Analisis Data dan Pembahasan

Pengujian instrumen baik uji validitas maupun uji reliabilitas tidak dilakukan pada kuesioner untuk kepala Puskesmas dan kepala tata usaha. Hal ini dikarenakan jumlah responden untuk kuesioner kepala Puskesmas dan kepala tata usaha hanya 2 responden. Sebelumnya telah dilakukan pengujian validitas dan reliabilitas pada kuesioner kepala Puskesmas dan kepala tata usaha, tetapi peneliti tidak dapat mengambil kesipulan apakah valid atau tidak dan reliabel atau tidak karena keterbatasan pada jumlah responden yang.

B. Analisis Data dan Pembahasan

1. Perspektif Keuangan Financial Penilaian kinerja pada perspektif keuangan akan dilakukan dengan menganalisis data dengan menggunakan rasio Laba Terhadap Pelayanan Net Profit Margin, Laba Terhadap Aktiva Return On Assets, dan Laba Terhadap Ekuitas Return On Equity. Analisis ini digunakan untuk melihat kinerja keuangan Puskesmas Kayu Putih pada tahun 2012-2015. Dalam analisis ini, peneliti menggunakan tahun 2012 sebagai tahun dasar. a. Net Profit Margin NPM Laba Terhadap Pelayanan Laba Terhadap Pelayanan digunakan untuk menghitung berapa besar jumlah setoran yang disetorkan ke Dinas Kesehatan Kota yang dihasilkan dari realisasi anggaran dana, dengan rumus: Laba Terhadap Pelayanan = x 100 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI Hasil perhitungan Laba Terhadap Pelayanan Puskesmas Kayu Putih pada tahun 2012 sampai dengan tahun 2015 dapat dilihat pada tabel berikut ini: Tabel 12. Laba Terhadap Pelayanan Tahun Selisih Pendapatan atas Pengeluaran Realisasi Anggaran Dana Puskesmas Laba Terhadap Pelayanan 2012 Rp 8.710.000,00 Rp 167.575.000,00 5,20 2013 9.798.750,00 185.667.500,00 5,28 2014 28.442.000,00 256.675.500,00 11,08 2015 46.770.000,00 296.551.164,00 15,77 Sumber: Bagian Keuangan Puskesmas Kayu Putih Dari tabel tersebut dapat diketahui bahwa laba terhadap pelayanan Puskesmas Kayu Putih mengalami kenaikan selama empat tahun terakhir ini. Pada tahun 2012 sebagai tahun dasar, nilai laba terhadap pelayanan Puskesmas Kayu Putih sebesar 5,20 lalu pada tiga tahun kemudian terus mengalami kenaikan. Pada tahun 2013, nilai laba terhadap pelayanan sebesar 5,28 dan mengalami kenaikan sebesar 0,08 5,28 - 5,20 dari tahun 2012. Pada tahun 2014, nilai laba terhadap pelayanan sebesar 11,08 dan kembali mengalami kenaikan sebesar 5,88 11,08 - 5,20 dari tahun 2012. Pada tahun 2015, nilai laba terhadap pelayanan sebesar 15,77 dan kembali mengalami kenaikan sebesar 10,57 15,77 - 5,20 dari tahun 2012. Nilai laba terhadap pelayanan Puskesmas Kayu Putih pada tahun 2012 bernilai sebesar 5,20. Hal ini dikarenakan Puskesmas Kayu Putih memiliki selisih pendapatan atas pengurangan sebesar Rp8.710.000,00 dari jumlah realisasi anggaran dana Puskesmas sebesar Rp167.575.000,00. Pada tahun 2013, laba terhadap pelayanan mengalami kenaikan dari tahun sebelumnya menjadi sebesar 5,28. Hal ini dikarenakan Puskesmas Kayu Putih memiliki selisih pendapatan atas pengurangan sebesar Rp9.798.750,00 dari jumlah realisasi anggaran dana Puskesmas sebesar Rp185.667.500,00. Pada tahun 2014, laba terhadap pelayanan kembali mengalami kenaikan dari tahun 2013 menjadi sebesar 11,08. Hal ini dikarenakan Puskesmas Kayu Putih memiliki selisih pendapatan atas pengurangan sebesar Rp28.442.000,00 dari jumlah realisasi anggaran dana Puskesmas sebesar Rp256.675.500,00. Kemudian pada tahun 2015, laba terhadap pelayanan kembali mengalami kenaikan dari tahun 2014 menjadi sebesar 15,77. Hal ini dikarenakan kenaikan selisih pendapatan atas pengurangan sebesar Rp46.770.000,00 dari jumlah realisasi anggaran dana Puskesmas sebesar Rp296.551.164,00. Kenaikan selisih pendapatan atas pengurangan Puskesmas Kayu Putih yang terjadi dalam empat tahun terakhir yang dilihat dari jumlah setoran pendapatan Puskesmas ke Dinas Kesehatan Kota dikarenakan meningkatnya pendapatan yang diterima Puskesmas atas jasa pelayanan seperti pelayanan kesehatanan pada Bantu Pengobatan Umum BPU, Sistem Kewaspadaan Dini SKD, pengobatan gigi, pemberian vaksin, Puskesmas keliling, laboratorium, dan jasa pelayanan kesehatan lainnya yang diberikan Puskesmas kepada pasien yang membutuhkan, pendapatan tersebut meningkat karena sebagian besar pasien yang PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI berobat ke Puskesmas Kayu Putih selama tahun 2012-2015 tidak menggunakaan kartu asuransi seperti kartu BPJS dan askes serta kartu KTP untuk pasien yang bertempat tinggal di lingkungan wilayah kerja Puskesmas Kayu Putih, dengan kata lain pasien-pasien tersebut dikenakan untuk membayar uang administrasi maupun pembayaran atas obat atau pelayanan yang diterima oleh pasien. Berdasarkan nilai Laba Terhadap Pelayanan Puskesmas Kayu Putih tahun 2012-2015, trend atau kecenderungan dapat dihitung menggunakan metode kuadrat terkecil sebagai berikut: Tabel 13. Perhitungan Trend Laba Terhadap Pelayanan Puskesmas Kayu Putih Tahun 2012-2015 Tahun Kode Waktu X Nilai Rasio Y XY X 2 Yt 2012 -3 5,20 -15,60 9 -18,81 2013 -1 5,28 -5,28 1 -0,05 2014 1 11,08 11,08 1 18,71 2015 3 15,77 47,31 9 37,47 