Diagnosis Kesulitan Belajar Persamaan dan Pertidaksamaan Linear

sikap yang salah, serta tidak memiliki keterampilan atau pengetahuan dasar yang diperlukan. Sedangkan penyebab utama masalah belajar disebabkan oleh faktor yang terdapat di luar diri siswa, yaitu berupa lingkungan sosial siswa di sekolah, sarana dan prasarana, kurikulum sekolah, standar penilaian, dan kurang gizi. Oleh karena itu pada penelitian ini hanya faktor-faktor yang terdapat dalam diri siswa yang ditelusuri secara mendalam untuk mengetahui kesulitan belajar siswa dalam mempelajari materi persamaan dan pertidaksamaan linear satu variabel dengan mewawancari beberapa siswa.

D. Diagnosis Kesulitan Belajar Persamaan dan Pertidaksamaan Linear

Satu Variabel Tugas guru saat proses belajar mengajar tidak hanya menyampaikan atau metransfer ilmu pengetahuan atau bahan ajar kepada siswa. Selain itu tugas seorang guru yaitu, sebagai penyuluh pendidikan dengan mengadakan diagnosa dan membantu menyelesaikan kesulitan-kesulitan belajar yang dialami oleh siswa. Oleh karena itu dalam proses belajar mengajar guru harus memperhatikan kemampuan siswa, agar dapat membantu mengatasi kesulitan-kesulitan yang dihadapi siswa. Seorang guru, sebelum memberikan pengajaran remidial terkait dengan materi persamaan dan pertidaksamaan linear satu variabel, guru terlebih dahulu mengetahui dan mencari letak penyebab kesulitan belajar siswanya atau mendiagnosis kesulitan siswa dalam mempelajari persamaan dan pertidaksamaan linear satu variabel. Dalam upaya mengatasi kesulitan belajar persamaan dan pertidaksamaan linear satu variabel, terlebih dahulu guru melakukan identifikasi terhadap gejala-gejala yang menunjukkan adanya kesulitan belajar yang dialami oleh siswa. Muhibbin 2008: 186 mengatakan upaya tersebut disebut dengan diagnosis yang bertujuan menetapkan “jenis penyakit” yakni jenis kesulitan belajar. Menurut Hariman dalam Sugihartono dkk, 2007: 149 diagnosis adalah suatu analisis terhadap kelainan atau salah penyesuaian dari pola gejala-gejalanya. Sedangkan dalam dunia kedokteran diagnosis diartikan sebagai kegiatan untuk menentukan jenis penyakit dengan meneliti gejala- gejalanya. Muhibbin 2008: 186-187 mengatakan dalam melakukan diagnosis diperlukan adanya prosedur yang terdiri atas langkah-langkah tertentu yang diorientasikan pada ditemukannya kesulitan belajar jenis tertentu yang dialami siswa. prosedur seperti ini dikenal sebagai “diagnostik” kesulitan belajar. Menurut Koestoer dan Hadisuparto 1984: 35-37 langkah-langkah diagnosis kesulitan belajar adalah: 1. Penelaahan status Status Assessment Tahap ini merupakan tahap identifikasi hakekat dan luasnya kesulitan belajar yang dihadapi oleh siswa. Dapat dikatakan bahwa makin banyak bidang-bidang dimana siswa yang bersangkutan memperlihatkan kekurangan perbedaan antara apa yang diharapkan dengan apa yang dicapainya secara nyata, dan makin besar kekurangan itu, makin beratlah kesulitan belajar yang diderita siswa tersebut. Cara yang ditempuh diantaranya adalah: a. Meneliti nilai tes diagnostik, kemudian dibandingkan dengan nilai rata-rata kelas atau dengan kriteria tingkat penguasaan minimal kompetensi yang dituntut. b. Menganalisis hasil tes diagnostik dengan melihat sifat kesalahan yang dibuat. c. Melakukan observasi pada saat siswa dalam proses belajar mengajar. 2. Perkiraan sebab Cause estimation Tahap ini merupakan tahap perkiraan alasan atau sebab yang mendasari pola hasil belajar yang diperlihatkan oleh siswa bersangkutan seperti yang terungkap pada tahap sebelumnya. Dalam langkah ini secara umum ada tiga persoalan yang harus dikaji yaitu: a. Mendeteksi kesulitan belajar pada bidang studi tertentu. b. Mendeteksi pada kawasan tujuan belajar dan bagian ruang lingkup bahan pelajaran manakah kesulitan terjadi. c. Analisis terhadap catatan mengenai proses belajar. Pada mata pelajaran matematika, jenis kesulitan yang mungkin dialami oleh siswa adalah berkaitan dengan konsep dan prinsip untuk setiap pokok bahasan dalam matematika. Sebab-sebab kesulitan belajar dapat meliputi faktor internal dan eksternal. Prosedur yang digunakan pada tahap ini adalah dengan memberikan tes diagnostik. 3. Pemecahan kesulitan dan penilaiannya treatment and treatment evaluation Tahap ini merupakan tahap berusaha menghilangkan sebab dari kesulitan yang dihadapi siswa, atau apabila sebab itu tidak dapat disembuhkan, hal ini menjadi tahap untuk memberikan bantuan kepada siswa dalam belajar sesuai dengan sebabnya. Langkah-langkah dalam proses pemecahan kesulitan belajar diantaranya: a. Memperkirakan kemungkinan bantuan. b. Menetapkan kemungkinan cara mengatasi. c. Tindak lanjut. Tindak lanjut adalah kegiatan melakukan pengajaran remidial remidial teaching yang paling tepat dalam membantu siswa yang mengalami kesulitan belajar. Berdasarkan paparan di atas secara garis besar dapat disimpulkan bahwa diagnosis kesulitan belajar persamaan dan pertidaksamaan linear satu variabel yaitu sebagai proses menentukan letak masalah atau ketidak mampuan siswa dalam proses menyelesaikan soal-soal yang berkaitan dengan materi persamaan dan pertidaksamaan linear satu variabel dengan mengetahui latar belakang letak kesulitan belajar siswa. Langkah-langkah diagnosis kesulitan belajar merupakan suatu upaya sistematis dalam membantu siswa yang mengalami kesulitan belajar. Semakin tepat guru mendeteksi kesultan belajar yang dialami siswa, semakin tepat pula guru merencanakan dan melaksanakan program remidial. Oleh karena itu dalam penelitian ini peneliti dituntut untuk memahami prinsip serta langkah- langkah mendiagnosis kesulitan belajar siswa dalam menyelesaikan soal persamaan dan pertidaksamaan linear satu variabel. Langkah-langkah yang digunakan dalam penelitian ini yaitu, penelaahan status status assessment, serta perkiraan sebab cause estimation.

