membawa kemenangan gemil ang. Bahaya desint egrasi at au perpecahan dal am t ubuh kaum musl imin mengancam pul a kesel amat an ummat . Muncul oknum-oknum yang mengaku dirinya sebagai nabi-nabi. Muncul pul a kaum munaf ik menelanj angi diri masing-masing. Beberapa Qabilah membel ot secara t erang-t erangan menol ak waj ib zakat . Sel ain it u ada qabil ah-qabil ah yang dengan sert a mert a berbal ik hal uan meninggalkan Isl am dan kembal i ke agama j ahiliyah. Pada wakt u Rasul Al l ah masih segar bubar, mereka it u ikut menj adi musl imin. Set el ah bel iau waf at , mereka memperl ihat kan bel angnya masing-masing. Seol ah-olah kepergian bel iau unt uk sel ama-l amanya it u dianggap sebagai pert anda berakhirnya Isl am. Demikian pula kaum Yahudi. Mereka mencoba hendak menggunakan sit uasi krisis sebagai pel uang unt uk membangun kekuat an perl awanan bal as dendam t erhadap kaum musl imin. Tidak kalah berbahayanya ial ah gerak-gerik bekas t okoh-t okoh Qureiys, yang kehil angan kedudukan set el ah j at uhnya Makkah ke t angan kaum musl imin. Mereka it u giat berusaha merebut kembal i kedudukan sosial dan ekonomi yang t el ah l epas dari t angan. Tent ang mereka ini Khal if ah Abu Bakar r. a. sendiri pernah berkat a kepada para sahabat : Hat i-hat il ah kal ian t erhadap sekel ompok orang dari kal angan sahabat yang perut nya sudah mengembang, mat anya mengincar-incar dan sudah t idak bisa menyukai siapa pun j uga sel ain diri mereka sendiri. Awasl ah kal ian j ika ada salah seorang dari mereka it u yang t ergelincir. Janganlah kal ian sampai sepert i dia. Ket ahuil ah, bahwa mereka akan t et ap t akut kepada kal ian, selama kal ian t et ap t akut kepada Al l ah… Berkat kepemimpinan Abu Bakar r. a. , sert a berkat bant uan para sahabat Rasul Al l ah s. a. w. , sepert i Umar Ibnul Khat t ab r. a. , Imam Al i r. a. , Ubaidah bin Al -Jarrah dan l ain-lain, krisis-krisis t ersebut di at as berhasil dit anggulangi dengan baik. Wat ak Abu Bakar r. a. yang demokrat is, dan kearif annya yang sel al u memint a nasehat dan pert imbangan para t okoh t erkemuka, sepert i Imam Al i r. a. , merupakan, modal pent ing dal am t ugas menyel amat kan ummat yang baru saj a kehil angan Pemimpin Agung, Nabi Muhammad s. a. w. Dengan masa j abat an yang singkat , Khalif ah Abu Bakar r. a. berhasil mengkonsolidasi persat uan ummat , mencipt akan st abil it as negara dan pemerint ahan yang dipimpinnya dan menj amin keamanan dan ket ert iban di sel uruh j azirah Arab. Abu Bakar Ash Shiddiq r. a. memang seorang t okoh yang l emah j asmaninya, akan t et api ramah dan l embut perangainya, lapang dada dan sabar. Sesungguhpun demikian, j ika sudah menghadapi masal ah yang membahayakan kesel amat an Isl am dan kaum musl imin, ia t idak segan-segan mengambil t indakan t egas, bahkan kekerasan dit empuhnya bil a dipandang perlu. Konon ia waf at akibat serangan penyakit demam t inggi yang dat ang secara t iba-t iba. Menurut buku Abqariyyat u Abu Bakar, yang di t ul is Abbas Muhammad Al Aqqad, sebenarnya Abu Bakar r. a. sudah sej ak l ama t erserang penyakit mal aria. Yait u beberapa wakt u set el ah hij rah ke Madinah. Penyakit yang diderit anya it u dal am wakt u rel at if l ama t ampak sembuh, t et api t iba-t iba kambuh kembali dal am usianya yang sudah l anj ut . Abu Bakar r. a. waf at pada usia 63 t ahun.

Bab VII : KHALIFAH UMAR IBNUL KHATTAB R. A.