WAFATNYA RASUL ALLAH S. A. W.

43 sudaah memel uk Isl am dan bergabung dal am pasukan Rasul Al l ah s. a. w. bersorak-sorai kegirangan menyaksikan pasukan musl imin kocar-kacir. Demikian j uga Syaibah bin Ut sman. Pasukan Malik bergerak t erus mengej ar pasukan musl imin yang l ari mundur dalam keadaan kacau dan berpencar-pencar. Keadaan menj adi gawat dan mengkhawat irkan. Rasul Al l ah s. a. w. merasa sukar sekal i mengendal i kan pasukan yang sudah kehil angan pamor sama sekali. Namun bel iau t et ap t enang dan t abah mengenderai kuda baghal nya yang berwarna put ih. Orang-orang yang t et ap mant ap menyert ai bel iau ant ara l ain t erdapat Imam Al i r. a. , Abbas bin Abdul Mut t hal ib r. a. , Abu Bakar r. a. dan Umar r. a. Berkat kegigihan dan ket angguhan para sahabat , berkat keberanian Imam Al i r. a. dan para sahabat l ainnya dal am memukul t iap serangan yang dit uj ukan t erhadap Rasul Al l ah s. a. w. , akhirnya kaum musl imin dapat dikendalikan dan diarahkan unt uk mel ancarkan serangan bal asan. Berangsur-angsur sit uasi berubah dan berbal ik, sehingga kemenangan yang sangat mengesankan akhirnya dapat diraih ol eh kaum musl imin. Dari perist iwa-perist iwa di at as dapat dil ihat dengan j el as peranan kepahl awanan Imam Ali r. a. Tiap keadaan gawat dan gent ing ia sel al u berada di samping Rasul Al l ah s. a. w.

Bab V : WAFATNYA RASUL ALLAH S. A. W.

Pada hari-hari t erakhir hayat nya Rasul Al l ah s. a. w. , Imam Ali r. a. t el ah sampai pada puncak kemat angannya, baik secara f isik, ment al maupun pemikiran. Ket aqwaan dan imannya yang kuat t el ah t eruj i dal am pengal aman membel a kebenaran Al l ah dan Rasul -Nya. Il mu-il mu Il ahiyah yang dit erimanya l angsung dari Nabi Muhammad s. a. w. t el ah cukup unt uk menghadapi dan menanggul angi berbagai probl em yang akan muncul di kal angan umat Isl am. Tent ang hal it u Nabi Muhammad s. a. w. sendiri t elah menegaskan: Aku ini adal ah kot anya il mu, sedang Al i adal ah pint unya. Penegasan Nabi Muhammad s. a. w. t ent ang kecerdasan dan kemat angan f ikiran Imam Al i r. a. kiranya cukup menj adi ukuran sej auh mana il mu-ilmu penget ahuan yang t el ah dit uangkan bel iau kepada put era pamannya it u. Pandangan Nubuwwah Adalah waj ar bil a Rasul Al l ah s. a. w. bangga mempunyai seorang kel uarga yang t el ah dibekali syarat -syarat unt uk dapat meneruskan kepemimpinannya at as kaum musl imin. Berkat ket aj aman pandangan nubuwwahnya, Nabi Muhammad s. a. w. t el ah mel ihat akan t erj adinya hal -hal yang t idak menggembirakan sepeninggal bel iau di masa mendat ang. Mengenai hal yang t erakhir ini, Ibnu Abil Hadi d dal am bukunya Syarh Nahj il Bal aghah, j il id X hal aman 182-183 mengat akan: Pada mal am hari set el ah mempersiapkan pasukan unt uk menghadapi rongrongan Romawi di Bal qa --di bawah pimpinan Usamah bin Zaid-- Nabi Muhammad s. a. w. berziarah ke makam Buqai. Set ibanya di makam it u bel iau mengucapkan: Assal amu al aikum, ya ahl al -qubur. Semoga t empat di mana kal ian berada ini l ebih t enang daripada yang akan dial ami ol eh orang-orang yang masih hidup. Suat u mal apet aka bakal t erj adi sepert i dat angnya malam yang gel ap-gul it a dari permul aan sampai akhir. Set el ah memohon pengampunan bagi para ahlil -qubur, bel