PERANAN KEPAHLAWANAN BUKU | SAIDNA ZULFIQAR BIN TAHIR (VIKAR) sejarah imam ali ra

27 t ersendiri, yait u unt uk mel aksanakan pesan Sit t i Fat imah r. a. kepada suaminya sebel um ia waf at . Nampaknya pesan it u didasarkan kasih-sayang yang besar dari Umamah ra. kepada put era-put erinya. Set el ah nikah dengan Umamah r. a. , Imam Al i r. a. nikah l agi dengan Khaul ah bint i Jaf ar bin Qeis. Bert urut -t urut kemudian Laila bint i Masud bin Khal id, Ummul Banin bint i Hazzan bin Khal id dan Ummu Walad. Ist eri Imam Al i r. a. yang keenam pat ut disebut secara khusus, karena ia t idak l ain adal ah Asma bint i Umais, sahabat t erdekat Sit t i Fat imah r. a. Asma inil ah yang mendampingi Sit t i Fat imah r. a. dengan set i a dan melayaninya dengan penuh kasih-sayang hingga det ik-det ik t erakhir hayat nya. Ist eri-ist eri Imam Ali r. a. yang ke-7, ke-8 dan ke-9 ial ah As-Shuhba, Ummu Said bint i Urwah bin Masud dan Muhayah bint i Imruil Qeis. Dari 9 ist eri, di l uar Sit t i Fat imah r. a. , Imam Ali r. a. mempunyai banyak anak. Juml ahnya yang past i masih menj adi persel isihan pendapat di kal angan para penul is sej arah. Al Masudiy dal am bukunya Muruj udz Dzahab menyebut put era-put eri Imam Al i r. a. semuanya berj uml ah 25 orang. Sedangkan dal am buku Al muf id Fil Irsyad dikat akan 27 orang anak. Ibnu Saad dal am bukunya yang t erkenal , Thabaqat , menyebut nya 31 orang anak, dengan perincian: 14 orang anak l el aki dan 17 orang anak perempuan. Ini t ermasuk put era-put eri Imam Al i r. a. dari ist erinya yang pert ama.

Bab IV : PERANAN KEPAHLAWANAN

Masih ada sement ara penul is sej arah yang dengan berbagai dal ih dan al asan mengat akan, bahwa Imam Al i r. a. bukan orang yang pert ama-t ama beriman kepada Al l ah dan Rasul -Nya. Sebagai al asan dikat akan, bahwa hukum bel um berlaku baginya, karena ket ika ia memel uk Isl am usianya masih sangat muda, mal ahan dikat akan masih kanak-kanak. Al asan sepert i it u t ampak sekal i dicari-cari. Sebab, seorang remaj a yang berusia 13 t ahun, bukan seorang kanak-kanak l agi. Ia sudah mampu berf ikir membedakan mana yang baik dan mana yang buruk. Usia 13 t ahun pada umumnya bisa dipandang sebagai t ahap permul aan masa akil bal igh. Dal am usia akil bal igh it u orang sudah dapat menerima penj el asan-penj el asan dan ket erangan-ket erangan t ent ang sesuat u dengan baik. Fikiran dan perasaannya pun sudah berada dal am t ingkat an akt if , dapat membedakan mana hal -hal yang menyenangkan at au menyedihkan, mana yang mengagumkan dan mana yang memuakkan, mana yang masuk akal dan mana yang t idak. Sepert i diket ahui, sej ak Imam Ali r. a. berusia 6 t ahun l angsung diasuh, dibimbing dan dididik ol eh Nabi Muhammad s. a. w. Menurut sist em pendidikan modern, t ingkat usia 6 t ahun it u j ust ru yang pal ing t epat bagi seseorang anak memasuki sekol ah dasar, yang akan berl angsung selama 6 t ahun. Dari usia 6 t ahun sampai 12 t ahun dapat l ah dikat akan, bahwa Imam Al i r. a. t el ah mendapat pendidikan dasar dari seorang guru yang pal ing bij aksana. Sel ama periode pendidikkan dasar it u, Imam Al i r. a. t el ah dipersiapkan