BENIH-BENIH PEPERANGAN SAUDARA BUKU | SAIDNA ZULFIQAR BIN TAHIR (VIKAR) sejarah imam ali ra

86 Sedangkan pemuka-pemuka Bani Umayyah, secara diam-diam mulai mengkambing-hit amkan Imam Al i r. a. Mereka mel ancarkan t uduhan, bahwa Imam Ali r. a. l ah yang membunuh Ut sman at au mel indungi kaum pemberont ak. Dengan t uduhan it u mereka mengharap Imam Al i r. a. akan dit inggal kan ol eh para pendukungnya dan dengan demikian ia bisa t ergul ing dari kedudukannya sebagai Amirul Mukminin.

Bab X : BENIH-BENIH PEPERANGAN SAUDARA

Tidak berapa l ama sesudah Imam Al i r. a. mengucapkan amanat nya yang pert ama, muncul l ah persoal an baru. Wakt u it u hanyak orang sedang berkerumun unt uk menerima pembagian hart a ghanimah dari Bait ul Mal . Kepada seorang j urut ul is, Ubaidil l ah bin Abi Raf i, Amirul Mukminin memerint ahkan supaya pembagian dimul ai dari kaum Muhaj irin, dengan masing-masing diberi 3 dinar. Kemudian menyusul kaum Anshar. Semuanya mendapat j umlah yang sama, yait u 3 dinar. Wakt u it u, seorang bernama Sahl bin Hanif bert anya: apakah dua budaknya yang baru dimerdekakan hari it u, j uga akan menerima j uml ah yang sama? Dengan t egas Imam Al i r. a. mengat akan, bahwa semua orang menerima hak yang sama yait u 3 dinar. Ket ika pembagian ghanimah berl angsung, beberapa orang t okoh pent ing t idak hadir. Di ant ara yang t idak hadir it u ial ah Thal hah bin Ubaidil l ah, Zubair bin Al -Awwam, Abdul l ah bin Umar, Said bin Al -Ash. Perobahan Drast is Beberapa wakt u set el ah pembagian ghanimah di laksanakan, t imbul l ah ket egangan ant ara Imam Al i r. a. dengan sekel ompok orang-orang Qureiys. Perist iwanya t erj adi di masj id Madinah, sehabis shal at subuh. Sel esai mengimami shal at , Amirul Mukminin duduk seorang diri. Kemudian ia didekat i ol eh Al -Wal id bin Uqbah bin Abi Muait h. At as nama t eman-t emannya t er masuk yang t idak hadir pada saat pembagian ghanimah ia mengat akan kepada Imam Al i: Ya Abal Hasan nama panggil an Imam Al i ra. , hat i kami semua sudah pernah anda sakit i. Tent ang aku sendiri, ayahku t el ah anda t ewaskan dal am perang Badr, t et api aku t et ap dapat bersabar. Lal u dal am perist iwa l ain, anda t idak mau menol ong saudaraku. Tent aug Said, dal am perang Badr j uga ayahnya t el ah anda t ewaskan. Sedang mengenai Marwan, anda j uga pernah menghina ayahnya di depan Khal if ah Ut sman bin Af f an, yait u ket ika Marwan diangkat sebagai pembant unya. Set el ah berhent i sej enak unt uk mengubah gaya duduknya, Al -Wal id mel anj ut kan: Mereka it u semuanya adal ah kaum kerabat anda sendiri dan di ant ara mereka it u bahkan t erdapat beberapa orang t erkemuka dari Bani Abdi Manaf . Sekarang kami t el ah membaiat anda, t et api kami mengaj ukan syarat . Yait u agar anda t et ap memberikan kepada kami j uml ah pembagian ghanimah yang sel ama ini sudah diberikan ol eh Khalif ah Ut sman kepada kami. Set el ah berf ikir sej enak, Al -Wal id meneruskan: Sel ain it u, anda harus dapat menj at uhkan hukuman mat i kepada orang yang t el ah membunuh Ut sman bin Af f an. Ket ahui l ah, j ika kami ini merasa t akut kepada anda, t ent u anda sudah kami t inggal kan dan kami bergabung dengan Muawiyah di Syam. Kal imat yang t erakhir ini j el as merupakan int imidasi pol it ik yang dapat dikait kan dengan rencana gel ap Muawiyah bin Abi Sof yan di Syam. Tanpa ragu-ragu Imam Ali r. a. secara t erus t erang menj awab int imidasi polit ik Al -Wal id it u. Ia berkat a: Tent ang t indakan-t indakan yang kal ian sebut sebagai menyakit i hat i kal ian, sebenarnya kebenaran Al lah-l ah yang menyakit i hat i kal ian. Tent ang j uml ah pembagian hart a yang sel ama ini kal ian t erima dari Khalif ah Ut sman, kut egaskan, bahwa aku t idak akan 87 mengurangi at au menambah hak yang t el ah dit et apkan Al l ah bagi kal ian dan bagi orang-orang l ain. Adapun mengenai keinginan kalian supaya aku menj at uhkan hukuman mat i kepada orang yang membunuh Ut sman, j ika aku memang waj ib membunuhnya, t ent u sudah kubunuh sej ak kemarin-kemarin. Jika kalian t akut kepadaku, akul ah yang akan menj amin kesel amat an kal ian. Tet api j ika aku yang t akut kepada kal ian, kal ian akan kusuruh pergi Mendengar j awaban Imam Al i r. a. yang begit u t egas, Al -Wal id beranj ak meninggal kan t empat , kemudian mendekat i t eman-t emannya yang sedang bergerombol di sudut l ain dal am masj id. Kepada mereka Al -Wal id menyampaikan apa yang baru didengarnya sendiri dari Amirul Mukminin. Tampaknya mereka t idak mempunyai persamaan pendapat t ent ang bagaimana cara menunj ukkan sikap menent ang Imam Ali r. a. dan bagaimana cara menyebarkan rasa permusuhan t erhadapnya. Perbedaan pendapat di ant ara kel ompok Al -Wal id it u didengar oleh Ammar bin Yasir, yang kemudian segera menyampaikannya kepada t eman-t emannya. Ammar mengaj ak beberapa orang t emannya unt uk menent ukan t indakan sendiri t erhadap kelompok Al -Wal id, guna membukt ikan keset iaannya kepada Imam Al i r. a. Akan t et api set el ah dipert imbangkan masak- masak, akhirnya mereka berpendapat l ebih baik melaporkan kej adian it u kepada Amirul Mukminin. Bersama-sama dengan Abul Hait sam, Abu Ayub bin Hanif dan beberapa orang l ainnya l agi, Ammar bin Yasir mendat angi Imam Ali r. a. Set el ah mel aporkan apa yang didengarnya, ia mendorong agar Imam Al i r. a. cepat bert indak unt uk memperkokoh kepemimpinannya. Kat a Ammar kepada Imam Ali r. a. Marahil ah kaum anda it u. Mereka it u ial ah orang-orang Qureiys yang t el ah menciderai j anj i set ia kepada anda. Secara diam-diam mereka membisikkan supaya kami mel awan anda. Mereka t idak menyukai anda, hanya karena anda menj alankan kebij aksanaan sesuai dengan t aul adan yang t el ah diberikan Rasul Al l ah s. a. w. Mereka merasa kehilangan sesuat u yang sel ama ini dirasakan enak dan mengunt ungkan mereka. Pada saat anda memperl akukan mereka sama dengan orang-orang l ain, mereka menent ang. Kemudian mereka mengadakan hubungan- hubungan dengan musuh-musuhmu dan memuj i-muj inya. Secara t erang-t erangan mereka t el ah mengambil sikap yang berlainan dengan orang banyak. Mereka ikut -ikut menunt ut bal as at as kemat ian Ut sman bin Af f an. Mereka bersekongkol dengan orang-orang sesat . Sekarang bagaimana sikap anda? Mendengar apa yang dikat akan Ammar dan kawan-kawannya, Imam Al i r. a. l angsung kel uar menuj u masj id. Dengan menyandang pedang dan bert ongkat busur, ia naik ke mimbar menghadapi orang banyak yang sedang berkumpul . Set el ah mengucap syukur at as nikmat yang dil impahkan Al l ah s. w. t . , Amirul Mukminin memperingat kan kepada semua yang hadir, bahwa nikmat yang dit erima ol eh manusia dari Al Khal ik sekal igus j uga merupakan uj ian: apakah kit a bersyukur at au berkuf ur. Barang siapa bersyukur, kat a Imam Al i r. a. , akan memperol eh t ambahan nikmat l ebih banyak l agi. Sedang siapa yang berkuf ur, ia past i akan mendapat siksa berat . Orang yang pal ing mul ia di sisi Al l ah dan yang t erdekat hubungannya dengan Dia, ialah orang yang pal ing t aqwa dan pat uh kepada perint ah dan l arangan-Nya, yang pal ing set ia kepada-Nya, yang pal ing ikhlas mengikut i Sunnah Rasul -Nya dan yang pal ing t eguh mel aksanakan Kit ab-Nya. Di ant ara kit a, kat a Imam Al i r. a. set erusnya, t idak ada orang yang memperol eh kel ebihan dan keut amaan, kecual i mereka yang pal ing t aat kepada Al l ah dan Rasul -Nya. Unt uk memperkuat kat a-kat anya it u Imam Al i r. a. memperingat kan hadirin kepada bunyi Surah Al -Huj urat ayat 13, yang art inya: Hai manusia, sesungguhnya kami mencipt akan kamu dari seorang pria dan seorang wanit a, kemudian menj adikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku- 88 suku agar kamu saling kenal mengenal . Sesungguhnya orang yang pal ing mul ia di ant ara kamu di sisi Al l ah, ialah orang yang pal i ng bert aqwa di ant ara kamu. Sel anj ut nya dengan nada keras Amirul Mukminin memperingat kan kel ompok-kel ompok kaum Muhaj irin dan Anshar yang sudah t ergiur ol eh hart a kekayaan dan kesenangan-kesenangan duniawi l ainnya. Ia menegaskan, bahwa masal ah pembagian hart a ghanimah, kepada seorang t idak akan diberikan l ebih banyak dari yang l ain. Dikat akannya j uga: Al l ah t elah mengizinkan hart a t ersebut dibagi-bagi. Hart a it u adal ah mil ik Al lah, sedang kal ian adal ah hamba-hamba- Nya yang berserah diri kepada-Nya. Seusai menj el askan prinsip