peningkatan dan penurunan yang terjadi antara anggaran dan realisasinya.
b. Mengelompokkan realisasi anggaran belanja tidak langsung tahun anggaran 2009-2014. Realisasi anggaran belanja
tidak langsung pada dinas pendidikan berupa besarnya gaji tenaga
kependidikan, tunjangan,
serta tambahan
penghasilan lain. Realisasi anggaran ini juga menunjukkan adanya peningkatan dan penurunan belanja tidak langsung.
c. Mengelompokkan realisasi anggaran belanja tidak langsung pada Satuan Kerja Pengelolaan Keuangan Daerah pada
tahun anggaran 2009-2014. Data pada komponen ini berupa bantuan sosial untuk pendidikan di Kabupaten Sleman.
Realisasi anggaran bantuan sosial dapat dilihat setelah pencairan dan penyaluran dana bantuan sosial kepada
siswa-siswi yang tercantum dalam daftar penerima bantuan tersebut.
d. Menjumlahkan total realisasi anggaran belanja langsung dan tidak langsung pendidikan pada tahun anggaran 2009-2014.
Total realisasi akan diperoleh dari penjumlahan realisasi anggaran belanja langsung dan tidak langsung dinas
pendidikan, ditambah realisasi anggaran belanja tidak langsung.
e. Menjumlahkan realisasi anggaran total belanja daerah pada tahun anggaran 2009-2014. Realisasi total belanja daerah
merupakan total dana yang telah digunakan untuk membiayai seluruh belanja daerah baik secara langsung
maupun tidak langsung untuk urusan pemerintahan yang terdapat di Kabupaten Sleman.
f. Menghitung realisasi rasio anggaran pendidikan pada tahun anggaran 2009-2014. Realisasi rasio diperoleh dari realisasi
anggaran pendidikan dibagi dengan realisasi total belanja daerah, dikalikan 100. Besarnya presentase menunjukkan
jumlah alokasi dana realisasi anggaran pendidikan. Rumus Perhitungan :
Perhitungan ini dibuat untuk menyamakan persepsi terhadap alokasi 20 anggaran pendidikan dalam APBD.
g. Kesimpulan dari hasil perhitungan rasio realisasi anggaran fungsi pendidikan tahun anggaran 2009-2014.
Hasil perhitungan ini untuk menunjukkan besarnya presentase alokasi belanja daerah yang digunakan untuk
membiayai pendidikan. Jika hasil menunjukkan realisasi anggaran pendidikan yang telah dialokasikan lebih besar
atau sama dengan 20, kesimpulannya bahwa Pemerintah Kabupaten Sleman telah menjalankan amanat Keputusan
Mahkamah Konstitusi MK untuk mengalokasikan sekurang-kurangnya 20 total anggaran belanja daerah
untuk belanja fungsi pendidikan.
46
BAB IV GAMBARAN UMUM KABUPATEN SLEMAN
A. Sejarah Singkat Kabupaten Sleman Pembentukan wilayah Kabupaten Sleman yang keberadaan dapat dilacak
pada peraturan kerajaanKadipaten Pakualaman Rijksblad no. 11 Tahun 1916 tanggal 15 Mei 1916 yang membagi wilayah Kasultanan Yogyakarta
dalam 3 Kabupaten, yakni Kalasan, Bantul, dan Sulaiman yang kemudian disebut Sleman, dengan seorang bupati sebagai kepala wilayahnya.
Berdasarkan Perda no.12 Tahun 1998, tanggal 15 Mei tahun 1916 akhirnya ditetapkan sebagai hari jadi Kabupaten Sleman. Menurut Almanak, hari
tersebut tepat pada Hari Senin Kliwon, Tanggal 12 Rejeb Tahun Je 1846 Wuku Wayang. Beberapa tahun kemudian Kabupaten Sleman sempat
diturunkan statusnya menjadi distrik dibawah wilayah Kabupaten Yogyakarta. Pada tanggal 8 April 1945, Sri Sultan Hamengkubuwono IX melakukan
penataan kembali wilayah Kasultanan Yogyakarta melalui Jogjakarta Koorei angka 2 dua. Penataan ini menempatkan Sleman pada status semula, sebagai
wilayah Kabupaten dengan Kanjeng Raden Tumenggung Pringgodiningrat sebagai bupati. Pada masa itu, wilayah Sleman membawahi 17
KapenewonKecamatan Son yang terdiri dari 258 Kalurahan Ku. Ibu kota kabupaten berada di wilayah utara, yang saat ini dikenal sebagai desa Triharjo.
Melalui Maklumat Pemerintah Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta Nomor 5 tahun 1948 tentang perubahan daerah-daerah Kelurahan, maka 258
Kelurahan di Kabupaten Sleman saling menggabungkan diri hingga menjadi 86 kelurahandesa. KelurahanDesa tersebut membawahi 1.212 padukuhan.