iau memberit ahu para sahabat : Biasanya Jibril menghadapkan Al Quran kepadaku t iap t ahun sat u kal i, t et api t ahun ini menghadapkan kepadaku sampai dua kal i, kukira it u karena aj al ku sudah dekat . Keesokan harinya Rasul Al l ah s. a. w. mengucapkan khut bah di hadapan j emaah para sahabat . Bel iau berkat a: Hai orang-orang, sudah t iba saat nya aku akan pergi dari t engah-t engah kal ian. Barang siapa mempunyai t it ipan padaku hendaknya dat ang kepadaku unt uk kuserahkan kembal i kepadanya. Barang siapa mempunyai penagihan kepadaku hendaknya ia dat ang unt uk segera kul unasi. Hai orang-orang, ant ara Al l ah dan seorang hamba, t idak ada ket urunan at au urusan apa pun yang dapat mendat angkan kebaj ikan at au menolak keburukan, sel ain amal perbuat an. 44 Janganl ah ada orang yang mengaku-aku dan j anganl ah ada orang yang mengharap-harap. Demi Al l ah yang mengut usku membawa kebenaran, t idak ada apa pun yang dapat menyel amat kan sel ain amal perbuat an disert ai cint a-kasih. Seandainya aku berbuat durhaka aku pun past i t ergel incir. Ya Al l ah . . . , amanat -Mu t elah kusampaikan Dari ucapan-ucapan Rasul Al l ah s. a. w. mal am hari di makam Buqai dan dari khut bah bel iau yang diucapkan keesokan harinya, j el asl ah bagi kaum musl imin kesukaran-kesukaran yang bakal dihadapi sepeninggal Rasul Al l ah s. a. w. Kesukaran-kesukaran yang hanya dapat dit anggulangi dengan amal perbuat an yang disert ai cint a-kasi h, sesuai dengan aj aran Al l ah dan Rasul -Nya. Secara t idak langsung pun bel i au memperingat kan, bahwa barang siapa berbuat durhaka, ia past i akan t ergel incir ke j al an yang t idak diridhoi All ah s. w. t . Jat uh sakit Canang dan peringat an Rasul Al l ah s. a. w. kepada ummat nya it u diucapkan di kal a kaum musl imin di sel uruh j azirah Arab sudah dal am keadaan mant ap. Hanya dal am wakt u 10 t ahun, j azirah yang sel uas it u t el ah bernaung di bawah kibaran panj i-panj i agama Al lah. Unt uk pert ama kal inya dal am sej arah, j azirah yang dihuni ol eh qabilah-qabil ah, suku-suku dan puak- puak yang sal ing bert ent angan, bersaingan dan bercerai-berai it u, kini t el ah berhasil dipersat ukan dal am sat u agama, sat u aqidah dan sat u pimpinan. Agama Isl am aqidahnya ialah t auhid dan pimpinannya ial ah Rasul Al l ah s. a. w. At as kehendak Al l ah s. w. t . dan rakhmat -Nya sert a berkat kebij aksanaan Rasul -Nya, perj uangan mengakhiri paganisme agama keberhalaan t el ah mencapai prest asi yang l uar biasa besarnya. Missi suci menyebarkan agama Isl am, prakt is t el ah disel esaikan dengan sukses ol eh Nabi Muhammad s. a. w. Sekembalinya dari ibadah haj i wada, Rasul Al l ah s. a. w. mengangkat Usamah bin Zaid bin Harit sah sebagai pangl ima pasukan muslimin unt uk menghadapi rongrongan Romawi di Bal qa, sebel ah ut ara j azirah Arab. Pengangkat an Usamah yang baru berusia 22 t ahun it u, menimbul kan kekhawat iran di kal angan para sahabat t erkemuka. Sebab, sel ain Usamah masih t erdapat pangl ima-panglima yang t elah banyak makan garam peperangan dan pant as unt uk j abat an it u. Namun Rasul Al l ah s. a. w. t et ap berpegang t eguh pada kebij aksanaan yang t el ah dit et apkan. Secara psikologis pengangkat an Usamah bin Zaid adal ah t epat . Ia seorang t okoh