kebij aksanaannya, Amirul Mukminin memerint ahkan Ammar bin Yasir dan Abdurrahrnan bin Hazal Al -Qureysiy supaya memanggil Thal hah dan Zubair yang wakt u it u duduk agak j auh. Sambil memandang t aj am kepada kedua orang t ersebut , set el ah berada dekat nya, Imam Al i r. a. berkat a: Kat akan t erus t erang, bukankah kal ian t el ah membaiat ku dan berj anj i set ia kepadaku? Bukankah kal ian t el ah mint a kepadaku agar aku bersedia dibaiat , padahal wakt u it u aku sendiri t idak berminat ? Ya, benar, j awab kedua orang it u. Benarkah wakt u it u kal ian t idak dipaksa ol eh siapa pun? Bukankah dengan pernyat aan baiat kal ian it u, kal ian t el ah menyat akan j anj i set ia dan t aat kepadaku? t anya Imam Al i r. a. l agi. Ya, benar, j awab kedua orang it u pul a. Lant as, sesudah semuanya it u apakah yang membuat kal ian sampai bersikap sepert i yang kuket ahui it u? t anya Imam Al i r. a. l agi unt uk mendapat j awaban past i. Kami membaiat mu dengan syarat , j awab kedua orang it u. Bahwa anda t idak akan mengambil keput usan at au t indakan t anpa perset uj uan kami, dan anda akan sel al u mengaj ak kami bermusyawarah, sert a t idak akan memaksakan sesuat u kepada kami. Sebab sebagaimana anda ket ahui, kami ini mempunyai kel ebihan dibanding dengan orang l ain. Tet api anda mel aksanakan pembagian hart a ghanimah berdasarkan keput usan sendiri t anpa bermusyawarah dan t anpa sepenget ahuan kami. Kal ian sebenarnya dendam karena soal yang amat kecil dan mengharapkan sesuat u yang sangat besar, kat a Amirul Mukminin sambil menekan perasaan, menanggapi j awaban Thal hah dan Zubair t adi. Mohonl ah pengampunan kepada Al l ah, Dia akan mengampuni kal ian Bukankah dengan ucapan it u kal ian bermaksud hendak mengat akan, bahwa aku ini t el ah menghapus hak kal ian dan aku berl aku dzal im t erhadap kal ian mengenai hal it u? Apakah aku meremehkan at au menut up muka t erhadap hukum at au t erhadap sesuat u yang sudah menj adi hak kaum musl imin? Naudzubil l ah, sel a Thal hah dan Zubair. Lant as, apa sebab kal ian t idak menyukai peri nt ahku dan mempunyai pendirian l ain? t anya Imam Al i r. a. pul a sebel um meneruskan penj el asannya. Kami t idak sependapat dengan anda, uj ar kedua orang it u, karena anda t idak mel aksanakan pembagian sepert i yang t elah dil akukan ol eh Ut sman bin Af f an. Hak kami anda samakan saj a dengan hak orang l ain. Kami ini anda sama-rat akan dengan orangorang yang t idak sepert i kami, sedang kami ini adalah orang-orang yang sudah berj uang dengan pedang, t ombak dan senj at a- senj at a l ainnya. Kami t elah berj uang sampai dawah risal ah berhasil dit egakkan dan dimenangkan. Kami t el ah berhasil pul a menundukkan mereka yang t idak menyukai Isl am… Demikian t angkisan dua orang it u, t erhadap desakan pert anyaan bert ubi-t ubi yang diaj ukan 89 Imam Al i r. a. Dengan t idak menanggapi secara langsung pembicaraan t ent ang j asa-j asa mereka, Imam Al i r. a. berkat a l ebih j auh: Set el ah kepemimpinan it u kut erima, aku sel al u berpegang dan t idak pernah berpal ing dari Kit ab Al l ah dan Sunnah Rasul -Nya. Kuj al ankan dan kuikut i apa saj a yang dit unj ukkan ol eh kedua-duanya. Apa yang sudah dit unj ukkan ol eh Al lah dan Rasul -Nya, aku t idak memerl ukan pendapat kalian. Jika ada masal ah hukum yang t idak kut emui penj el asannya, baik di dal am Kit ab Al l ah maupun dal am Sunnah Rasul-Nya, dan hal it u memang perl u dimusyawarahkan, kal ian t ent u kuaj ak bermusyawarah. Tent ang pembagian hart a ghanimah secara merat a, bukan aku yang mul a-mula menet apkan hukumnya. Aku dan kal ian berdua sama-sama menyaksikan bahwa Rasul Al l ah s. a. w. sendiril ah yang menet apkannya. Kit ab Al l ah j uga menyebut kan hal it u, yait u Kit ab Suci yang t idak mengandung kebat il an sedikit pun, baik secara t erang maupun samar. Adapun pernyat aan kal ian yang mengat akan kal ian berhak menerima pembagian l ebih banyak dari orang l ain, karena kalian t el ah berj uang dengan pedang dan t ombak, ket ahuil ah…, bahwa sebel um kal ian sudah ada orang-orang yang memel uk Isl am l ebih dahul u. Mereka pun berj uang membel a Isl am dengan pedang dan t ombak. Wal aupun demikian, Rasul Al l ah s. a. w. t idak memberi kepada mereka j uml ah yang lebih banyak daripada orang l ain. Rasul Al l ah s. a. w. t idak memberi keist imewaan kepada mereka hanya karena memel uk Islam l ebih dini. Al l ah sendiril ah pada hari kiyamat kel ak akan mel i mpahkan pahal a kepada mereka. Penj el asan Imam Ali r. a. yang dramat is it u didengarkan ol eh semua yang berada di dal am masj id. Mengakhiri penj el asannya, Imam Al i r. a. berkat a: Kal ian berdua dan j uga orang l ain, dari aku t idak akan memperol eh l ebih dari yang sudah menj adi hak masing-masing. Semoga Al l ah s. w. t . berkenan membuka hat iku dan hat i kal ian unt uk dapat menerima kebenaran. Semoga pul a Ia mel impahkan kesabaran kepadaku dan kepada kal ian. Al l ah akan memberikan rahmat -Nya kepada set iap orang yang set el ah menget ahui kebenaran l al u bersedia membel anya, dan yang set el ah menget ahui kedzal iman l al u bersedia menol aknya… Dial og t ersebut kami kut ip dari t ul isan sal ah seorang t okoh kaum Mut azil ah, Abu Jaf ar Al - Iskaf iy, yang berasal dari Bagdad. Dal am t anggapannya, Al -Iskaf iy mengungkapkan, bahwa pembagian hart a ghanimah yang dil akukan ol eh Imam Al i r. a. it u sama sepert i yang dahul u dil akukan ol eh Khal if ah Abu Bakar r. a. Al -Iskaf iy bert anya: Mengapa Thal hah dan kawan- kawannya it u dul u t idak pernah menol ak? Perbedaan apakah yang mereka t ent ang sekarang ini? Al -Iskaf iy kemudian menj awab pert anyaan sendiri: Apa yang dulu dil akukan ol eh Abu Bakar r. a. sepenuhnya sesuai dengan kebij aksanaan yang t el ah dit empuh ol eh Rasul Al l ah s. a. w. semasa hi dupnya. Tet api pada masa Khal if ah Umar Ibnul Khat t ab, ia mel aksanakan pembagian yang berbeda. Yait u memberi kepada segol ongan orang l ebih banyak daripada yang diberikan kepada gol ongan l ain. Dengan demikian mereka yang menerima l ebih banyak it u menj adi t erbiasa dimanj akan, sampai l upa kepada cara pembagian sebel umnya. Masa pemerint ahan Umar r. a. rel at if lama, sehi ngga f ikiran orang-orang it u cukup t erpengaruh ol eh kesenangan akan hart a yang mendat angkan kenikmat an duniawi. Sement ara it u orang lain yang menerima l ebih sedikit , menj adi t erbiasa pul a menerima apa adanya. Tidak ada di ant ara dua golongan it u yang menduga bakal dikembal ikannya sist im pembagian sepert i yang dul u dil akukan ol eh Rasul Al l ah s. a. w. dan Abu Bakar r. a. Pada masa pemerint ahan Khal if ah Ut sman bin Af f an, ia mel aksanakan sist im pembagian sama sepert i yang dil aksanakan Khal if ah Umar. Ol eh karena it u kaum musl imin bert ambah yakin t ent ang benarnya sist im pembagian yang dil aksanakan ol eh Umar dan Ut sman r. a. Dengan mengembal ikan sist im pembagian sepert i yang berl aku pada masa Rasul Al l ah s. a. w. 90 dan Abu Bakar, sama art inya Imam Al i t el ah menghapuskan sist im pembagian yang dil akukan Khal if ah Umar dan Khal if ah Ut sman. Sebagaimanan diket ahui, kurun wakt u yang memisahkan ant ara kekhal if ahan Abu Bakar dan kekhal if ahan Ali bin Abi Thal ib ial ah 22 t ahun. Jadi hampir sat u generasi It ul ah sebabnya mengapa perubahan drast is yang dil akukan ol eh Imam Al i r. a. sangat menyent ak hat i mereka yang sudah t erbiasa menerima pembagian l ebih banyak sel ama 22 t ahun. Masal ah pembagian hart a ghanimah t ersebut , t ernyat a t el ah mencuramkan j urang pert ent angan ant ara Imam Al i r. a. di sat u f i hak dengan Thal hah Zubair dan kawan-kawannya di f ihak l ain. Persel isihan mengenai hal it u kemudi an berkembang menj adi pert ent angan pol it ik, sehingga meningkat sedemikian rupa t aj amnya, sampai membahayakan keut uhan persat uan ummat Isl am. Terut ama set el ah persel isihan it u dit unggangi ol eh Muawiyah bin Abu Suf van dari Syam, yang berhasil mengal ihkan persoal an dari masal ah sist im pembagian hart a ghanimah, menj adi menunt ut bal as at as kemat ian Khal if ah Ut sman r. a. Pert ent angan t erbuka Kehidupan kenegaraan dan t at a kemasyarakat an yang dit inggal kan Khal if ah Ut sman bin Af f an r. a. memang berada dal am sit uasi dan kondisi yang t idak mengunt ungkan Imam Al i r. a. sebagai Khal if ah. Sej ak sebel um dibaiat Imam Al i r. a. sudah membayangkan