KEUTAMAAN IMAM ALI R. A.

142 Ibnu Abil Hadid menamb

Bab XIV : KEUTAMAAN IMAM ALI R. A.

Zaman kel ahiran Isl am dan pert umbuhannya dit andai ol eh ciri khusus dalam suat u kurun wakt u t ert ent u. Yait u sepeninggal Rasul Al l ah s. a. w. ummat Isl am dipimpin ol eh 4 orang Khal if ah yang sangat t erkenal dan diakui sert a dihormat i ol eh segenap kaum musl imin di dunia. Di ant ara empat orang Khal if ah it u, t erdapat seorang yang mempunyai kedudukan ist imewa dal am sej arah, yait u Imam Al i r. a. Banyak sekal i hal -hal yang memberikan keist imewaan kepadanya. Ant ara l ain sebagian ummat Isl am di dunia sampai sekarang ini mengident if ikasikan diri sebagai pengikut Imam Ali bin Abi Thal ib r. a. , yait u yang t erkenal dengan sebut an kaum Syiah. Sel ain it u, Imam Al i r. a. memang l ebih masyhur disebut Imam, daripada disebut Khal if ah. Sedangkan Khal if ah-khal if ah l ainnya, t ak seorang pun yang disebut sebagai Imam. Sudah past i hal it u disebabkan ol eh adanya keist imewaan-keist imewaan yang mel at ar-belakangi kehidupan Imam Al i r. a. , sehingga ia mempunyai ident i t as t ersendiri dal am sej arah kehidupan ummat Isl am. Gel ar Imam Gel ar Imam adal ah khusus bagi Khal if ah Al i bin Abi Thal ib di samping gel ar Amirul Mukminin yang l azim dipergunakan orang pada masa it u, unt uk menyebut seorang pemangku j abat an sebagai pemimpin t ert inggi dan Kepala Negara Isl am. Tent ang t arif def inisi dari perkat aan imamah keimaman ol eh para ahli il mu kal am, dirumuskan: Imamah ialah kepemimpinan umum dalam segala urusan agama dan keduniaan yang ada pada seseorang… Jadi menurut t aarif t ersebut , maka yang dimaksud dengan Imam ial ah seorang pemimpin at au seorang ket ua yang dit aat i dan memiliki kekuasaan yang menyel uruh at as semua orang musl imin dalam segala urusan mereka, baik di bidang keagamaan maupun di bidang keduniaan. Menurut mazhab Imamiyah, imamah merupakan keharusan obj ekt if dal am kehidupan masyarakat musl imin, yang dal am keadaan bagaimana pun t ak dapat diabaikan. Dengan adanya imamah, semua yang t idak l urus dal am t at a pel aksanaan agama dan t at a kehidupan dunia, dapat dil uruskan. Dengan imamah pul a, keadil an yang dikehendaki Al l ah harus berl aku di muka bumi, dapat diusahakan real isasinya. Sebab t erpent ing perl unya diadakan imamah, ial ah unt uk mendorong masyarakat supaya dengan benar menj al ankan ibadah kepada Al l ah s. w. t . , unt uk menyebar l uaskan aj aran agama-Nya, unt uk menanamkan j iwa keimanan sert a ket akwaan di kal angan anggot a-anggot a masyarakat . Dengan demikian manusia akan mampu menghindarkan diri dari hal -hal yang buruk dan menghayat i hal -hal yang baik, sebagaimana yang dikehendaki Al l ah s. w. t . Unt uk it u, ummat Isl am waj ib ment aat i seseorang Imam dan mel aksanakan perint ah-perint ahnya sel ama imam it u t aat dan t idak menyimpang dari perint ah-perint ah All ah s. w. t . Sebab hanya dengan ket aat an kaum musl imin, seorang Imam dapat membereskan keadaan yang t idak beres, mempererat persat uan dan kerukunan ummat , dan memberikan bimbingan ke j al an yang l urus dan benar. Banyak sekal i t ugas dan kewaj iban yang t erpikul di pundak seorang Imam. Ant ara l ain ial ah menj aga dan memel ihara pel aksanaan perint ah sert a l arangan agama; menj aga kesel amat an Isl am dan kemurniannya dari perbuat an orang-orang yang mengabaikan nilai-nilai susil a dan moral ; mel aksanakan ket ent uan-ket ent uan hukum agama; menj amin pengayoman dan kesent osaan wil ayah Isl am; menj amin t erl aksananya keadil an bagi orang-orang yang t eraniaya madzl um; memimpin ummat dal am perj uangan menegakkan kebenaran All ah dan l ain sebagainya. 143 Unt uk dapat menj adi Imam, orang harus memil iki syarat syarat . Ant ara l ain ia harus mempunyai penget ahuan yang l uas; mempunyai rasa keadilan yang t inggi; berani karena benar, mampu memberikan pert ol ongan dan menanggul angi kesukaran, sert a yang t erpent ing di at as segala- gal anya ial ah kebersihan pribadi. Semua kaum musl imin menyadari, bahwa kebersihan pribadi ini merupakan karunia Al l ah yang dil impahkan kepada hamba-Nya yang sempurna. Dengan kebersihan dan kesucian pribadi it u orang sanggup menj auhkan diri dari perbuat an-perbuat an dosa dan maksiyat , baik yang mungkin dil akukan dengan sengaj a at au t idak. Sif at l uhur sepert i it u sudah t ent u l ebih t erj amin adanya pada para Imam yang berasal dari Ahl u-Bait Rasul Al l ah s. aw. , yait u orang-orang yang sanggup menj adi bent eng dan pengawal agama Isl am, at au orang-orang yang hidup sepenuhnya mendambakan keridhoan Al l ah semat a-mat a. Dal am kait annya dengan masal ah t ersebut , Imam Al i r. a. menegaskan: Barang siapa yang hendak menj adikan diri sebagai Imam di kal angan masayarakat , maka ia harus mengaj ar dirinya sendiri l ebih dul u sebel um mengaj ar orang l ain. Ia harus mendidik dirinya dengan perilaku yang baik l ebih dulu sebel um mendidik orang l ain dengan ucapan. Orang yang sanggup mengaj ar dan mendidik diri sendiri l ebih berhak dihormat i daripada orang yang hanya pandai mengaj ar dan mendidik orang l ain. Diant ara empat orang Khalif ah Rasyidun, hanya Khal if ah Imam Ali bin Abi Thal ib r. a. saj alah yang disandangi gel ar Imam ol eh kaum musl i min. Gel ar ini t idak dikenakan kepada orang l ain yang menj adi pemimpin kaum musl imin. Mengapa? Bukankah Abu Bakar Ash Shiddiq r. a. j uga seorang Imam sepert i Khal if ah Al i? Bukankah Umar Ibnul Khat t ab r. a. j uga seorang Imam sepert i Al i? Bukankah Ut sman bin Af f an r. a. j uga seorang Imam sepert i Khal if ah Al i? Bukankah Khalif ah- Khal if ah it u j uga Khal if ah Rasyidun sepert i Imam Ali? Bukankah j uga Khal if ah-Khal if ah it u penerus kepemimpinan Rasul Al l ah s. a. w. sepeninggal bel iau? Bil a pengert ian imamah hanya t erbat as pada kekhal if ahan saj a, t ent u t iga orang Khal if ah it u semuanya adal ah Imam-Imam j uga sepert i Imam Ali r. a. Bahkan mereka memegang imamah l ebih dul u daripada Imam Al i r. a. Mengenai hal it u, seorang penul is modern berkebangsaan Mesir, Abbas Al Aqqad, berpendapat , bahwa kal au yang disebut imamah pada masa it u hanya t erbat as pengert iannya di bidang hukum, t ent u persamaan ant ara empat orang Khal if ah it u t i dak perl u disangkal l agi. Tet api, demikian kat a Aqqad set erusnya, t iga orang Khal if ah Rasyidun di luar Imam Ali r. a. , t ak ada seorang pun diant ara mereka it u mengibarkan bendera imamah unt uk menghadapi t ant angan kekuasaan duniawi yang muncul di kal angan ummat . Tak ada yang menghadapi adanya dua pasukan bersenj at a yang sal ing berlawanan di dal am sat u ummat . Dan t idak ada yang menj adi l ambang imamah dalam menghadapi masalah-masal ah rumit , yang penuh dengan berbagai probl ema yang menimbul kan syak dan keraguan di kal angan ummat . Al Aqqad menambahkan, bahwa dalam keadaan t idak adanya probl ema-probl ema sepert i it u, t iga orang Khal if ah sebel um Imam Ali r. a. , bol eh saj a disebut Imam. Tent u saj a pengert ian Imam it u sangat berl ainan dengan gelar Imam yang ada puda Imam Ali bin Abi Thal ib r. a. Ia adal ah seorang Imam yang menghadapi berbagai kej adian dan perist iwa yang banyak menimbul kan keragu-raguan berf ikir di kal angan ummat . Ol eh karena it ul ah gel ar Imam diberikan kaum musl imin secara khusus kepada khalif ah Al i bin Abi Thal ib r. a. Begit u l uasnya gel ar it u dikenal orang sampai menj adi buah bi bir. Hingga anak-anak pun mengenal Imam Al i l ewat sanj ungan-sanj ungan yang dikumandangkan orang di j alan-j al an, t anpa perl u disebut nama orang yang menyandang gel ar it u sendiri. Set erusnya Al Aqqad menj el askan, bahwa kekhususan imamah yang ada pada Al i bin Abi Thal ib r. a. ial ah bahwa ia seorang Imam yang t idak ada persamaannya dengan Imam-Imam l ainnya. Sebab Imam Al i mempunyai kait an l angsung dengan mazhab-mazhab yang ada di kal angan kaum 144 musl imin, bahkan dimulai semenj ak kel ahiran mazhab-mazhab it u sendiri pada masa pert umbuhan Isl am. Jadi sebenarnya Imam Al i adal ah pendiri mazhab-mazhab, at au dapat j uga disebut sebagai poros di sekit ar mana gol ongan mazhab it u berput ar. Hampir t ak ada sat u gol ongan madzhab pun yang t idak berguru kepada Imam Ali bin Abi Thal ib. Hampir t idak ada sat u gol ongan