Jumlah 37,33 37,51 20 37,32 a = Ʃ Yn b = XYn = 37,334 = 37,514 = 9,33 = 9,38 Jadi, persamaan trend untuk Laba Terhadap Pelayanan adalah Y = 9,33 + 9,38 X Berikut ini adalah grafik Laba Terhadap Pelayanan Puskesmas Kayu Putih tahun 2012-2015 berdasarkan perhitungan di atas: Gambar 4. Grafik Laba Terhadap Pelayanan Puskesmas Kayu Putih Tahun 2012-2015 Berdasarkan analisis trend NPM Laba Terhadap Pelayanan Puskesmas Kayu Putih tahun 2012-2015 menunjukkan bahwa laba terhadap pelayanan cenderung mengalami kenaikan. Hal ini dapat mengindikasikan bahwa kemampuan Puskesmas dalam menghasilkan setoran ke Dinas Kesehatan yang dihasilkan dari realisasi anggaran dana Puskesmas dinilai baik. b. Return On Assets ROA Laba Terhadap Aktiva Perhitungan Laba Terhadap Aktiva digunakan untuk melihat kemampuan pengembalian investasi dalam total aktiva untuk memperoleh setoran pendapatan ke Dinas Kesehatan Kota, dengan rumus: Laba Terhadap Aktiva = x 100 -30 -20 -10 10 20 30 40 50 2012 2013 2014 2015 Laba Terhadap Pelayanan Trend Hasil perhitungan Laba Terhadap Aktiva pada Puskesmas Kayu Putih dapat dilihat pada tabel berikut ini: Tabel 14. Laba Terhadap Aktiva Tahun Selisih Pendapatan atas Pengeluaran Total Aset Puskesmas Laba Terhadap Aktiva 2012 Rp 8.710.000,00 Rp 199.960.664,00 4,36 2013 9.798.750,00 191.270.963,00 5,12 2014 28.442.000,00 207.969.500,00 13,68 2015 46.770.000,00 148.857.004,00 31,42 Sumber: Bagian Keuangan Puskesmas Kayu Putih Dari tabel tersebut dapat diketahui bahwa laba terhadap aktiva mengalami kenaikan selama empat tahun terakhir ini. Pada tahun 2012 sebagai tahun dasar, nilai laba terhadap aktiva Puskesmas Kayu Putih sebesar 4,36, hal ini dikarenakan Puskesmas Kayu Putih memiliki selisih pendapatan atas pengeluaran sebesar Rp8.710.000,00 dari total aset yang dimiliki oleh Puskesmas sebesar Rp199.960.664,00, lalu pada tiga tahun kemudian terus mengalami kenaikan. Pada tahun 2013, nilai laba terhadap aktiva sebesar 5,12 dan mengalami kenaikan sebesar 0,76 5,12 - 4,36 dari tahun 2012, hal ini disebabkan karena Puskesmas Kayu Putih memiliki selisih pendapatan atas pengeluaran sebesar Rp9.798.750,00 dari total aset Puskesmas sebesar Rp191.270.963,00. Pada tahun 2014, nilai laba terhadap aktiva sebesar 13,68 dan kembali mengalami kenaikan sebesar 9,32 13,68 - 4,36 dari tahun 2012, hal ini dikarenakan Puskesmas Kayu Putih memiliki selisih pendapatan atas pengeluaran sebesar Rp28.442.000,00 dari total aset Puskesmas sebesar Rp207.969.500,00. Pada tahun 2015, nilai laba terhadap aktiva sebesar 31,42 dan kembali mengalami kenaikan yang sangat pesat sebesar 27,06 31,42 - 4,36 dari tahun 2012, hal ini dikarenakan kenaikan selisih pendapatan atas pengeluaran sebesar Rp46.770.000,00 dari total aset Puskesmas sebesar Rp148.857.004,00. Kenaikan selisih pendapatan atas pengurangan Puskesmas Kayu Putih yang terjadi dalam empat tahun terakhir yang dilihat dari jumlah setoran pendapatan Puskesmas ke Dinas Kesehatan Kota dikarenakan meningkatnya pendapatan yang diterima Puskesmas atas jasa pelayanan seperti pelayanan kesehatanan pada Bantu Pengobatan Umum BPU, Sistem Kewaspadaan Dini SKD, pengobatan gigi, pemberian vaksin, Puskesmas keliling, laboratorium, dan jasa pelayanan kesehatan lainnya yang diberikan Puskesmas kepada pasien yang membutuhkan, pendapatan tersebut meningkat karena sebagian besar pasien yang berobat ke Puskesmas Kayu Putih selama tahun 2012-2015 tidak menggunakaan kartu asuransi seperti kartu BPJS dan askes serta kartu KTP untuk pasien yang bertempat tinggal di lingkungan wilayah kerja Puskesmas Kayu Putih, dengan kata lain pasien-pasien tersebut dikenakan untuk membayar uang administrasi maupun pembayaran atas obat atau pelayanan yang diterima oleh pasien. Berdasarkan nilai Laba Terhadap Aktiva Puskesmas Kayu Putih tahun 2012–2015, trend atau kecenderungan dapat dihitung menggunakan metode kuadrat terkecil sebagai berikut: Tabel 15. Perhitungan Trend Laba Terhadap Aktiva Puskesmas Kayu Putih Tahun 2012-2015 Tahun Kode Waktu X Nilai Rasio Y XY X 2 Yt 2012 -3 4,36 -13,08 9 -53,67 2013 -1 5,12 -5,12 1 -8,79 2014 1 13,68 13,68 1 36,09 2015 3 31,42 94,26 9 80,97 Jumlah 54,58 89,74 20 54,60 a = Ʃ Yn b = XYn = 54,584 = 89,744 = 13,65 = 22,44 Jadi, persamaan trend untuk Laba Terhadap Aktiva adalah Y = 13,65 + 22,44 X Berikut ini adalah grafik Laba Terhadap Aktiva Puskesmas Kayu Putih tahun 2012-2015 berdasarkan perhitungan di atas: Gambar 5. Grafik Laba Terhadap Aktiva Puskesmas Kayu Putih Tahun 2012-2015 Berdasarkan analisis trend laba terhadap aktiva Puskesmas Kayu Putih tahun 2012-2015 menunjukkan bahwa laba terhadap aktiva cenderung mengalami kenaikan. Hal ini dapat mengindikasikan bahwa -80 -60 -40 -20 20 40 60 80 100 2012 2013 2014 2015 Laba Terhadap Aktiva Trend kemampuan aktiva yang dipergunakan Puskesmas untuk beroperasi dalam menghasilkan setoran ke Dinas Kesehatan Kota dinilai baik. c. Return On Equity ROE Laba Terhadap Ekuitas Perhitungan Laba Terhadap Ekuitas digunakan untuk mengukur kemampuan Puskesmas dalam mengatur penggunaan ekuitas dana dengan