adanya kesul it an-kesul it an besar yang bakal dihadapi. Berbagai macam probl ema sosial , pol it ik dan ekonomi t ernyat a muncul dal am wakt u yang bersamaan. Langkah pert ama unt uk membenahi keadaan yang serba t ak mant ap, t ent u saj a memul ihkan ket ert iban, khususnya di ibukot a, Madinah. Ri buan kaum pemberont ak yang bert ebaran di ibukot a berhasil dihimbau dan dij inakkan sampai mereka berhasil dipul ihkan kembali ke dalam kehidupan normal . Bagi Imam Al i r. a. t idak ada kemungkinan unt uk bert indak t erhadap ribuan kaum pemberont ak yang t el ah mengakibat kan t erbunuhnya Khal if ah Ut sman r. a. Bert indak t erhadap mereka, berart i menyul ut api perang saudara. Bagi Imam Al i r. a. memang t idak ada pilihan l ain yang l ebih baik. Daripada bermusuhan dengan kaum musl imin yang menunt ut t erl aksananya kebenaran dan keadil an, l ebih baik berhadap hadapan dengan t okoh-t okoh Bani Umayyah, bet apa pun besarnya resiko yang akan dipikul . Dan t ernyat a, t idak bert indaknya Imam Al i r. a. t erhadap kaum mul imin yang memberont ak t erhadap Khal if ah Ut sman r. a. , dij adikan al asan dan dal ih ol eh l awan-l awan pol it iknya unt uk menggerakan kekuat an oposisi dan perlawanan. Kemungkinan it u pun t el ah diperhit ungkan ol eh Imam Al i r. a. Ada l agi t indakan dan l angkah Imam Ali r. a: yang sangat menj engkel kan l awan-l awan pol it iknya. Yait u t indakan menert ibkan aparat ur pemerint ahan. Penguasa-penguasa daerah yang sel ama 6 t ahun t erakhir masa pemerint ahan Khal if ah Ut sman r. a. t erbukt i t el ah menyal ah-gunakan wewenang unt uk kepent ingan pribadi dan golongan, digeser seorang demi seorang. Banyak pej abat t inggi yang t idak dipakai l agi. Di ant ara mereka ial ah Marwan bin Al Hakam, seorang pembant u Khal if ah Ut sman r. a. yang sangat dominan kekuasaannya, yang kemudian l ari meninggal kan Madinah. Juga Abdul l ah bin Abi Sarah digeser dari kedudukkannya sebagai penguasa daerah Mesir. Imam Al i r. a. j uga berniat hendak menggant i penguasa daerah Syam yang berpengaruh it u, Muawiyah bin Abi Suf yan. Sebel um bert indak melaksanakan penert iban, Imam Al i r. a. t el ah mengadakan pert ukaran pendapat dengan para pemuka kaum Muhaj iri n dan Anshar. Ia yakin, bahwa hanya dengan aparat ur yang bersih dan sepenuhnya mengabdi kepent ingan agama dan ummat saj a, pemerint ahnya akan dapat berj al an dengan l ancar dan kebenaran sert a keadil an dapat dit egakkan. Imam Ali r. a. t idak t anggung-t anggung dal am bert indak menj al ankan penert iban. Siapa saj a yang t erbukt i t idak mengabdikan amalnya kepada agama Al l ah dan ummat Isl am, digeser t anpa t awar-menawar. Sat u persat u t okoh-t okoh yang t idak at au kurang j uj ur t ersingkir 91 t anpa diberi kesempat an sedikit pun unt uk membela diri. Tet api ada seorang t okoh dan pej abat t eras yang pant ang menyerah. Ia adal ah Muawiyah bin Abi Suf yan, yang dal am wakt u rel at if panj ang menj adi seorang penguasa di daerah Syam. Ia bukan hanya membangkang, bahkan menent ang kekhal if ahan Imam Al i r. a. secara t erang- t erangan. Sej ak mendengar Imam Al i r. a. t erbaiat sebagai Amirul Mukminin, Muawiyah t el ah memasang kuda-kuda unt uk menj egal kepemimpinan Imam Al i r. a. Apa yang disiapkan ol eh Muawiyah bukannya t idak dimengert i ol eh Amirul Mukminin, dan j ust ru it ul ah mot ivasinya hendak menggeser Muawiyah. Banyak sahabat Imam Al i r. a. yang mengemukakan kekhawat iran bil a Imam Al i r. a. mel aksanakan niat nya. Mereka menasehat kan agar Imam Ali r. a. t idak cepat -cepat mengambil t indakan t erhadap Muawiyah. Mereka mengat akan: Kami yakin Muawiyah t idak akan t inggal diam bil a dia disingkirkan dari kedudukannya. Sebal iknya, ada kemungkinan ia merasa cukup puas j ika sement ara dibiarkan memegang j abat an it u. Tet api Imam Al i r. a. sebagai seorang pemimpin yang sel al u bersikap prinsipal , t ak mau mundur sej engkal pun. Ia menegaskan pendiriannya: Aku t idak dapat l agi memakai Muawiyah, sekal ipun hanya unt uk dua hari Aku t idak akan mempergunakannya dal am t ugas apa pun j uga. Bahkan ia t idak akan kuperbol ehkan menghadiri perist iwa upacara pent ing. Ia j uga t idak akan mendapat kedudukan dal am pasukan musl imin Pendirian Imam Al i r. a. sudah t idak dapat dit awar l agi, Keput usan diambil : menggant i Muawiyah dengan Sahl bin Hunaif , seorang dari kaum Anshar. Tindakan yang diambil Imam Al i r. a. ini mengawal i pert ent angan t erbuka dengan Muawiyah bin Abi Suf yan. Pada wakt u Sahl bin Hunaif t iba di Damsyik, Muawiyah secara t erang-t erangan menolaknya. Mal ahan ia berani memerint ahkan agar Sahl cepat kembali ke Madinah. Perist iwa ini membuat para sahabat Imam Al i r. a. bert ambah khawat ir. Penol akan dan pembangkangan Muawiyah t ernyat a sama sekali t idak mengget arkan f ikiran Imam Al i r. a. Ia berpegang t eguh pada f irman Al l ah yang menegaskan, bahwa t iap musl im waj ib t aat kepada Wal iyyul Amri pemegang kekuasaan sel ama Wal iyyul Amri t idak berl aku durhaka t erhadap Al l ah dan Rasul -Nya. Bagi Imam Al i r. a. , perint ah Al lah dan aj aran Rasul -Nya adalah di at as segal a-gal anya. Unt uk mel aksanakan dan membel a perint ah Al l ah dan aj aran Rasul -Nya ia t idak menghit ung unt ung rugi. Di saat banyak sekal i orang yang merasa gel isah, ia t et ap t enang menghadapi pembangkangan Muawiyah. Ia mengirim ut usan ke Damsyik, membawa surat perint ah, agar set erimanya surat it u Muawiyah dat ang ke Madi nah unt uk menyat akan baiat nya kepada Amirul Mukminin. Kampanye kej i Menyadari kekuat annya sendiri, Muawiyah t idak gugup menerima surat perint ah Amirul Mukminin. Sel esai dibaca, dengan sengaj a surat it u dibiarkan begit u saj a. Ut usan Imam Al i r. a. dibiarkan menunggu sampai t idak t ent u bat as wakt unya. Tiga bulan kemudian barul ah Muawiyah membalas surat Imam Al i r. a. Seorang dari Bani Absy diperint ahkan berangkat membawa surat j awaban unt uk Imam Al i r. a. di Madinah. Unt uk memperl ihat kan sikapnya yang t idak mengakui Imam Al i r. a. sebagai Khal if ah dan Amirul Mukminin, pada sampul surat j awaban it u dit ul is: Dari Muawiyah bin Abi Suf yan kepada Al i bin Abi Thal ib. 92 Sebel um ut usan it u berangkat ke Madinah, Muawiyah berpesan agar set ibanya di kot a t uj uan, sampul surat it u diperlihat kan dul u kepada or ang banyak, sebagai pemberit ahuan bahwa ia t idak mengakui Imam Al i r. a. sebagai Amirul Mukminin. Pesan Muawiyah it u dil aksanakan sebagaimana mest inya ol eh orang dari Bani Absy. Secara demonst rat if sampul surat Muawiyah diperl ihat kan kepada orang banyak. Semua orang ingin t ahu apa yang t erj adi akibat pembangkangan Muawiyah. Orang beramai-ramai mengikut i perj al anan kurir it u menuj u ke t empat kediaman Imam Al i r. a. Mereka j uga ingin t ahu apa sesungguhnya isi surat t ersebut . Kedat angan kurir Muawiyah disambut dengan t enang ol eh Imam Al i r. a. Set el ah dibuka, t ernyat a dal am sampul it u hanya t erdapat secarik kert as yang bert ul iskan Bismil l aahhir Rahamanir Rahim. Apa maksud ini? t anya Amirul Mukminin kepada kurir dengan heran. Sel ain ini apakah ada berit a l ain? Set el ah didesak beberapa kal i, akhirnya kurir mengat akan, bahwa ia ingin memperol eh j aminan at as keamanan dan kesel amat annya l ebih dul u, sebel um memberikan ket erangan. Permint aan it u dikabul kan ol eh Amirul Mukminin. Set el ah it u barul ah kurir mencerit akan apa yang sedang t erj adi di Syam. Kat anya: Penduduk Syam t el ah bersepakat hendak menunt ut bal as at as kemat ian Ut sman bin Af f an… Mereka t el ah mengel uarkan j ubah Khal if ah Ut sman yang berl umuran darah dan j ari ist erinya, Nail ah, yang t erpot ong pada saat berusaha menahan ayunan pedang. Semuanya it u dipert ont onkan kepada penduduk Syam. Mel ihat kenyat aan ini penduduk di sana menangisi kemat ian Khal if ah Ut sman sambil mengel il ingi j ubahnya. Dari ket erangan kurir it u dapat l ah dit arik kesimpul an, bahwa at as usaha Muawiyah, penduduk Syam sekarang t el ah menuduh Imam Al i r. a. sebagai pel aku makar t erhadap Khal if ah Ut sman r. a. dan mereka t idak akan membiarkan perist iwa t erbunuhnya Khal if ah Ut sman r. a. Apa yang dikat akan kurir Muawiyah benar-benar membangkit kan kemarahan semua orang yang hadir. Hanya karena kebij aksanaan Imam Al i r. a. saj a kurir it u t erj amin kesel amat annya. Orang-orang Madinah