Latar Belakang Masalah PENDAHULUAN

1

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan selalu menjadi persaingan tiap-tiap Negara dan Negara Indonesia adalah salah satu pendidikan terendah sebanding dengan Negara- negara di Asia. Hal ini menarik perhatian kementrian pendidikan dan kebudayaan agar Kurikulum segera diubah, Bukankah perubahan dan pergantian Kurikulum dalam sejarah kebijakan pendidikan Nasional di Indonesia sudah sering terjadi?Sejak Indonesia merdeka, sekitar 12 kali sistem pendidikan nasional Indonesia telah berubah-ubah kurikulum. Perubahan terakhir ialah dengan pemberlakuan Kurikulum 2013 untuk menggantukan Kurikulum 2006 yang lebih dikenal sebagai Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan KTSP. Perjalanan perubahan Kurikulum pendidikan di Indonesia dapat dipahami sebagai berikut: Kurikulum di Indonesia setelah Indonesia merdeka pada tahun 1945 telah mengalami beberapa kali perubahan, yaitu pada tahun 1945-1947 Rencana Pelajaran- Dirinci dalam Rencana Pelajaran Terurai, Tahun 1955-1965-1968 Rencana Pendidikan Sekolah Dasar, Tahun 1968 Kurikulum Sekolah Dasar, Tahun 1973 Kurikulum Proyek Perintis Sekolah Pembangunan PPSP, Tahun 1975 Kurikulum Sekolah Dasar, Tahun 1984 Kurikulum 1984- 1985, Tahun 1994 kurikulum 1994-1995, Tahun 1997 Revisi Kurikulum 1994, Tahun 2004- 2005 Rintisan Kurikulum Berbasis Kompetensi KBK, Tahun 2006 Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan KTSP, Tahun 2013 Kurikulum 2013-2015. Perubahan Kurikulum pendidikan adalah tugas pemerintahan kenegaraan sebagai bukti kepemerintahan pada kemajuan bangsa dan Negara, perubahan Kurikulum berarti perubahan cara belajar bangsa Indonesia yang lebih efektif. Perubahan Kurikulum disesuaikan peraturan undang-undang pemerintahan tentang perkembangan pendidikan Indonesia pada awal mula 2 2 Kurikulum ini di publikasikan kepada bangsa dan Negara, maka dari itu pemerintah Negara Indonesia ingin mengunakan kurikulum 2013. Kurikulum 2013 adalah kurikulum baru setelah evaluasi kementrian pendidikan dan kebudayaan, Perubahan dilakukan dalam rangka memaksimalkan proses pendidikan yang bukan hanya pengetahuan saja melainkan sikap spiritual, sikap sosial, pengetahuan dan ketrampilan. Kementrian pendidikan dan kebudayaan sudah 12 kali melakukan perubahan kurikulum yang dimana perubahan tersebut dilakukan lagi oleh kementrian pendidikan dan kebudayaan, permasalahan yang mengakibatkan sehingga pemerintah merubah kurikulum. Pertama gagalnya sejumlah sekolah menerapkan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan KTSP, dan hal inilah yang menjadi alasan Kemendikbud mengganti kurikulum lama dengan yang baru. Perangkat pembelajaran adalah salah satu wujud persiapan yang dilakukan oleh guru sebelum memasuki proses pembelajaran. Persiapan mengajar merupakan salah satu tolok ukur dari sukses seorang guru. Kegagalan dalam perencanaan sama saja dengan merencanakan kegagalan. Hal ini menyiratkan betapa pentingnya melakukan persiapan pembelajaran melalui pengembangan perangkat pembelajaran. Peraturan Pemerintah PP Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan Pasal 20, perencanaan proses pembelajaran meliputi silabus dan rencana pelaksanaan pembelajaran yang memuat sekurang-kurangnya tujuan pembelajaran, materi ajar, metode pembelajaran, sumber