madzhab pun yang t idak memandang Imam Al i sebagai pusat pembahasan ilmu agama. Menurut kenyat aannya, Imam Al i r. a. adal ah Imam yang benar-benar memiliki semua syarat yang diperl ukan. Sat u keist imewaan yang pal ing menonj ol dan t idak dipunyai ol eh Khal if ah- khal if ah l ainnya, ial ah penguasaannya di bidang-bidang il mu agama. Tent ang hal ini akan kit a bicarakan di bagian l ain buku ini. Di sini kami hanya ingin mengemukakan, bahwa Abdul l ah bin Abbas, seorang ulama yang t erkenal l uas il mu penget ahuannya sampai diberi sebut an habrul ummah pendekar ummat dan j uru t af sir Al Quran, mengat akan dengan j uj ur, bahwa dibanding dengan il mu Imam Al i, il munya sendiri ibarat set et es air di t engah samudera. Khal if ah Umar Ibnul Khat t ab r. a. j uga mengat akan: Hai Abal Hasan nama panggil an Imam Al i r. a. mudah-mudahan Al l ah s. w. t . t idak membiarkan aku t erus hidup di bumi t anpa engkau Zahid Sebagai seorang Zahid yang berpegang t eguh pada perint ah Al l ah s. w. t . dan t aul adan sert a aj aran aj aran Rasul -Nya, Imam Ali r. a. dengan konsekuen berani menghadapi gangguan besar yang dialami dal am kariernya sebagai pemimpin masyarakat dari kepal a pemerint ahan. Berkal i- kal i ia dit inggal kan ol eh para pendukung dan pengikut nya, t et api t idak pernah pat ah hat i. Sepert i dikat akan ol eh Ali bin Muhammad bin Abi Saif Al Madainiy bahwa t idak sedikit orang Arab yang meninggal kan Imam Ali karena sikap mereka yang t erlal u mengharapkan keunt ungan- keunt ungan mat erial . Demikian j uga t okoh-t okoh yang berpamrih ingin mendapat kedudukan, j angan harap mereka it u bisa bersahabat baik dan l ama dengan Imam Ali. Seorang pemimpin besar sepert i Imam Al i yang t aqwanya kepada Al l ah sedemikian t inggi, dan sedemikian pat uhnya bert aul adan sert a mel aksanakan aj aran Rasul Al l ah s. a. w. , t idak mencari t eman dengan mengobral hart a dan kedudukan. Ia sendiri memandang manusia bukan dari kekayaan dan kedudukan sosial nya, bukan pul a dari asal -usul ket urunannya, mel ainkan dari keimanannya kepada Al l ah s. w. t . dan keset iaannya kepada aj aran Rasul -Nya. Imam Al i t idak pernah memberikan perl akuan ist imewa kepada seorang karena ket urunan, kedudukan at au kekayaannya. Ia sel al u memberikan perl akuan yang sama kepada semua orang, kaya at au miskin, orang yang berpangkat at aupun rakyat j el at a. It ul ah ant ara lain yang menj adi sebab mengapa set el ah ia menj adi Khalif ah, di j auhi ol eh kepal a-kepal a qabil ah dan t okoh- t okoh masyarakat yang berambisi dan hendak mendahul ukan kepent ingan pribadi at au gol ongan. Tent ang mengapa Imam Ali r. a. sampai dit inggal ol eh para pengikut dan pendukungnya, Al - Madainiy dal am riwayat yang dit ul isnya, ant ara l ain mengemukakan, bahwa Al-Asyt ar pernah berkat a kepada Innam Ali r. a. : …Anda bert indak adil , baik t erhadap mereka yang mempunyai kedudukan t erhormat maupun mereka yang t idak mempunyai kedudukan. Di hadapan anda orang-orang yang t erhormat it u t idak memperol eh perl akuan ist imewa at au l ebih dari perl akuan yang anda berikan kepada orang biasa. Akhirnya ada kel ompok pengikut yang ribut dan heboh kal au keadil an dan kebenaran dit erapkan at as diri mereka. Mereka sakit hat i kalau pemerat aan keadil an dit erapkan at as diri mereka. Mereka l al u membanding-bandingkan bet apa enaknya perlakuan Muawiyah t erhadap orang-orang kaya dan t erkemuka… Mereka l ebih senang membel i kebat il an dengan kebenaran dan t ergiur ol eh kesenangan duniawi. Set el ah mendengar baik-baik ucapan Al Asyt ar, dengan t enang rmam Al i r. a. berkat a: Apa yang kau kat akan mengenai peril aku dan keadil anku, bukankah Al l ah Azza wa Jal l a t el ah berf irman 145 yang art inya: Barang siapa berbuat baik, maka pahal a bagi dirinya sendiri, dan barang siapa yang berbuat buruk, maka dosanya pun akan menimpa dirinya sendiri. Dan Tuhanmu t idak berl aku dzal im t erhadap para hamba-Nya S. Fushshil at : 46. Kemudian Imam Al i r. a. berkat a pul a: Sebenarnya Al l ah menget ahui, bahwa mereka it u menj auhi kami bukan karena kami berl aku dzal im. Mereka menj auhi kami bukan karena hendak mencari perl indungan keadil an. Yang mereka kej ar hanyal ah dunia, yang akhirnya akan l enyap j uga dari mereka. Pada hari kiyamat mereka it u akan di t anya: apakah mereka hanya menginginkan dunia? Apakah yang t el ah mereka perbuat unt uk Al l ah?… Tent ang pengobralan hart a mil ik ummat unt uk mendapat kan pengikut sepert i yang dil akukan Muawiyah di Syam, Imam Al i r. a. berkat a: Kami t idak dapat memberikan pembagian hart a ghanimah kepada seseorang mel ampaui ket ent uan yang sudah menj adi haknya… Tent ang banyak at au sedikit nya pengikut , Imam Ali r. a. mengemukakan cont oh kehidupan Rasul Al l ah s. a. w. : Al l ah mengut us Muhammad s. a. w. seorang diri. Kemudian Al l ah membuat pengikut bel iau menj adi banyak, padahal mul anya sangat sedikit . Ummat nya yang pada mul anya hina kemudian diangkat menj adi ummat yang mul ia. Jadi j ika Al l ah hendak mel impahkan hal sepert i it u kepadaku, semua kesul it an past i akan dipermudah ol eh-Nya, sedang segala yang berat akan diringankannya. Menurut Hasan Al Bashriy: Imam Al i r. a. adal ah orang rahbaniy orang suci dari ummat ini. Orang suci dari ummat ini menghayat i kehidupan yang amat sederhana. Ia bersembah suj ud kepada Al l ah sepert i para wal i at au orang suci l ainnya. Ia memikul t anggung j awab at as negara dan ummat nya dengan t ekad sepert i Nabi. Di Kuf ah, Imam Al i r. a. mel arang keras orang memaki-maki Muawiyah. Kepada sahabat - sahabat nya ia berkat a: Ucapkanlah: Ya Al l ah, hindarkanl ah kami dari pert umpahan darah dengan mereka, dan perbaikilah hubungan persaudaraan kami dengan mereka Padahal di Syam, Muawiyah mendorong-dorong penduduk supaya mencer ca dan mencaci-maki Imam Al i r. a. Di Kuf ah Imam Al i r. a. memakai baj u seharga t iga dirham, menelan makanan serba kasar dan kering. Kekayaan kaum musl imin dibagi di ant ara mereka semua berdasarkan keadil an t anpa pil ih kasih. Ia hidup t aqwa dan zuhud t idak mengenal kesenangan hidup sama sekal i Padahal di Syam Muawiyah t inggal di ist ana megah dan menikmat i hidup serba mewah. Kekayaan dat ang dari mana-mana dal am j uml ah yang sukar dihit ung. Tet api kekayaan it u dihamburkan unt uk t uj uan mencapai kepent ingan ambisinya. Di Kuf ah kepada para ut usan muslimin yang dat ang, baik yang mencari kebenaran unt uk dij adikan pegangan hidup, maupun yang mencari kekayaan at au kesempat an memperol eh kedudukan, ol eh Imam Al i r. a. diingat kan kepada ayat Al -Quran S. Yunus: 108, yang art inya: Barang siapa memperol eh hidayat , maka hidayat it u sesungguhnya unt uk kebaikan dirinya sendiri. Dan barang siapa yang sesat , maka kesesat an it u pun akan mencelakakan dirinya sendiri. Sel ain kal imat t ersebut t idak ada harapan at au j anj i-j anj i mul uk, t idak ada suap, dan t idak ada penghamburan uang milik ummat , bet apa pun besarnya akibat yang akan dihadapi ol eh Imam Al i r. a. Sedang di Syam, Muawiyah memberi harapan dan j anj i-j anj i mul uk sert a mengobral hart a dan hadiah-hadiah. 146 Di Kuf ah Imam Al i r. a. dimint a ol eh kaum musl imin supaya t inggal di sebuah ist ana besar dan megah. Wakt u mel ihat ist ana it u Imam Al i ra. membuang muka sambil berkat a: It u ist ana cel aka Sampai kapan pun aku t ak sudi t inggal di sana Penduduk Kuf ah t et ap menghimbau dan mendesak supaya Imam Al i r. a. bersedia menempat i ist ana it u, sebab dianggap pat ut dan sesuai, t et api Imam Ali r. a. t et ap menol ak keras: Aku t idak membut uhkan it u Umar Ibnul Khat t ab sendiri dul u t idak menyukainya Di Kuf ah, Imam Al i r. a. sering berj alan kaki ke pasar-pasar, padahal ia seorang Amirul Mukminin. Di sana ia menunj ukan orang yang sesat j alan dan membant u orang yang l emah. Ia berj umpa dengan seorang yang sudah sangat l anj ut usia. Segera ia membant u membawakan barang j inj ingannya. Mel ihat perbuat an Imam Al i r. a. sepert i it u ada sahabat nya yang t idak rel a, l al u mendekat i, kemudian berkat a kepadanya: Ya Amirul Mukminin . . . . Imam Al i r. a. t idak membiarkan sahabat it u berkat a sampai sel esai. Segera ia menukas dengan mengucapkan f irman Al lah, yang art inya: Kampung akhirat it u kami sediakan bagi orang-orang yang t idak menyombongkan diri di bumi dan t idak berbuat kerusakan. Kesudahan yang baik bagi orang-orang yang bert aqwa. S. Al -Qishash: 83. Ia membel i kebut uhan-kebut uhan kel uarganya dan membawanya sendiri. Jika ada sal ah seorang dari pengant arnya yang hendak membawakan j i nj ingannya, ia menj awab sambil t ersenyum: Kepal a kel uarga l ebih berhak membawanya sendiri Wal aupun ia seorang Khalif ah, ia menunggang kel edai dengan dua kaki t ergel ant ung seol ah-ol ah t ak ada bedanya l agi dengan seorang badui miskin. Para sahabat nya berusaha menggant i hewan kendaraan it u dengan seekor kuda yang pant as bagi seorang Amirul Mukminin. Tet api Imam Al i r. a. mal ah menj awab: Biarkan aku meremehkan dunia ini Imam Al i r. a. sanggup menakl ukkan rayuan kesenangan duniawi dan menundukkan megahnya kekuasaan. Di dunia ini ia hidup unt uk menunggu akhirat , dan bukannya t akl uk kepada dunia. Nyat a benar bedanya ant ara Imam Ali r. a. di Kuf ah dengan Muawiyah di Syam. Imam Al i r. a. hidup zuhud dan suci, sedang Muawiyah hidup serba mewah meniru raj a-raj a Persia dan Romawi. Sal ah seorang dinast i Bani Umayyah sendiri yang t erkenal j uj ur, Umar bin Abdul Azis, mengakui t erus t erang: Ali bin Abi Thalib r. a. adal ah orang yang pal ing zuhud di dunia. Imam Al i r. a. sepert i diket ahui pernah bersel isih pendapat dengan Abu Bakar Ash Shiddiq r. a. t ent ang kekhal if ahan. Tet api sebagai seorang zahid t idak mau mengingkari keut amaan Abu Bakar r. a. Sewakt u menyat akan bel asungkawa at as waf at nya Abu Bakar r. a sambil menyeka air mat a, Imam Al i r. a. berkat a: Hai Abu Bakar, Al l ah t el ah mel impahkan rahmat kepadamu. Demi Al l ah, engkau adal ah orang Isl am pert ama dari ummat ini. Orang yang pal i ng ikhl as imannya dan orang yang pal ing l urus keyakinannya. Engkau adalah orang yang membenarkan dan mempercayai Rasul Al l ah s. a. w. di saat orang-orang l ain mendust akannya. Engkaul ah yang membant unya di saat orang-orang l ain menggenggamkan t angan kikir. Engkaul ah yang t egak berdiri di sampingnya di saat orang- orang l ain duduk berpangku t angan. Demi Al lah, engkaul ah yang menj adi pel indung Isl am di saat orang-orang kaf ir hendak menghancurkannya. Huj ahmu dal am membel a Islam t ak pernah l emah, pandanganmu senant iasa t aj am, dan engkau t idak pernah berj iwa penakut . Demi Al lah, engkau adal ah sepert i yang dikat akan Rasul Al l ah s. a. w. : badanmu l emah, t et api 147 agamamu kuat dan sel al u bersikap rendah hat i. Semoga Al l ah melimpahkan ganj aran kepadamu, dan semoga pul a Al l ah t idak akan membiarkan aku t ersesat sepeninggalmu. Banyak sekal i riwayat yang mengisahkan kezuhudan Imam Ali r. a. Sikapnya yang sel al u menol ak kekayaan dan hart a benda sangat menonj ol . Sal ah seorang t okoh pada zamannya, Asy Syibiy misal nya, sangat t erkesan ol eh suat u perist iwa yang disaksikannya sendiri di masa kanak-kanak. Kat anya: Bersama anak-anak l ain aku pernah masuk ke sebuah t empat yang sangat l uas di Kuf ah. Di sana aku mel ihat Imam Al i sedang berdiri di depan dua onggok emas dan perak. Ia memegang sebil ah pedang unt uk membubarkan orang banyak yang berkerumun di t empat it u. Set el ah it u ia kembal i menghampiri onggokan emas dan perak unt uk menghit ungnya. Kemudian memanggil orang-orang supaya mendekat dan kul ihat semua emas dan perak habis dibagi- bagikan sampai t ak ada l agi sisanya. Wakt u aku pul ang, kat a Asy Syibiy set erusnya, bert anya kepada ayah: Yang kusaksikan hari ini orang yang pal ing baik at aukah orang yang pal ing bodoh? Sambil keheran-heranan ayah bal ik bert anya: Siapa dia, anakku? Kuj awab: Ami rul Mukminin Al i bin Abi Thal ib. Kemudian kucerit akan kepada ayah apa yang kusaksikan t adi. Mendengar cerit aku it u ayah t erharu dan sambil mel inangkan air mat a menj awab: Yang kaul ihat t adi it u orang yang pal ing baik, anakku… Riwayat yang membukt ikan t ent ang t idak senangnya Imam Al i r. a. kepada hart a kekayaan dicerit akan j uga ol eh Muhammad bin Fudhail , Harun bin Ant arah dan Zadan. Ket ika it u Muhammad bin Fudhail bepergian bersama pel ayan Imam Ali r. a. yang bernama Qanbar. Di t engah j al an mereka bert emu dengan Imam Al i r. a. Kepada t uannya Qanbar memberit ahu bahwa ia mempunyai barang simpanan yang khusus disembunyikan unt uknya. Pemberit ahuan Qanbar it u menimbul kan t anda-t anya di hat i nya. Kemudian ia mint a penj el asan. Tanpa memberi j awaban apapun Qanbar t erus mengaj ak Imam Al i r. a. pergi ke t empat t inggal nya. Set ibanya di rumah, Qanbar menghampiri sebuah t empat dan mengambil sebuah kant ong. Wakt u kant ong dibuka dan dikel uarkan t ernyat a berisi beberapa pial a penuh dengan kepingan- kepingan emas dan perak. Dengan waj ah berseri-seri Qanbar berkat a: Kul ihat t uan t ak pernah membiarkan barang apa pun yang t idak t uan bagikan kepada orang-orang l ain sampai habis. Ol eh karena it u semuanya ini kusembunyikan dari Bait ul Mal , khusus unt uk t uan. Dengan mat a membelal ak, Imam Al i membent ak: Cel aka engkau, hai Qanbar Apakah engkau ingin memasukkan kobaran api ke dal am rumahku? Tanpa banyak bicara l agi Imam Ali segera menghunus pedang l al u dihant amkan kuat -kuat ke kant ong yang berisi pial a-pial a penuh emas dan perak. Pial a-pial a it u hancur berkeping-keping dan emas sert a perak t ert ebar berhamburan. Habis it u Imam Al i r. a. mengumpul kan orang banyak. Kepada mereka ia berkat a: Bagil ah semuanya it u dengan adil Bel um puas dengan sikap yang memukaukan or ang banyak it u, Imam Al i r. a. cepat -cepat menuj u Bait ul Mal . Semua yang t ersimpan dal am balai hart a kaum musl imin it u dibagi-bagikan begit u saj a kepada orang-orang. Set el ah t erbagi rat a, ia masih mel i hat ada beberapa kerat j arum dan benda-benda kecil l ain yang kurang berharga. Kepada orang-orang yang masih t inggal ia menganj urkan supaya benda-benda keci l it u. dibagi j uga. Apa j awab mereka: … Kami t idak membut uhkan it u… Imam Al i r. a. t ersenyum meninggal kan Bait ul Mal seraya bergumam: Yang j el ek sebenarnya harus diambil j uga bersama-sama yang baik Ia pergi t anpa sekeping pun mel ekat di t angannya. 148 Sikap Hidup Sikap dan cara hidup Imam Al i r. a. benar-benar t el ah manunggal dengan kezuhudan dan ket inggian t ingkat t aqwanya kepada Al l ah s. w. t . Pernah t erj adi, ada seorang t el ah mel akukan suat u kesal ahan. Unt uk menut upi kesal ahannya, ia menyanj ung-nyanj ung Imam Al i r. a. Sebagai orang yang sudah t ahu duduk persoal annya, Imam Al i r. a. menj awab: Aku ini sebenarnya t idak set inggi sepert i yang kaukat akan it u, t et api aku ini sebenarnya memang l ebih t inggi daripada apa yang ada pada dirimu. Perkat aan it u diucapkannya dengan waj ar, di samping menunj ukkan bahwa ia t idak mabok sanj ung-puj i, sekal igus pula mengerit ik orang yang bersangkut an, bahwa perbuat an buruk berakibat memerosot kan mart abat . Lain cont oh l agi t ent ang kesederhanaan sikapnya. Dal am sat u peperangan, l awan-l awan yang dihadapinya semua berseragam t empur, l engkap dengan baj u dan t opi besi. Tidak dimilikinya seragam t empur sepert i it u, t idak membuat Imam Ali r. a. mal u dan gent ar. Ia t erj un ke kancah pert empuran t anpa mengenakan baj u besi at au t opi pel indung. Sikap Imam Al i r. a. yang sepert i it u mencerminkan kewaj aran dan kesederhanaannya, wal au dal am keadaan menghadapi bahaya menant ang. Prinsip kesederhanaan yang t idak di buat -buat it ul ah yang mel ahirkan sikap polos, j uj ur dan t erus t erang, baik dal am ucapan maupun perbuat an, dal am keadaan sul it at au pun t idak. Kepol osan dan kewaj aran dal am menghadapi l awan sepert i di at as t adi, sering disal ah-art ikan at au disal ah-gunakan orang unt uk mengecap Imam Ali r. a. sebagai orang yang sombong dan sok. Benarl ah apa yang pernah dikat akan sal ah seorang sahabat nya: Al i bin Abi Thal ib r. a. adal ah orang yang mengenal perang hanya dengan modal keberanian. Ia t idak kenal bagaimana dal am peperangan orang harus mendaya-gunakan t ipu-musl ihat . Benarnya ucapan it u t ampak j el as pada kat a-kat a Imam Al i r. a. sendiri, yang dengan gamblang menegaskan: Bukt i keberanian ial ah engkau harus mengut amakan kej uj uran dan bukannya kebohongan, wal au kej uj uran it u akan mengakibat kan