sangat gusar mendengar f i t nah yang dil ancarkan Muawiyah t erhadap Amirul Mukminin. Lebih-l ebih mereka yang dul u memberont ak t erhadap Khal if ah Ut sman r. a. Semua yang dil akukan Muawiyah di Damsyik merupakan musl ihat pol it ik yang diraj ut bersama seorang penasehat nya yang t erkenal kaya dengan t ipu-daya: Amr bin Al -Ash. Sej ak Imam Ali r. a. t erbaiat sebagai Khal if ah, dua sej ol i it u t el ah bert ekad hendak menempuh segala cara guna menggagal kan usaha Imam Al i r. a. memant apkan kedudukannya sebagai Amirul Mukminin. Sebab Muawiyah yakin benar, bahwa Imam Ali r. a. t idak akan memberi kesempat an sedikit pun kepadanya unt uk t erus berkuasa di daerah. Unt uk mencapai t uj uan it u diperl ukan sat u dalih yang dapat menj at uhkan mart abat Imam Al i r. a. Guna keperl uan it u Muawiyah dengan sengaj a mendat angkan j ubah Khal if ah Ut sman r. a. dan kepingan-kepingan j ari Nail ah dari Madinah ke Damsyik. Hanya sekedar unt uk dipert ont onkan kepada khalayak ramai. Jubah Khal if ah yang berl umuran darah it u digant ungkan dal am masj id Damsyik, sebagai bukt i kemat ian Khal if ah yang sangat mengerikan. Sedangkan kepingan- kepingan j ari Nail ah, ist eri Khal if ah Ut sman r. a. , dilet akkan dekat j ubah sebagai saksi bisu. Bersamaan dengan it u dikampanyekan secara besar-besaran kepada penduduk, bahwa orang yang membunuh Khal if ah Ut sman r. a. bukan l ain hanyal ah Imam Al i r. a. sendiri Musl ihat pol it ik yang dij alankan ol eh Muawiyah dan Amr bin Al -Ash it u t ernyat a berhasil mengelabui f ikiran penduduk yang t idak memahami sel uk bel uk pol it ik. Dengan cepat Syam dil anda suasana ant i Imam Al i r. a. Ini merupakan awal persiapan pemberont akan bersenj at a yang t ak l ama l agi akan dicet uskan Muawiyah. 93 Unt uk menanggul angi f it nah sekej i it u, Imam Ali r. a. segera mengambil l angkah-l angkah seperl unya. Ia segera mengumpul kan kaum Muhaj irin dan Anshar. Diant ara mereka it u hadir dua orang t okoh t erkemuka yang sedang beroposi si, yait u Thal hah bin Ubaidil l ah dan Zubair bin Al -Awwam. Set el ah menj el askan kegiat an f it nah yang dil akukan Muawiyah di Syam, Imam Al i r. a. mengemukakan gagasan unt uk mencegah mel uasnya f it nah yang berbahaya it u. Gagasan yang dikemukakan Imam Al i r. a. t ernyat a mendapat sambut an dingin. Bahkan Thal hah dan Zubair, yang merupakan t okoh-t okoh t erdini membaiat Imam Al i r. a. , dengan al asan hendak berangkat umrah ke Makkah, menyat akan t ak dapat memenuhi aj akan Imam Al i r. a. Persiapan Thal hah Zubair Penol akan t ersel ubung yang dikemukakan Thal hah dan Zubair t ernyat a mempunyai ekor yang panj ang dan t ambah merawankan kedudukan Imam Al i r. a. sebagai Amirul Mukminin. Sej ak t erbaiat nya Imam Ali r. a. kini kot a Makkah menj adi t empat berkumpul nya t okoh-t okoh yang t erkena t indakan penert iban Amirul Mukminin, t erut ama mereka yang berasal dari kal angan Bani Umayyah. Di ant ara mereka t ermasuk Marwan bin Al -Hakam yang cepat -cepat meninggal kan Madinah. Kini Thal hah dan Zubair berangkat pul a ke Makkah. Ket ika it u, Sit t i Aisyah r. a. j uga berada di Makkah set el ah menunaikan ibadah haj i. Beberapa wakt u sesudah t erbunuhnya Khal if ah Ut sman ia mendengar desas-desus, bahwa Thal hah bin Ubaidil l ah t erbaiat sebagai Khal if ah penggant i Ut sman r. a. Mendengar sel ent ingan it u ia segera mengambil put usan unt uk cepat -cepat kembali ke Madinah. Tet api di t engah perj al anan, ia menerima kabar past i, bahwa yang t erbaiat sebagai Khal if ah bukannya Thal hah, mel ainkan Al i bin Abi Thal ib r. a. Begit u mendengar kepast ian demikian; ia membat al kan rencana pul ang ke Madinah. Ia kembali ke Makkah. Hat inya sangat masgul mendengar berit a it u. Sudah menj adi rahasia umum, bahwa sej ak t erj adinya perist iwa yang dal am sej arah dikenal dengan nama Hadit sul if k, Sit t i Aisyah sukar berbaik-baik kembal i dengan Imam Al i r. a. Perist iwa it u t erj adi ket ika Rasul Al l ah s. a. w. mel ancarkan ekspedisi t erhadap kaum kaf ir dari Banu Must haliq. Dal am ekspedisi it u beliau mengaj ak ist erinya, Sit t i Aisyah. Dalam perj al anan pul ang ke Madinah, Sit t i Aisyah ket inggal an dari rombongan, gara-gara mencari barang perhiasannya yang hil ang di perj alanan. Unt ungl ah ket ika it u ia dij umpai ol eh Shaf wan bin Muat t hal , yang berangkat pul ang l ebih bel akangan. Bukan main t erkej ut nya Shaf wan mel i hat Ummul Mukminin seorang diri di t engah- t engah padang pasir. Ist eri Rasul Al l ah s. a. w. it u dipersilakan naik ke at as unt a, sedangkan Shaf wan sendiri berj al an kaki sambil menunt un. Si ang hari mereka berdua baru memasuki kot a Madinah dengan disaksikan ol eh orang banyak. Semuanya heran mengapa Ummul Mukminin mengendarai unt a seorang pemuda yang t ampan it u. Mengenai kej adian it u Rasul Al l ah s. a. w. pada mul anya t idak pernah berf ikir l ebih j auh. Akan t et api secara diam-diam perist iwa it u menj adi pembicaraan orang ramai dan menj adi buah bibir yang dibisik-bisikkan orang dal am t iap kesempat an. Sumber ut ama yang menyiarkan desas-desus t uduhan Sit t i Aisyah berbuat serong ial ah seorang munaf ik bernama Abdul l ah bin Ubaiy. Desas-desus it u akhirnya sampai ke t el inga Rasul Al l ah s. a. w. Berit a sant er t ent ang hal it u sangat menggel isahkan hat i bel iau. Kemudian bel iau mint a pendapat para sahabat mengenai hal it u. Konon Usamah bin Zaid sama sekal i t idak dapat mempercayai benarnya desas-desus it u. Sedang Imam Al i r. a. wakt u it u mengat akan: Ya Rasul Al lah, masih banyak wanit a l ain Imam Ali r. a. mengucapkan kat a-kat a it u hanya sekedar unt uk berusaha menenangkan perasaan Rasul Al lah s. a. w. yang t ampak gel isah. 94 Ucapan it ul ah yang kemudian menj adi sebab ret aknya hubungan baik ant ara Sit t i Aisyah dengan Imam Al i r. a. Ucapan t ersebut ol eh Sit t i Aisyah r. a. dirasakan sangat menusuk hat i, sedang Imam Al i r. a. sendiri sel ama it u t idak pernah berubah sikap t erhadap Sit t i Aisyah r. a. Ia senant iasa hormat kepada Ummul Mukminin. Lebih-l ebih set el ah perist iwa If k it u t ersel esaikan dengan t unt as berdasarkan t urunnya f irman Al l ah s. w. t . yang menegaskan, bahwa Sit t i Aisyah bersih dari perbuat an nist a sepert i yang dit uduhkan orang. Gara-gara Hadit sul If k it ulah, Sit t i Aisyah r. a. sangat kecewa mendengar Al i bin Abi Thal ib r. a. dibaiat sebagai Khal if ah ol eh penduduk Madinah. Set ibanya di Makkah ia berniat hendak menent ang pembaiat an Ali bin Abi Thalib r. a. Ia berkat a: Ut sman mat i t erbunuh secara madzl um. Oleh karena it u adal ah kewaj iban kaum musl imin unt uk menunt ut bal as at as kemat iannya. Menurut Ummul Mukminin it u, Khal if ah penggant i Ut sman r. a. harus dilakukan pembaiat annya dal am suasana t ert ib dan damai. Ini sama art i nya dengan mengat akan, bahwa Imam Al i r. a. dipilih hanya ol eh kaum pemberont ak yang t el ah membunuh Khal if ah. Pendirian Sit t i Aisyah ini l ebih diperkuat l agi ol eh kedat angan Thalhah dan Zubair. Dua orang it u di Makkah mengadakan kampanye menent ang pembaiat an Imam Al i r. a. Pada mulanya banyak orang bert anya-t anya t ent ang pendirian aneh kedua orang it u. Bukankah mereka t el ah menyat akan baiat nya kepada Imam Al i r. a. ? Tanda-t anya di hat i orang-orang it u mereka j awab dengan mengat akan, bahwa baiat nya dil akukan karena t erpaksa. Dipaksa ol eh kekuat an bersenj at a kaum pemberont ak. Bagaimana pun j uga kini di Makkah t el ah t ersusun kekuat an penent ang Imam Ali r. a. Kekuat an ini makin hari makin bert ambah. Mereka bert ekad hendak memaksa Imam Al i r. a. mel epaskan kekhal if ahannya. Dengan bant uan bekas-bekas pej abat yang t erkena penggeseran dan penert iban; dengan dukungan orang-orang Qureiys yang masih menyimpan rasa sakit hat i; di perkuat l agi ol eh kehadiran Ummul Mukminin, sekarang Thal hah dan Zubair berhasil mengorganisasi pasukan bersenj at a kurang l ebih berkekuat an 3. 000 orang. Kekuat an ant i Imam Al i r. a. ini mempunyai t uj uan ganda: menunt ut bal as at as kemat ian Khal if ah Ut sman r. a. dan menggulingkan Imam Al i r. a. dari kedudukannya sebagai Amirul Mukminin. Mereka berpendirian, set el ah dua t uj uan it u t ercapai barul ah diadakan pemil ihan Khal if ah baru dal am suasana bebas dari t ekanan dan paksaan. Dua t ant angan besar yang sedang dihadapi Imam Al i r. a. mewarnai kehidupan kaum musl imin pada t ahun empat -pul uhan Hij riyah. Damsyik dan Makkah menuduh Imam Al i r. a. sebagai orang yang set idak-t idaknya ikut bert anggungj awab at as t erbunuhnya Khal if ah Ut sman r. a. Dal am periode it u prakt is ummat Isl am t erpecah dal am t iga kel ompok besar: 1. Kel ompok Madinah di bawah pimpinan Imam Al i r. a. 2. Kel ompok Damsyik di bawah pimpinan Muawiyah bin Abi Suf yan. 3. Kel ompok Makkah di bawah pimpinan t rio Thal hah, Zubair dan Sit t i Aisyah r. a. Masing-masing kel ompok dit unj ang ol eh kekuat an bersenj at a yang cukup t angguh dan berpengalaman. Unt uk pert ama kalinya dal am sej arah Isl am, t erj adi sat u krisis polit ik sangat gawat yang mengarah kepada peperangan besar ant ara sesama kaum musl imin. Inil ah gej al a nyat a dari apa yang pernah dikemukakan Rasul Al l ah s. a. w. semasa hidupnya, bahwa pada sat u ket ika akan t erj adi f it nah besar di kal angan ummat nya, l aksana dat angnya malam gelap-gul it a yang berl angsung dari awal sampai akhir. Dal am menghadapi kel ompok Madinah, t ampaknya seakan-akan kel ompok Damsyik berdiri di 95 bel akang kelompok Makkah. Mengenai hal ini kit ab Al i waAshruhu, hal aman 970-971, mengemukakan sebuah f akt a sej arah. Fakt a it u berupa sepucuk surat Muawiyah yang dikirimkan kepada Zubair mel al ui seorang dari Bani Amir. Dal am surat it u Muawiyah ant ara l ain menul is: Bismil l aahir Rahmanir Rahim. Kepada hamba Al l ah Zubair Amirul Mukminin, dari Muawiyah bin Abi Suf yan. Sal amun al aika, ammaa ba du: penduduk Syam t el ah kuaj ak bersama-sama membait at anda. Mereka menyambut baik dan semuanya t aat . Begit u t aat nya sepert i t ernak. Sekarang hanya t inggal Kuf ah dan Bashrah saj a yang bel um anda dapat kan. Hendaknya anda j angan sampai kedahul uan Al i bin Abi Thal ib. Sesudah kedua kot a it u berada di t angan anda, Al i t idak akan mempunyai apa-apa l agi. Aku j uga sudah membaiat Thal hah bin Ubaidil l ah sebagai penggant i anda di kemudian hari. Ol eh karena it u hendaknya kalian supaya t erang-t erangan menunt ut balas at as kemat ian Khal if ah Ut sman, dan kerahkanl ah semua orang ke arah it u. Kal ian supaya sungguh-sungguh giat dan cepat bergerak. Al l ah akan memenangkan kal ian dan t idak akan membant u musuh-musuh kalian. Surat t ersebut ol eh Zubair diperl ihat kan kepada Thalhah, bahkan dengan dibacakan sekal igus. Tanpa disadari dua orang it u sudah masuk perangkap Muawiyah. Dengan siasat it u Muawiyah hendak mel emahkan posisi Imam Al i r. a. dan menghabiskan kekuat an orang-orang l ain yang mengincar kursi kekhalif ahan. Ke Bashrah Unt uk mel aksanakan rencana kel ompok Makkah, yait u menunt ut bal as at as kemat ian Khalif ah Ut sman r. a. dan menggul ingkan Imam Al i r. a. dari kedudukannya sebagai Khal if ah, Thal hah, Zubair dan Sit t i Aisyah r. a. berangkat ke Bashrah. Pada saat Sit t i Aisyah r. a. hendak berangkat , orang-orang mencarikan seekor unt a yang kuat guna mengangkut haudaj -nya Yal aa bin Ummayyah menyerahkan unt a kepunyaannya yang sangat besar, bernama Askar. Sit t i Aisyah r. a. kagum sekali melihat unt a it u. Akan t et api ket ika serat i memanggil -manggil unt anya dengan berul ang-ul ang menyebut Askar, ia mundur dan berkat a kepada serat i unt a it u: Kempalikan dia. Aku t idak membut uhkan unt a it u Sewakt u dit anya apakah sebabnya Ummul Mukminin menyuruh unt a Askar dikembalikan, Sit t i Aisyah r. a. menj awab, bahwa Rasul Al lah s. a. w. pernah menyebut -nyebut nama unt a it u dan ia dil arang mengendarainya. Ummul Mukminin mi nt a dicarikan unt a l ain. Orang t ak berhasil mencarikan unt a sepert i Askar. Agar j angan diket ahui ol eh Ummul Mukminin, bahwa unt a yang akan dikendarainya adal ah t et ap unt a Askar , maka j il al -nya Askar digant i dengan j ilal l ain, t anpa sepenget ahuan Sit t i A. isyah r. a. Ummul Mukminin merasa puas dengan unt a yang dikat akan bukan Askar it u. Sement ara it u Al -Asyt ar dari Madinah mengirim sepucuk surat kepada Sit t i A. isyah r. a. Tul is Al - Asyt ar: Ibu adal ah ist eri Rasul A. l l ah s. a. w. Bel iau t el ah memerint ahkan Ibu supaya t et ap t inggal di rumah. Jika Ibu menurut i perint ah bel iau, bagi Ibu it u l ebib baik. Tet api j ika Ibu t et ap t idak mau sel ain hendak memegang pent ung, menanggal kan baj u kerudung dan menampakkan kesucian diri di depan mat a orang banyak, Ibu akan kami perangi, sampai kami dapat memulangkan Ibu kembali ke rumah, t empat yang sudah diridhoi Al l ah bagi Ibu. Sebagai j awaban at as surat Al -Asyt ar it u, Sit t i Aisyah r. a. menul is: Engkau adal ah orang Arab pert ama yang mel ancarkan f it nah, menganj urkan perpecahan dan membel akangi para Imam, yakni para Khal if ah. Engkau mengert i bahwa dirimu t idak akan dapat mel emahkan Al l ah. Engkau akan menerima pembalasan dari Al l ah at as perbuat anmu yang dzal im t erhadap seorang Khal if ah, yakni Ut sman bin Af f an. Surat mu sudah kut erima dan aku sudah memahami apa yang ada di dal amnya. Al l ah saj al ah yang akan mel indungi diriku dari perbuat anmu. Akan l umpuhl ah semua orang yang sesat dan durhaka sepert i engkau it u, insyaa All ah 96 Wakt u perj alanan Sit t i Aisyah r. a. sampai di Hauab, yait u t empat sumber air kepunyaan Bani Amir Shashaah, ia digonggong banyak anj ing, sampai unt a yang dikendarainya l ari kencang sukar dikendal ikan. Wakt u it u t erdengarl ah suara orang bert eriak: Hai, t ahukah kal ian, bet apa banyaknya anj ing di Hauab ini dan alangkah keras gonggongannya Mendengar t eriakan it u, Sit t i Aisyah r. a. menari k t al i kekang sekeras-kerasnya sambil bert eriak kuat : It u anj ing-anj ing Hauab Kembal ikan aku Aku mendengar sendiri Rasul Al l ah pernah mengat akan. . . , ia menyebut apa yang pernah dikat akan ol eh Rasul Al l ah s. a. w. kepadanya. Saat it u Sit t i Aisyah mendengar suara orang l ain mengat akan: Pel an-pel an Kit a sudah mel ewat i Hauab Apakah ada saksi yang membenarkan perkat aanmu? t anya Sit t i Aisyah r. a. mengej ar suara t adi. Kemudian beberapa orang Badui yang menj adi pengawal meneriakkan sumpah, bahwa benar- benar t empat it u sudah bukan Hauab l agi. Ol eh karena it u Sit t i Aisyah r. a. l al u mel anj ut kan perj al anan. Ket ika Sit t i Aisyah r. a. t iba di Harf Abi Musa, dekat Bashrah, penguasa daerah Bashrah yang diangkat ol eh Khal if ah Imam Al i r. a. , bernama Ut sman bin Hanif , mengirim Abul Aswad Ad Dual iy guna menemui rombongan. Abul Aswad bert emu dengan Sit t i Aisyah r. a. dan menanyakan maksud perj al anannya. Kepada Abul Aswad, Sit t i Aisyah r. a. menj el askan, bahwa ia dat ang unt uk menunt ut bal as at as kemat ian Khal if ah Ut sman bin Af f an. Menanggapi ket erangan Sit t i Aisyah r. a. it u, Abul Aswad mengat akan, bahwa di Bashrah t idak ada seorang pun yang ikut ambil bagian dal am perist iwa pembunuhan Ut sman bin Af f an. Engkau benar, kat a Sit t i Aisyah r. a. menukas. Tet api ada orang-orang yang bersama-sama Al i bin Abi Thal ib di Madinah. Aku dat ang unt uk mengerahkan penduduk Bashrah supaya bangkit memerangi dia. Kal au kami bisa marah karena kalian dicambuk oleh Ut sman, mengapa kami t ak bisa marah t erhadap mereka yang mengangkat pedang t erhadap Ut sman? Menj awab pernyat aan Sit t i Aisyah r. a. t adi, Abul Aswad berkat a: Ibu adal ah wanit a pingit an Rasul Al l ah s. a. w. Bel iau memerint ahkan Ibu supaya t et ap t inggal di rumah dan membaca Kit ab Al l ah. Tidak ada kewaj iban perang bagi wanit a. Wanit a j uga t idak l ayak menunt ut bal as at as t erbunuhnya seseorang. Bagi Ut sman, Al i sebenarnya l ebih baik dari pada Ibu. Ia l ebih dekat hubungan silat urahminya, karena dua-duanya sama-sama put era ket urunan Abdi Manaf . Sit t i Aisyah r. a. t ak memperdul ikan kat a-kat a Abul Aswad it u. Ia t et ap menyat akan kebul at an t ekadnya: Aku t idak akan pergi sebel um mel aksanakan maksudku. Hai Abul Aswad, t anya Sit t i Aisyah r. a. , apakah engkau mengira akan ada orang di Bashrah ini yang hendak memerangi aku? Demi Al l ah, kat a Abul Aswad, perang yang hendak Ibu cet uskan it u akan sangat hebat . Wakt u Abul Aswad beranj ak hendak meninggal kan t empat , dat angl ah Zubair bin Al -Awwam. Kepadanya Abul Aswad berkat a: Hai Abu Abdul l ah --nama panggil an Zubair-- banyak orang yang menyaksikan, wakt u Abu Bakar dahul u dibaiat sebagai Khal if ah engkau mengangkat pedangmu sambil berkat a: Tidak ada orang yang l ebih af dhal unt uk memegang kepempimpinan ummat sel ain Al i bin Abi Thal ib. Bagaimana keadaanmu sekarang dengan pernyat aanmu it u? Dat angl ah engkau menemui Thal hah dan dengarkan sendiri apa yang dikat akan ol ehnya kat a Zubair, menanggapi pert anyaan Abul Aswad t adi. Abul Aswad t erus pergi menemui Thal hah. Dari dial og yang berl angsung ant ara dia dengan 97 Thal hah, Abul Aswad menget ahui, bahwa Thal hah sudah bert ekad bul at mel ancarkan pemberont akan bersenj at a. Wakt u Sit t i Aisyah r. a. mendengar, bahwa pasukan Imam Ali r. a. sudah t iba dekat Bashrah, dari j urusan l ain, ia segera menul is surat kepada Zaid bin Shuhan Al -Abdiy: Dari Aisyah bint i Abu Bakar Ash Shiddiq, ist eri Nabi s. a. w. , kepada ananda yang set ia Zaid bin Shuhan. Hendaknya engkau t et ap t inggal di rumah. Cegahl ah orang-orang j angan sampai membant u Al i. Kuharap dapat segera menerima kabar t ent ang yang kuinginkan darimu. Bagiku, engkau adal ah seorang kerabat yang pal ing dapat dipercaya. Wassal am. Menj awab surat Sit t i Aisyah r. a. di at as, Zaid bin Shuhan menul is: Dari Zaid bin Shuhan kepada Aisyah bint i Abu Bakar. Sesungguhnya All ah t el ah memberi perint ah kepada Ibu dan kepadaku. Ibu diperint ahkan supaya t et ap t i nggal di rumah, dan aku diperi nt ahkan supaya berj uang. Surat Ibu sudah kut erima. Ibu memerint ahkan supaya aku menj al ankan sesuat u yang berl ainan dari pada apa yang diperint ahkan Al l ah kepadaku. Aku akan berbuat sepert i apa yang diperint ahkan Al l ah kepadaku dan hendaknya Ibu pun berbuat sepert i yang diperint ahkan Al l ah kepada Ibu. Perint ah Ibu t idak dapat kupat uhi, dan surat Ibu t idak akan t erj awab l agi. Wassal am. Menurut Abu Bikrah, ket ika Asy Syibiy mencerit akan pengal amannya dal am perang Jamal Unt a mengat akan, bahwa wakt u Thal hah dan Zubair dat ang menj umpai Sit t i Aisyah, kul ihat semua perint ah dan l arangan berada di t angannya. Wakt u it u aku segera t eringat kepada sebuah hadit s yang kudengar berasal dari Rasul Al l ah s. a. w. yang mengat akan: Sesuat u kaum t idak akan berhasil j ika urusannya dipimpin ol eh seorang wanit a. Teringat it u aku cepat -cepat menj auhkan diri. Dalam peperangan t ersebut , unt a yang bernama Askar yang dikendarai Sit i Aisyah r. a. merupakan l ambang sat u-sat unya bagi pasukan Thal hah. Wakt u pasukan Thal hah dan pasukan Imam Ali r. a. masing-masing t el ah siaga unt uk bert empur, Sit t i Aisyah r. a. mengucapkan pidat o. Pidat onya j uga dit uj ukan kepada pengikut -pengikut Imam Al i r. a. : …Kit a t el ah bert ekad hendak menunt ut balas at as kemat ian Ut sman mel al ui j alan kekerasan. Ia adal ah seorang Amirul Mukminin, t empat bernaung dan t empat berl indung yang t erbaik. Bukankah dul u kal ian mint a kepadanya supaya ia bersedia memenuhi keinginan kalian? Hal it u sudah ia penuhi. Tet api set el ah kal ian memandangnya sebagai orang yang suci bersih sepert i baj u yang baru dicuci, kemudian kal ian memusuhinya. Lant as kal ian berdosa dengan menumpahkan darahnya secara haram. Demi Al l ah, ia adalah orang yang j auh l ebih bersih dan l ebih bert aqwa kepada All ah dibanding kal ian… Hampir dalam wakt u yang bersamaan, Imam Al i r. a. sel aku Amirul Mukminin, j uga mengucapkan pidat o, sambil memberi inst ruksi-inst ruksi: …Janganl ah kal ian memerangi mereka sebelum mereka menyerang l ebih dul u. Al hamdulil l ah, kal ian berada di at as huj j ah al asan yang benar. Kal ian harus berhent i memerangi mereka j ika mereka mengaj ukan huj j ah l ain kepada kal ian. Tet api j ika kal ian t erpaksa harus berperang, j anganl ah kal ian menganiaya orang-orang yang l uka parah. Jika kalian berhasil mengal ahkan mereka, j anganl ah kal ian mengej ar mereka dengan cara-cara yang l icik. Janganl ah membuka hal -hal yang memal ukan mereka dan j anganl ah sampai mencincang orang yang sudah t ewas. Jika kalian t iba di t empat pemukiman mereka, j anganl ah kal ian mel anggar kesopanan, j anganl ah kalian memasuki rumah, j anganl ah kal ian mengambil hak milik mereka wal au sedikit , j angan sekal i-sekal i menggel isahkan dan mengganggu wanit a, walau mereka it u mencaci-maki kal ian at au mencerca pemimpin-pemimpin dan orang-orang shal eh yang ada di t engah-t engah kal ian. Sebab mereka it u adal ah manusia-manusia yang l emah j asmani, j iwa dan f ikiran. Kit a semua t el ah diperint ahkan Al l ah dan Rasul -Nya supaya membiarkan kaum wanit a, sekalipun 98 mereka it u orang-orang musyrik. Jika sampai ada l el aki yang memukul mereka dengan t ongkat at au dengan pel epah kurma, l el aki it u sungguh amat t ercel a dan akan menerima hukuman di kemudian hari… Sebel um salah sat u f ihak menyul ut api peperangan, Al i bin Abi Thal ib r. a. menul is sepucuk surat kepada Thal hah dan Zubair. Isinya sebagai berikut : Kal ian makl um bahwa aku t idak pernah mint a dibaiat ol eh mereka, t et api mereka sendiril ah yang membaiat diriku. Kalian berdua t ermasuk orang-orang yang memilih dan membaiat diriku. Orang t idak membaiat diriku unt uk suat u kekuasaan ist imewa. Jika kalian membaiat ku karena t erpaksa, aku mempunyai al asan unt uk bert indak t erhadap kal ian, sebab kal ian berpura-pura t aat , t et api sebenarnya menyembunyikan rasa permusuhan. Namun j ika kalian membaiat ku benar-benar karena t aat , hendakl ah kal ian segera kembali ke j al an Al l ah. Hai Zubair, engkau dahulu adal ah seorang pasukan berkuda Rasul Al l ah s. a. w. dan pembela bel iau. Dan engkau hai Thal hah, engkau adal ah sal ah seorang kami-t ua kaum Muhaj irin. Seandainya dul u kal ian t idak mau membaiat ku, it u akan l ebih mudah bagi kalian unt uk kel uar dari baiat yang sudah kalian ikrarkan sendiri. Kal ian menuduh aku t el ah membunuh Ut sman. Padahal aku, kal ian dan penduduk Madinah semua menget ahui apa yang sebenarnya t el ah t erj adi. Kal ian menuduh aku mel indungi para pembunuh Ut sman. Padahal anak-anak Ut sman sendiri semuanya menyat akan t aat kepadaku dan mengadukan orang-orang yang membunuh ayah mereka kepadaku. Tet api kal au t ernyat a Ut sman memang mat i t erbunuh karena madzl um at au dzal im, misal nya, l ant as kal ian berdua mau apa? Kal ian berdua t el ah mengikrarkan baiat kepadaku, t et api sekarang kal ian mel akukan dua perbuat an yang amat t ercel a: menciderai baiat kal ian sendiri dan menghasut Ummul Mukminin hingga meninggal kan rumah. Sedang kepada Ummul Mukminin, Sit t i Aisyah r. a. , Imam Ali r. a. mengirim sepucuk surat . Isinya ant ara l ain: Bunda t el ah kel uar meninggal kan rumah dengan perasaan marah demi Al l ah dan Rasul -Nya. Bunda menunt ut suat u persoal an yang bukan menj adi urusan Bunda. Apa urusan kaum wanit a dengan peperangan at au pert empuran? Bunda menunt ut bal as at as kemat ian Ut sman, demi Al l ah, orang-orang yang menghadapkan Bunda kepada marabahaya sert a menghasut Bunda supaya berbuat pel anggaran, j auh l ebih besar dosanya t erhadap diri Bunda dibanding dengan pembunuh-pembunuh Ut sman bin Af f an. Aku t idak marah j ika Bunda t idak marah, dan aku t idak membuat kegoncangan j ika Bunda t idak membuat kegoncangan. Kuharap supaya Bunda t et ap bert aqwa kepada All ah dan pul ang kembali ke rumah Bunda. Sebagai j awaban t erhadap surat Imam Al i r. a. , Thalhah dan Zubair menul is: Engkau t el ah menempuh j al an sepert i yang kau t empuh sepeninggal Ut sman sekarang ini; dan engkau t idak akan kembal i l agi selama engkau merasa perl u menempuh j al an yang sedang kaut empuh. Jal ankanl ah apa yang menj adi kemauanmu. Engkau t idak akan merasa puas selama kami belum t aat , dan kami t idak akan t aat kepadamu unt uk sel ama-l amanya. Lakukanl ah apa saj a yang hendak kau perbuat . Sedangkan Ummul Mukminin, Sit t i Aisyah r. a. hanya menul is j awaban singkat : Persoal annya sudah j el as. Engkau t idak per l u menyalahkan l agi. Wassal am. Perang Unt a Sekal ipun sebenarnya peperangan sudah t ak dapat dihindarkan l agi, namun Imam Al i r. a. masih t et ap berusaha unt uk dapat mencegah berkobarnya peperangan sesama musl imin. Ia t eringat kenangan l ama yang indah, ket ika bersama Thal hah dan Zubair berj uang bahu membahu menegakkan Isl am di bawah pimpinan Rasul Al l ah s. a. w. 99 Imam Al i r. a. berusaha bert emu muka dengan dua t okoh bekas sahabat nya, yang saat it u t el ah mengangkat senj at a unt uk menent angnya. Pada pert emuan muka dengan