belajar, dan penilain hasil belajar. Peran guru adalah sebuah profesi yang sangat mulia, kehadiran guru bagi peserta didik ibarat lilin yang menjadi peneran tanpa batas, tanpa membedakan siapa yang diterangnya, demikian pula terhadap peserta didik. Tetapi, dalam mengembangan amanat sebagai seorang guru, perlu kiranya terampil sebagai sosok professional. Sosok yang memiliki ilmu pengetahuan dan wawasan, sosok yang dapat memberi contoh teladan dan sosok yang selalu berusaha untuk maju, terhadap dan mengembangkan diri untuk mendapatkan inovasi yang bermanfaat sebagai bahan pengajaran kepada anak didik. 3 3 Berdasarkan hasil wawancara peneliti kepada guru SR kelas IV pada tanggal 17 Mei 2014, pukul 11. 20 WIB di SDN Kalasan 1 diperoleh informasi terkait dengan pemahaman guru terhadap implementasi kurikulum 2013, guru mengatakan bahwa kurikulum 2013 itu adalah sebuah kurikulum yang mana penyampaian secara utuh dan berkeseluruhan atau holistik, dibandingkan dengan kurikulum 2006 KTSP itu setiap mata pelajaran disampaikan secara terpisah atau sendiri-sendiri, tetapi kurikulum 2013 ini semuanya disampaikan dengan satu kesatuan yang utuh dalam sebuah kemasan tema, meskipun kurikulum ini memuat beberapa mata pelajaran khususnya kelas IV semua muatan itu ada, yaitu IPA, IPS, PPKn Bahasa Indonesia, Matematika, agama dan SBdP, SBdP itu gabungan antara SBK dengan budaya setiap muatan pelajaran sama hanya penyampaian yang berbeda. Penyampaian secara keseluruhan di gambungkan menjadi satu, agar pembelajaran tidak diketahui siswa hanya yangdiketahui mempelajari suatu tema.Setiap muatan pembelajaran yang disampaikan guru yang mengetahui siswa hanya belajar dari satu keseluruhan atau dalam satu tema. Di dalam kurikulum 2013 itu sangat berbeda dengan kurikulum 2006, kurikulum 2006 itu lebih menekankan pada pemahaman atau pengetahuan saja. Sedangkan dalam kurikulum 2013 mempunyai 4 aspek atau 4 Kompetensi Inti yang dipelajari oleh siswa, kompetensi inti 1 dan 2 menyangkut kepribadian dan 3 pengetahuan 4 keterampilan. Setiap hari setiap pembelajaran anak-anak utuh belajar 4 aspek tersebut. Harapannya siswa tidak hanya belajar atau tahu tentang pengetahuan saja tetapi dia juga memiliki kepribadian yang baik dan juga bisa menerapkan keterampilan didalam kehidupan sehari hari. Kemudian perumusan indikator yang mempertimbangkan keutuhan pribadi siswa, maksudnya 4 kompetensi inti sudah dipadukan kedalam kompetensi dasar masing-masing. Setiap KD akan dipadukan dibentuk dalam membuat RPP kedalam indikator dipadukan kedalam tujuan pembelajaran dari ke-4 harus dipadukan ke masing-masing, semua KD harus memiliki Indikator karena pada akhir semuanya harus dinilai, yang bisa ditulis di indikator ialah KD pengetahuan dan 4 4 keterampilan sedangkan untuk membuat indikator dari KI 1 dan KI 2 disisipkan di tujuan pembelajaran, ketrampilan itu akan muncul di penilaian misalnya guru mengajarkan tentang energi atau manfaat energi. Tematik integratif disatukan dalam suatu muatan kegiatan pembelajaran yang penyampaian utuh, tidak terpisah pisah, dan bagaimana kepandaian guru dalam mengaitkan mata pelajaran agar siswa tidak mengetahui mata pelajaran apa yang akan di pelajari tetapi siswa hanya tahu mempelajari suatu tema. Tujuan tematik integratif yaitu siswa senang dalam mempelajari suatu tema walaupun dalam tema tersebut memuat mata pelajaran yang paling tidak di sukai siswa yaitu misalnya matematika tetapi kepandaian guru dalam mengaitkan mata pelajaran agar siswa tidak tahu tentang mata pelajaran tertentu namun yang siswa ketahui ialah mempelajari suatu tema. Perkembangan Karakteristik siswa dalam belajar yang holistik, pembelajaran yang kongkrit tetapi tujuan pembelajaran tercapai agar penilaian juga sesuai dengan muatan mata pelajaran. Saintifik adalah pendekatan bukan model, pendekatan saintifik itu ada lima tahap atau 5 M yaitu; Mengamati, Menanya, Menalar, Mencoba dan Mengkomunikasikan. dari pendekatan ini tidak harus urut yang penting 5 komponen itu ada. Pendekatan berbeda dengan model, sedangkan model sifatnya jelas dan langkah-langkahnya harus urut, sedangkan saintifik tidak harus urut namun yang paling terpenting adalah konteks pembelajaran satu hari dan itu harus ada ke-lima aspek tersebut. 5 aspek bisa di bolak-balik tetapi hanya satu yang tidak bisa di bolak yaitu tahap ke-lima. Pembelajaran akan di akhiri dengan kesimpulan maka tahap lima tidak bisa dibolak balik, sedangkan empat tahap boleh dibolak balik tidak harus urut yang penting pembelajaran tercapai ketika ke-lima komponen sudah dilakukan meskipun tidak berurutan. Penilaian otentik adalah penilaian keseluruhan, setiap penilaian digunakan untuk mengukur semua aspek yaitu aspek pengetahuan, ketrampilan, sikap sosial dan sikap spiritual. Ketiga aspek harus dilakukan, maka itu akan ada penilaian proses, prodakhasil dari pengunaan penilaian otentik dapat di ketahui sejauh mana kepribadian baik atau tidak, setiap aspek dilihat kemampuan anak 5 5 dari ke-empat aspek tersebut. Penilaian otentik itu sangat berat, dibandingkan KTSP penilaian otentik diketahui hanya pelaksanaannya belum di ketahui dikarenakan kurangnya sumber daya manusia, dan belum mahir dalam melakukan penilaian kurikulum 2013, sarana dan prasarana belum baik, dan yang menjadi kendala adalah jumlah murid karena penilaian otentik harus 40 siswa dan penilaian otentik pada 40 siswa untuk 4 aspek dan setiap muatan sendiri-sendiri hal ini kurang maksimal, guru-guru belum menemukan penilaian kurikulum 2013 yang efektif walaupun teori sudah diketahui hanya penilaian yang masih menjadi kendala melaksanakan penilaian, sementara guru-guru masih mengalami kesulitan dalam melakukan penilaian otentik yang efektif. Jumlah siswa yang banyak guru masih mengalami kesulitan. Pendidikan karakter itu mucul di setiap pembelajaran apabila siswa keluar ia memiliki karakter yang kuat dan pengetahuan baik karakternya juga kuat dalam kehidupan sehari-hari, hanyalah pengetahuan digunakan untuk sesuatu yang salah, karakter itu adalah sikap yang baik ilmu yang didapatkan di sekolah siswa menerapkan dalam karakternya sendiri baik di lingkungan masyarakat. Perangkat pembelajaran sudah dibuat meskipun belum sempurna tetapi perangkat pembelajaran di sesuaikan dengan keadaan dan lingkungan sekolah, kesulitan yang masih dialami ialah instrumen penilaian dan daftar penilaian yang efektif, analisis dan daya serap masih terkendala. Maka peneliti tertarik memilih judul tentang pengembangan perangkat pembelajaran mengacu kurikulum SD 2013 pada subtema pahlawanku kebanggaanku untuk siswa kelas IV SD. 6 6

B. Rumusan Masalah