efisiensi, dengan membandingkan antara laba dengan modal yang digunakan dalam Puskesmas. Laba Terhadap Ekuitas = x 100 Hasil perhitungan Laba Terhadap Ekuitas pada Puskesmas Kayu Putih dapat dilihat pada tabel berikut ini: Tabel 16. Laba Terhadap Ekuitas Tahun Selisih Pendapatan atas Pengeluaran Total Ekuitas Puskesmas Laba Terhadap Ekuitas 2012 Rp 8.710.000,00 Rp 346.550.000,00 2,51 2013 9.798.750,00 207.178.800,00 4,73 2014 28.442.000,00 346.215.980,00 8,22 2015 46.770.000,00 338.270.000,00 13,83 Sumber: Bagian Keuangan Puskesmas Kayu Putih Dari tabel tersebut dapat diketahui bahwa laba terhadap ekuitas mengalami kenaikan selama empat tahun terakhir ini. Pada tahun 2012 sebagai tahun dasar, nilai laba terhadap ekuitas Puskesmas Kayu Putih sebesar 2,51, hal ini disebabkan karena Puskesmas Kayu Putih memiliki selisih pendapatan atas pengeluaran sebesar Rp8.710.000,00 dari total ekuitas dana Puskesmas sebesar Rp346.550.000,00, lalu pada tiga tahun kemudian terus mengalami kenaikan. Pada tahun 2013, nilai laba terhadap ekuitas sebesar 4,73 dan mengalami kenaikan sebesar 2,22 4,73 - 2,51 dari tahun 2012, hal ini dikarenakan Puskesmas Kayu Putih memiliki selisih pendapatan atas pengeluaran sebesar Rp9.798.750,00 dari total ekuitas dana Puskesmas sebesar Rp207.178.800,00. Pada tahun 2014, nilai laba terhadap ekuitas sebesar 8,22 dan kembali mengalami kenaikan sebesar 5,71 8,22 - 2,51 dari tahun 2012, hal ini dikarenakan Puskesmas Kayu Putih memiliki selisih pendapatan atas pengeluaran sebesar Rp28.442.000,00 dari total ekuitas dana Puskesmas sebesar Rp346.215.980,00. Pada tahun 2015, nilai laba terhadap ekuitas sebesar 13,83 dan kembali mengalami kenaikan yang sangat pesat sebesar 11,32 13,83 - 2,51 dari tahun 2012, hal ini dikarenakan kenaikan selisih pendapatan atas pengeluaran sebesar Rp46.770.000,00 dari total ekuitas dana Puskesmas sebesar Rp338.270.000,00. Kenaikan selisih pendapatan atas pengurangan Puskesmas Kayu Putih yang terjadi dalam empat tahun terakhir yang dilihat dari jumlah setoran pendapatan Puskesmas ke Dinas Kesehatan Kota dikarenakan meningkatnya pendapatan yang diterima Puskesmas atas jasa pelayanan seperti pelayanan kesehatanan pada Bantu Pengobatan Umum BPU, Sistem Kewaspadaan Dini SKD, pengobatan gigi, pemberian vaksin, Puskesmas keliling, laboratorium, dan jasa pelayanan kesehatan lainnya yang diberikan Puskesmas kepada pasien yang membutuhkan, pendapatan tersebut meningkat karena sebagian besar pasien yang PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI berobat ke Puskesmas Kayu Putih selama tahun 2012-2015 tidak menggunakaan kartu asuransi seperti kartu BPJS dan askes serta kartu KTP untuk pasien yang bertempat tinggal di lingkungan wilayah kerja Puskesmas Kayu Putih, dengan kata lain pasien-pasien tersebut dikenakan untuk membayar uang administrasi maupun pembayaran atas obat atau pelayanan yang diterima oleh pasien. Berdasarkan nilai laba terhadap ekuitas Puskesmas Kayu Putih tahun 2012–2015, trend atau kecenderungan dapat dihitung menggunakan metode kuadrat terkecil sebagai berikut: Tabel 17. Perhitungan Trend Laba Terhadap Ekuitas Puskesmas Kayu Putih Tahun 2012-2015 Tahun Kode Waktu X Nilai Rasio Y XY X 2 Yt 2012 -3 2,51 -7,53 9 -20,76 2013 -1 4,73 -4,73 1 -2,04 2014 1 8,22 8,22 1 16,68 2015 3 13,83 41,49 9 35,40 Jumlah 29,29 37,45 20 29,28 a = Ʃ Yn b = XYn = 29,294 = 37,454 = 7,32 = 9,36 Jadi, persamaan trend untuk Laba Terhadap Ekuitas adalah Y = 7,32 + 9,36 X Berikut ini adalah grafik Laba Terhadap Ekuitas Puskesmas Kayu Putih tahun 2012-2015 berdasarkan perhitungan di atas: Gambar 6. Grafik Laba Terhadap Ekuitas Puskesmas Kayu Putih Tahun 2012-2015 Berdasarkan analisis trend Laba Terhadap Ekuitas Puskesmas Kayu Putih tahun 2012-2015 menunjukkan bahwa laba terhadap ekuitas cenderung mengalami kenaikan. Hal ini dapat mengindikasikan bahwa kemampuan Puskesmas dalam mengatur penggunaan ekuitas dana dengan efisien dinilai baik. 2. Perspektif PelangganPasien Perspektif pelanggan merupakan indikator tentang bagaimana pelanggan pasien melihat organisasi dan bagaimana organisasi memandang pelangganpasien. Teknik pengukuran perspektif ini adalah dengan menggunakan hasil kuesioner dan data jumlah pasien. a. Hasil olah Kuesioner Kuesioner ini digunakan untuk mengetahui tingkat kepuasan pasien terhadap jasa pelayanan kesehatan yang diterima selama menjalani pengobatan di Puskesmas Kayu Putih. Tujuan strategi yang ingin -30 -20 -10 10 20 30 40 2012 2013 2014 2015 Laba Terhadap Ekuitas Trend dicapai dalam perspektif ini meliputi peningkatan pelayanan jasa, fasilitas yang memadai, dan peningkatan keterampilandari dokter dan perawat. 