Hasil Belajar Siswa dalam Pembelajaran Berbasis masalah

1. Kesalahan dalam mengerjakan bagian sistem persamaan linear dua variabel ataupun dalam menyelesaikannnya masih menuliskan satuan ketika proses aljabar. 2. Kesalahan dalam aljabarnya baik itu salah menjumlahkan ataupun mengalikan ketika proses penyelesaian sistem persamaan linear dua variabel. 3. Kesalahan dalam membuat model matematika dari permasalahan sistem persaamaan linear dua variabel. Yang pertama adalah mengenai kesalahan dalam penulisan satuan baik itu rupiah atau meter dalam sistem persamaan linear dua variabel dan atau penyelesaian sistem persamaan linear dua variabelnya. Untuk siswa yang melakukan kesalahan dalam bagian ini ada satu siswa yang melakukannya pada ketiga soal tes hasil belajar siswa baik itu pada sistem persamaan linear dua variabel ataupun penyelesaiannya. Walaupun siswa ini melakukan kesalahan tersebut namun untuk penyelesaiannya menghasilkan jawaban yang benar sehingga hasilnya bisa bagus. Untuk siswa yang melakukan kesalahan dalam menuliskan sistem persamaan linear dua variabelnya ada 4 siswa, dan masing-masing siswa hanya melakukan kesalahan pada satu soal dari ketiga soal yang ada dalam tes hasil belajar siswa. Untuk siswa yang melakukan kesalahan dalam menuliskan satuan yang masuk dalam penyelesaian sistem persamaan linear dua variabel ada 4 siswa. Kekeliruan ini tidak terlalu berakibat fatal terhadap nilai tes hasil belajar siswa siswa. Kesalahan dalam aljabarnya baik itu salah menjumlahkan ataupun mengalikan ketika proses penyelesaian sistem persamaan linear dua variabel. Kesalahan tipe ini terjadi pada 8 siswa. Kesalahan yang terjadi sebetulnya merupakan kesalahan kecil dalam perhitungan sehingga akhirnya berakibat fatal terdapat nilai atau skor dari masing-masing soal. Dari 8 siswa ini hanya ada 1 siswa yang dapat lolos dari kriteria ketuntasan minimal yaitu 70. Gambar 5.1 kesalahan siswa Kesalahan yang ketiga adalah kesalahan dalam membuat model matematika dari masalah matematika mengenai sistem persamaan linear dua variabel. Kesalahan dalam membuat model matematika ini sehingga membuat nilai atau skor siswa menjadi sedikit. Untuk siswa yang melakukan kesalahan jenis ini seluruhnya membuat mereka menjadi nilai dibawah dari 70. Kisaran nilai mereka antara 35 - 68. Sebagian besar siswa yang melakukan kesalahan bagian ini sebetulnya mereka sudah paham mengenai materi penyelesaian sistem persamaan linear dua variabel. Hal ini bisa dibuktikan dari penyelesaian siswa walaupun mereka melakukan kesalahan pada model matematika tetapi analisis aljabar pada penyelesaiannya tetap benar. Ada seorang siswa yang melakukan kesalahan pada ketiga soal tersebut untuk model matematika. Untuk soal pertama dan kedua modelnya salah sehingga membuat hasil atau penyelesaiannya menjadi salah. Sedangkan untuk soal yang ketiga model matematikanya hampir tepat, tetapi karena modelnya salah maka penyelesaiannya juga menjadi salah. Siswa ini mendapatkan nilai 35 Gambar 5.2 Kesalahan siswa dalam memodelkan Untuk kesalahan yang lain pada tipe ketiga ini ada seorang siswa yang melakukan kesalahan pada dua buah soal yaitu soal kedua dan soal ketiga. Sedangkan untuk siswa yang melakukan kesalahan membuat model matematika pada satu soal saja ada lima siswa. Dari kelima siswa yang melakukan kesalahan pada sebuah soal tiga siswa melakukan kesalahan pada soal kedua dan soal dua siswa melakukan kesalahan pada soal ketiga. Setelah jawaban siswa dianalisis dari cara mengerjakan, coret-coretan yang terdapat pada lembar jawab siswa. Maka dari keseluruhan siswa yang mengikuti tes hasil belajar siswa terdapat tiga orang siswa yang benar-benar tidak paham mengenai ketiga soal tes hasil belajar siswa yang disiapkan oleh peneliti. Ketiga siswa tersebut ada mengalami kesulitan dalam memodelkan permasalahan matematika maupun cara menyelesaikannya. Untuk siswa yang hanya memahami setengah-setengah terhadap memodelkan dan menyelesaikan permasalahan sistem persamaan linear dua variabel terdapat dua orang siswa. Untuk siswa yang mengalami kesulitan dalam membuat model matematika namun untuk melakukan penyelesaian dari sistem persamaan linear dua variabel dapat melakukannya dengan baik dan benar terdapat enam orang siswa. Sedangkan siswa yang bisa membuat model matematika dari persoalan yang sudah ada dan bisa menyelesaikan sistem persamaan linear dua variabel namun mengalami kekeliruan dalam aturan aljabarnya terdapat tiga siswa. Siswa yang dapat membuat model matematika dan penyelesaian sistem persamaan linear dua variabel dengan baik terdapat 12 siswa. Untuk penilaian akhir peneliti tidak hanya menggunakan hasil tes hasil belajar siswa saja melainkan juga menggunakan sebuah tugas individu yang dilakukan di dalam kelas. Untuk tugas individu didalam kelas ini berupa soal mengenai penyelesaian sistem persamaan linear dua variabel. Soalnya adalah sebagai berikut Dalam mengerjakan tugas individu yang dilakukan di dalam kelas ini sebagian besar siswa bisa mengerjakan tugas yang diberikan setelah kegiatan pembelajaran materi penyelesaian sistem persamaan linear dua variabel dengan menggunakan eliminasi dan subtitusi. Dari 26 siswa yang mengikuti pembelajaran pada hari tersebut terdapat tiga siswa yang memiliki nilai jelek karena memang mungkin memang belum paham terhadap materi. Tentukan penyelesaian soal berikut        3 3 4 5 2 y x y x Dilihat dari penilaian keaktifan dan penilaian proses pembelajaran yang dilakukan oleh peneliti pembelajaran matematika berbasis masalah ini untuk penilaian hasil belajar masuk dalam kategori cukup menurut Fr.Y. Kartika Budi2001. Sedangkan untuk keaktifan selama proses pembelajaran masuk dalam kategori Tinggi menurut Fr.Y. Kartika Budi2001. Berdasarkan hal tersebut Pembelajaran Matematika Berbasis Masalah pada materi Sistem Persamaan Linear Dua Variabel dikatakan cukup efektif apabila dilihat dari segi hasil belajar siswa sedangkan dilihat dari keaktifan Baik untuk mengaktifkan siswa.

C. Kelemahan dari Penelitian

Dalam pelaksanaan penelitian yang dilakukan oleh peneliti masih memiliki beberapa kelemahan. Antara lain dalam pembagian kelompok sebetulnya masih belum sepenuhnya seimbang karena dalam masing-masing kelompok belum tentu siswa yang pandai, yang biasa saja, dan juga yang kurang tersebar secara merata. Mungkin di lain waktu pembagian kelompok bisa dibagi secara seimbang dan sesuai dengan kemampuan siswa. Akibat dari situasi di atas dalam kelompok yang terjadi ada kelompok di mana siswa kebanyakan hanya diam sehingga mereka kurang dapat mengembangkan pemikiran mereka dalam menghadapi masalah. Ada beberapa siswa yang terkadang hanya diam di dalam kelas tanpa memperhatikan guru dalam proses pembelajaran. Di sini dituntut kreatifitas dari guru untuk membangun pembelajaran yang sesuai dengan apa yang siswa kehendaki, namun juga tetap memperhatikan ketercapaian dari tujuan pembelajaran. 98

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Penelitian ini menghasilkan deskripsi efektivitas pembelajaran matematika berbasis masalah dengan materi sistem persamaan linear dua variabel di kelas VIII A SMP Negeri 8 Purworejo. Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa : 1. Pembelajaran matematika berbasis masalah pada pembelajaran sistem persamaan linear dua apabila dilihat dari sisi keaktifan siswa, pembelajaran ini mampu mengaktifkan siswa dalam pembelajaran, walaupun pada setiap tahap pembelajaran berbeda-beda, pembelajaran pertama tinggi, kedua cukup, ketiga sangat tinggi, keempat cukup, kelima tinggi, namun ketika dirata-rata nilai keaktifan dari kelima pertemuan tersebut termasuk dalam kategori efektifitas keaktifannya tinggi. 2. Efektifitas pembelajaran dari aspek hasil belajar dalam pembelajaran matematika berbasis masalah pada materi sistem persamaan linear dua variabel termasuk dalam kategori cukup. Selain kesimpulan di atas, dapat disimpulkan bahwa dengan pembelajaran matematika berbasis masalah ini 24 siswa memberikan tanggapan positif terhadap pembelajaran matematika berbasis masalah yang dilakukan oleh peneliti. Dilihat dari sisi pemahaman materi siswa terhadap materi sistem persamaan linear dua variabel sekitar 60 siswa sudah dapat memahami