B. Keadaan Geografis
1. Batas Wilayah Kabupaten Sleman merupakan salah satu kabupaten di provinsi Daerah
Istimewa Yogyakarta. Kabupaten Sleman terdiri dari 17 kecamatan. Berikut ini merupakan batas-batas wilayah Kabupaten Sleman :
Sebelah Utara : Berbatasan dengan Kabupaten Boyolali, Provinsi
Jawa Tengah Sebelah Timur
: Berbatasan dengan Kabupaten Klaten, Provinsi Jawa Tengah
Sebelah Selatan : Berbatasan dengan KotaYogyakarta, Kabupaten
Bantul dan Kabupaten Gunung Kidul, Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta
Sebelah Barat : Berbatasan dengan Kabupaten Kulon Progo,
Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta dan Kabupaten Magelang, Provinsi Jawa Tengah
2. Keadaan Alam Secara Geografis Kabupaten Sleman terletak diantara 110° 33 00 dan
110° 13 00 Bujur Timur, 7° 34 51 dan 7° 47 30 Lintang Selatan. Luas Wilayah Kabupaten Sleman adalah 57.482 Ha atau 574,82 Km2 atau
sekitar 18 dari luas Propinsi Daerah Istimewa Jogjakarta 3.185,80 Km2 dengan jarak terjauh Utara-Selatan 32 Km, Timur-Barat 35 Km. Bagian
utara kabupaten ini merupakan pegunungan dengan puncaknya Gunung Merapi diperbatasan dengan Jawa Tengah, salah satu gunung berapi aktif
yang paling berbahaya di Pulau Jawa, Sedangkan di bagian selatan merupakan dataran rendah yang subur. Di antara sungai-sungai besar yang
melintasi kabupaten ini adalah Kali Progo membatasi kabupaten Sleman dengan Kabupaten Kulon Progo, Kali Code, Kali Kuning, Kali
Opak dan Kali Tapus.
C. Pemerintahan Kabupaten Sleman 1. Visi dan Misi Kabupaten Sleman
a. Visi Kabupaten Sleman memiliki visi yang merupakan cita-cita yang
ingin dicapai, yaitu “Terwujudnya masyarakat Sleman yang lebih
sejahtera lahir batin, berdaya saing, dan berkeadilan gender. Pengertian visi ini Masyarakat Sleman yang lebih sejahtera lahir dan batin adalah
masyarakat yang lebih sehat, cerdas dan berkemampuan ekonomi memadai sehingga dapat mengembangkan kehidupan sosial dan
spiritualnya dengan baik. Masyarakat Sleman yang lebih berdaya saing adalah masyarakat
yang mampu memanfaatkan keunggulan komparatif secara efektif dan mampu menciptakan keunggulan kompetitif sehingga dapat bersaing
secara sehat
dengan lingkungan
lokal, regional
dan internasional. Masyarakat yang lebih berkeadilan gender adalah
masyarakat yang mampu menyeimbangkan partisipasi dan akses terhadap
hasil pembangunan antara laki-laki dan perempuan, sehingga dapat mengeliminasi kesenjangan antara laki-laki dan perempuan di segala
bidang. b. Misi
1 Meningkatkan tata kelola pemerintahan yang baik melalui peningkatkan kualitas birokrasi dalam memberikan pelayanan prima
bagi masyarakat. 2 Meningkatkan kualitas pelayanan pendidikan dan kesehatan yang
terjangkau bagi semua lapisan masyarakat. 3 Meningkatkan kemandirian ekonomi, pemberdayaan ekonomi rakyat
dan penanggulangan kemiskinan. 4 Memantapkan pengelolaan prasarana dan sarana, sumberdaya alam
dan lingkungan hidup. 5 Meningkatkan pemberdayaan dan peran perempuan di segala bidang.
2. Kepala Daerah Kabupaten Sleman dipimpin oleh seorang Bupati. Sejak tahun
2010 Kabupaten Sleman dipimpin oleh seorang Bupati bernama Drs. H. Sri Purnomo, MSi dan seorang Wakil Bupati bernama Hj. Yuni Setia Rahayu
S.S., M.Hum. Bupati dan Wakil Bupati dibantu beberapa staff ahli dalam menjalankan tugasnya.
Para staff ahli ini membantu tugas bupati dalam berbagai bidang seperti: bidang hukum dan politik, bidang pemerintahan, bidang
pembangunan, bidang kemasyarakatan dan sumber daya manusia, serta bidang ekonomi dan keuangan.
3. Pembagian Wilayah Kabupaten Sleman Kabupaten Sleman terdapat 17 kecamatan, 86 desa, dan 1.212
dusun. Pemerintahan untuk masing-masing daerah ini dipegang oleh camat, kepala desa, dan kepala dusun. Berikut ini merupakan data
kecamatan di Kabupaten Sleman :
Tabel 4.1 : Data Kecamatan, Desa, dan Pedukuhan di Kabupaten Sleman
No. Kecamatan
Desa Pedukuhan
1. Moyudan
4 65
2. Godean
7 57
3. Minggir
5 68
4. Gamping
5 59
5. Seyegan
5 67
6. Sleman
5 83
7. Ngaglik
6 87
8. Mlati
5 74
9. Tempel
8 98
10. Turi 4
54 11. Prambanan
6 68
12. Kalasan 4
80 13. Berbah
4 58
14. Ngemplak 5
82 15. Pakem
5 61
16. Depok 3
58 17. Cangkringan
5 73
Sumber : DPKAD Kabupaten Sleman