E. Pengembangan Tes Diagnostik

Dokumen yang terkait

Analisis kesalahan siswa dalam menyelesaikan soal fisika pokok bahasan alat optik berdasarkan taksonomi Solo :|bpada siswa kelas II Cawu 3 SLTP 9 Jember tahun pelajaran 2001/2002

0 37 67

Analisis kesalahan siswa dalam menyelesaikan soal fisika pokok bahasan alat optik berdasarkan taksonomi Solo: Pada siswa kelas II Cawu 3 SLTP 9 Jember tahun pelajaran 2001/2002

0 5 67

Diaknosis kesalahan penerapan konsep dalam menyelesaikan soal-soal fisika tentang kalor (Studi deskriptif pada siswa kelas II Cawu 1 SLTP Negeri 12 Jember tahun pelajaran 200/2001

0 5 77

3. pertidaksamaan 2 variabel rpp x mia

0 14 9

Kajian learning obstacle materi persamaan dan pertidaksamaan linear satu variabel pada pembelajaran matematika di sekolah menengah pertama

3 4 9

Identifikasi miskonsepsi dalam pembelajaran IPA ruang lingkup materi dan sifatnya di SMP Joannes Bosco Yogyakarta kelas VIII tahun ajaran 2014-2015

1 5 9

Analisis kesalahan siswa dalam menyelesaikan soal cerita materi himpunan pada siswa kelas vii smp swasta Al-Washliyah 8 Medan tahun ajaran 2017/2018 - Repository UIN Sumatera Utara

1 4 153

Analisis kesalahan siswa dalam menyelesaikan soal cerita matematika kelas vii mts laboratorium UIN-SU t.p 2017/2018 - Repository UIN Sumatera Utara

1 2 147

30 persamaan linear 2 variabel ok

0 5 96

BAB IV TEMUAN DAN PEMBAHASAN PENELITIAN A. Tema Umum - Analisis kesulitan belajar siswa dalam menyelesaikan soal cerita di kelas xi man 1 Stabat tahun ajaran 2017/2018 - Repository UIN Sumatera Utara

2 8 43