muda yang cerdas dan penuh inisiat if . Lagi pula ayahnya, Zaid bin Harit sah, bukan nama yang kecil dalam j aj aran pahl awan-pahl awan Isl am. Ia gugur di Mut ah sebagai pahl awan syahid dal am pert empuran mel awan pasukan Romawi. Karena it u diharapkan Usamah akan mendapat kesempat an baik unt uk menunt ut bal as at as kemat ian ayahnya. Pada wakt u Usamah bin Zaid dan pasukannya yang besar it u sudah dal am keadaan siaga, t iba- t iba Rasul Al lah s. a. w. j at uh sakit . Baru kal i ini bel iau mengel uh t ent ang penyakit nya. Beliau menderit a penyakit demam t inggi . Tubuh yang sel ama hayat nya diabdikan kepada perj uangan di j al an Al lah s. w. t . , kini t iba-t iba hampir t ak bert enaga. Kaum musl imin sangat resah melihat penyakit bel iau yang t ampak gawat . Meskipun demikian, banyak j uga para sahabat yang t idak percaya, bahwa j asmani seorang manusia ut usan Al l ah yang kekar dan kuat it u bi sa dibuat t idak berdaya ol eh penyakit . Lebih- l ebih karena di masa sakit it u, bel iau masi h sibuk mengat asi keresahan f ikiran sement ara sahabat yang kurang bisa menerima pengangkat an Usamah. Mengenai Usamah ini, Nabi Muhammad s. a. w. cukup t egas. Put usan yang t el ah bel iau ambil t ak dapat dit awar-t awar l agi. Usamah bel iau perint ahkan agar bert indak sebagai pemimpin ekspedisi ke ut ara. Ket et apan yang bel iau ambi l it u besar art inya bagi kaum muda. Muhammad Husein Haikal dal am bukunya Hayat Muhammad t ent ang hal it u mengat akan: Timbul 45 keyakinan di kal angan kaum muda bahwa mereka pun mampu mengemban t ugas berat . Kebij aksanaan bel iau it u j uga merupakan pendidikan bagi mereka agar membiasakan diri memikul beban t anggung j awab yang besar dan berat . Makin hari penyakit yang diderit a-Rasul Al l ah s. a. w. makin gawat . Semul a bel iau t et ap berusaha agar dapat mel aksanakan t ugas sehari-hari, sepert i mengimami shal at j amaah. Akan t et api ket ika dirasa penyakit nya bert ambah berat , bel iau memerint ahkan Abu Bakar Ash Shiddiq r. a. menggant ikan bel iau melaksanakan t ugas yang amat mul ia it u. Perint ah Nabi Muhammad s. a. w. kepada Abu Bakar Ash Shiddi q ra. it ul ah yang kemudian diart ikan orang sebagai pet unj uk, bahwa Abu Bakar r. a. adal ah orang yang l ayak menduduki kepemimpinan ummat Isl am sepeninggal Rasul Al l ah s. a. w. Wasiyat Dal am keadaan menderit a sakit yang sedang gawat -gawat nya, Rasul Al l ah s. a. w. menyampaikan pesan kepada para sahabat nya kaum Muhaj irin, agar memel ihara persaudaraan dan menj aga hubungan baik dengan kaum Anshar. Mereka it u, yakni kaum Anshar, kat a Nabi Muhammad s. a. w. , adalah orang-orang t empat aku menyimpan rahasiaku dan yang t el ah memberi perl indungan kepadaku. Hendaknya kalian berbuat baik at as kebaikan mereka it u dan memaaf kan mereka bil a ada yang berbuat sal ah. Imam Al Bukhari dal am shahihnya menget engahkan sebuah hadit s, dengan sanad Ubaidil l ah bin Abdul l ah bin Ut bah dan berasal dari Ibnu Abbas, bahwa ket ika Rasul Al l ah s. a. w. sedang mendekat i aj al , berkat a kepada para sahabat yang berada di sekel il ingnya. Di ant ara mereka it u t erdapat Umar Ibnul Khat t ab r. a. Nabi Muhammad s. a. w. berkat a: Maril ah…, akan kut ul iskan unt uk kal ian suat u ki t ab secarik surat