Thal hah, Imam Ali r. a. berkat a: Sahabat ku Thal hah Engkau menyimpan ist erimu sendiri di rumahmu, t et api engkau dat ang ke t empat ini membawa ist eri Rasul Al l ah s. a. w. Dengan mempergunakan diakah engkau berperang? Pert anyaan Imam Ali r. a. ini nampaknya sangat mengenai hat i Thal hah. Ia t ak bisa menj awabnya sama sekal i dan hanya dapat menundukkan kepal a unt uk kemudian pel an-pelan menarik diri dari barisan yang dipimpinnya. Ket ika Marwan bin Al -Hakam melihat Thal hah memisahkan diri dari pasukan dan meninggal kan medan pert empuran ia t ergabung dal am pasukan Thal hah, segera mengikut i sambil berkat a: Demi Al lah, aku t ak akan mel epaskan t ekadku unt uk menebus darah Ut sman. Aku t idak akan membiarkan dia Thal hah l ol os. Akan kubunuh dia, karena dia j uga t urut membunuh Ut sman Beberapa saat kemudian ia membidikkan anak panahnya ke arah Thal hah. Ket ika anak panah it u l epas dari busurnya, l ambung Thal hah menj adi sasaran. Gugurl ah salah seorang sahabat Rasul Al l ah s. a. w. t ert embus panah yang di l epaskan ol eh anggot a pasukannya sendiri. Sement ara it u ket ika Imam Al i r. a. berhasil bert emu muka dengan Zubair, ia bert anya: Hai Abdul l ah, apakah yang mendorongmu sampai dat ang ke t empat ini? Unt uk menunt ut bal as at as kemat ian Ut sman, j awab Zubair dengan t erus t erang. Engkau menunt ut bal as at as kemat ian Ut sman? t anya Imam Al i r. a. menanggapi j awaban Zubair t adi. Al l ah mengut uk orang yang membunuhnya Hai Zubair, engkau kuingat kan. Ingat kah dahul u ket ika engkau berj alan bersama Rasul Al l ah s. a. w. wakt u it u bel iau bert opang pada t anganmu, mel ewat i aku, kemudian bel i au t ersenyum padaku, l al u menol eh kepadamu sambil berkat a: Hai Zubair, engkau kel ak akan memerangi Al i secara dzal im Oh, ya, j awab Zubair, set el ah beberapa saat mengingat -ingat . Mengapa engkau sekarang memerangi aku? t anya Imam Al i r. a. pul a. Demi Al lah, sahut Zubair, aku l upa. Seandainya aku ingat aku t idak akan keluar unt uk memerangimu. Sel esai mengucapkan kat a-kat a it u, Zubair cepat -cepat kel uar meninggal kan pasukan dengan air mat a membasahi pipi. Tet api mal ang bagi Zubair. Sal ah seorang anggot a pasukan Imam Al i yang bernama Ammar bin Jarmuz ket ika mel ihat Zubair t erpisah dari pasukannya, segera diikut i dan kemudian dibunuh. Perang Unt a, at au Waqat ul Jamal , ant ara sesama kaum musl imin, sudah t ak dapat dihindarkan l agi. Dal am t ul isannya t ent ang Waqat ul Jamal , Al -Madainiy dan Al-Waqidiy ant ara l ain mengat akan, bahwa dua pasukan sal ing berhadapan, pasukan Thal hah dan penduduk Bashrah, t erus menerus dibakar semangat nya dengan syair-syair agit asi. Mereka dikerahkan unt uk mengarungi pert empuran sengit melawan Imam Al i r. a. dan pasukannya. Di t engah-t engah pert empuran sedang berl angsung sengit , muncul Auf bin Qhat an Adh Dhabiy. Ia bert eriak: Tidak ada f ihak yang harus dit unt ut at as kemat ian Ut sman sel ain Al i bin Abi Thal ib dan anak-anaknya Sej al an dengan it u ia menarik t ali kekang unt a yang dikendarai Sit t i Aisyah r. a. sambil bersyair: Hai ibu…, hai ibu, t anah air t el ah l epas dariku 100 Aku t ak ingin kuburan dan t ak ingin kain kaf an Disinil ah medan l aga bagi Auf bin Qhat an Jika Al i l epas dari t angan, mat ilah aku At au j ika dua anaknya, Hasan dan Husein, l epas. . . Baikl ah aku mat i merint ih bagaikan pahl awan Dengan pedang t eracung di t angan ia maj u menerj ang. Bel um sempat pedangnya menj at uhkan korban di f ihak l awan, ia sendiri sudah t ersungkur t erbel ah set engah badan dan menggel epar bergumul dengan pasir. Tal i kekang yang l epas dari t angannya, segera diambil ol eh Abdul lah bin Abza. Ket ika it u barang siapa yang benar-benar berani bert empur sampai mat i, ia past i maj u mendekat i unt a Sit t i Aisyah r. a. dan memegang t al i kekangnya. Sambil mendendangkan syair Abdul l ah bin Abza t ampil menghunus pedang dan mul ai menyerang pasukan Imam Al i r. a. Dengan syair j uga ia menant ang Imam Al i r. a. : Mereka kuserang, t et api t ak kul ihat ayah si Hasan Aduhai. . . . it u merupakan kesedi han di at as kesedihan Mendengar t ant angan Abdul l ah bin Abza, Imam Ali r. a. segera kel uar dari barisan unt uk mel akukan serangan dengan t ombak. Beberapa saat perang t anding berl angsung. Set el ah beberapa kal i ayunan pedang Abdul l ah bin Abza gagal menyent uh t ubuh Imam Al i r. a. , t iba-t iba uj ung t ombak yang runcing mengkil at sudah menancap di t engah-t engah dada Abdul l ah bin Abza. Ia j at uh t ersungkur. Beberapa det ik sebel um Abdul l ah menarik naf as t erakhir, Imam Ali r. a. menghampirinya sambil bert anya: Sudahkah engkau melihat ayah si Hasan? Bagaimana engkau l ihat dia? Habis mengucapkan pert anyaan it u Imam Al i r. a. kembali ke pasukan. Sement ara pasukan kedua bel ah f ihak sedang bergul at mengadu senj at a, banyak kepal a dan t angan berj at uhan t erpisah dari bat ang t ubuhnya, Sit t i Aisyah r. a. t urun dari unt a. Ia mengambil segenggam kerikil , l al u dicampakkan kepada pengikut -pengikut Imam Al i r. a. seraya bert eriak: Hancurl ah muka kal ian Hal semacam it u dil akukan Sit t i Aisyah r. a. , meniru perbuat an Rasul Al l ah s. a. w. dal am perang Hunain. Mel ihat peperangan semakin dahsyat , bersama regu pasukan yang mengenakan serban hij au, t erdiri dari kaum Muhaj irin dan Anshar, Imam Ali r. a. maj u memimpin serangan. Ia diapit ol eh t iga orang put eranya: Al Hasan, Al Husein dan Muhammad Al Hanaf iyah. Sebel um t ampil sendiri memimpin serangan, Imam Al i r. a. bermaksud hendak menguj i ket angguhan put eranya yang bernama Muhammad Al Hanaf iyah. Sambil menyerahkan panj i pasukan, Imam Al i r. a. berkat a kepada put eranya it u: Maj ul ah dengan panj i ini dan pancangkanl ah di depan mat a unt a it u Jangan berhent i di t empat l ain Baru saj a Muhammad mengayunkan kaki beberapa l angkah, ia sudah dihuj ani anak-panah yang bet erbangan dari arah l awan. Mel ihat it u, ia memerint ahkan regunya supaya berhent i sej enak: Tunggu dul u, sampai mereka kehabisan anak-panah Menget ahui hal it u, Imam Al i r. a. segera menyuruh orang l ain guna mendekat i put eranya. Kepada orang yang disuruhnya it u, dipesan agar mendorong Muhammad Al Hanaf iyah maj u t erus melancarkan serangan t erbuka dan besar-besaran. Karena gerak Muhammad l amban, Imam Al i menghampirinya sendiri dari bel akang. Sambil menepukkan t angan kiri ke bahu put eranya, Ia membent ak: Hayo maj u Meskipun sudah dibent ak ayahnya agar maj u t erus, namun Muhammad Al Hanaf iyah masih j uga l amban bergerak. Sebagai seorang ayah, Imam Ali r. a. merasa kasihan. Kemudian panj i yang di t angan put eranya diambil kembali dengan t angan kiri, sedang pedang yang t erkenal dengan nama Dzul Fiqar t erhunus di t angan kanannya. Tanpa membuang-buang wakt u Imam Al i r. a. memimpin serbuan ke t engah pasukan Jamal . Set el ah mel akukan serangan beberapa saat l amanya, menangkis dan memukul musuh, Imam Al i r. a. kembal i ke induk pasukan. Sahabat - 101 sahabat dan put era-put eranya berkerumun. Ya Amirul Mukminin, desak Al Asyt ar, cukupl ah kami saj a yang mel aksanakan t ugas it u Desakan Al Asyt ar it u t ak dit anggapi oleh Imam Al i r. a. Menol eh saj a pun t idak, darahnya masih mendidih. Sedemikian meluapnya sampai semua orang yang ada di sekit arnya ket akut an. Pandangan mat anya yang berapi-api t et ap mengarah ke pasukan musuh. Tak lama kemudian ia menyerahkan kembal i panj i pasukan kepada put eranya, Muhammad A1 Hanaf iyah. Segera ia maj u l agi menyerang musuh unt uk kedua kal inya. Dengan gagah berani Imam Al i r. a. menerj ang pasukan l awan sambil memainkan pedang dengan gesit dan cekat an. Anggot a- anggot a pasukan Thal hah yang menj adi sasaran serangannya l ari t erbirit -birit menyel amat kan diri. Banyak yang mat i t erbunuh di uj ung pedangnya. Tanah menj adi merah dibasahi darah. Sel esai mel ancarkan serangan kedua, Imam Ali r. a. kembali l agi ke induk pasukan. Kal au anda sampai gugur, puj i sahabat nya, set el ah Imam Al i r. a. berada di t engah barisannya, barangkal i akan l enyap agama Isl am. Berhent ilah, cukup kami saj a yang menyerang dan bert empur Demi Al lah, j awab Imam Al i r. a. at as puj ian sahabat -sahabat nya it u. Aku sangat t idak set uj u dengan f ikiran kal ian. Yang kuinginkan bukan l ain hanyal ah keridhoan Al l ah dan