1 Kepuasan Umum Skor maksimum yang mungkin diperoleh = 4 x 10 = 40 Skor minimum yang mungkin diperoleh 0 x 10 = 0 Rentang Nilai = 40 – 0 = 40 Tabulasi data dan rentang nilai masing-masing responden setelah diurutkan dapat dilihat di lampiran A_1. Berdasarkan data hasil kuesioner dapat disusun tabel distribusi frekuensi sebagai berikut: Tabel 18. Distribusi Frekuensi Kepuasan Pasien Kelas Interval Kelompok Pasien Frekuensi Frekuensi Kumulatif Kategori 31 – 40 91 0,91 Sangat Puas 21 – 30 9 0,09 Puas 11 – 20 Kurang Puas 0 – 10 Tidak Puas Jumlah 100 1 Sumber: Data diolah Berdasarkan tabel frekuensi di atas diketahui bahwa 91 pasien merasa sangat puas dan 9 merasa puas. Rata-rata skornya sebesar 35,3 yang artinya pasien merasa sangat puas. Hal ini mengindikasikan tingkat kepuasan pasien selama menjalani pengobatan di Puskesmas Kayu Putih adalah sangat baik. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 2 Kepuasan pasien terhadap pelayanan jasa yang diberikan Puskesmas Strategi ini diukur dengan lima ukuran, yaitu pengobatan yang memuaskan selama menjalani pengobatan di Puskesmas, keramahan semua karyawan Puskesmas, kenyamanan saat menerima pengobatan di Puskesmas, mendapat pemeriksaan dengan baik dari dokter, serta sistem layanan administrasi dan keuangan yang mudah. Skor maksimum yang mungkin diperoleh = 4 x 5 = 20 Skor minimum yang mungkin diperoleh 0 x 5 = 0 Rentang Nilai = 20 – 0 = 20 Tabulasi data dan rentang nilai masing-masing responden setelah diurutkan dapat dilihat di lampiran A_2. Tabel 19. Distribusi Frekuensi Kepuasan Pasien Terhadap Jasa Yang Diberikan Puskesmas Kelas Interval Kelompok Pasien Frekuensi Frekuensi Kumulatif Kategori 16 – 20 81 0,81 Sangat Puas 11 – 15 19 0,19 Puas 6 – 10 Kurang Puas 0 – 5 Tidak Puas Jumlah 100 1 Sumber: Data diolah Berdasarkan tabel frekuensi di atas diketahui bahwa 81 pasien merasa sangat puas dan 19 merasa puas. Rata-rata skornya sebesar 17,77 yang artinya pasien merasa sangat puas terhadap jasa yang diberikan Puskesmas. Hal ini mengindikasikan bahwa proses pelayanan kesehatan yang diberikan Puskesmas Kayu Putih sangat baik. Tujuan utama Puskesmas adalah memberikan pelayanan kesehatan yang bermutu bagi masyarakat. Karena itulah, Puskesmas Kayu Putih selalu ingin meningkatkan pelayanan kesehatan yang bermutu dan terjangkau oleh masyarakat yang membutuhkan pengobatan agar terwujud derajat kesehatan yang setinggi-tingginya di kota Ambon. 3 Kepuasan Pasien Terhadap Kecepatan dan Ketepatan Waktu Pelayanan Strategi ini diukur dengan menggunakan dua ukuran, yaitu kecepatan dan ketepatan waktu pelayanan yang diberikan perawat, serta program-program pelayanan kesehatan yang dijalankan kepada masyarakat maupun kepada beberapa sekolah yang merupakan wilayah kerjanya secara rutin. Skor maksimum yang mungkin diperoleh = 4 x 2 = 8 Skor minimum yang mungkin diperoleh = 0 x 2 = 0 Rentang Nilai = 8 – 0 = 8 Tabulasi data dan rentang nilai masing-masing responden setelah diurutkan dapat dilihat di lampiran A_3. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI Berdasarkan data hasil kuesioner di atas dapat disusun tabel distribusi frekuensi sebagai berikut: Tabel 20. Distribusi Frekuensi Kepuasan Pasien Terhadap Kecepatan dan Ketepatan Waktu Pelayanan Kelas Interval Kelompok Pasien Frekuensi Frekuensi Kumulatif Kategori 7 – 8 72 0,72 Sangat Puas 5 – 6 28 0,28 Puas 3 – 4 Kurang Puas 0 – 2 Tidak Puas Jumlah 100 1 Sumber: Data diolah Berdasarkan tabel frekuensi di atas diketahui bahwa 72 pasien merasa sangat puas dan 28 pasien merasa puas. Dari data tersebut, kita dapat menyimpulkan bahwa rata-rata pasien merasa sangat puas terhadap kecepatan dan ketepatan waktu pelayanan yang diberikan Puskesmas. Kecepatan dan ketepatan waktu merupakan suatu hal yang sangat penting dalam memberikan pelayanan kepada pasien. Hal ini dapat mencerrminkan tingkat profesionalisme para pekerja Puskesmas. Semakin tinggi kecepatan dan ketepatan waktu yang diberikan, maka akan semakin tinggi pula tingkat kepercayaan masyarakat terhadap profesionalitas para pekerja Puskesmas. Dari tabel di atas dapat diketahui rata-rata skornya sebesar 6,92 yang artinya pasien merasa puas dengan dengan pelayanan jasa yang diberikan Puskesmas. Hal ini mengindikasikan bahwa kecepatan dan ketepatan waktu yang diberikan Puskesmas dalam memberikan pelayanan kepada pasien adalah baik. 4 Kepuasan Pasien Terhadap Fasilitas Yang Memadai Strategi ini diukur dengan menggunakan satu ukuran yaitu fasilitas yang bagus dan memadai. Skor maksimum yang mungkin diperoleh = 4x1 = 4 Skor minimum yang mungkin diperoleh = 0 x 1 = 0 Rentang Nilai = 4 – 0 = 4 Tabulasi data dan rentang nilai masing-masing responden setelah diurutkan dapat dilihat di lampiran A_4. Berdasarkan data hasil kuesioner di atas dapat disusun tabel distribusi frekuensi sebagai berikut: Tabel 21. Distribusi Frekuensi Kepuasan Pasien Terhadap Fasilitas Yang Memadai Kelas Interval Kelompok Pasien Frekuensi Frekuensi Kumulatif Kategori 4 41 0,41 Sangat Puas 3 57 0,57 Puas 2 2 0,02 Kurang Puas 1 Tidak Puas Jumlah 100 1 Sumber: Data diolah Berdasarkan tabel frekuensi di atas diketahui bahwa 41 pasien merasa sangat puas, 57 pasien merasa puas, dan 2 pasien merasa kurang puas terhadap fasilitas yang diberikan Puskesmas. Dari data tersebut, kita dapat menyimpulkan bahwa rata-rata pasien merasa puas terhadap fasilitas yang diberikan Puskesmas. Fasilitas yang memadai dan sesuai dengan bentuk kegiatan pelayanan merupakan suatu hal