wasyiat dengan mana kalian t idak akan sesat sepeninggal ku. Mendengar it u Umar bin Ibnul Khat t ab r. a. berkat a kepada sahabat -sahabat l ainnya: Nabi dal am keadaan sangat payah dan kal ian t el ah mempunyai Al -Quran. Cukupl ah Kit ab Al l ah it u bagi kit a. Menanggapi perkat aan Umar r. a. it u para sahabat bersel isih pendapat . Ada yang mint a supaya segera disediakan al at t ul is agar Rasul Al l ah s. a. w. menul iskan wasiyat nya yang t erakhir. Ada pul a yang sependapat dengan Umar r. a. Terj adil ah pert engkaran mul ut , sehingga Rasul Al lah s. a. w. akhirnya menghardik: Nyahl ah kal ian Hadit s it u t idak perl u l agi dipersoal kan kebenarannya. Sebab Al -Bukhari sendiri meriwayat kan hadit s t ersebut di berbagai t empat dal am Shai hnya. Juga Muslim dal am Shahihnya pada bagian Wasiyat t erakhir meriwayat kan hadit s t ersebut dari Saad bin Zubair yang berasal dari Ibnu Abbas pul a. At -Thabrani dal am Al -Ausat h mengemukakan: Pada wakt u Rasul Al l ah s. a. w. menghadapi aj al , bel iau berkat a: Bawal ah kepadaku l embaran dan t int a. Akan kut ul iskan unt uk kal ian yang dengan it u kal ian t idak akan sesat sel ama-l amanya. Mendengar ucapan Nabi Muhammd s. a. w. it u, para wanit a yang menunggu di bel akang t abir hij ab berkat a kepada para sahabat Nabi yang berada di t empat it u: Tidakkah kal ian mendengar apa yang dikat akan ol eh Rasul Al l ah ? Umar Ibnul Khat t ab r. a. segera menyahut : Kukat akan, kal ian it u sama dengan wanit a-wanit a yang mengelil ingi Nabi Yusuf . Jika Rasul Al l ah sakit kal ian mencucurkan air mat a dan j ika bel iau sehat kal ian menunggangi l ehernya Mendengar ucapan Umar r. a. it u Rasul Al l ah s. a. w. kemudian berkat a mengingat kan: Biarkan 46 mereka it u, mereka it u l ebih baik daripada kalian. Hadist yang diket engahkan ol eh At -Thabrani it u t erdapat dal am Kanzul Ummal , j il id III, hl m 138. Penyakit Rasul Al l ah s. a. w. mencapai puncaknya ket ika bel iau berada di kediaman Sit t i Maimunah r. a. , sal ah seorang ist eri bel iau. At as kesepakat an semua ist erinya bel iau memint a supaya dibawa ke t empat kediaman Sit t i Aisyah r. a. Dengan berikat kepal a, bel iau kel uar dan berj al an sambil bert opang pada Imam Al i r. a. dan pamannya, Abbas. Beliau t iba di t empat kediaman Sit t i Aisyah r. a. dal am keadaan l emah sekal i. Beberapa hari kemudian, di saat banyak orang sedang menunaikan shal at j amaah yang diimami ol eh Abu Bakar r. a. , t iba-t iba Nabi Muhammad s. a. w. muncul di t engah-t engah mereka dengan bert opang pada Imam Ali r. a. sert a Al Fadhl bin Abbas. Shal at subuh berj amaah it u hampir saj a t ert unda karena hal yang mengej ut kan it u. Hal it u t ak sampai t erj adi, karena Rasul Al l ah s. a. w. memerint ahkan supaya shal at dil anj ut kan. Abu Bakar r. a. sendiri merasa rikuh, berniat mundur dan hendak menyerahkan imam shal at kepada beliau, t et api Nabi Muhammad s. a. w. mendorongnya dari bel akang sambil berucap set engah berbisik: Teruskan mengimami shal at . Bel iau kemudian mengambil t empat di samping kanan Abu Bakar r. a. dan menunaikan shal at sambil duduk. Seusai shal at Nabi Muhammad s. a. w. berbal ik menghadap kebel akang dan bert at ap-muka dengan j amaah yang memenuhi masj id. Semua bergembira melihat Rasul Al l ah s. a. w. berangsur sehat . Lebih t ert egun l agi t at kal a bel iau berkat a: Hai kaum musl imin, api neraka sudah bert iup dan f it nahpun akan dat ang sepert i mal am gel ap-gulit a. Demi Al lah, aku t idak akan menghal al kan sesuat u sel ain yang dihal al kan oleh Al Quran. Aku pun t idak akan mengharamkan sesuat u sel ain yang diharamkan ol eh Al Quran. Terkut ukl ah orang yang menggunakan pekuburan sebagai t empat bersuj ud Masj id. Kesehat an Rasul Al l ah s. a. w. yang secara t iba-t iba t ampak pul ih kembali dengan cepat t ersiar l uas dan disambut gembira sekali ol eh sel uruh kaum musl imin. Usamah bin Zaid, yang semul a sudah siap unt uk membubarkan pasukan, karena Rasul Al l ah s. a. w. sakit keras, kemudian menghadap bel iau unt uk mint a izin menggerakkan pasukannya ke Syam. Bahkan Abu Bakar r. a. sendiri pun yakin benar bahwa bel iau sudah bisa kembal i menj al ankan t ugas sehari-hari. Begit u pul a Umar Ibnul Khat t ab r. a. dan para sahabat dekat l ainnya, sekarang sudah beranj ak meninggal kan masj id guna menyel esaikan keperl uan masing-masing. Waf at Akan t et api kondisi kesehat an bel iau yang sepert i it u t ernyat a hanya semu belaka. Beberapa saat kemudian penyakit nya berubah menj adi gawat kembali. Det ik-det ik t erakhir hayat nya t iba dikal a beliau berbaring di pangkuan ist erinya, Sit t i Aisyah r. a. Agak l ain dari it u, menurut Imam Ahmad bin Hanbal dal am Masnadnya j il id II, hal aman 300, dan menurut At -Thabariy dal am DzakhairulUqba hal aman 73, beliau waf at di at as pangkuan Imam Al i r. a. Ucapan t erakhir yang kel uar pada det i k kemangkat an beliau ial ah Ar Raf iqul Al aa. minal j annah… Ada yang mengat akan beliau waf at pada bagian akhir bul an shaf ar t ahun 11 hij riyah. Ada pul a sej arawan yang menyebut permul aan Rabiul Awwal sebagai hari waf at beliau. Kaum Syiah, misal nya, mengat akan bahwa bel iau waf at dua hari t erakhir bulan shaf ar. Tet api banyak penul is sej arah l ainnya mengat akan pada permul aan bul an Rabiul Awwal t ahun 11 Hij riyah, at au t anggal 8 Juni t ahun 632 Masehi. Tent ang hari dan t anggal waf at nya Rasul Al l ah s. a. w. bukanl ah suat u masal ah yang perl u 47 dipersoal kan. Yang pent ing dan yang sangat perl u dit ekankan, bahwa pada saat -saat t erakhir hayat nya, bel iau t idak mengat akan siapa yang akan meneruskan kepemimpinan at as ummat nya. Hal ini di belakang hari akan menj adi t it ik perbedaan pendapat t ent ang kepemimpinan ummat di kal angan kaum musl imin. Rasul Al l ah s. a. w pul ang kehari baan Al l ah Rabbul al amin hanya meninggal kan Kit ab Al l ah yang berisi f irman-f irman-Nya, dan aj aran sert a t aul adan bel iau yang kemudian dikenal sebagai Sunnah Rasul Al l ah s. a. w. Bel iau mangkat meninggalkan Isl am sebagai buah risal ah suci dalam keadaan l engkap dan sempurna, yang kehadi rannya di permukaan bumi akan mel ahirkan peradaban baru dal am kehidupan manusia. Nabi Muhammad s. a. w. waf at meninggal kan kel uarga dan para sahabat , yang ket angguhan Iman dan keset iaannya kepada Isl am bi sa diandal kan unt uk menj amin kel est arian agama Al l ah dan mengembang-l uaskan manusia pemel uknya. Kebenaran t el ah t iba dan kebat ilan past i l enyap. It ul ah mot t o perj uangan ummat Isl am yang mau t idak mau harus diperhit ungkan ol eh kekuat an- kekuat an kuf f ar di Barat dan kekuat an-kekuat an musyrikin di Timur. Kemangkat an Rasul Al l ah s. a. w. merupakan perist iwa yang t idak diduga akan secepat it u. Kej adian yang t erasa sangat mengej ut kan it u, mengakibat kan banyak kaum musl imin t erombang-ambing ant ara percaya dan t idak. Bahkan sahabat t erdekat bel iau sendiri, yait u Umar Ibnul Khat t ab r. a. masih j uga t idak mau percaya mendengar berit a t ent ang waf at nya Rasul Al l ah s. a. w. Hingga saat ia sendiri menyaksikan j enazah suci t erbaring di rumah Sit t i Aisyah r. a. , masih t et ap berseru kepada semua orang: Rasul Al lah t idak waf at Bel iau hanya menghilang dan akan kembal i l agi Umar Ibnul Khat t ab r. a. t et ap membant ah, bahkan mengancam-ancam set iap orang yang mengat akan bahwa Rasul Al l ah t el ah waf at . Apa yang diperlihat kan ol eh Umar Ibnul Khat t ab r. a. it u hanya menunj ukkan bet apa hebat nya goncangan kaum musl imin mendengar berit a t ent ang waf at nya Nabi Muhammad s. a. w. Seorang sahabat l ainnya, Al -Mughirah, berusaha meyakinkan Umar r. a. bahwa Rasul Al l ah s. a. w. benar-benar waf at . Dengan geram Umar r. a. menuduhnya sebagai pembohong. Umar r. a. menj awab: Bel iau hanya pergi menghadap Al l ah, sama sepert i Musa bin Imran yang menghilang dari t engah-t engah kaumnya sel ama 40 hari dan akhirnya kembali l agi kepada mereka. Banyak orang yang dit uduh ol eh Umar r. a. sebagai munaf ik, hanya karena memberit akan kemangkat an Rasul Al l ah s. a: w. Kepada orang-orang yang sedang berkerumun di masj id Nabawi, Umar r. a. meneriakkan ancaman: Barang siapa berani mengat akan Rasul Al l ah t el ah waf at , akan kupot ong kaki dan t angannya Ancaman Umar r. a. yang sepert i it u cukup menambah bingungnya kaum musl imnin yang sedang dirundung duka cit a. Abu Bakar r. a. yang baru saj a dat ang dari Sunh, ket ika mendengar Umar r. a. mel ont arkan kat a- kat a sekeras it u, berusaha meyakinkan dengan mensit ir ayat 144 Surah Al i Imran, yang dal am bahasa Indonesianya: Muhammad it u t iada l ain hanya seorang Rasul , sesungguhnya t el ah berl al u sebelumnya beberapa orang Rasul . Apakah j ika dia waf at at au t erbunuh kamu berbal ik ke bel akang? Barangsiapa yang berbalik ke bel akang ia t ak dapat mendat angkan mudharat kepada Al l ah sedikit pun; dan Al l ah akan memberikan bal asan kepada orang-orang yang bersyukur. Mendengar it u sadarl ah Umar Ibnul Khat t ab at as kekhil af annya. Pemakaman Pada saat waf at nya Rasul Al l ah s. a. w. Imam Ali r. a. adal ah orang pert ama yang segera t urun t angan unt uk merawat dan mempersiapkan pemakaman j enazah manusia t erbesar di dunia, 48 yang pal ing dicint ai dan dikaguminya. Unt uk pert ama kal i kaum musl imin menghadapi cara pemakaman j enazah orang yang pal ing mereka hormat i dan mereka cint ai sebagai pemimpin agung. Seorang manusia pil ihan Al l ah, Nabi dan Rasul -Nya. Seorang besar yang t ak akan pernah ada bandingannya dal am sej arah. Seorang arif bij aksana yang t el ah berhasil mengubah t at a- kehidupan bangsanya. Seorang yang t elah menunj ukkan kesanggupan merombak secara menyel uruh nil ai-nilai l ama dan menggant inya dengan nil ai-nil ai baru yang mul ia dan l uhur, yait u Isl am. Seorang manusia agung yang j auh l ebih mul ia dibanding dengan kepal a-kepala qabilah, pemimpin-pemimpin golongan, bahkan raj a-raj a sekalipun. Seorang yang hanya dalam wakt u kurang l ebih dua dasawarsa sanggup mengubah waj ah dunia Arab dan mengangkat deraj at sat u bangsa yang t adinya dipandang rendah menj adi sangat disegani oleh kekut an- kekuat an raksasa sepert i Romawi dan Persia. Jauh lebih besar l agi, karena Nabi Muhammad s. a. w. dat ang ke t engah-t engah ummat manusia membawa agama besar unt uk menegakkan kebenaran dan keadil an di permukaan bumi. Tat a-cara yang direncanakan unt uk memakamkan j enazah suci it u t ernyat a banyak menimbul kan perbedaan pendapat di kal angan kaum musl imin, t erut ama mengenai probl ema: siapa yang berhak memandikan, siapa yang berhak menurunkan ke l iang l ahad dan l ain sebagainya. Tent ang di mana j enazah suci akan dikebumikan j uga menimbul kan perbedaan pendapat di kal angan para sahabat . Sebagian menunt ut supaya j enazah Rasul Al l ah s. a. w. dimakamkan di Makkah. Sebagai alasan dikat akan, di kot a it ul ah bel iau dil ahirkan. Sebagian l ain menunt ut supaya j enazah bel iau dimakamkan di Madinah, di pemakaman Buqai, dengan al asan agar bel iau bersemayam bersama-sama pahl awan syahid yang gugur dal am perang Uhud. Akhirnya perbedaan pendapat ini dapat disudahi, set el ah Abu Bakar r. a. mengumumkan, bahwa ia mendengar sendiri penegasan Rasul Al l ah s. a. w. : Semua Nabi dimakamkan di t empat mereka waf at . Berdasarkan it u bul at l ah mereka memakamkan j enazah Nabi Muhammad s. a. w. di rumah beliau di Madinah. Tent ang masal ah siapa yang akan mengimami shal at j enazah secara berj amaah j uga t erdapat pert ikaian. Pert ikaian it u t erj adi karena hal it u dipandang suat u kehormat an yang sangat t inggi bagi seorang yang bert indak sel aku Imam shal at j enazah bagi manusia agung sepert i Nabi Muhammad s. a. w. Karena t idak t ercapai kesepakat an, akhirnya t iap orang melakukan shalat j enazah sendiri-sendiri. Sement ara it u t erdapat riwayat l ain yang mengat akan, bahwa di kal a it u Imam Al i r. a. mengusul kan shal at j enazah secara berj emaah. Usul t ersebut dit erima ol eh kaum musl imin, bahkan disepakat i ia bert indak sebagai imam. Begit u pul a, t ent ang siapa yang akan mendapat kehormat an menurunkan j enazah suci ke l iang l ahad. Abbas bin Abdul Mut t hal ib, paman Rasul Al l ah s. a. w. mengusul kan supaya Abu Ubaidah bin Al Jarrah saj a yang menurunkan ke l iang l ahad. Sebagai al asan dikemukakan, bahwa dia sudah biasa menggal i l ahad dan mengembumikan orang-orang Makkah. Imam Al i r. a. berpendirian l ain. Ia mengusul kan agar Abu Thal hah Al -Anshariy saj a yang t urun ke l iang l ahad. Al asannya senada dengan paman Rasul Al l ah s. a. w. di at as, hanya kot anya l ain: Ia sudah biasa menggal i l ahad dan memakamkan orang-orang Madinah. Set el ah mel alui pert ukaran pendapat beberapa lamanya, akhirnya t erdapat sal ing pengert ian dan Abu Thal hah mendapat kehormat an menggal i l iang l ahad. Kemudian t imbul pul a problema baru. Siapa yang akan menyert ai Abu Thal hah dal am mel aksanakan t ugas t erhormat it u? Probl ema-probl ema sepert i di at as t imbul , karena t idak ada seorang pun yang diakui