kerugian, dan kebohongan akan mengakibat kan keberunt ungan. Dal am berbicara dengan orang l ain hendaknya engkau t et ap sel al u t aqwa dan pat uh kepada Al l ah s. w. t . Dibanding dengan Khal if ah-khal if ah sebel umnya, memang t ak ada seorang pun yang sedemikian zuhudnya dal am menghindari nikmat nya kekuasaan dan kekayaan at au kesenangan-kesenangan duniawi l ainnya. Ia makan rot i yang t erigunya berasal dari cucuran keringat ist erinya sendiri, Sit t i Fat imah r. a. Tiap kali ist erinya sel esai menumbuk gandum, ia sendirilah yang t urun t angan menggaruki uj ung ant an al u dengan j ari j emarinya guna mengumpul kan si sa-sisa t epung yang mel ekat . Sambil mengerj akan hal it u Imam Al i r. a. berkat a kepada ist erinya: Aku t ak ingin perut ku ini dimasuki sesuat u yang aku t ak t ahu dari mana asal nya… Bagaimana l ugu dan cara hidupnya yang berada di bawah t ingkat sederhana it u diungkapkan ol eh Uqbah bin Al qamah, yang mengisahkan pengal aman sendiri, sebagai berikut : Pada sat u hari aku berkunj ung ke rumah Al i bin Abi Thal ib r. a. Kul ihat ia sedang memegang sebuah mangkuk berisi susu yang sudah berbau asam. Bau sengak susu it u sangat menusuk hidungku. Kut anyakan kepadanya: Ya Amiral Mukminin, mengapa anda sampai makan sepert i it u? Hai Abal Janub, j awabnya, Rasul Al l ah s. a. w. dul u minum susu yang j auh l ebih basi dibanding dengan susu ini. Bel iau j uga mengenakan pakaian yang j auh l ebih kasar daripada baj uku ini sambil menunj uk kepada baj u yang sedang dipakainya. Kal au aku sampai t idak dapat mel akukan apa yang sudah dil akukan ol eh bel i au, aku khawat ir t ak akan dapat berj umpa dengan bel iau di hari kiyamat nant i. 149 Imam Al i r. a. sebagai seorang shal eh, zuhud, t ahan menderit a dan sanggup membebaskan diri dari kesenangan duniawi, bel um pernah makan sampai merasa kenyang. Makanannya bermut u sangat rendah dan pakaiannya pun hampir t ak ada harganya. Abdul l ah bin Raf i mencerit akan penyaksiannya sendiri sebagai berikut : Pada suat u hari raya aku dat ang ke rumah Imam Al i r. a. Ia sedang memegang sebuah kant ong t ert ut up rapat berisi rot i yang sudah kering dari remuk. Kul ihat rot i it u dimakannya. Aku bert anya keheran-heranan: Ya Amiral Mukminin, bagaimana rot i sepert i it u sampai anda simpan rapat -rapat ? Aku khawat ir, sahut Imam Al i r. a. , kal au sampai dua orang anakku it u mengol esinya dengan samin at au minyak makan. Tidak j arang pul a Imam Ali r. a. memakai baj u robek yang dit ambal nya sendiri. Kadang-kadang ia memakai baj u kat un berwarna put ih, t ebal dan kasar. Jika ada bagian baj u yang ukuran panj angnya lebih dari semest inya, ia pot ong sendiri dengan pisau dan t i dak perl u dij ahit l agi. Bil a makan bersama orang l ain, ia t et ap menahan t angan, sampai daging yang ada di hadapannya habis dimakan orang. Bil a makan seorang diri dengan l auk, maka l auknya t idak l ain hanyal ah cuka dan garam. Sel ebihnya dari it u ia hanya makan sej enis t umbuh-t umbuhan. Makan yang l ebih baik dari it u ialah dengan sedikit susu unt a. Ia t idak makan daging kecuali sedikit saj a. Kepada orang l ain ia sering berkat a: Janganl ah perut kal ian dij adikan kuburan hewan Sungguh pun t ingkat penghidupannya serendah it u, Imam Ali r. a. mempunyai kekuat an j asmani yang l uar biasa. Lapar seol ah-ol ah t idak mengurangi kekuat an t enaganya. Ia benar-benar bercerai dengan kenikmat an duniawi. Padahal j i ka ia mau, kekayaan bisa mengal ir kepadanya dari berbagai pel osok wil ayah Isl am, kecual i Syam. Semuanya it u dihindarinya dan sama sekal i t idak menggiurkan sel eranya. Ibadah Imam Al i r. a. merupakan orang yang pal ing t ekun dan banyak beribadah. Ia pun pal ing sering berpuasa. Kepadanya banyak orang yang mint a pet unj uk t ent ang cara-cara yang t erbaik dal am menunaikan sembahyang mal am, berwirid, berzikir dan beribadah l ainnya. Bila sedang menghadap ke hadhirat Al lah Azaa wa Jal l a, Imam Ali r. a. sedemikian khusyu dan khidmat nya, t ak ada sesuat u yang dapat menggoyahkan kebul at an f ikiran dan perasaannya. Dal am sit uasi sedang berkobarnya pert empuran di Shif f in, habis menunaikan shal at , Imam Al i r. a. t ekun berwirid, t idak t erpengaruh ol eh hiruk-pikuk orang yang sedang mengadu t enaga dan senj at a. Di mal am yang sangat mengerikan it u, Imam Al i r. a. bersembah suj ud di hadapan Al l ah s. w. t . , padahal t idak sedikit anak panah yang bet erbangan di kanan-kirinya dan ada pul a yang berj at uhan di depannya. Ia t idak gent ar sedi kit pun dan t idak. bangun meninggalkan t empat ibadah sebelum menyel esaikannya dengan t unt as. Demikian banyaknya ia bersembah suj ud set iap hari, siang dan mal am, sampai kul it keningnya menebal dan keras kehit am-hit aman. Ia sel al u bermunaj at kepada Al l ah dan mengagungkan-Nya, menyat akan ket undukan dan penyerahan hidup-mat inya kepada Al lah. Dengan pat uh ia mel aksanakan semua perint ah dan menghindari l arangan-Nya. Semuanya it u dil akukan dengan sepenuh hat i, j uj ur dan ikhl as. Hat inya, perbuat annya dan ucapannya sedemikian ut uhnya menj adi sat u perpaduan yang t ak kenal garis pemisah. Konon Al i bin Al Husein r. a. --cucu Imam Al i r. a. -- pernah dit anya orang t ent ang bagaimana perbandingan ant ara ibadah yang anda lakukan dengan ibadah yang dil akukan dat uk anda? Al i bin Al Husein r. a. yang t erkenal sebagai orang shal eh dan t ekun beribadah it u menj awab: Perbandingan ant ara ibadahku dengan ibadah dat ukku, sama sepert i perbandingan ant ara ibadah dat ukku dengan ibadah Rasul All ah s. a. w. 150 Tent ang ibadah Imam Al i r. a. ini, Urwah bi n Zubair mengemukakan sebuah riwayat yang berasal dari Abu Darda sebagai berikut : Pada suat u hari aku menyaksikan Ali bin Abi Thal ib r. a. berada di hal aman rumah seorang yang penuh dengan pepohonan. Ia mengasingkan diri dari orang l ain dan bersembunyi di sel a-sel a bat ang kurma yang sangat l ebat : Aku mencari-cari dia sampai agak j auh. Kukira past i ia sudah berada di rumahnya l agi. Tibat iba aku mendengar suara rat ap sedih: Ya Al l ah, Tuhanku, bet apa banyaknya dosa yang karena kebij aksanaan-Mu t idak Engkau bal as dengan murka-Mu. Bet apa pul a banyaknya dosa yang karena kemurahan-Mu t idak Engkau gugat . Ya Al lah, Tuhanku, bil a sepanj ang umur aku berbuat dosa kepada-Mu dan sangat banyak dosaku t ercat at dal am shuhuf , maka aku t idak mengharap sesuat u sel ain pengampunan-Mu dan aku t idak mendambakan sesuat u kecual i keridhnan-Mu… Suara rat ap sedih it u sangat menarik perhat ianku. Jej aknya kut el usuri. Ternyat a suara it u adal ah suara Al i bin Abi Thal ib r. a. Aku l al u bersembunyi dan menunduk agar j angan sampai diket ahui ol ehnya. Kul ihat ia sedang berruku beberapa kal i di t engah kegel apan mal am. Kemudian ia berdoa sambil menangis dan mengel uh sedih ke hadhirat Al lah s. w. t . Di ant ara munaj at yang diucapkannya ial ah: Ya Al l ah, Tuhanku, t iap kurenungkan keampunan-Mu, t erasa ringanlah kesal ahanku. Dan t iap kuingat murka-Mu yang dahsyat , t erasa sangat besarlah dosa kesal ahanku. Kat a Abu Darda l ebih l anj ut : Ia l al u t enggel am di dal am t angis. Makin l ama suaranya t idak kudengar l agi. Kuf ikir mungkin ia t ert idur nyenyak karena t erl al u banyak bergadang. Dini hari ia hendak kubangunkan unt uk shal at subuh. Ia kudekat i, t ernyat a ia t ergel et ak sepert i sebat ang kayu. Ia kugerak-gerakkan dan kubal ik-bal ik, t et api sama sekali t idak berkut ik. Kuduga ia waf at . Lal u aku mengucap: Innaa l il l ahi wa innaa ilaihi raaj iuun. Aku cepat -cepat l ari ke rumahnya unt uk memberi t ahu kel uarganya. Set el ah mendengar ket eranganku, Sit t i Fat imah r. a. hanya bert anya: Hai Abu Darda, dia kenapa dan bagaimana keadaannya? Sesudah kuj el askan keadaan Imam Al i r. a. , Sit t i Fat iinah r. a. memberit ahu kepadaku, bahwa …dia sedang pingsan, karena sangat t akut kepada Al lah Kel uarganya l ant as mendat angi Imam Al i r. a. dengan membawa air, kemudian mengusap- usapkan pada waj ahnya. Tak l ama set elah it u ia siuman dan sadarkan diri kembal i. Ia memandang kepadaku dan aku menangis. Ia bert anya: Hai Abu Darda, mengapa engkau menangis? Karena mel ihat sesuat u yang menimpa dirimu, j awabku. Hai Abu Darda, uj ar Imam Al i r. a. l ebih l anj ut , bagaimanakah kiranya