yang penting dan wajib yang harus diberikan Puskesmas kepada pasiennya. Pemberian fasilitas yang sesuai dan memuaskan dengan kebutuhan pasien akan memberikan kepuasan tersendiri kepada pasien yang menerimanya. Dari tabel di atas dapat diketahui rata-rata skornya sebesar 3,39 yang artinya pasien merasa puas terhadap fasilitas yang diberikan Puskesmas. Hal ini mengindikasikan bahwa pemberian fasilitas yang diberikan Puskesmas adalah baik. 5 Kepuasan Pasien Terhadap Keterempilan Dari Dokter Dan Perawat Strategik ini diukur dengan menggunakan dua ukuran, yaitu ketrampilan perawat dalam melayani pasien, serta tanggapan dan jawaban dari perawat atau dokter atas keluhan pasien. Skor maksimum yang mungkin diperoleh = 4 x 2 = 8 Skor minimum yang mungkin diperoleh = 0 x 2 Rentang Nilai = 8 – 0 = 0 Tabulasi data dan rentang nilai masing-masing responden setelah diurutkan dapat dilihat di lampiran A_5. Berdasarkan data hasil kuesioner di atas dapat disusun tabel distribusi frekuensi sebagai berikut: Tabel 22. Distribusi Frekuensi Kepuasan Pasien Terhadap Ketrampilan Dari Dokter dan Perawat Kelas Interval Kelompok Pasien Frekuensi Frekuensi Kumulatif Kategori 7 – 8 78 0,78 Sangat Puas 5 – 6 22 0,22 Puas 3 – 4 Kurang Puas 0 – 2 Tidak Puas Jumlah 100 1 Sumber: Data diolah Berdasarkan tabel frekuensi di atas diketahui bahwa 78 pasien merasa sangat puas dan 22 merasa puas terhadap ketrampilan dokter dan perawat. Dari data tersebut, dapat disimpulkan bahwa rata-rata pasien merasa sangat puas terhadap ketrampilan dari dokter dan perawat dalam memberikan pengobatan kepada pasien di Puskesmas. Tujuan utama Puskesmas Kayu Putih adalah meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat serta memberikan pelayanan kesehatan yang bermutu bagi masyarakat. Dalam hal ini ketrampilan dari dokter dan perawat tentunya sangat dibutuhkan untuk mencapai tujuan utama Puskesmas tersebut. Dari tabel di atas dapat diketahui rata-rata skornya sebesar 7,22 yang artinya pasien merasa sangat puas. Hal ini mengindikasikan bahwa ketrampilan dari dokter dan perawat dalam mengobati pasien di Puskesmas tersebut adalah sangat baik. b. Hasil Data Jumlah Pasien Berdasarkan data jumlah kunjungan pasien yang diperoleh digunakan untuk mengetahui tingkat retensi pasien dan akuisisi pasien. 1 Retensi PelangganPasien Retensi pelangganpasien digunakan untuk melihat apakah Puskesmas mampu mempertahankan pelanggan atau pasien yang ada. Retensi pelangganpasien dapat dilihat dari jumlah pasien yang merupakan penjumlahan dari kunjungan pasien lama dan pasien baru pada tahun berjalan. Adapun jumlah pasien dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel 23. Jumlah Pasien Puskesmas Kayu Putih Tahun 2012-2015 KETERANGAN 2012 2013 2014 2015 Pasien Lama 31.690 33.008 29.286 27.810 Pasien Baru 3.329 3.005 2.863 3.179 Jumlah 35.019 36.013 32.149 30.989 Sumber: Data Kunjungan Pasien Puskesmas 2012-2015 Berdasarkan pada tabel di atas retensi pasien Puskesmas Kayu Putih pada tahun 2012 sampai dengan 2013 mengalami peningkatan dan pada tahun 2014 sampai dengan tahun 2015 mengalami penurunan jumlah pasien. Retensi pasien ini menunjukkan bahwa Puskesmas Kayu Putih mampu mempertahankan pasien yang ada pada tahun 2012 dan tahun 2013, namun pada dua tahun terakhir Puskesmas Kayu Putih belum mampu mempertahankan pasien yang ada dengan melihat dari jumlah pasien yang terus menurun pada dua tahun terakhir yaitu tahun 2014 dan tahun 2015. Maka dapat disimpulkan bahwa, retensi pasien Puskesmas dinilai kurang baik. 2 Akusisi PelangganPasien Akuisisi pelangganpasien diukur dengan melihat tingkat kemampuan Puskesmas menarik pasien baru, yaitu dengan mengurangi antara jumlah pasien tahun berjalan dengan jumlah pasien tahun lalu kemudian dibagi dengan jumlah pasien tahun lalu. Adapun akusisi pasien dapat dilihat pada tabel sebagai berikut: Tabel 24. Akuisisi Pasien Puskesmas Kayu Putih Tahun 2012-2015 KETERANGAN 2012 2013 2014 2015 Jumlah Pasien 35.019 36.013 32.149 30.989 TambahanPengurangan Pasien 994 3.864 1.160 Akuisisi Pasien 2,84 10,73 3.61 Sumber: Data Kunjungan Pasien Puskesmas 2012-2015 Akuisisi pasien pada Puskesmas Kayu Putih pada tabel di atas, pada tahun 2013 sampai dengan tahun 2015 cenderung mengalami penurunan. Hal ini menunjukan bahwa tingkat dimana Puskesmas belum mampu menarik pasien baru, karena pada tahun 2014 dan 2015 mengalami penurunan jumlah pasien yang berobat dari tahun sebelumnya. Hal ini disebabkan karena kurangnya kenyamanan yang dirasakan pasien terhadap karyawan pada bagian pendaftaran dan administrasi. Berdasarkan pada hasil observasi dan hasil kuesioner yang dibagikan peneliti kepada pasien, beberapa pasien berpendapat bahwa mereka merasakan kurangnya kenyamanan pada saat mendaftar, karena karyawan pada bagian pendaftaran dan administrasi kurang ramah dan cepat dalam melayani pasien. Maka dapat disimpulkan bahwa tingkat kemampuan Puskesmas dalam menarik pasien baru adalah kurang baik, karena peningkatan dalam menarik pasien baru hanya terjadi pada tahun 2013. 