Hubungan Perokok Berat dan Perokok Ringan Terhadap Obesitas Sentral

3. Hubungan Perokok Sedang dan Perokok Ringan Terhadap Obesitas Sentral

Perokok Sedang Obesitas Sentral Ya n Tidak n 2 2 13 13 Total 15 15 OR 95 CI p Ringan 4 4 16 16 20 20 0,615 0,097-3,908 0,680 Total 6 6 29 29 35 35 tidak terdapat hubungan yang bermakna p0,05 Fisher Pada tabel VII 3 menunjukkan responden pria dengan derajat status perokok sedang yang mengalami obesitas sentral sebanyak 2 dan pria dengan derajat status perokok ringan yang mengalami obesitas sentral sebanyak 4. Hasil data yang di peroleh menunjukkan bahwa tidak terdapat hubungan yang bermakna antara derajat status perokok sedang dan perokok ringan terhadap obesitas sentral dengan nilai signifiikansi 0,05 p=0,113. Pada tabel VII 3 juga menunjukkan nilai OR sebesar 0,615 menyatakan bahwa responden perokok ringan menurunkan risiko obesitas sentral dibandingkan dengan perokok sedang. Hubungan antara derajat perokok dan obesitas dapat dikaitkan dengan adanya nikotin yang terdapat dalam rokok dan pengkonsumsian rokok. Hal ini juga dipengaruhi oleh tingginya tingkat konsumsi rokok, rendahnya tingkat aktivitas fisik, rendahnya konsumsi buah dan sayuran, dan tingginya konsumsi alkohol. Merokok dalam jangka waktu panjang dapat meningkatkan akumulasi lemak, obesitas sentral, dan resistensi insulin Rupprecht, Donny and Sved, 2015. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI Penelitian yang dilakukan oleh Chiolero et al. 2008, berat badan yang lebih rendah pada perokok ringan dan perokok berat, dijelaskan karena adanya perubahan jalur metabolisme yang menghasilkan penyimpanan kalori dalam tubuh yang menjadi lebih sedikit. Penyimpanan kalori dalam tubuh perokok dilakukan sebagai penyimpanan energi dalam bentuk protein daripada lemak. Penyimpanan kalori dalam bentuk protein jauh lebih membutuhkan energi yang sangat besar dibandingkan dengan lemak dengan kalori yang sama. Metabolisme protein dilakukan untuk memperbaiki sel-sel atau jaringan yang rusak. Meissner et al. 2005 pada penelitiannya mengatakan bahwa plasma leptin lebih rendah pada perokok. Leptin diproduksi oleh lemak, jika cadangan lemak cukup maka leptin diproduksi sehingga nafsu makan menurun, kemudian cadangan lemak berkurang maka leptin juga akan berkurang sehingga nafsu makan akan meningkat. Leptin berfungsi untuk perlemakan tubuh dan sekresi leptin berfungsi untuk menurunkan nafsu makan. Produksi leptin yang lebih rendah pada perokok, dapat mengakibatkan nafsu makan pada perokok meningkat sehingga salah satu faktor produksi leptin dapat menjadi pemicu munculnya obesitas sentral. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI