Obesitas Sentral Karakteristik Responden

dibandingkan pada pria juga ditemukan oleh Tilaki dan Heidari 2005 sebanyak 28,3. Pischon et al. 2008, menemukan tingginya dampak obesitas sentral terhadap risiko kesehatan seperti risiko hipetensi, dislipidemia, diabetes, dan sindrom metabolik pada laki-laki dan perempuan. Gotera, Aryana, Suastika, Santoso dan Kuwardhani 2006 juga mengatakan, dampak obesitas sentral terhadap adanya penyakit jantung koroner yang berkaitan dengan dua mekanisme, yaitu mekanisme langsung melalui efek metabolik protein yang disekresikan oleh jaringan lemakseperti interleukin IL 1, IL 6, TNF-a adipoektin dan masih banyak protein lainnya terhadap endotel pembuluh darah, dan efek tidak langsung akibat faktor-faktor lain yang muncul sebagai risiko penyakit kardiovaskular akibat dari obesitas sentral.

B. Hubungan Antara Status Merokok Terhadap Obesitas Sentral

Analisis yang dilakukan untuk menganalisa hubungan variabel bebas status merokok terhadap variabel tergantung obesitas sentral mnggunakan uji statistikChi-square. Tabel V. Hubungan Status Merokok Terhadap Obesitas Sentral pada Masyarakat di Desa Kepuharjo Obesitas Sentral Variabel Ya Tidak Total OR 95 CI p Bukan perokok n n dan 31 31 28 28 59 59 mantan 3,937 1,602-9,671 0,002 perokok Perokok Total 9 9 40 40 32 32 60 60 41 41 100 100 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI terdapat hubungan yang bermakna p0,05 Chi-square Berdasarkan Tabel IV diperoleh hasil penelitian bahwa terdapat hubungan yang bermakna antara status merokok kelompok perokok dan kelompok bukan perokok dan mantan perokok terhadap obesitas sentral dengan nilai p=0,002. Hasil penelitian ini tidak sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Purnamasari 2013, sebanyak 41,1 responden yang tidak merokok menderita obesitas sentral, sedangkan 52,2 responden yang termasuk dalam kategori perokok tidak menderita obesitas sentral, dan sebanyak 66,7 responden yang merupakan mantan perokok menderita obesitas sentral. Dengan demikian tidak ditemukan hubungan yang bermakna antara status merokok terhadap obesitas sentral dengan nilai p=0,396. Penelitian juga dilakukan oleh Xu, Yin, and Wang 2007 bahwa pada penelitiannya tidak terdapat hubungan yang bermakna antara merokok terhadap obesitas sentral. Penelitian ini didukung oleh Erem et al. 2004, yang menemukan hubungan negatif antara merokok dengan obesitas sentral akan tetapi mantan perokok memiliki hubungan yang positif dengan obesitas sentral. Menurut Chiolero et al. 2008 mantan perokok berpeluang mengalami obesitas lebih tinggi dibandingkan dengan perokok dan bukan perokok. Hal ini disebabkan oleh efek ganda merokok yaitu merokok meningkatkan pengeluaran energi dan menurunkan nafsu makan, dan kedua efek akan hilang pada mantan perokok. Rata-rata kenaikan berat badan setelah berhenti merokok mencapai 3kg pada pria dan 4kg pada wanita selama 10 tahun dengan aktifitas sedang. Dalam beberapa kasus, peningkatan berat badan tidak terlalu signifikan, tetapi PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI