79
guru tanpa diberi kesempatan berdiskusi dan menyampaikan pendapat.Dengan keadaan seperti itu siswa kurang aktif dan suasana kelas tidak menyenangkan.
Dengan metode Cooperative learning model Student Teams Achievement Division STAD kondisi dan suasana kelas menjadi lebih
menyenangkan karena dengan diterapkannya metode ini terjadi proses diskusi didalam kelas dan kerjasama antar siswa dalam kelompok dapat terjalin.
Pembelajaran menjadi lebih aktif, siswa sangat antusias dalam menyampaikan pendapat.Kondisi kelas juga terkontrol dengan baik oleh guru karena siswa
mampu menjaga ketertiban selama pembelajaran.
D. Pembahasan Hasil Penelitian
Hasil belajar siswa di SD Negeri Brosot dikelas V pada mata pelajaran IPS materi perjuangan mempertahankan kemerdekaan dapat ditingkatkan dengan
menggunakan metode Cooperative learning model Student Teams Achievement Division STAD, hal tersebut dapat diketahui berdasarkan pelaksanaan
pembelajaran dan hasil refleksi selama pembelajaran siklus I dan Siklus II. Peningkatan tersebut dapat terlihat pada hasil belajar IPS yang terus
meningkat dari pre test ke Siklus I dan ke Siklus II.Peningkatan hasil belajar siswa
sebanding dengan
peningkatan keaktifan
siswa terhadap
pembelajaran.Dengan kenaikan keaktifan siswa tersebut membuktikan bahwa penggunaan metode Cooperative learning model Student Teams Achievement
80
Division STADsesuai untuk mengajar IPS dengan materi perjuangan mempertahankan kemerdekaan dan dapat meningkatkan nilai hasil belajar.
Hasil belajar dalam mata pelajaran IPS sebelum adanya tindakan masih kurang.Kurangnya hasil belajar ini ditunjukkan dengan nilai rata-rata siswa yang
masih berada dibawah KKM yang ditentukan.Hal tersebut dikarenakan metode pembelajaran yang digunakan guru kurang bervariasi, guru tidak melibatkan
siswa secara langsung dalam pembelajaran dan banyak siswa yang tidak minat terhadap mata pelajaran IPS sehingga tidak konsentrasi dalam mengikuti
pembelajaran, sering mengobrol saat dijelaskan. Dalam
pembelajaran perjuangan
mempertahankan kemerdekaan
menggunakan cooperative learning model StudentTeams Achievement Division STAD, siswa didorong untuk berlatih bekerjasama, berdiskusi dengan
temannya, berani mengungkapkan ide serta hasil kerjanya dan mampu bekerjasama dalam kelompok. Dengan kerjasama yang baik akan diperoleh hasil
belajar yang lebih baik pula. Belajar kelompok dapat mengurangi sifat egois pada siswa dan dapat meningkatkan cara berpikir siswa dalam memecahkan masalah
dengan baik. Hasil observasi dalam proses pembelajaran pada siklus I pertemuan
pertama siswa belum faham dengan metode yang diterapkan. Guru belum maksimal dalam mengatur jalannya pembelajaran, selain itu masih ada siswa
yang berbicara saat guru menerangkan, siswa belum semua aktif mengikuti
81
kegiatan pembelajaran dan masih ada siswa yang bermain sendiri dengan temannya.Guru perlu perbaikan dalam pemberian motivasi dan acuan yang
selanjutnya diperbaiki pada pertemuan kedua.Dalam pertemuan keduasiswa sudah cukup aktif berdiskusi,banyak siswa yang aktif dalam proses pembelajaran dan
mengikuti pembelajaran dengan baik.Pada siklus I ini kerjasama siswa sudah cukup terbina, dan dapat dikatakan siswa aktif dalam kerjasama dengan skor 11,5,
sedangkanaktivitas siswa selama proses pembelajaran termasuk dalam kategori baik dengan jumlah 17 atau 70,83. Akhir siklus guru memberikan penghargaan
kelompok pada masing-masing kelompok sesuai nilai yang dicapai yaitu 1 kelompok berpredikat baik, 3 kelompok berpredikat hebat dan 1 kelompok yang
baru berpredikat super. Berdasarkan refleksi dari siklus I pembelajaran siklus II telah
diperbaiki.Pada pertemuan pertama siswa sangat antusias untuk melaksanakan belajar kelompok dengan anggota kelompok yang berbeda dengan siklus I, semua
siswa terlihat aktif berdiskusi. Kerjasama dalam kelompokpun sudah terlihat jelas. Pada siklus II kerjasama siswa tergolong sangat baik dengan rata-rata 16.
Sedangkan aktivitas siswa selama proses pembelajaran termasuk dalam kategori sangat baik dengan jumlah 23 atau 95,83. Pembelajaran pada siklus II ini sudah
berhasil dengan baik atau indikator keberhasilan yang telah ditentukan sudah tercapai. Siswa menjadi lebih semangat dan antusias saat guru memberikan
penghargaan kepada kelompok yang berpredikat super. Untuk mengetahui
82
peningkatan persentase ketuntasan tiap siklus dapat dilihat pada grafik dibawah ini:
Gambar 7. Grafik peningkatan persentase ketuntasan Berdasarkan hasil evaluasi sebelum tindakan jumlah nilai siswa yang
tuntas pada pratindakan sebanyak 8 anak atau 25,8 dan pada siklus I mengalami peningkatan yaitu 16 anak yang nilainya tuntas atau 51,6, dan pada siklus II
seluruh siswa dikelas berjumlah 31 siswa tuntasatau 100. Dengan demikian seluruh nilai siswa sudah mencapai Kriteria ketuntasan MinimalKKM yang
ditetapkan. Dari hasil observasi yang dilakukan, dapat diketahui bahwa kemampuan
bekerjasama siswa dalam belajar kelompok meningkat dari rata-rata skor 11,5 menjadi skor 16. Dari keenam kelompok yang telah dibentuk, pada siklus I hanya
ada 1 kelompok saja yang menjadi kelompok sangat aktif dan memiliki kerjasama yang baik. Pada siklus II terdapat 4 kelompok yang menjadi kelompok sangat
026 052
100
000 020
040 060
080 100
120
pre test siklus I
siklus II pre test
siklus I siklus II
83
aktif dan memiliki kerjasama yang baik. Sedangkan 2 kelompok lainnya menjadi kelompok yang aktif. Kerjasama siswa dengan menggunakan cooperative
learning model STAD sangat tepat karena melatih siswa hidup dalam lingkungan sosial.
Berdasarkan hasil belajar IPS siswa pada siklus I dan II dapat dilihat pencapaian hasil belajar siswa menunjukkan bahwa nilai siswa meningkat dari
nilai pre test hingga nilai pada siklus II. Ini dapat dilihat dari total hasil belajar siswa yang semula berjumlah 184 dengan rata-rata kelas 5,93, pada siklus I
meningkat menjadi 209,5 dengan rata-rata kelas 6,75. Sedangkan pada siklus II juga mengalami peningkatan dari total hasil belajar siswa pada siklus I yang
berjumlah 209,5 dengan rata-rata kelas 6,75meningkat menjadi 249 dengan rata- rata kelas 8,03. Untuk mengetahui peningkatan rata-rata kelas dapat dilihat pada
gambar 7 dibawah ini.
Gambar 8. Grafik Peningkatan nilai rata-rata kelas
1 2
3 4
5 6
7 8
9
Pre Test Siklus I
Siklus II 5,9
6,75 8,03
Pre Test Siklus I
Siklus II
84
Analisis hasil observasi dan tes hasil belajar pada siklus II menunjukan adanya peningkatan hasil belajar siswa dan kemampuan kerjasama siswa yang
dibuktikan dengan hasil observasi dan hasil belajar siswa pada tiap pertemuan. Selain peningkatan skor dalam pembelajaran, siswa nampak aktif, kreatif, dan
senang dalam melakukan kegiatan-kegiatan dalam pembelajaran. Berdasarkan hasil penelitian ini maka dapat disimpulkan bahwa
penerapancooperative learning model StudentTeams Achievement Division STAD, dapat meningkatkan hasil belajar siswa dalam mata pelajaran IPS pada
materi perjuangan mempertahankan kemerdekaan di kelas VB SD Negeri Brosot, Kulon Progo, Tahun Pelajaran 20102011.
85
BAB V KESIMPULAN, SARAN-SARAN, DAN REKOMENDASI