mendeteksi  kesultan  belajar  yang  dialami  siswa,  semakin  tepat  pula  guru merencanakan dan melaksanakan program remidial. Oleh karena itu dalam
penelitian  ini  peneliti  dituntut  untuk  memahami  prinsip  serta  langkah- langkah  mendiagnosis  kesulitan  belajar  siswa  dalam  menyelesaikan  soal
persamaan dan pertidaksamaan linear satu variabel. Langkah-langkah yang digunakan  dalam  penelitian  ini  yaitu,  penelaahan  status  status
assessment, serta perkiraan sebab cause estimation.
E. Pengembangan Tes Diagnostik
Sugihartono dkk 2007: 131 mengungkapkan ada dua macam norma yang  amat  populer  dalam  mengevaluasi  atau  menilai  tingkat
keberhasilanprestasi  belajar,  yakni:  Norm  Reference  Evaluation  dan Criterion  Reference  Evaluation.  Di  Indonesia,  kriteria  ini  lazim  disebut
Penilaian Acuan Norma PAN dan Penilaian Acuan Kriteria PAK. Penilaian  yang  menggunakan  pendekatan  PAN  Penilaian  Acuan
Norma  menurut  Sugihartono  dkk  2007:  131,  yaitu  penilaian  yang dilakukan  dengan  membandingkan  hasil  belajar  seorang  siswa  terhadap
hasil belajar siswa lainnya dalam kelompok. Penilaian dengan pendekatan PAK  Penilaian  Acuan  Kriteria  menurut  Sugihartono  dkk  2007:  132,
adalah  penilaian  yang  dilakukan  dengan  membandingkan  hasil  belajar siswa terhadap suatu patokan yang telah ditetapkan sebelumnya.
Tujuan  PAK  Penilaian  Acuan  Kriteria  yaitu  untuk  memberikan informasi  yang  berguna  terhadap  pelaksanaan  program  evaluasi  dan
memberikan  informasi  yang  berguna  bagi  guru  kelasnya.  Tes  diagnostik memiliki  kesamaan  dengan  tes  acuan  kriteria  karena  keduanya  bertujuan
untuk:  memperoleh  informasi  tentang  kemampuan  siswa  baik  kelemahan atau kekuatan yang dimiliki siswa dalam menguasi suatu bahan pelajaran.
Tes  diagnostik  menurut  Brueckner  dan  Melby  dalam  Suwarto, 2013: 113 digunakan untuk menentukan elemen-elemen dalam suatu mata
pelajaran yang
mempunyai kelemahan-kelemahan
khusus dan
menyediakan  alat  untuk  menemukan  penyebab  kekurangan  tersebut. Menurut Thorndike dan Hagen dalam Suwarto, 2013: 114 tes diagnostik
pada intinya mencari kembali ke belakang tentang kesulitan yang muncul dan berkembang. Menurut Sion dan Jigan dalam Suwarto, 2013: 114 tes
diagnostik  sebagai  tes  yang  memberikan  informasi  kepada  guru  tentang kemampuan  awal  dan  miskonsepsi  siswanya  sebelum  memulai  aktivitas
belajar. Berdasarkan
pendapat-pendapat para
ahli tersebut,
dapat disimpulkan  secara  umum  tes  diagnostik  yaitu  tes  yang  digunakan  untuk
memberikan  informasi  dalam  mengungkap  kesulitan  belajar  siswa. Informasi  tersebut  dapat  berguna  bagi  seorang  guru  kelas  untuk
mengetahui proses belajar mengajar telah dikuasai atau belum oleh siswa. Apabila  dalam  proses  belajar  mengajar  banyak  siswa  yang  belum
menguasai bahan pelajaran yang diajarkan, guru dapat mendiagnosis jenis dan  letak  kesulitan  belajar  yang  dialami  siswa  serta  mencari  alternatif
kemungkinan pemecahannya.
Kesulitan  yang  sebenarnya  dalam  belajar  matematika  ini  berkenaan dengan  penguasaan  materi.  Untuk  mengetahui  seberapa  banyak  siswa
telah  menguasai  materi  yang  dipelajari  maka  diperlukan  suatu  tes.  Tes diagnostik  dapat  dilaksanakan  secara  tetulis,  lisan,  perbuatan  atau
kombinasi ketiganya. Hasil  tes  memberikan  informasi  mengenai  materi  yang  belum
dipahami  dan  yang  telah  dipahami  siswa.  Sehingga  tes  diagnostik  ini dilakukan  untuk  mengukur  intelektual  aspek  kognitif.  Domain  kognitif
menurut  Bloom  dalam  Zainal  Arifin,  2009:  21-22  sebagai  berikut:  1 Pengetahuan  C1  adalah  tingkatan  pengetahuan  yang  paling  rendah,
berhubungan  dengan  kemampuan  untuk  mengingat  informasi  yang  telah dipelajari.  2  Pemahaman  C2,  yaitu  kemampuan  yang  bukan  hanya
sekedar  mengingat  fakta,  akan  tetapi  berkenaan  dengan  kemampuan menjelaskan,  menerangkan,  menafsirkan  atau  menangkap  makna  suatu
konsep.  3  Penerapan  C3,  yaitu  berhubungan  dengan  kemampuan mengaplikasikan suatu bahan pelajaran yang sudah dipelajari seperti teori,
rumus-rumus,  dalil,  hukum,  konsep,  ide,  dan  lain  sebagainya  ke  dalam situasi  baru  yang  konkret.  4  Analisis  C4  adalah  kemampuan
menguraikan atau memecah suatu bahan pelajaran ke dalam bagian-bagian atau  unsur-unsur  serta  hubungan  antarbagian  bahan  itu.  Analisis
berhubungan  dengan  kemampuan  nalar.  5  Sintesis  C5  adalah kemampuan menyatukan unsur atau bagian-bagian menjadi sesuatu bagian
yang  utuh  dan  6  Evaluasi  C6  adalah  tujuan  tertinggi  dalam  domain
kognitif.  Evaluasi  berkenaan  dengan  kemampuan  membuat  penilaian terhadap sesuatu berdasarkan maksud atau kriteria tertentu.
Kriteria  tes  yang  baik  menurut  Asep  dan  Abdul  2008:  179-182 adalah  1  ketepatan  dan  kecermatan  validitas,  berkaitan  dengan  sejauh
mana  instrumen  dapat  mengukur  yang  harus  diukur  dalam  kaitannya dengan  pembelajaran  maka  instrumen  yang  valid  adalah  instrumen  yang
mampu mengukur apa yang telah diajarkan dan yang telah dipelajari oleh siswa, 2 memiliki keajegan atau kekonsistenan skor yang dihasilkan dari
penerapan  suatu  instrumen  dengan  skor  yang  diperoleh  pada  waktu instrumen  tersebut  diterapkan  kembali  pada  waktu  yang  berbeda,  3
memiliki  daya  pembeda  yang  tinggi  antara  siswa  yang  pandai  dan  siswa yang lemah, 4 memiliki tingkat kesukaran.
Langkah-langkah  yang  harus  ditempuh  dalam  mengembangkan  tes hasil atau prestasi belajar menurut Asep dan Abdul 2008: 158, yaitu: 1
menyusun  spesifikasi  tes,  2  menulis  soal  tes,  3  menelaah  soal  tes,  4 melakukan uji  coba tes,  5 menganalisis butir soal,  6 memperbaiki tes,
7 merakit tes, 8 melaksanakan tes, dan 9 menafsirkan hasil tes. Untuk  mengetahui  siswa  yang  mengalami  kesulitan  belajar  pada
materi persamaan dan pertidaksamaan linear satu variabel dapat dilakukan dengan  cara  mengumpulkan  dan  menganalisis  hasil  tes  diagnostik  serta
menyimpulkannya.  Dalam  menyimpulkan  hasil  belajar  pada  materi persamaan  dan  pertidaksamaan  linear  satu  variabel  menggunakan  norma
PAK Penilaian Acuan Kriteria.
F. Materi Persamaan dan Pertidaksamaan Linear Satu Variabel