kampung akhirat Sel anj ut nya kepada Muhammad Al Hanaf iyah ia berkat a: Sepert i akul ah seharusnya engkau berbuat Muhammad Al Hanf iyah t idak menj awab sepat ah kat a pun ucapan ayahnya it u. Dari orang-orang yang berkerumun di sekit ar Imam Al i r. a. t erdengar sura bergumam: Siapa orangnya yang sanggup berbuat sepert i Amirul Mukminin Ket ika sedang sengit -sengit nya pert empuran, unt a yang di kendarai Sit t i Aisyah r. a. t erput ar- put ar sedemikian rupa sepert i penggil ingan gandum. Pasukan kedua bel ah f ihak berj ubel dan sal ing mendesak beradu senj at a di sekit arnya. Unt a sampai meringkik-ringkik keras sekal i karena t ali kekangnya di t arik ke sana ke mari. Pasukan Imam Al i r. a. makin maj u menerj ang unt uk l ebih mendekat kepada unt a. Gerakan pasukan Imam Al i r. a. t erhambat t umpukan manusia yang berada di sekel ilingnya. Set iap anggot a pasukan yang mat i, penggant inya dat ang berl ipat ganda. Mel ihat sit uasi it u Imam Al i r. a. bert eriak memberi perint ah: Cel akal ah kal ian Tembak saj a unt a it u dengan panah Bant ail ah unt a cel aka it u Unt a yang dikendarai Sit t i Aisyah r. a. it u segera dihuj ani anak-panah. Tet api t ak sebuah pun anak-panah yang menembus, karena di sekuj ur badannya dipasang t ij f af . Semua anak panah menancap pada t ij f af sampai unt a it u kel ihat an sepert i seekor l andak raksasa. Terdengar l agi suara orang bert eriak: Hai penunt ut bal as darah Ut sman Yang bert eriak ial ah Al Azd dan Dhabbah. Kal imat it u diul ang-ul ang dan akhirnya menj adi semboyan yang dit eriakkan pasukan Thal hah. Semboyan pasukan Thal hah it u dij awab Imam Al i r. a. dengan semboyan: Hai Muhammad Nama put era Imam Al i r. a. yang memegang panj i pasukan. Pasukan Imam Al i r. a. segera mengikut i semboyan yang diserukan Imam Al i r. a. 102 Pasukan kedua bel ah f ihak sekarang makin t ambah bergumul mengadu senj at a. Perist iwa t ersebut t erj adi pada hari kedua perang Unt a. Semboyan yang diserukan Imam Al i r. a. t ernyat a besar sekali pengaruhnya di kal angan pasukannya, sehingga mereka berhasil menggoyahkan sendi-sendi kekuat an l awan. Pasukan Thalhah makin payah menghadapi t ekanan-t ekanan berat yang t erus-menerus dil ancarkan pasukan Imam Al i r. a. Namun demikian mereka samasekal i t idak berusaha mel arikan diri at au mel et akkan senj at a. Pasukan yang makin l ama makin mengecil it u kemudian bergerak memusat di sekit ar unt a yang dit unggangi Sit t i Aisyah r. a. Mereka t el ah bert ekad, pasukan Imam Al i r. a. baru akan berhasil merebut Sit t i Aisyah r. a. sesudah mel ewat i mayat -mayat mereka. Perl awanan yang diberikan ol eh pasukan Makkah dan Bashrah it u sungguh dahsyat sekal i. Nyawa, sudah t idak mereka pedul ikan. Dengan semangat berkobar-kobar penuh f anat isme mereka rel a menghadapi maut . Demikian banyaknya korban sehingga di sekit ar unt a yang besar it u bergel impangan t umpuk-menumpuk manusia yang l uka dan mat i. Padang pasir yang kering menj adi basah ol eh darah dan bau anyir menyengat hidung. Mel ihat keadaan yang mengerikan it u, Imam Al i r. a. mengambil suat u keput usan cepat unt uk merobohkan unt a t ersebut . Pel aksanaan keput usan dipercayakan kepada Al Asyt ar dan Ammar. Kepada kedua orang sahabat nya it u, Imam Ali r. a. memerint ahkan: Cepat bant ai unt a it u Peperangan bel um sel esai, apinya masih berkobar. Unt a it ul ah yang di j adikan semacam kiblat ol eh mereka Dua orang yang diperint ah it u segera maj u bersama beberapa orang l ainnya dari Bani Murad. Seorang di ant aranya bernama Umar bin Abdul l ah. Bersama Umar binAbdul l ah Al Muradiy mereka mendekat i unt a, l al u ponok dekat l ehernya dipukul dengan pedang ol eh Al Muradiy. Unt a it u meront a-ront a, meringkik keras-keras, dan akhirnya rebah. Pendukung-pendukung Sit t i Aisyah r. a. mel ihat gel agat it u cepat lari menj auhkan diri. Imam Al i r. a. bert eriak memberi perint ah: Pot ong t al i pengikat Haudaj Set el ah it u Imam Ali r. a. menyuruh Muhammad bi n Abu gakar Ash Shiddiq saudara Sit t i Aisyah r. a. : Ambil l ah saudara perempuanmu Sit t i Aisyah kemudian di bawa ol eh Muhammad bin Abu Bakar dan dimasukkan ke dal am sebuah rumah mil ik Abdul l ah bin Khal af Al Khuzaiy. Sel anj ut nya Imam Ali r. a. memerint ahkan Abdul l ah bin Abbas supaya menemui Sit t i Aisyah dan memint anya agar bersedia pul ang ke Madi nah. Mengenai hal ini Abdul l ah bin Abbas mencerit akan pengal amannya sebagai berikut : Aku dat ang menemui Sit t i Aisyah. Aku t idak diberi sesuat u unt uk duduk. Kuambil saj a sebuah bant al yang dibawa ol ehnya sel ama perj al anan, l al u duduk di at asnya. Kepadaku ia berkat a: Hai Ibnu Abbas, engkau sudah menyalahi perat uran. Engkau berani duduk di at as bant al ku dan dal am rumahku t anpa seizin aku? Ini bukan rumah bunda, j awabku, bukan rumah yang ol eh Al l ah bunda diperint ahkan supaya t et ap t inggal di dal amnya. Jika ini rumah bunda, aku t idak berani duduk di at as bant al bunda t anpa seizin bunda Mel al ui aku, kat aku meneruskan, Amirul Mukminin mint a supaya bunda berangkat pul ang ke Madinah. Tiba-t iba ia menyahut : Mana ada Amirul Mukminin? 103 Dul u memang Abu Bakar, j awabku dengan sabar dan hormat , kemudian Umar l al u Ut sman dan sekarang Al i Tidak, aku t idak mau sahut Sit t i Aisyah. Bunda sekarang bukan l agi orang yang dapat memerint ah at au mel arang, kat aku t erpaksa menegaskan, Tidak bisa mengambil dan t idak bisa memberi. Sit t i Aisyah kemudian menangis, sampai suaranya kedengaran dari l uar rumah. Lal u ia berkat a: Aku akan segera pul ang ke t empat kediamanku, insyaa Al l ah Taaal aa. Demi All ah, t idak ada suat u negeri yang kubenci sepert i negeri di mana kal ian berada sekarang ini. Mengapa begit u? t anyaku. Demi Al l ah, kami t et ap memandang bunda sebagai Ummul Mukminin. Kami t et ap memandang ayahnya bunda, Abu Bakar, sebagai seorang shiddiq. Sehabis pert emuan dengan Ummul mukminin aku segera menghadap Amirul Mukminin. Kepadanya kul aporkan semua yang kukat akan kepada Sit t i Aisyah dan apa yang dikat akannya kepadaku. Mendengar l aporanku it u, Amirul Mukminin merasa l ega. Menanggapi l aporanku ia berucap: Wakt u aku menyuruhmu sudah kuduga ia akan memberi j awaban j awaban sepert i it u. Sudah l azim t erj adi, t iap kel ompok masyarakat at au pasukan, ssusai menghadapi peperangan muncul anasir-anasir ekst rim. Demikian j uga pasukan Imam Al i r. a. Ada yang menunt ut agar semua orang yang t erl ibat dal am pasukan l awan yang sudah kal ah it u dij adikan t awanan, diperl akukan sebagai budak dan dibagi-bagikan. Menj awab t unt ut an ekst rim it u dengan t egas Imam Al i r. a. mengat akan: Tidak Mengapa anda mel arang kami? t anya f ihak ekst rim it u, unt uk menj adikan mereka sebagai hamba-hamba sahaya, padahal anda dal am peperangan menghal al kan darah mereka? Bagaimana kal ian bol eh berbuat sepert i it u, uj ar Imam Al i r. a. menj el askan. Mereka it u dal am keadaan t idak berdaya, l agi pula mereka it u berada di dal am daerah hij rah dan daerah Isl am. Bukankah mereka it u j uga kaum musl imin sepert i kal ian? Adapun t ent ang apa saj a yang dipergunakan pasukan musuh unt uk mel awan kal ian, bol eh kal ian rampas sebagai barang ghanimah. Tet api semua yang berada di dal am rumah penduduk Bahsrah, apal agi yang pint unya t ert ut up rapat , semua it u adal ah milik mereka sendiri. Kal ian t idak mempunyai hak apa pun at as kesemuanya it u Anasir-anasir ekst rim t idak puas dengan penj el asan it u. Mereka t et ap bersit egang l eher dal am mendesakkan t unt ut annya. Mal ahan berani mengucapkan kat a-kat a yang bernada menggert ak. Tet api Imam Al i r. a. t idak mau t unduk kepada hukum yang bat il . Dengan muka merah padam dan mat a membel al ak, Imam Al i r. a. menj awab dengan t ant angan: Coba, siapa dari kal ian yang berani merampas Sit t i Aisyah…? Coba, siapa yang berani merampas dia dan berani menj adikannya hamba sahaya? Ayoh, j awab… Dia akan kuserahkan Mendengar t ant angan Imam Al i r. a. yang sekeras it u mereka mundur sambil mint a maaf dan berist ighf ar kepada Al l ah s. w. t . Di saat Abdull ah Ibnu Abbas sedang melaksanakan perint ah menghubungi Sit t i Aisyah r. a. , Imam Al i r. a. menerima l aporan dari sal ah seorang anggot a pasukan yang baru saj a mel ihat j enazah Thal hah bin Ubaidil l ah t ergel et ak di t empat t erj

BAB XI : PERANG SHIFFIN