ol eh gurunya unt uk menyongsong dat angnya masa pancaroba yang akan menj adi ciri perobahan zaman. Ket ika Imam Al i r. a. menginj ak usia 13 t ahun, t erj adil ah bit sah Muhammad sebagai Nabi dan Rasul, yang akan menj ungkir-balikkan masa j ahil iyah dan menggant inya dengan kecerahan masa hidayah. Masa pendidikkan dasar dan persiapan yang sangat t epat wakt unya it ul ah, yang kemudian mewarnai sikap hidup dan kepribadian Imam Al i r. a. sebagai orang yang t eguh imannya kepada Al l ah dan Rasul -Nya. Ket ika berl angsung bl okade ekonomi dan pemboikot an sosial yang dil ancarkan orang-orang kaf ir Qureiys t erhadap semua kel uarga Bani Hasyim, Imam Al i r. a. ikut l angsung menghayat i kesengsaraan dan penderit aan yang menj adi akibat nya. Dengan mengikut i bimbingan sert a t aul adan Rasul Al l ah s. a. w. besert a Sit t i Khadij ah r. a. , dengan t angguh, t abah dan sabar, Imam Al i r. a. ikut berj uang mempert ahankan dan membel a dawah Isl am. 28 Tidak hanya it u saj a. Sel ama hampir empat t ahun t erkepung dalam Syiib, Imam Al i r. a. memperol eh kesempat an yang l uar biasa besarnya unt uk menerima pendidikan t auhid dan il mu- il mu Il ahiyah, l angsung dari Rasul Al l ah s. a. w. Sat u kesempat an yang t idak pernah didapat ol eh orang mukmin manapun. Dal am keadaan mat eriil serba kurang, Imam Al i r. a. yang masih remaj a it u f ikirannya t erbuka set erang-t erangnya guna menerima hidayah l l ahi, dan dengan t unt unan Rasul Al l ah s. a. w. ia dapat mengenal hakekat kebenaran Al l ah Azza wa Jal l a. Tent ang kedinian Imam Ali r. a. beriman kepada Al lah dan Rasul -Nya, Nabi Muhammad s. a. w. sendiri pernah menegaskannya. Penegasan it u disaksikan ol eh para sahabat dekat dan t erkemuka, yait u Abu Bakar Ash Shiddiq r. a. , Umar Ibnul Khat t ab r. a. dan Abu Ubaidah r. a. Hal it u t ercant um dal am Kit ab Kanzul Ummal , j il id VI, hl m. 393. Riwayat nya berasal dari Ibnu Abbas. Umar Ibnul Khat t ab berkat a: . . . . Aku, Abu Bakar dan Abu Ubaidah bersama beberapa orang sahabat Nabi l ainnya pernah dat ang ke rumah Ummu Sal mah. Set i ba disana aku mel ihat Al i bin Abi Thal ib sedang berdiri di pint u. Kami kat akan kepadanya, bahwa kami hendak bert emu dengan Rasul Al l ah s. a. w. Ia menj awab, sebent ar l agi bel iau akan kel uar. Wakt u bel iau kel uar, kami segera berdiri. Kami l ihat bel iau bert opang pada Al i bin Abi Thal ib dan menepuk-nepuk bahunya sambil berucap: Engkau unggul dan akan t et ap unggul , orang pert ama yang beriman, seorang mukmin yang pal ing banyak menget ahui hari-hari Al l ah hari-hari t urunnya nikmat dan cobaan, pal ing set ia menepat i j anj i, pal ing adil dalam bert ugas mel akukan pembagian ghanimah, pal ing bercint a-kasih kepada rakyat , dan pal ing banyak menderit a. Membel a Kebenaran Di samping perj uangannya di bidang aqidah, il mu dan pemikiran, Imam Al i r. a. j uga t erkenal sebagai seorang muda yang memil iki kesanggupan berkorban yang l uar biasa besarnya. Ia mempunyai susunan j asmani yang sempurna dan t enaga yang sangat kuat . Sudah t ent u, it u saj a bel um menj adi j aminan bagi seseorang unt uk siap mempert aruhkan nyawanya membel a kebenaran All ah dan Rasul-Nya. Imannya yang t eguh l aksana gunung raksasa dan keset iaannya yang penuh kepada Al l ah dan Rasul -Nya, it ul ah yang menj adi pendorong ut ama. Imam Al i r. a. t idak pernah menghit ung-hit ung resiko dal am perj uangan suci menegakkan Isl am. Dengan j asmani yang t egap dan kuat , sert a iman yang kokoh dan mant ap, Imam Al i r. a. benar- benar mempunyai syarat f isik-mat eriil dan ment al -spirit ual unt uk menghadapi t ahap-t ahap perj uangan yang serba berat . Di saat -saat Isl am dan kaum musl imin berada dal am sit uasi yang krit is dan gawat , Imam Al i r. a. sel al u t ampil memainkan peranan menent ukan. Sel ama hidup ia t ak pernah mengal ami hidup sant ai. Sej ak muda remaj a sampai akhir hayat nya, ia kel uar masuk dari kesulit an ke kesul it an l ain, dan dari pengorbanan ke pengorbanan yang l ain. Namun demi kian ia t ak pernah menyesal i nasib, bahkan dengan semangat pengabdian yang t inggi kepada Al l ah dan Rasul -Nya, ia senant iasa siap menghadapi segal a t ant angan. Sat u-sat unya pamr ih yang menj adi pemikirannya siang dan mal am hanya ingin memperol eh keridhoan Al l ah dan Rasul -Nya. Kesenangan hidup duniawi baginya bukan apa-apa dibanding dengan kenikmat an ukhrawi yang t elah dij anj ikan Al l ah s. w. t . bagi hamba-hamba-Nya yang berani hidup di at as kebenaran dan keadil an. berkal i-kali imannya yang t eguh diuj i oleh Rasul Al l ah s. a. w. Tiap kal i diuj i, t iap kal i it u j uga l ul us dengan meraih nil ai yang amat t inggi. Uj ian pert ama yang maha berat ial ah yang t erj adi pada saat Rasul Al l ah s. a. w. menerima perint ah Al l ah s. w. t . supaya berhij rah ke Madinah. Sepert i diket ahui, di sat u mal am yang gel ap-gul it a, komplot an kaf ir Qureiys mengepung kediaman Rasul Al l ah s. a. w. dengan t uj uan hendak membunuh bel iau, bil amana bel iau meninggalkan rumah. Dalam perist iwa ini Imam Al i r. a. memainkan peranan besar: Ia dimint a ol eh Rasul Al lah s. a. w. supaya t idur di at as pembaringan bel iau menut up t ubuhnya dengan 29 sel imut bel iau guna mengel abui mat a orang-orang Qureiys. Tanpa t awar-menawar Imam Al i r. a. menyanggupinya. Ia menangis bukan mencemaskan nyawanya sendiri, mel ainkan karena ia khawat ir at as kesel amat an Rasul Al l ah s. a. w. yang saat it u berkemas-kemas hendak hij rah meninggal kan kampung hal aman. Mel ihat Imam Al i menangis, maka Rasul Al l ah bert anya: Apa sebab engkau menangis, Apakah engkau t akut mat i?. Imam Al i r. a. dengan t egas menj awab: Tidak, ya Rasul Al l ah Demi Al l ah yang mengut usmu membawa kebenaran Aku sangat khawat ir t erhadap diri anda. Apakah anda akan sel amat , ya R, asul Al l ah? Ya, j awab Nabi Muhammad s. a. w. dengan t idak ragu-ragu. Mendengar kat a-kat a yang past i dari Rasul Al l ah s. a. w. , Imam Ali r. a. t erus berkat a: Baikl ah, aku pat uh dan kut aat i perint ah anda. Aku rel a menebus kesel amat an anda dengan nyawaku, ya Rasul Al l ah Imam Al i r. a. segera menghampiri pembaringan Rasul Al l ah s. a. w. Kemudian bersel unj ur mengenakan sel imut bel iau unt uk menut upi t