C. Kesulitan Belajar dan Penyebab Kesulitan Belajar Siswa
Kesulitan belajar menurut Sugihartono dkk 2007: 149 adalah suatu gejala yang nampak pada siswa yang ditandai dengan adanya prestasi
belajar yang rendah atau di bawah norma yang telah ditetapkan. Prestasi belajar siswa yang mengalami kesulitan belajar lebih rendah dibandingkan
dengan prestasi belajar teman-temannya, atau prestasi belajar mereka lebih rendah dibandingkan dengan prestasi belajar sebelumnya.
Kesulitan belajar yang dialami oleh siswa tidak berhubungan langsung dengan tingkat intelegensi, tetapi juga dapat disebabkan oleh
faktor-faktor non-intelegensi. Kesulitan belajar tidak hanya dialami oleh siswa yang memiliki tingkat intelegensi rendah tetapi dapat juga dialami
oleh siswa yang tingkat intelegensinya diatas rata-rata yang prestasi belajar yang diperolehnya tidak sesuai dengan intelegensi yang dimiliki.
Menurut Blassic dan Jones dalam Sugihartono dkk, 2007: 150 mengatakan bahwa siswa yang mengalami kesulitan belajar adalah siswa
yang memiliki intelegensi normal, tetapi menunjukkan satu atau beberapa kekurangan yang penting dalam proses belajar, baik dalam persepsi,
ingatan, perhatian ataupun dalam fungsi motoriknya. Martini Jamaris mengungkapkan 2014: 17 kesulitan belajar adalah
suatu kondisi yang menunjuk pada sejumlah kelainan yang berpengaruh pada pemerolehan, pengorganisasian, penyimpanan, pemahaman, dan
penggunaan informasi secara verbal dan non-verbal. Akibat dari keadaan ini
maka individu
yang mengalami
kesulitan belajar
dalam
mengoperasikan pikiran karena kondisi yang berkaitan dengan kesulitan belajar mempengaruhi operasi fungsi intelektual secara umum.
Menurut Lerner dalam Mulyono, 2010: 259 ada beberapa karakteristik anak berkesulitan belajar matematika, yaitu adanya gangguan
dalam hubungan keruangan, abnormalitas persepsi visual, asosiasi visual- motor, perseverasi, kesulitan mengenal dan memahami simbol, gangguan
penghayatan tubuh, kesulitan dalam bahasa dan membaca, dan performance IQ jauh lebih rendah daripada skor verbal IQ.
Jadi dapat didefinisikan kesulitan belajar matematika yaitu suatu keadaan dimana siswa akan sukar dalam memahami hubungan keruangan,
persepsi visual, simbol, kesulitan bahasa dan membaca, sehingga terjadi penurunan prestasi belajar. Kesulitan belajar tidak dapat dilihat secara
inderawi, berbeda dengan kesalahan yang dapat ditemukan secara kasat mata pada saat siswa melakukannya. Siswa yang diduga mengalami
kesulitan belajar matematika berakibat pada terjadinya kesalahan- kesalahan dalam menyelesaikan soal-soal matematika.
Pada umumnya penyebab kesulitan belajar adalah kelainan dalam salah satu atau lebih proses penerimaan informasi, proses berpikir, proses
mengingat, dan proses belajar. Terdapat berbagai kasus kesulitan belajar yang tidak diketahui dengan pasti penyebab dari kesulitan belajar
tersebut, sehingga diharapkan guru sebagai pendidik diharapkan memiliki kemampuan dalam mengenali siswa yang mengalami kesulitan belajar dan
mencari faktor penyebab kesulitan belajar tersebut.
Burton dalam Entang, 1984: 13-14 mengelompokkan latar belakang kesulitan belajar ke dalam dua kategori, yaitu:
1. Faktor-faktor dalam diri siswa
Faktor yang terdapat dalam diri siswa meliputi 5 hal yaitu: a.
Kelemahan secara fisik, seperti: gangguan syaraf pusat , luka atau cacat, sakit yang menyebabkan gangguan emosianl, dan penyakit
yang menghambat usaha belajar secara optimal. b.
Kelemahan-kelemahan secara mental meliputi: kelemahan karena taraf kecerdasannya kurang, kurang minat, kebimbangan, kurang
usaha, aktivitas yang tidak terarah, kurang semangat, kurang menguasai keterampilan dan kebiasaan fundamental dalam
belajar. c.
Kelemahan-kelemahan emosional, antara lain: merasa tidak aman insecurity, penyesuaian yang salah adjusment terhadap orang-
orang, situasi dan tuntutan-tuntutan tugas dan lingkungan, serta mengalami phobia takut, benci dan antipati.
d. Kebiasaan dan sikap-sikap yang salah, antara lain: melakukan
aktivitas yang bertentangan, malas belajar, takut gagal, dan sering membolos.
e. Tidak memiliki keterampilan-keterampilan dan pengetahuan
dasar yang diperlukan, seperti: ketidak mampuan membaca, berhitung, kurang menguasai pengetahuan dasar untuk suatu
bidang studi, kurang menguasai bahasa asing, serta kebiasaan belajar dan cara belajar yang salah.
2. Faktor-faktor dari luar diri siswa situasi sekolah dan masyarakat,
antara lain: a.
Kurikulum, bahan dan buku-buku sumber yang tidak sesuai dengan tingkat-tingkat kematangan dan perbedaan-perbedaan
individu. b.
Ketidak sesuaian standar administratif. c.
Terlalu berat beban belajar siswa dan atau jumlah siswa dalam kelas terlalu banyak.
d. Sering pindah sekolah, atau tidak naik kelas.
e. Kelemahan dari sistem belajar mengajar pada tingkat-tingkat
pendidikan dasar asal sebelumnya. f.
Kondisi rumah tangga yang kurang baik. g.
Kegiatan di luar jam pelajaran sekolah yang terlalu padat atau banyak terlibat dalam kegiatan extra-curricular.
h. Kurang gizi.
Berdasarkan paparan tersebut dapat disimpulkan latar belakang penyebab kesulitan belajar siswa dipengaruhi oleh dua faktor yaitu, faktor
yang terdapat dalam diri siswa internal dan faktor yang terletak di luar diri siswa eksternal. Penyebab utama kesulitan belajar yang dialami
siswa disebabkan oleh faktor yang terdapat dalam diri siswa internal yaitu, adanya kelemahan fisik, mental, emosional, kebiasaan dan sikap-
sikap yang salah, serta tidak memiliki keterampilan atau pengetahuan dasar yang diperlukan. Sedangkan penyebab utama masalah belajar
disebabkan oleh faktor yang terdapat di luar diri siswa, yaitu berupa lingkungan sosial siswa di sekolah, sarana dan prasarana, kurikulum
sekolah, standar penilaian, dan kurang gizi. Oleh karena itu pada penelitian ini hanya faktor-faktor yang terdapat dalam diri siswa yang
ditelusuri secara mendalam untuk mengetahui kesulitan belajar siswa dalam mempelajari materi persamaan dan pertidaksamaan linear satu
variabel dengan mewawancari beberapa siswa.
D. Diagnosis Kesulitan Belajar Persamaan dan Pertidaksamaan Linear