Penyusunan Anggaran Daerah TINJAUAN PUSTAKA

Realisasi Anggaran Pendidikan merupakan salah satu komponen yang menyajikan informasi tentang realisasi dan anggaran pendidikan untuk suatu periode tertentu. Surat Edaran SE menteri dalam negeri Republik Indonesia Nomor 9032706SJ mengenai pendanaan pendidikan dalam APBD Tahun 2009. Surat Edaran ini menyebutkan komponen realisasi untuk anggaran pendidikan, antara lain : 1. Belanja langsung merupakan belanja untuk kegiatan pendidikan belanja honorarium, barang dan jasa, dan belanja modal pada dinas pendidikan tidak termasuk belanja untuk pendidikan kedinasan. 2. Belanja tidak langsung yang terdiri dari : a. Gaji tenaga kependidikan b. Gaji PNS Dinas Pendidikan c. Bantuan keuangan KabupatenKota untuk fungsi pendidikan d. Hibah untuk fungsi pendidikan e. Bantuan Sosial Beasiswa pendidikan untuk masyarakat f. Otonomi khusus untuk khusus fungsi pendidikan 3. Besarnya realisasi pendidikan sebesar 20 persen diperhitungkan dari total belanja pendidikan dibagi dengan total belanja daerah. Program adalah penjabaran kebijakan kementrian negaralembaga dalam bentuk upaya yang berisi satu atau beberapa kegiatan dengan menggunakan sumber daya yang disediakan untuk mencapai hasil yang terukur sesuai dengan misi yang dilaksanakan instansi atau masyarakat dalam koordinasi kementerian negaralembaga yang bersangkutan. Seberapa besar komitmen pemerintah terhadap pembangunan pendidikkan antara lain tercermin dari anggaran pendidikan yang disediakan dalam APBN dan APBD. Besarnya dana pendidikan seperti ditetapkan dalam amandemen Pasal 31 UUD 1945, bahwa dana pendidikkan selain gaji pendidik dan biaya pendidikkan kedinasan direalisasikan minimal 20 persen dari APBN dan APBD. Pemerintah secara sederhana menyimpulkan bahwa makin besar penerimaan pendapatan negara dan daerah semakin besar realisasi dana yang dianggarkan untuk sektor pendidikan. F. Hasil Penelitian Terdahulu Deding 2009 melakukan penelitian mengenai kebijakan anggaran pendidikan di Provinsi Jawa Barat memperoleh hasil besar anggaran pendidikan dalam APBD Provinsi Jawa Barat hanya sebesar 7,8 dari jumlah APBD keseluruhan. Secara keseluruhan total anggaran pendidikan yang sudah terealisasikan adalah 4,1 dari jumlah keseluruhan APBD Provinsi Jawa Barat. Nina dan Syaikhu 2004 melalui lembaga penelitian SMERU melakukan penelitian mengenai alokasi anggaran pendidikan di Era Otonomi Daerah: Implikasinya terhadap pengelolaan pelayanan pendidikan dasar yang mempunyai hasil bahwa pada tahun 2001-2002 anggaran yang dikelola oleh Dinas Pendidikan dan Kebudayaan di kabupaten atau kota telah mencapai lebih dari 30 dari total APBD merupakan penerima yang terbesar dibandingkan yang diterima oleh dinas lainnya. Proporsi anggaran belanja pegawai mencapai lebih dari 40 dari total anggaran rutin APBD atau sekitar 90 dari total anggaran dinas tersebut. Hasil penelitian ini menunjukkan hanya Kota Pasuruan dan Kota Cilegon yang telah mengalokasikan dana pendidikan di luar belanja pegawai lebih 20 dari APBDnya. Aulia 2011 melakukan penelitian mengenai analisis alokasi anggaran pendidikan dalam anggaran pendapatan dan belanja daerah tahun 2009-2010 Kota Pekalongan. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui seberapa besar kepedulian pemerintah Kota Pekalongan terhadap masyarakat Kota Pekalongan yang dibuktikan dengan persentase anggaran untuk rakyat yang dialokasikan di sektor pendidikan serta menyeluruh baik dilihat dari total APBD yang ada juga dari anggaran di setiap satuan kerja. Kesimpulan dari hasil penelitian ini pemerintah Kota Pekalongan menunjukkan bahwa terjadi penurunan alokasi anggaran untuk sektor pendidikan antara tahun 2009- 2010. Indikasi penurunan tersebut diakibatkan antara lain karena bantuan dana dari pemerintah pusat yang menurun.