3. Perspektif Proses Bisnis Internal Pada perspektif bisnis internal akan dilakukan penilaian kinerja dari Puskesmas Kayu Putih mengenai proses inovasi, proses operasional dan penyampaian program pelayanan kesehatan atau jasa pada pasien. Peneliti akan membandingkan proses bisnis internal pada Balanced Scorecard dengan proses bisnis internal yang ada pada Puskesmas Kayu Putih. Tabel 25. Penilaian Proses Bisnis Internal pada Puskesmas Kayu Putih Berdasarkan Proses Bisnis Internal pada Balanced Scorecard NO Proses Bisnis Internal Balanced Scorecard Proses Bisnis Internal Puskesmas Kayu Putih 1 Proses Inovasi: Meneliti apakah unit bisnis sudah menggali pemahaman tentang kebutuhan dari pelanggan dan menciptakan produk atau jasa yang mereka butuhkan. Puskesmas Kayu Putih sudah melaksanakan pemberian jasa sesuai dengan kebutuhan dari pasiennya, yakni memberikan jasa pelayanan kesehatan di dalam gedung Puskesmas maupum melaksanakan program-program pelayanan kesehatan di luar gedung Puskesmas. Kegiatan atau program pelayanan kesehatan di luar gedung Puskesmas dilaksanakan secara rutin dan tepat waktu kepada masyarakat dan sekolah-sekolah yang berada di wilayah kerja Puskesmas. Puskesmas Kayu Putih juga mampu menyediakan persedian obat-obatan yang selalu diperbaharui atau di update sesuai dengan keperluan dan level dosis yang telah ditentukan untuk seluruh Puskesmas yang di Indonesia. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI Lanjutan... Tabel 25. Penilaian Proses Bisnis Internal pada Puskesmas Kayu Putih Berdasarkan Proses Bisnis Internal pada Balanced Scorecard. NO Proses Bisnis Internal Balanced Scorecard Proses Bisnis Internal Puskesmas Kayu Putih 2 Proses Operasi: Meneliti apakah proses untuk membuat dan menyampaikan produk atau jasa sudah efisien dan tepat waktu. Sejauh ini proses operasional yang dilakukan oleh Puskesmas Kayu Putih sudah baik, terbukti dengan tingkat kepuasan pasien atas upaya Puskesmas dalam memberikan jasa pelayanan kesehatannya seperti me- lakukan pemeriksaan, penanganan, dan solusi kesehatan kepada pasien sesuai dengan kebutuhan pasien. Selain itu, banyaknya keluhan- keluhan pasien yang dapat ditangani oleh Puskesmas, sehingga tidak perlu dilakukannya rujukan ke instansi kesehatan yang lebih besar dari Puskesmas dan juga kegiatan program pelayanan kesehatan yang dinilai sudah efisien dan tepatwaktu dilaksanakan, sehingga biaya anggaran operasional yang dianggarkan dapat terealisasi dengan baik sesuai harapan. 3 Proses Puna Jual: Meneliti apakah jasa pelayanan pada pelanggan dalam penjualan produk atau jasa telah memenuhi harapan Proses Penyampaian Program Pelayanan Kesehatan atau Jasa pada Pasien: Selama pemberian pelayanan kepada pasien, Puskesmas Kayu Putih belum pernah menerima komplain dari pasien atas pelaksanaan program pelayanan kesehatan atau jasa yang diberikan. Masyarakat dan beberapa sekolah yang ada pada wilayah kerja Puskesmas pun merasa puas dengan kegiatan atau program pelayanan kesehatan untuk di luar gedung PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI Lanjutan... Tabel 25. Penilaian Proses Bisnis Internal pada Puskesmas Kayu Putih Berdasarkan Proses Bisnis Internal pada Balanced Scorecard. NO Proses Bisnis Internal Balanced Scorecard Proses Bisnis Internal Puskesmas Kayu Putih Puskesmas dan mendapat manfaat tambahan atas kerutinan dan ketepatan waktu Puskesmas Kayu Putih dalam menjalankan kegiatan tersebut. Namun bila suatu saat ada komplain dari pasien, maka pihak tata usaha dan pemimpin Puskesmas akan segera menelusuri apa yang membuat pasien merasa tidak puas atas pelayanan yang disediakan Puskesmas, sehingga kedepannya pihak Puskesmas dapat memperbaikinya. Pihak tata usaha dan pemimpin Puskesmas juga membuka luas bagi pasien dan masyarakat wilayah kerja Puskesmas yang ingin memberikan kritik dan saran demi kemajuan pelayanan kesehatan Puskesmas Kayu Putih. Dari penjabaran mengenai ketiga proses pada perspektif proses bisnis internal di atas, maka diperoleh hasil sebagai berikut: a. Proses Inovasi: Baik, karena Puskesmas Kayu Putih sudah mampu menyediakan kegiatan atau program-program pelayanan yang sesuai dengan kebutuhan pasien. b. Proses Operasi: Baik, karena proses penyampaian jasa pelayanan kesehatan kepada pengunjung atau pasien yang berobat maupun bagi penduduk dalam wilayah kerja Puskesmas Kayu Putih sudah cepat dan tepat waktu. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI c. Proses Penyampaian Program Pelayanan Kesehatan atau Jasa pada Pasien: Baik, karena proses terhadap masukan atau saran dari karyawan mapun dari pasien dan penduduk dalam wilayah kerja Puskesmas Kayu Putih segera ditindaklanjuti. Setelah mengamati hasil dari masing-masing proses pada perspektif proses bisnis internal, peneliti kemudian menarik kesimpulan bahwa penilaian terhadap kinerja Puskesmas Kayu Putih berdasarkan perspektif proses bisnis internal adalah sangat baik, karena ketiga proses tersebut dinilai baik. 4. Perspektif Pembelajaran dan Pertumbuhan Perspektif ini memuat indikator tentang sampai seberapa jauh manfaat dari pengembangan baru atau bagaimana hal ini dapat memberikan kontribusi bagi keberhasilan di masa depan. Teknik pengukuran pada perspektif ini adalah dengan menggunakan data primer berdasarkan hasil kuesioner yang dibagikan kepada karyawan Puskesmas Kayu Putih. Tujuan strategi yang ingin dicapai dalam perspektif pembelajaran dan pertumbuhan meliputi peningkatan kepuasan kerja karyawan, pengembangan karyawan, penciptaan iklim yang mendorong timbulnya motivasi, serta kemampuan sistem informasi. Hasil kuesioner dianalisa berdasarkan pada total skor yang diperoleh masing-masing responden. a. Kepuasan Umum Skor maksimum yang mungkin diperoleh = 4 x 10 = 40 Skor minimum yang mungkin diperoleh = 0 x 10 = 0 Rentang Nilai = 40 – 0 = 40 Tabulasi data dan rentang nilai masing-masing responden setelah diurutkan dapat dilihat di lampiran A_6. Berdasarkan data hasil kuesioner dapat disusun tabel distribusi frekuensi sebagai berikut: Tabel 26. Distribusi Frekuensi Kepuasan Karyawan Kelas Interval Kelompok Pasien Frekuensi Frekuensi Kumulatif Kategori 31 – 40 10 0,59 Sangat Puas 21 – 30 7 0,41 Puas 11 – 20 Kurang Puas 0 – 10 Tidak Puas Jumlah 17 1 Sumber: Data diolah Berdasarkan tabel frekuensi kepuasan karyawan di atas dapat diketahui bahwa 59 karyawan merasa sangat puas dan 41 merasa puas. Rata-rata skornya adalah sebesar 31,18, yang berarti bahwa karyawan merasa sangat puas dengan kepuasan kerja di Puskesmas Kayu Putih. Hal ini mengindikasikan bahwa tingkat kepuasan karyawan selama bekerja di Puskesmas adalah sangat baik. b. Kepuasan Karyawan Terhadap Peningkatan Kepuasan Kerja Strategi ini diukur dengan menggunakan satu ukuran, yaitu kepuasan karyawan bekerja di Puskesmas Kayu Putih. Hasil kuesioner dianalisa berdasarkan total skor yang diperoleh masing-masing responden. Skor maksimum yang mungkin diperoleh = 4 x 2 = 8 Skor minimum yang mungkin diperoleh = 0 x 2 = 0 Rentang Nilai = 8 – 0 = 8 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI Tabulasi data dan rentang nilai masing-masing responden setelah diurutkan dapat dilihat di lampiran A_7. Berdasarkan data hasil kuesioner dapat disusun tabel distribusi frekuensi sebagai berikut: Tabel 27. Distribusi Frekuensi Kepuasan Karyawan Terhadap Peningkatan Kepuasan Kerja Kelas Interval Kelompok Pasien Frekuensi Frekuensi Kumulatif Kategori 7 – 8 11 0,65 Sangat Puas 5 – 6 6 0,35 Puas 3 – 4 Kurang Puas 0 – 2 Tidak Puas Jumlah 17 1 Sumber: Data diolah Berdasarkan tabel distribusi frekuensi diatas dapat diketahui bahwa 65 karyawan merasa sangat puas dan 35 merasa puas terhadap peningkatan kepuasan kerja. Peningkatan kepuasan kerja karyawan sangatlah penting. Semakin meningkatnya kepuasan kerja karyawan yang bekerja di Puskesmas tersebut, maka akan semakin meningkat pula kinerja karyawan yang selanjutnya dapat meningkatkan kepuasan pasien atas kinerja Puskesmas melalui kinerja karyawan. Dari tabel distribusi frekuensi di atas dapat diketahui rata-rata skornya sebesar 6,94 yang artinya karyawan merasa puas. Hal ini mengindikasikan bahwa kepuasan kerja karyawan di Puskesmas Kayu Putih adalah baik. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI c. Kepuasan Karyawan Terhadap Pengembangan Karyawan Strategi ini diukur dengan menggunakan satu ukuran, yaitu pelatihan untuk meningkatkan ketrampilan karyawan. Hasil kuesioner dianalisa berdasarkan pada total skor yang diperoleh masing-masing responden. Skor maksimum yang mungkin diperoleh = 4 x 2 = 8 Skor minimum yang mungkin diperoleh = 0 x 2 = 0 Rentang Nilai = 8 – 0 = 8 Tabulasi data dan rentang nilai masing-masing responden setelah diurutkan dapat dilihat di lampiran A_8. Berdasarkan data hasil kuesioner tersebut dapat disusun tabel distribusi frekuensi sebagai berikut: Tabel 28. Distribusi Frekuensi Kepuasan Karyawan Terhadap Pengembangan Karyawan Kelas Interval Kelompok Pasien Frekuensi Frekuensi Kumulatif Kategori 7 – 8 5 0,29 Sangat Puas 5 – 6 10 0,59 Puas 3 – 4 2 0,12 Kurang Puas 0 – 2 Tidak Puas Jumlah 17 1 Sumber: Data diolah Berdasarkan tabel distribusi frekuensi di atas dapat diketahui bahwa 29 karyawan merasa sangat puas, 59 merasa puas dan 12 merasa kurang puas terhadap pengembangan karyawan. Pengembangan karyawan tentunya perlu dilakukan, guna untuk menambah kualitas kerja karyawan. Pengembangan tersebut dapat dilakukan dengan memberikan pelatihan atau training untuk meningkatkan ketrampilan kepada karyawan. Semakin banyak pelatihan yang diberikan tentunya PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI akan menambah ketrampilan karyawan yang berujung pada peningkatan kepuasan pasien. Dari tabel distribusi frekuensi di atas dapat diketahui rata-rata skornya sebesar 6,18 yang artinya karyawan merasa puas. Hal ini mengindikasikan bahwa pengembangan karyawan di Puskesmas Kayu Putih adalah baik. d. Kepuasan Karyawan Terhadap Penciptaan Iklim Yang Mendorong Timbulnya Motivasi Strategi ini diukur dengan menggunakan empat ukuran, yaitu keterlibatan karyawan dalam proses pengambilan keputusan, peningkatan ketanggapan terhadap kebutuhan pegawai, pemberian motivasi kepada karyawan, serta