kalau engkau melihat aku dipanggil unt uk menghadapi perhit ungan hisab, mel ihat sendiri orang-orang yang berbuat dosa sedang menderit a siksa adzab, mel ihat aku dikel il ingi sej umlah Mal aikat yang bengis dan keras di hadapan Al l ah Maha Perkasa, sedang para pencint aku sudah t iada l agi dan para ahl i dunia pun sudah meninggal kan diriku. Seandainya engkau mel ihat it u semua, engkau past i akan l ebih mengasihi diriku di hadapan Al l ah Yang Maha Menget ahui segal a sesuat u bet apa pun kecil nya. Aku t idak pernah mel ihat hal it u t erj adi pada sahabat Rasul Al l ah s. a. w. yang l ain…, sahut Abu Darda. It ul ah keist imewaan Imam Al i r. a. dalam menghadapkan diri kepada Al l ah s. w. t . dengan kekhusyuan sel uruh j iwa-raganya. Suat u hal yang sudah biasa di saksikan sendiri ol eh semua 151 Ahl ul Bait . Mereka t idak t erkej ut ket ika diberit ahu ol eh Abu Darda t ent ang keadaan Imam Al i r. a. Bahkan Sit t i Fat imah r. a. mencerit akan, bahwa apa yang disaksikan ol eh Abu Darda it u sudah biasa dial ami ol eh Imam Ali r. a. t iap saat menghadapkan diri kepada Al lah s. w. t . di t engah mal am. Mengenai banyaknya ibadah yang dil akukan Imam Al i r. a. di wakt u mal am, Nauf Al Bikal l y mencerit akan penyaksiannya sebagai berikut : Pada sat u hari aku menginap di rumah Imam Ali r. a. Sepanj ang mal am ia bersembahyang. Sebent ar-sebent ar ia kel uar, mengarahkan pandangan ke l angit , dan membaca Al -Quran. Di mal am yang sunyi senyap it u ia bert anya kepadaku: Hai Nauf , engkau t idur at aukah mel ek?… Aku mel ek dan mel ihat mu dengan mat aku, ya Amiral Mukminin, j awabku. Hai Nauf , uj ar Imam Ali r. a. meneruskan, bahagialah orang yang hidup zuhud di dunia, orang- orang yang merindukan akhirat . Mereka it ul ah orang-orang yang menj adikan bumi ini sebagai hamparan, menj adikan pasirnya sebagai kasur, menj adikan airnya sebagai nikmat , menj adikan doa sebagai syiar, menj adikan Al -Quran sebagai sel imut , dan meninggal kan dunia ini dengan cara sepert i Isa bin Maryam as. Sel ama hidupnya Imam Al i r. a. t idak pernah put us sembahyang mal am. Tent ang hal ini, Abu Yal aa meriwayat kan, bahwa Imam Al i r. a. pernah menegaskan: Aku t idak pernah meninggal kan shal at mal am semenj ak kudengar Rasul Al l ah s. a. w. mengat akan, bahwa shalat mal am it u adal ah cahaya. Berdasarkan ket erangan yang dit erima dari ibunya, Sul aiman bin Al -Mughirah mengat akan: Bul an Ramadhan at au pun Syawal , bagi Imam Al i r. a. adal ah sama saj a. Tiap mal am ia bergadang unt uk beribadah. Begit u agungnya kedudukkan Al l ah Azza wa Jal la dal am j iwa Imam Al i r. a. Ia beribadah karena dorongan rasa cint a dan rindu kepada-Nya. Ia menyadari sepenuhnya bahwa Al l ah saj al ah yang berhak disembah. Ia bersembah suj ud semat a-mat a hanya karena merasa ket erikat an hidupnya dengan Al lah. Ia hidup bert aul adan kepada Mahagurunya, yait u Rasul Al l ah s. a. w. Suat u ibadah yang l ebih besar art inya daripada hanya sekedar berdasar keyakinan, dan l ebih mul ia daripada hanya sekedar dorongan iman Dengan ucapannya yang abadi, ia pernah menegaskan: Orang-orang yang beribadah kepada Al lah karena pamrih, sama sepert i ibadahnya kaum pedagang. Orang-orang yang beribadah karna t akut , sama sepert i ibadahnya seorang budak. Orang yang beribadah karena syukur, it ul ah ibadahnya manusia merdeka Di samping Imam Ali r. a. sendiri selal u menj aga baik-baik kewaj iban shalat , ia pun t erus- menerus mengingat kan para pengikut nya supaya sel al u menunaikan shal at t epat pada wakt unya. Shal at it u ibarat sebuah pisau yang dapat mengupas daki dan kot oran manusia. Hanya shalat l ah yang dapat membersihkannya sama sekal i. Ol eh Rasul Al l ah s. a. w. shal at diibarat kan sebagai mat a air panas yang t ersedia di depan pint u rumah t iap musl im. Bila t iap sehari semalam seorang musl im mandi dengan ai r panas it u l ima kal i, kot oran apakah yang t idak t erbuang dari badannya? Sekal ipun Rasul Al l ah s. a. w. t el ah menj anj ikan nikmat kepada Imam Al i r. a. , namun kewaj iban shal at t et ap dij aga kuat -kuat ol ehnya, sesuai dengan perint ah Al lah s. w. t . dal am f irman-Nya yang berart i: Perint ahkanlah kel uargamu bersembahyang dan hendaknya bersabar dal am menunaikannya… S. Thaha: 132. Tidaklah aneh kal au orang Zahid sepert i Imam Al i r. a. it u pant ang diperl akukan l ebih daripada orang l ain. Wal au ia seorang anggot a Ahl u Bait Rasul Al l ah s. a. w. dan seorang il muwan, namun 152 t idak menyukai perl akuan ist imewa. Diriwayat kan, bahwa pada suat u hari ada orang mengadukan Imam Al i r. a. kepada Khalif ah Umar Ibnul Khat t ab r. a. t ent ang suat u perkara. Wakt u it u Imam Ali r. a. sudah siap dan duduk. Tak l ama kemudian Khal if ah Umar r. a. menol eh kepadanya sambil berkat a: Bangunl ah, ya Abal Hasan, dudukl ah bersama l awan perkara anda Imam Al i r. a. bangun, l al u duduk berhadapan dengan orang yang mengadukannya. Set el ah perkaranya sel esai, orang yang mengadu pergi meninggal kan t empat , Imam Al i r. a. pindah duduk di t empat semul a. Ket ika it u Khal if ah Umar r. a. mel ihat waj ah Imam Ali r. a. berubah, l al u bert anya: Ya Abal Hasan, mengapa kul ihat waj ah anda berubah? Apakah anda t idak senang t erhadap apa yang baru t erj adi? Ya, benar j awab Imam Al i r. a. Sebab anda memanggil ku dengan nama kehormat an di depan l awan perkara Mendengar j awaban Imam Al i r. a. yang sepert i it u, Khal if ah Umar r. a. dengan rasa t erharu merangkul nya seraya berkat a: Ya Al l ah, kal ian it u… Dengan kal ian Ahl ul Bait Al l ah memberi hidayat kepada kami, dan dengan kal ian pul a Al l ah mengel uarkan kami dari kegel apan ke cahaya t erang… Kezuhudannya, kesederhanaannya, keshal ihannya sert a ket aqwaannya kepada Al l ah s. w. t . t idak membuat Imam Al i r. a. menj adi orang yang berwaj ah angker. Ia seorang yang anggun, bermuka cerah dan ramah. Bahkan t idak j arang ia bergurau unt uk menyenangkan hat i orang l ain. Ia t idak pernah t ampak angkuh, memberengut dan suram. Sif at Imam Ali r. a. yang ramah, t erbuka dan j ika perlu dapat bergurau, sering dil ebih-l ebihkan ol eh l awan-l awannya unt uk menj at uhkan nama baik dan mengurangi mart abat nya. Terut ama ol eh Amr bin Al -Ash secara berl ebih-l ebihan disebar-luaskan. Lawan Imam Al i r. a. it u mengat akan kepada penduduk Syam, bahwa Ali bin Abi Thal ib seorang yang gemar bercanda. Juj ur dan Adil Bukanl ah suat u hal yang mengherankan bil a seseorang j uj ur dan adil t erhadap sesama kawan. Tet api bil a ada orang yang j uj ur dan adil t erhadap l awan, ini sungguh suat u kel uar-biasaan. Just ru inil ah yang menj adi sal ah sat u sif at ist imewa Imam Ali r. a. Dal am kedudukkannya sebagai Khal if ah, pada sat u hari Imam Al i r. a. mel ihat baj u besi yang pernah dimilikinya berada di t angan seorang penduduk beragama Nasrani. Karena merasa yakin, bahwa barang it u memang miliknya, unt uk mendapat kan kembali secara baik ia mengadu kepada hakim set empat . Dal am si dang khusus unt uk menyel esaikan t unt ut annya it u, di depan peradil an Imam Al i r. a. mengat akan bahwa baj u besi it u benarbenar mil iknya. Ia menegaskan: Bel um pernah aku menj ual baj u besi it u. Sepanj ang ingat anku, bel um pernah barang it u kuhadiahkan kepada orang l ain. Sungguhpun demikian, orang Nasrani yang menj adi t ergugat it u t et ap bert ahan, bahwa baj u besi it u miliknya yang sah. Tanpa ragu-ragu ia menj awab: Baj u besi ini mil ikku sendiri. Aku yakin Amirul Mukminin t idak akan berbuat bohong. Mendengar ket erangan yang berl awanan it u, hakim menol eh kepada Imam Al i r. a. dan bert anya sekal i l agi: Apakah anda mempunyai ket erangan t ambahan? Beberapa saat l amanya Imam Al i r. a. diam, t i dak t ahu apa yang harus dikat akan. Namun ia yakin bahwa barang it u memang miliknya. Akhi rnya pert anyaan hakim it u dij awab sambil t ersenyum: Apa yang anda t anyakan it u memang perl u, t et api aku t idak mempunyai ket erangan t ambahan. 153 Set el ah mengadakan pert imbangan secukupnya, hakim memut uskan bahwa barang yang dipersengket akan it u menj adi mil ik sah orang Nasr ani yang menj adi t ergugat dal am perkara it u. Ol eh hakim, orang Nasrani yang bersangkut an diperkenankan pul ang membawa barang t ersebut . Dengan waj ah berseri-seri mencerminkan keikhl asan hat inya Imam Al i r. a. mel ihat orang Nasrani it u beranj ak dari t empat nya sambil mengangkat baj u besi. Baru beberapa l angkah berj al an, t iba-t iba orang Nasrani it u balik kembali menghampiri Imam Al i r. a. dan hakim yang masih duduk di t empat masing-masing. Kepada Imam Al i r. a. orang Nasrani it u berkat a: Apa yang kusaksikan mengenai diri anda, benar-benar sama seperi hukum yang berl aku bagi para Nabi Kemudian dengan khidmat ia berkat a l ebih l anj ut : Sekarang aku bersaksi, bahwa t iada Tuhan sel ain Al l ah dan Muhammad Rasul Al lah. Ya Amiral Mukminin, memang benarl ah baj u besi ini kepunyaan anda. Wakt u anda berangkat ke Shif f in dul u, aku mengikut i kaf il ah anda. Baj u besi ini j at uh kemudian diambil ol eh sal ah seorang anggot a pasukan yang sedang kekurangan bekal . Dengan t enang Imam Al i r. a. menj awab pernyat aan orang Nasrani yang sudah mengikrarkan syahadat it u: Karena anda sekarang sudah memel uk agama Isl am, barang it u sekarang sudah menj adi kepunyaan anda Percakapan ant ara dua orang it u disaksikan ol eh hakim dan hadirin l ainnya. Mereka ramai membicarakan kej adian yang sangat mengesankan it u. Benarl ah bahwa hanya orang musl im yang menghayat i Isl am sepenuhnya saj al ah, yang dapat bersikap sepert i Imam Al i r. a. Tet api t ak ada orang l ain yang l ebih t erkesan dal am hat inya sel ain orang Nasrani yang sekarang sudah j adi musl im it u. Kenyat aan ini dibukt ikan pada hari-hari sel anj ut nya. Sej arah kemudian mencat at , bahwa bekas Nasrani it u t ernyat a seorang musl im yang sangat gigih membel a Imam Al i r. a. dalam perj uangan menegakkan kebenaran Isl am dan menumpas pemberont akan Khawarij di Nehrawan. Perist iwa t ersebut merupakan pet unj uk nyat a t ent ang bet apa t ingginya t ingkat ket aqwaan, kej uj uran dan keadil an Imam Al i r. a. Semua ibadah j asmaniah dan rohaniyahnya bukan l agi dirasa sebagai kewaj iban yang harus dilaksanakan, mel ainkan sudah menj adi kenikmat an dan kebahagiaan hidupnya sehari-har i. Semua yang dil akukan semat a-mat a berdasarkan dorongan cint a kepada Al l ah Azza wa Jal l a dan kegairahan mel aksanakan t aul adan hidup yang diberikan ol eh put era pamannya, Nabi Muhammad s. a. w. Dal am hal mel aksanakan keadil an, Imam Al i r. a. benar-benar t idak pandang bul u. Yang benar dinyat akan benar, yang sal ah dinyat akan sal ah, t ak pedul i siapa saj a yang dihadapinya. Apakah yang dihadapinya it u orang l ain, kel uarga sendiri, orang kaya at au miskin, orang yang berkedudukan at au pun t idak. Dal am pandangan Imam Al i r. a. sebagai penegak hukum Al l ah, semua manusia adal ah hamba Al l ah yang sama deraj at . Dal am suat u kesempat an, Aqil bin Abi Thal ib --kakak Imam Al i r. a. -- mencerit akan penyaksiannya sendiri t ent ang keadil an saudar a kandungnya it u, sebagai berikut : Wakt u berkunj ung ke rumah Imam Al i r. a. , Aqil mel ihat Al Husein r. a. sedang kedat angan seorang t amu. Ia meminj am uang sat u dirham unt uk membel i beberapa pot ong rot i. Uang it u bel um cukup unt uk keperl uan l auk. Kepada pel ayan rumahnya, Qanbar, Al Husein r. a. mint a supaya dibukakan kant ong kul it berisi madu yang dibawa orang dari Yaman. Qanbar mengambil madu set akar. Wakt u Imam Al i r. a. dat ang dan mint a supaya Qanbar mengambilkan kant ong madu unt uk dibagi-bagikan kepada orang-orang yang berhak, ia mel ihat madu sudah berkurang. Imam Al i r. a. bert anya: Hai Qanbar, kukira sudah t erj adi sesuat u dengan wadah madu ini Sebagai j awaban Qanbar menj elaskan bahwa ia disuruh Al Husein mengambil kan madu set akar dari wadah it u. Mendengar it u bukan main marahnya Imam Al i r. a. : Panggil Husein … 154 Wakt u Husein t iba di depannya, Imam Al i r. a. segera mengambil cambuk, t et api Al Husein cepat -cepat berkat a: Demi hak pamanku, Jaf ar Biasanya bil a nama Jaf ar disebut -sebut , marah Imam Al i r. a. segera menj adi reda. Kepada Husein, Imam Al i r. a. bert anya: Apa sebab engkau berani mengambil l ebih dul u sebel um dibagi? Put eranya menj awab: Kami semua mempunyai hak at as madu. Kalau nant i kami menerima bagian, akan kami kembalikan. Dengan suara mel unak Imam Al i r. a. menasehat i put eranya: Ayahmu yang akan menggant i Tet api wal aupun engkau mempunyai hak, engkau t idak bol eh mengambil hakmu l ebih dulu sebel um orang-orang musl im l ain mengambil hak mereka. Seandainya aku t idak pernah mel ihat sendiri Rasul Al l ah s. a. w. mencium mul ut mu, engkau sudah kusakit i dengan cambuk ini Imam Al i r. a. menyerahkan uang sat u dirham dan disel ipkan dalam baj u Qanbar sambil berkat a: Bel ikan dengan uang ini madu yang baik dan yang sama banyaknya dengan yang t el ah diambil Demi Al lah…, demikian kat a Aqil , …seol ah-ol ah sekarang ini aku sedang mel ihat t angan Al i memegang mul ut kant ong madu it u dan Qanbar sedang menuangkan madu ke dal amnya Aqil sendiri pernah mengalami suat u perist iwa pahit dengan saudaranya it u. Menurut penut urannya: Wakt u it u aku sedang mengalami kesul it an penghidupan yang amat berat . Aku mint a bant uan kepadanya Imam Al i r. a. . Semua anakku kukumpul kan dan kuaj ak ke rumahnya. Anak-anakku it u benar-benar sedang menderit a kekurangan makan. Wakt u t iba di sana Al i berkat a: Dat anglah nant i malam, engkau akan kuberi sesuat u… Mal am hari it u aku dat ang l agi bersama anak-anakku. Mereka menunt unku bergant ian. Set ibanya di sana anak-anakku disuruh menyingkir. Kepadaku Al i berkat a: Hanya ini saj a unt ukmu Aku cepat -cepat mengul urkan t angan karena ingi n segera menerima pemberiannya, dan kuduga it u sebuah kant ong. Ternyat a yang kupegang ial ah sebat ang besi panas yang baru saj a dibakar. Besi it u kul emparkan sambil bert eriak meraung sepert i l embu dibant ai. Al i t enang-t enang saj a berkat a kepadaku: It u baru besi yang dibakar dengan api dunia. Bagaimana kal au kel ak aku dan engkau dibel enggu dengan rant ai neraka j ahanam? Set el ah ia membaca ayat 71-72 S. Al Mukmin, Imam Al i r. a. berkat a meneruskan: Dariku engkau t idak akan memperol eh l ebih dari hakmu yang sudah dit et apkan Al lah bagimu… sel ain yang sudah kau rasakan sendiri it u Pul angl ah kepada kel uargamu. Memang l uar biasa. Muawiyah sendiri ket ika mendengar cerit a t ent ang perist iwa it u berkoment ar: Terl al u Terl al u Kaum wanit a akan mandul dan t idak akan melahirkan anak sepert i dia Aqil bin Abi Thal ib t ernyat a berusia l ebih panj ang daripada saudara-saudaranya. Di kal angan orang-orang Qureiys ia t erkenal sebagai sal ah sat u di ant ara empat orang ahli yang dapat dimint ai ket erangan t ent ang il mu sil sil ah dan sej arah Qureiys. Empat orang it u ial ah Aqil bin Abi Thal ib, Makramah bin Nauf al Azzuhriy, Abul Jaham bin Hudzaif ah Al Adwiy, dan Huwairit s bin Abdul Uzza Al Amiriy Aqil sanggup memberi ket erangan t erperinci mengenai soal -soal sil sil ah dan sej arah Qureiys. Sel ain it u ia pun seorang periang dan mudah t ert awa keras. Ibnul At sir meriwayat kan pengal aman Aqil yang lain dengan Imam Al i r. a. Pada suat u hari Aqil dat ang kepada Imam Al i r. a. unt uk memint a sesuat u. Kepada Imam Al i r. a. ia berkat a: Aku ini orang but uh, orang miskin… berilah pert ol ongan kepadaku. 155 Sabarl ah dan t unggu sampai t iba wakt unya pembagian bersama kaum musl imin l ainnya, j awab Imam Al i r. a. : Engkau past i kuberi. Aqil t idak puas dengan j awaban it u. Ia mendesak t erus dan meraj uk. Akhirnya Imam Al i r. a. memerint ahkan seorang: Bawal ah dia pergi ke t oko-t oko di pasar. Kat akan kepadanya supaya mendobrak pint u t oko-t oko it u dan mengambi l barang-barang yang ada di dal amnya Mendengar perint ah Imam Al i r. a. yang sepert i it u, Aqil menyahut : Apakah engkau ingin aku menj adi pencuri? Dan engkau, apakah ingin supaya aku mencuri mil ik kaum musl imin dan memberikannya kepadamu? j awab Imam Al i r. a. Kal au begit u aku mau dat ang kepada Muawiyah, kat a Aqil dengan nada mengancam. Terserah, j awab Imam Ali r. a. dengan kont an. Aqil l al u pergi ke Syam unt uk memint a bant uan kepada Muawiyah. Ol eh Muawiyah ia diberi uang sebesar 100. 000 dirham, dengan syarat Aqil harus bersedia naik ke at as mimbar dan berbicara dengan orang banyak t ent ang apa yang t el ah diberikan ol eh Imam Al i kepadanya dan t ent ang apa yang t el ah diberikan Muawiyah. Dari at as mimbar Aqil berkat a dengan l ant ang: Hai kaum musl imin, kuberit ahukan kepada kali an, bahwa aku t el ah memint a kepada Al i supaya memil ih: aku at au agamanya. Ternyat a ia l ebih suka memil ih agamanya. Kepada Muawiyah aku pun mint a sepert i it u. Ternyat a ia l ebih suka memilih aku daripada agamanya Tent ang kej uj uran dan keadil an Imam Al i r. a. orang t idak segan-segan mengat akan t erus t erang, sekal ipun di depan Muawiyah. Beberapa wakt u set el ah Imam Al i r. a. waf at , Muawiyah bert anya kepada Khalid bin Muhammad: Apakah sebab anda l ebih menyukai Al i daripada kami? Disebabkan ol eh t iga hal , j awab Khal id bi n Muhammad dengan t erus t erang. Ia sanggup menahan sabar bil a sedang marah. Jika berbicar a ia sel al u berkat a benar. Dan j ika menet apkan hukum ia sel al u adil . Demikian diriwayat kan ol eh Ibnu Haj ar dalam bukunya Ash Shawaiqul Muhriqah. Al Hait samiy dal am bukunya Maj ma, j ilid IX, hal aman 158 menyaj ikan sebuah riwayat yang berasal dari Rabiy bin Hurasy sebagai berikut : Pada suat u hari Muawiyah dikerumuni ol eh pemuka-pemuka Qureiys, t ermasuk Said bin Al Ash, yang wakt u it u duduk di sebel ah kanannya. Tak l ama kemudi an dat angl ah ibnu Abbas. Ket ika mel ihat Ibnu Abbas masuk, Muawiyah berkat a kepada Said: demi Al l ah, aku akan mengaj ukan pert anyaan- pert anyaan kepada Ibnu Abbas yang kira-kira ia t idak akan mampu menj awabnya. Menanggapi keinginan Muawiyah it u, Said mengingat kan: Hai Muawiyah, orang sepert i Ibnu Abbas t ak mungkin t idak mampu menj awab pert anyaan-pert anyaanmu. Set el ah Ibnu Abbas duduk, Muawiyah bert anya: Apakah kiranya yang dapat kaukat akan t ent ang Al i bin Abi Thal ib? Dengan sert a mert a Ibnu Abbas menj awab: Abul Hasan rahimahull ah adal ah panj i hidayat ; sumber t aqwa; t empat kecerdasan berf ikir; puncak ket inggian akal ; cahaya keut amaan manusiawi di t engah kegelapan; orang yang mengaj ak manusia ke j al an l urus; menget ahui isi Kit ab-kit ab suci t erdahul u; sanggup menaf sirkan dan ment akwil kan dengan berpegang t eguh pada hidayat ; menj auhkan diri dari perbuat an dzalim yang menyakit i hat i orang; menghindari j al an yang sesat ; seorang mukmin dan bert akwa yang t erbaik; orang yang pal ing sempurna menunaikan ibadah haj i dan ibadah-ibadah l ai nnya; orang yang pal ing mempunyai t enggang- rasa sert a memperl akukan semua orang secara adil dan sama, orang yang pal ing pandai 156 berkhut bah di dunia ini… dan set erusnya sampai kepada kat a-kat a: …seorang suami dari wanit a yang pal ing mul ia, dan seorang ayah dari dua cucu Rasul Al l ah s. a. w. Set erusnya Ibnu Abbas mengat akan: Mat aku bel um pernah melihat ada orang sepert i dia dan t idak akan pernah mel ihat nya sampai hari kiyamat . Barang siapa mengut uk dia, orang it u akan dikut uk sel ama-l amanya ol eh Al l ah dan ol eh sel uruh ummat manusia sampai hari kiyamat . Mendengar ket erangan it u, t ent u saj a Muawiyah menj adi beringas, t et api ia dapat menguasai diri di depan seorang ilmuwan sepert i Ibnu Abbas. Harun bin Ant arah mencerit akan penyaksian ayahnya dengan mengat akan: Pada suat u hari aku dat ang ke rumah Imam Al i. Ia sedang duduk di bal ai-bal ai bersel imut kain kumal . Wakt u it u musim dingin. Kukat akan kepadanya: Ya Amiral Mukminin, Al lah t el ah memberi hak kepada anda dan kepada keluarga anda unt uk menerima sebagian dari hart a Bait ul Mal . Mengapa anda berbuat sepert i it u t erhadap diri anda sendiri? Demi Al lah, sahut Imam Al i r. a. , Aku t idak mau mengurangi hak kal i an wal au sedikit . Ini adal ah sel imut yang kubawa sewakt u kel uar meninggal kan Madinah. Ashim bin Ziyad pernah bert anya kepada Imam Al i r. a. : Ya Amiral Mukminin, pakaian anda it u t erl al u kasar dan makanan anda pun t erl ampau buruk Mengapa anda berbuat sepert i it u? Cel aka benar engkau it u, j awab Imam Al i r. a. Al lah s. w. t . mewaj ibkan para pemimpin supaya menempat kan dirinya masing-masing di bawah ukuran orang l ain, agar t idak sampai memperkosa penderit aan si miskin. Suwaid bin Ghaf l ah j uga menyaksikan cara hidup Imam Al i r. a. Ia mencerit akan penyaksiannya sendiri: Pada suat u hari aku dat ang ke rumah Imam Al i. Di dalamnya t idak t erdapat perkakas apapun selain sel embar t ikar yang sudah koyak. Ia sedang duduk di t empat it u. Aku segera bert anya set engah mengingat kan: Ya Amiral Mukminin, mengapa rumah anda sepert i ini? Anda adal ah seorang penguasa kaum musl imin, yang memerint ah mereka dan yang menguasai Bait ul Mal . Banyak ut usan dat ang menghadap anda, sedang di rumah anda ini t idak ada perkakas sel ain t ikar… Ya Suwaid, j awab Imam Al i r. a. , dal am rumah yang bersif at sement ara ini t idak perl u ada perkakas, sebab di depan kit a ada rumah yang kekal . Semua perkakas sudah kami pindahkan ke sana, dan t ak l ama l agi kami akan kembal i ke sana. Harun bin Said j uga mencerit akan penyaksiannya, bahwa pada suat u hari Abdul l ah bin Jaf ar bin Abi Thal ib dat ang kepada Imam Al i unt uk memint a pert ol ongan. Abdul l ah berkat a: Ya Amiral Mukminin, suruhl ah orang mengambil kan uang dari Bait ul Mal bekal bel anj a unt ukku. Demi Al l ah, aku t idak mempunyai uang sama sekali sel ain harus menj ual t ernakku. Tidak, j awab Imam Al i r. a. , demi Al l ah, aku t idak dapat memberi apa-apa kepadamu, kecual i j ika engkau menyuruh pamanmu mencuri agar bisa memberi apa yang kau mint a. Imam Al i r. a. memperl akukan semua sanak kel uarganya dengan perl akuan sama sepert i t erhadap orang l ain. Ia t idak mengist imewakan mereka dengan pemberian apa pun j uga, dan t idak pul a memberikan f asil it as khusus bet apa pun kecil nya. Ol ehnya, semua sanak kel uarga dil at ih dan dipersiapkan ment al nya supaya membiasakan diri berakhl aq sepert i dirinya. Bahkan kadang-kadang ia mengambil sikap keras dal am membiasakan mereka hidup menurut cara-cara yang diaj arkan. Musl im bin Shahib Al Hanna meriwayat kan, bahwa seusai perang Jamal Imam Al i r. a. pergi ke Kuf ah. Di sana ia masuk ke dal am Bait ul Mal sambil berkat a: Hai dunia, rayul ah orang sel ain aku Ia l al u membagi-bagikan semua yang ada di dal amnya kepada orang banyak. Wakt u it u dat ang anak perempuan Al Hasan at au Al Husein r. a. l al u t urut mengambil sesuat u dari Bait ul 157 Mal . Mel ihat it u Imam Al i mengikut i cucunya dari bel akang, kemudian genggaman anak perempuan it u dibuka dan diambi l l ah barang yang sedang dipegang. Kami kat akan kepadanya: Ya Amiral Mukminin, biarl ah Dia mempunyai hak at as barang it u Ternyat a Imam Ali menj awab: Jika ayahnya sendiri yang mengambil hak it u, barul ah ia bol eh memberikan kepada anak ini sesuka hat inya Sej ak sebel um memangku j abat an Khalif ah, Imam Ali pada prinsipnya memang t idak suka mel ihat banyak kekayaan kaum musl imin t ert imbun dal am Bait ul Mal . Sal ah sebuah cat at an sej arah yang dit ul is ol eh Abu Jaf ar At Thabariy mengat akan, bahwa dal am suat u musyawarah Khal if ah Umar Ibnul Khat t ab r. a. memint a pert imbangan t ent ang bagaimana sebaiknya yang perl u dil akukan t erhadap hart a benda yang ada di dal am Bait ul Mal . Dal am musyawarah it u Imam Al i r. a. mengemukakan pendapat nya: Sebaiknya hart a yang sudah t erkumpul it u dibagikan saj a t iap t ahun dan t i dak usah disisakan sedikit pun. Kej uj uran dan keadil an seorang yang hidup zuhud, t aqwa dan t ekun beribadah sepert i Imam Al i r. a. it u memang sukar sekal i dij aj agi. Keist imewaan hukum yang berl aku pada masa pemerint ahannya ial ah persamaan hak dan kewaj iban bagi semua orang. Kebij aksanaannya t idak berat sebel ah kepada f ihak yang kuat dan t idak merugikan f ihak yang l emah. Tanah-t anah garapan yang pada masa pemerint ahan sebel umnya dibagi-bagikan kepada sanak f amil i dan orang-orang t erkemuka yang dekat dengan para penguasa Bani Umayyah, dicabut dan dikembalikan kepada st at us semul a sebagai milik umum kaum musl imin. Set el ah it u barul ah dibagi-bagikan l agi kepada orang-orang yang berhak berdasarkan prinsip persamaan. Mengenai kekayaan mil ik umum kaum musl imin, Imam Al i r. a. sendiri dengan t egas menyat akan kebij aksanaannya: Demi Al l ah, seandainya ada sebagian dari kekayaan it u yang sudah dipergunakan orang unt uk beaya pernikahan at au unt uk membeli hamba sahaya perempuan, past i aku t unt ut pengembal iannya Dij el askan pul a ol ehnya: Sesungguhnya keadil an it u sudah merupakan kesej aht eraan. Maka barang siapa masih merasakan kesempit an di dal am suasana adil , ia past i akan merasa l ebih sempit l agi dalam suasana dzal im. Di ant ara beberapa pesan yang diamanat kannya kepada para penguasa daerah ial ah: Berl akul ah adil t erhadap semua orang. Sabarl ah dalam menghadapi orang-orang yang hidup kekurangan, sebab mereka it u sesungguhnya adal ah j uru bicara rakyat . Janganl ah kal ian menahan-nahan kebut uhan seseorang dan j angan pul a sampai menunda-nunda permint aannya. Unt uk keperl uan mel unasi paj ak j anganl ah sampai ada orang yang t erpaksa menj ual t ernak at au hamba sahaya yang diperl ukan sebagai pembant u dal am pekerj aan. Janganl ah sekal i-kal i kal ian mencambuk seseorang hanya karena dirham Sal ah sat u dari pesan-pesan khusus yang dit uj ukan kepada para pet ugas pemungut paj ak, zakat dan l ain-l ainnya, ial ah : Dat angilah mereka dengan t enang dan sopan. Jika engkau sudah berhadapan dengan mereka, ucapkanlah sal am. Hormat ilah mereka it u dan kat akanl ah: Hai para hamba Al l ah, penguasa Al l ah dan Khal if ah-Nya mengut us aku dat ang kepada kalian unt uk mengambil hak Al l ah yang ada pada kekayaan kal ian. Apakah ada bagian yang menj adi hak Al l ah it u dalam hart a kekayaan kal ian? Jika ada, hendaknya hak Al l ah it u kal ian t unaikan kepada Khalif ah-Nya… Jika orang yang bersangkut an menj awab t idak, j anganl ah kal ian ul angi l agi. Tet api j ika orang it u menj awab ya, pergil ah engkau bersama-sama unt uk memungut hak Al l ah it u. Janganl ah kal ian menakut -nakut i dia, j anganl ah mengancam-ancam dia, dan j angan pula membent ak at au bersikap kasar. Ambil l ah apa yang diserahkan ol ehnya kepada kal ian, emas at au pun perak. Jika orang yang bersangkut an mempunyai t ernak berupa unt a at au l ainnya, j anganl ah kal ian masuk unt uk memeriksa t anpa seizin dia, wal aupun orang it u benar-benar mempunyai banyak t ernak. Jika orang it u memberi izin kepada kalian unt uk memeriksanya, j anganl ah kal ian masuk dengan l agak sepert i orang yang berkuasa. Jangan berl aku kasar, j angan menakut -nakut i dan 158 j angan sekal i-kal i menghardik binat ang-binat ang it u. Jangan kalian berbuat sesuat u yang akan menyusahkan pemil iknya. Kemudian apabil a hart a kekayaan diperl ihat kan kepada kalian, persilakan pemil iknya memil ih dan menent ukan sendiri mana yang menj adi hak Al lah. Jika ia sudah menent ukan pil ihannya, j anganl ah kalian menghal ang-hal angi dia mengambil bagian yang menj adi haknya. Hendaknya kal ian t et ap bersikap sepert i it u, sampai orang yang bersangkut an menet apkan mana yang menj adi hak Al l ah yang akan dit unaikan. Tet api ingat , j ika kal ian dimint a supaya meninggalkan orang it u, t inggal kanlah dia Begit u j el asnya Imam Al i r. a. mengemukakan pesan dan amanat nya secara t erperinci agar j angan sampai t erj adi penyal ahgunaan dan perkosaan t erhadap kaum musl imin dan rakyat nya. Sedemikian t ingginya rasa keadil an yang menghiasi kehidupan Imam Al i r. a. , sampai pernah t erj adi, bahwa pada wakt u ia menerima set oran paj ak dari penduduk Isf ahan, dit emukan sepot ong rot i kering t erselip dal am wadah. Rot i it u ol eh Imam Al i r. a. dipot ong-pot ong menj adi t uj uh keping, sama sepert i uang set oran it u j uga yang dibagi menj adi t uj uh bagian. Pada t iap bagian dari uang it u dit aruh sekeping rot i kering. Ksat ria Kesat riaan dan keperwiraan Imam Al i r. a. bukan dibuat -buat , melainkan sudah menj adi sif at dan t abiat nya sendiri. Hal it u dit umbuhkan dan di perkuat ol eh l ingkungan hidupnya sej ak kecil dan ol eh aj aran sert a t aul adan yang dit erimanya l angsung dari Rasul Al l ah s. a. w. Ia bukan orang yang suka mabok kemenangan dan bukan pul a seorang pedendam. Ket angguhan dan ket angkasannya sebagai pel aku perang-t anding yang banyak disegani orang, sama sekali t idak membuat nya besar kepal a. Ia t idak pernah mul ai mengaj ak berkelahi at au berduel , apal agi menant ang-nant ang. Bahkan dal am menghadapi saat -saat gawat , masih t et ap berusaha agar pert umpahan darah dapat dihindarkan. Ada orang yang menilai sikapnya it u sebagai t anda kel emahan. Ada pul a yang menaf sirkannya sebagai t anda kegent aran. Penil aian dan penaf siran it u t idak t epat sama sekali. Sikap Imam Al i r. a. semacam it u benar-benar kel uar dari hat i yang t ul us ikhl as. Kemanusiaannya sangat t inggi. Lawan yang dit undukkannya diperlakukan dengan sikap manusiawi dan dihormat i sesusi dengan harkat mart abat nya sebagai manusia. Kepada put eranya sendiri, Al Hasan r. a. , t idak j emu j emunya ia berpesan agar j angan sekal i- kal i menant ang orang berkel ahi at au berperang-t anding. Tet api j ika orang it u menant ang, j awab t ant angan it u dan hadapil ah. Seba orang yang berbuat sepert i it u ial ah orang dzal im, dan t iap orang dzal im waj ib dil awan, demikian uj ar Imam Al i r. a. dengan t andas. Sering j uga orang t idak dapat memahami sif at keksat riaannya. Bagi para ahl i perang modern, pendirian Imam Al i r. a. it u dianggap t idak t epat . Sebab, menurut f aham mereka, pert ahanan yang t erbaik ial ah mel ancarkan serangan mengej ut kan t erhadap l awan. Tet api wat ak keksat riaan Imam Ali r. a. t idak sepert i it u. Ia hanya akan menyerang bil a benar-benar sudah diserang. Jadi serangan hanya dipandang sebagai l angkah mempert ahankan diri. Ket ika sal ah seorang sahabat nya menyaksikan persiapan kaum Khawarij dan kemudian dil aporkannya kepada Imam Al i r. a. dan disert ai usul supaya mendahul ui gerakan musuh dengan suat u serangan kil at ; Imam Al i r. a. dengan t egas mengat akan: Aku t idak mau menyerang mereka sebelum mereka mel ancarkan serangan l ebih dahul u t erhadap kit a. Biarl ah mereka berbuat l ebih dul u. Padahal secara normal usul sahabat nya it u t epat dan benar. Perist iwa yang sama j uga t erj adi sebel um it u. Ial ah dal am Perang Unt a. Demikian j uga dal am perang Shif f in. Mengawal i pecahnya peperangan ant ar sesama kaum musl imin it u, Imam Al i r. a. 159 sel al u berusaha l ebih dul u agar dapat dicipt akan perdamaian, selagi masih ada pel uang unt uk it u, bet apa pun kecil nya. Jal an inil ah yang menurut Imam Al i r. a. sebaiknya harus dit empuh. Prinsip ini ol ehnya dipegang t eguh. Tidak pandang apakah yang sedang dihadapinya it u perang t erbuka at au t ersel ubung, besar at au kecil . Ia sel al u mengaj ak l awan unt uk memecahkan persengket aan dan pert ikaian melal ui j al an damai. Kepada pasukannya ia pun memerint ahkan supaya t idak mengambil t indakan l ebih dul u yang akan mengakibat kan bencana j at uhnya banyak korban. Pada dasarnya ia t idak menghunus pedang sebel um menyerukan perdamaian kepada l awan l ebih dul u. Tet api sikapnya yang sepert i it u bukannya t idak dil andasi dengan kesiap-siagaan di kal angan pasukannya. Inil ah rupanya yang menj adi rahasia keunggul annya dal am menghadapi peperangan demi peperangan. Sat u cont oh t ent ang keksat riaannya yang sangat menarik ial ah pada wakt u menghadapi kaum Khawarij . Orang-orang Khawarij yang t erkenal sangat benci kepada Imam Ali r. a. , pada sat u ket ika bert eriak mengkaf irkan dan memaki-maki dirinya. Imam Al i r. a. t et ap t enang dan dengan l apang dada menghadapi semuanya it u. Sedangkan pasukannya sudah t ak t ahan l agi mendengar pimpinannya dihina orang. Mereka bangkit hendak mel ancarkan serangan serent ak. Tet api dengan cepat Imam Al i r. a. bert eriak unt uk menghent ikan niat mereka: Jangan It u hanya sekedar makian Kit a harus menj awab mereka dengan memberi maaf Demikian perint ahnya. Kebij aksanaan sepert i it u ada kal anya menimbul kan sal ah f aham dan gerut u dal am pasukannya sendiri. Ya, it ul ah Imam Ali r. a. , seorang pemimpin yang berj iwa besar lagi arif bij aksana. Imam Al i r. a. t ersohor sebagai pendekar perang dan t angkas dal am perang-t anding. Namun ia benar-benar baru mau mengangkat senj at a bil a t el ah t erpaksa harus mempert ahankan diri. Bil a sudah sampai ke t ingkat it u, maka t inggal dua pi l ihan saj a bagi dirinya, ia mat i di t angan l awan, at au lawan yang harus mat i di t angannya. Berl andaskan ket enangan dan kemant apan

Bab XV : PINTU ILMU