ubuhnya. Saat it u orang-orang kaf ir Qureiys sudah mul ai berdat angan di sekit ar rumah Rasul Al l ah s. a. w. dan mengepungnya dari segal a j urusan. Dengan perl indungan Al l ah s. w. t . dan sambil membaca ayat 9 Surah Yaa Sin, bel iau kel uar t anpa diket ahui ol eh orang-orang yang sedang mengepung dan mengint ai. Orang-orang Qureiys it u menduga, bahwa orang yang sedang berbaring dan bersel imut it u past i Nabi Muhammad s. a. w. Mereka yang mengepung it u mewakil i suku-suku qabil ah Qureiys yang t el ah bersepakat hendak membunuh Nabi Muhammad s. a. w. dengan pedang secara serent ak. Dengan cara demikian it u, t idak mungkin Bani Hasyim dapat menunt ut bal as. Imam Al i r. a. mengert i benar kemungkinan apa yang akan diperbuat orang-orang kaf ir Qureiys t erhadap dirinya karena ia t idur di pembaringan Rasul Al l ah s. a. w. Hal it u sama sekali t idak membuat nya sedih at au t akut . Dengan kesabaran yang l uar biasa, ia berserah diri pada Al l ah s. w. t . Ia yakin, bahwa Dia-l ah yang menent ukan segal a-galanya. Menj el ang subuh, Imam Ali r. a. bangun. Gerombolan Qureiys t erus menyerbu ke dal am rumah. Dengan suara membent ak mereka bert anya: Mana Muhammad? Mana Muhammad? Aku t ak t ahu di mana Muhammad berada j awab Imam Ali r. a. dengan t enang. Gerombol an Qureiys it u segera mencari-cari ke sudut -sudut rumah. Usaha mereka sia-sia bel aka. Gerombolan it u kecewa benar. Di dal am hat i mereka bert anya-t anya: Kemana ia pergi? Dal am suasana gaduh Imam Al i r. a. bert anya: Apa maksud kal ian? Mana, Muhammad? Mana Muhammad? mereka mengul ang-ul ang pert anyaan semul a. Apakah kal ian mengangkat ku menj adi pengawasnya? uj ar Imam Al i r. a. dengan nada memperolok-ol ok. Bukankah kal ian sendiri berniat mengel uarkannya dari negeri ini? sekarang ia sudah kel uar meninggalkan kal ian Ucapan Imam Al i r. a. sungguh-sungguh menggambarkan ket abahan dan keberanian hat inya. Cahaya pedang t erhunus yang berkilauan, samasekal i t idak di hiraukan, bahkan orang-orang Qureiys yang kal ap it u dicemoohkan. Seandainya ada seorang saj a dari gerombol an it u mengayunkan pedang ke arah Imam Al i r. a. , ent ahl ah apa yang t erj adi. Tet api Al l ah t idak menghendaki hal it u. Keesokan harinya, Imam Al i r. a. berkemas-kemas mempersiapkan segal a sesuat u unt uk 30 berangkat membawa beberapa orang wanit a Bani Hasyim, t erut ama Sit t i Fat imah r. a. , menyusul perj al anan Nabi Muhammad s. a. w. dal am hij rahnya ke Madinah. Sepert i t el ah dit erangkan di muka, rombongan Imam Al i r. a. berangkat secara t erang-t erangan di siang hari. Set ibanya di Dhaj nan ia membuka babak konf ront asi bersenj at a ant ara kaum musl imin dan kaum musyrikin. Imam Al i r. a. yang ket ika it u berusia 26 t ahun, merupakan orang pert ama yang menghunus pedang unt uk memat ahkan agresi bersenj at a orang-orang kaf ir Qureiys. Terbel ahnya t ubuh Jenah menj adi dua dan l arinya 7 orang pasukan berkuda Qureiys yang semul a mengej ar rombongan, merupakan t onggak sej arah yang menandai akan dat angnya masa cerah bagi kaum musl imin dan masa suram bagi kaum musyrikin.

Bab IV-1 : Perang Badr