ot orit asnya unt uk mengat ur dan menent ukan t at a-cara pemakaman. Juga karena t idak ada wasiyat apa pun dari Rasul Al l ah s. a. w. t ent ang sesuat u yang perlu dil akukan kaum musl imin pada saat beliau waf at . Soal -soal yang bagi orang zaman sekarang dianggap kurang pent ing, 49 pada masa it u benar-benar dipandang sebagai sat u soal yang besar. Lebih-l ebih karena yang dihadapi kaum musl imin ial ah j enazah Rasul Al l ah s. a. w. Hal it u waj ar. Rasanya t idak ada kehormat an yang l ebih t inggi dari pada memperol eh kesempat an memberikan pel ayanan t erakhir kepada j enazah suci it u. Akhirnya Imam Al i r. a. dengan t erus t erang dan t egas berkat a: Tidak ada orang yang bol eh t urun ke l iang l ahad bersama Abu Thal hah sel ain aku sendiri dan Abbas. Sungguh pun sudah ada ket egasan sepert i it u dari Imam Al i r. a. , namun dalam prakt ek ia membol ehkan j uga Al -Fadhl bin Abbas dan Usamah bin Zaid t urun ke l iang l ahad. Hal it u menimbul kan rasa kurang enak di kal angan kaum Anshar. Mereka menunt ut agar ada seorang dari kaum Anshar yang ikut . Tunt ut an yang adil it u akhirnya disepakat i dan dit unj ukl ah orangnya, Aus bin Khaul iy. Aus dul u pernah ikut akt if dal am perang Badr mel awan kaum musyrikin Qureiys. Dal am semua kegiat an membenahi pemakaman j enazah Rasul Al lah s. a. w. , Imam Al i r. a. benar- benar memainkan peranan yang sangat dominan. Bahkan wakt u memandikan j enazah bel iau, Imam Al i r. a. l ah sat u-sat unya orang yang menj amah j asad manusia agung it u. Hal it u dimungkinkan karena sebel umnya banyak orang yang sudah mendengar, bahwa Rasul Al lah s. a. w. sendiri pernah menyat akan, hanya Imam Al i r. a. saj a yang bol eh mel ihat aurat bel iau. Kesan Imam Al i r. a. yang sangat mendal am dan selal u t erkenang dari perist iwa memandikan j enazah suci it u ial ah: …kubal i kkan sedikit saj a, j asad bel iau sudah menurut . Sama sekali t idak kurasakan berat . Seol ah-olah ada t angan l ain yang membant uku, bukan l ain past i t angan Mal aikat . Riwayat l ain mengat akan, bahwa yang memandikan j enazah Rasul Al l ah s. a. w. bukan hanya Imam Al i r. a. , t et api j uga Abbas bin Abdul Mut t hal ib sert a dibant u ol eh dua orang put eranya yang bernama Al -Fadhl dan Qut sam, di samping Usamah bin Zaid. Usamah bin Zaid dan Syukran, yang sampai saat t erakhir menj adi pembant u Rasul Al l ah s. a. w. , dua-duanya menuangkan air. Jasad j enazah suci dimandikan t et ap dal am mengenakan pakaian. Di saat memandikan Imam Al i r. a. t ert egun ol eh keharuman bau semerbak dan sambil bergumam mengucapkan: Demi Al l ah, al angkah harumnya engka. u di wakt u hidup dan set el ah meninggal Sement ara riwayat mengat akan pul a, hahwa pemakaman j enazah suci it u dil akukan pada mal am hari di bawah cahaya gemerlapan bint ang-bint ang di l angit hening. Di t engah keheningan mal am it u t erdengar det ak-dent ing suara orang menggali lahad, bercampur suara sal ing berbisik, seol ah-olah j angan sampai mengusik ket enangan j enazah agung yang sedang menuj u ke pembaringan t erakhir. Tidak j auh dari t empat pamakaman t erdengar suara haru para wanit a t ert ahan mengendap-endap rint ihan duka. Innaa Lil lahi wa innaa il aihi raaj iuun…

Bab VI : KHALIFAH ABU BAKAR ASH SHIDDIQ