Latar Belakang Masalah PENDAHULUAN
pendapat seseorang, untuk mempertahankan persoalan, atau menilai. Penggunaan argumen pada pembahasan untuk membangun gagasan agar semakin kuat,
menentang pendapat seseorang, mempertahankan pendapat, dan menilai suatu permasalahan.
Argumen pada bagian pembahasan hasil penelitian artikel jurnal imiah digunakan untuk memperkuat hasil temuan penelitian. Argumen yang kuat tidak
akan terpatahkan. Untuk memperkuat argumennya, peneliti memberikan alasan- alasan yang rasional dan logis. Alasan yang rasional dan logis dapat dilihat dari
sajian bukti dan fakta. Bukti dan fakta pada penelitian kuantitatif, menurut Wibowo 2013: 64
dijabarkan menggunakan „bantuan‟ grafik, bagan, atau tabel. Grafik, bagan, atat tabel ini dinarasikan secara deskriptif dan argumentatif.
Argumen terdiri atas enam elemen menurut Toulmin, dkk. 1979. Elemen- elemen argumen yaitu 1 pernyataan posisi, 2 data atau fakta, 3 jaminan, 4
dukungan, 5 modalitas, dan 6 pengecualian. Dari elemen-elemen tersebut, dapat diukur kadar ketajaman suatu argumen pada bagian pembahasan hasil penelitian.
Semakin lengkap elemen-elemen argumen pada bagian pembahasan hasil penelitian, semakin tinggi pula kadar ketajaman argumen. Begitu pula sebaliknya.
Selain itu, kadar ketajaman argumen juga dapat diukur dari ada atau tidaknya elemen dasar argumen yaitu, pernyataan posisi claim. Argumen yang di
dalamnya tidak mengandung pernyataan posisi merupakan argumen yang buruk. Namun pada kenyataannya, tidak semua argumen pada bagian pembahasan
hasil penelitian dapat dikatakan tajam. Kadang kala, peneliti hanya memberikan pernyataan posisi menurut pendapat pribadi tanpa landasan apapun. Padahal,
untuk mempertajam argumennya, peneliti perlu memberikan alasan yang rasional dan logis berupa data dan fakta. Oleh karena itu, peneliti perlu memberikan
pernyataan posisi yang disertai dengan data dan fakta, bukan sekadar pernyataan posisi pribadi tanpa landasan. Selain itu, ada pula argumen yang hanya berisi data
tanpa ada pernyataan posisi. Padahal, elemen dasar sebuah argumen yaitu pernyataan posisi. Hal ini akan mempengaruhi kualitas pembahasan hasil
penelitian pada artikel yang ditulis. Kualitas pembahasan yang kurang baik berarti pula mempengaruhi kualitas substansi artikel jurnal tersebut karena sekali lagi
ditekankan bagian pembahasan merupakan jantung karya ilmiah. Selain itu, argumen banyak terdapat pada bagian ini.
Menurut Fatihudin Iis 2011: 92, pada bagian pembahasan terlihat sejauhmana „referensi‟ dan „wawasan keilmuan‟ yang telah dimiliki penulis.
Apakah penulis memiliki wawasan luas atau sempit dalam mengkaji masalah yang diangkat akan kelihatan dari analisis dan uraian pembahasannya. Sejalan
dengan itu, Wibowo 2013: 65 berpendapat bahwa pembahasan akan mencerminkan kecendekiaan peneliti, apabila memenuhi hal-hal di antaranya: a
kelogisan argumentasi peneliti dalam menjelaskan pola atau kategorinya; b kemanfaatan tafsiran peneliti sehubungan dengan penjelasan pola atau
kategorinya; dan c kemampuan menyajikan pembahasan secara sistematis melalui paragraf yang baik.
Peneliti memilih pola argumen pada bagian pembahasan artikel karena pembahasan merupakan jantung sebuah karya tulis ilmiah. Selain itu, pada bagian
pembahasan biasanya mengandung banyak argumen. Pola argumen ini dijadikan
dasar untuk mengukur kadar ketajaman argumen suatu karya tulis ilmiah, khususnya jurnal terakreditasi. Pembahasan hasil penelitian yang di dalamnya
terdapat elemen argumen yang lengkap, maka dikatakan memiliki kadar ketajaman argumen yang tinggi. Peneliti akan menggambarkan pola argumen dan
kadar ketajamannya pada bagian pembahasan hasil penelitian jurnal terkareditasi. Hasil analisis peneliti terhadap bagian pembahasan hasil penelitian jurnal
terakreditasi akan mencerminkan kualitas jurnal suatu perguruan tinggi. Kualitas ini dapat dilihat dari pola argumen yang mengandung elemen-elemen argumen.
Pola ini dijadikan dasar untuk menilai kadar ketajaman argumen penulis dengan mengacu pada rubrik penilaian yang dikembangkan dari
Toulmin’s argument assignment.