pemberian penghargaan kepada karyawan berprestasi. Hasil kuesioner dianalisa berdasarkan pada total skor yang diperoleh dari masing-masing responden. Skor maksimum yang mungkin diperoleh = 4 x 4 = 16 Skor minimum yang mungkin diperoleh = 0 x 4 = 0 Rentang Nilai = 16 – 0 = 16 Tabulasi data dan rentang nilai masing-masing responden setelah diurutkan dapat dilihat di lampiran A_9. Berdasarkan data hasil kuesioner di atas dapat disusun tabel distribusi frekuensi sebagai berikut: Tabel 29. Distribusi Frekuensi Kepuasan Karyawan Terhadap Penciptaan Iklim Yang Mendorong Timbulnya Motivasi Kelas Interval Kelompok Pasien Frekuensi Frekuensi Kumulatif Kategori 13 – 16 4 0,23 Sangat Puas 9 – 12 11 0,65 Puas 5 – 8 2 0,12 Kurang Puas 0 – 4 Tidak Puas Jumlah 17 1 Sumber: Data diolah Berdasarkan pada tabel distribusi frekuensi di atas dapat diketahui bahwa 23 karyawan merasa sangat puas, 65 merasa puas dan 12 merasa kurang puas. Kepuasan karyawan terhadap penciptaan iklim yang mendorong timbulnya motivasi dalam kuesioner diantaranya dapat berupa ketanggapan terhadap keinginan dan kebutuhan pegawai, keterlibatan karyawan dalam proses pengambilan keputusan, pemberian motivasi kepada karyawan untuk mengembangkan kreativitas dan inisiatif, pemberian penghargaan bagi karyawan yang berprestasi. Penghargaan tersebut tidak selalu berupa uang tetapi dapat berbentuk pujian atau sanjungan sebagai ungkapan pengakuan dan penghargaan atas prestasi yang telah dicapai. Dari tabel di atas dapat diketahui rata-rata skornya adalah sebesar 11,88 yang artinya karyawan merasa puas. Hal ini mengindikasikan bahwa kepuasan karyawan terhadap penciptaan iklim yang mendorong timbulnya motivasi di Puskesmas Kayu Putih adalah baik. e. Kepuasan Karyawan Terhadap Kemampuan Sistem Informasi Strategi ini diukur dengan menggunakan satu ukuran, yaitu karyawan dapat mengakses semua informasi yang dibutuhkan. Hasil kuesioner dianalisa berdasarkan pada total skor yang diperoleh masing-masing responden. Skor maksimum yang mungkin diperoleh = 4 x 2 = 8 Skor minimum yang mungkin diperoleh = 0 x 2 = 0 Rentang Nilai = 8 – 0 = 8 Tabulasi data dan rentang nilai masing-masing responden setelah diurutkan dapat dilihat di lampiran A_10. Berdasarkan data hasil kuesioner di atas dapat disusun tabel distribusi frekuensi sebagai berikut: Tabel 30. Distribusi Frekuensi Kepuasan Karyawan Terhadap Kemampuan Sistem Informasi Kelas Interval Kelompok Pasien Frekuensi Frekuensi Kumulatif Kategori 7 – 8 4 0,23 Sangat Puas 5 – 6 11 0,65 Puas 3 – 4 2 0,12 Kurang Puas 0 – 2 Tidak Puas Jumlah 17 1 Sumber: Data diolah Berdasarkan pada tabel distribusi frekuensi di atas dapat diketahui bahwa 23 karyawan merasa sangat puas, 65 merasa puas dan 12 merasa kurang puas. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI Kemampuan sistem informasi yang dimaksudkan adalah karyawan dapat mengakses semua informasi yang dibutuhkan, serta informasi yang berhubungan dengan pekerjaan diberikan dengan jelas. Rata-rata skornya adalah 6,18 yang artinya karyawan merasa puas. Hal ini mengindikasikan bahwa kepuasan karyawan terhadap kemampuan sistem informasi di Puskesmas Kayu Putih adalah baik. C. Penilaian Kinerja Puskesmas Kayu Putih Berdasarkan Empat Perspektif Dalam Metode Balanced Scorecard 1. Perspektif Keuangan Data yang digunakan untuk menilai kinerja Puskesmas Kayu Putih berdasarkan perspektif keuangan adalah data primer yang bersumber pada laporan keuangan periode 2012–2015 yang dinilai baik. Berdasarkan pada rasio Laba Terhadap Pelayanan, Laba Terhadap Aktiva, dan Laba Terhadap Ekuitas dari laporan keuangan Puskesmas dinilai baik dan sudah stabil, karena setoran pendapatan ke Dinas Kesehatan Kota mengalami peningkatan selama empat tahun terakhir. 2. Perspektif Pelanggan Data yang digunakan untuk menilai kinerja Puskesmas Kayu Putih berdasarkan perspektif pelanggan adalah data primer yang diperoleh melalui kuesioner yang telah dibagikan kepada pasien maupun kepada keluarga pasien. Ukuran strategi yang digunakan adalah pelayanan jasa yang diberikan, kecepatan dan ketepatan waktu pelayanan, fasilitas yang memadai, ketrampilan dari dokter dan perawat, retensi pelanggan dan PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI akuisisi pelanggan. Penilaian kinerja ini ditentukan berdasarkan kriteria berikut: Tabel 31. Kriteria Penilaian Ukuran Strategik Berdasarkan Perspektif Pelanggan Kategori Skor Kriteria Penilaian Kinerja Sangat Puas 4 Sangat Baik Puas 3 Baik Kurang Puas 2 Kurang Baik Tidak Puas 1 Tidak Baik Berikut ini adalah penilaian kinerja Puskesmas Kayu Putih dengan perspektif pelanggan, berdasarkan pada kriteria yang telah ditentukan di atas. Tabel 32. Penilaian Kinerja Puskesmas Kayu Putih Berdasarkan Perspektif Pelanggan No Ukuran Strategik Kategori Skor Kriteria Penilaian Kinerja 1 Pelayanan jasa yang diberikan Sangat Puas 4 Sangat Baik 2 Kecepatan dan ketepatan waktu pelayanan Puas 3 Baik 3 Fasilitas yang memadai Puas 3 Baik 4 Ketrampilan dokter dan perawat Sangat Puas 4 Sangat Baik 5 Retensi pelanggan Kurang Baik 2 Kurang Baik 6 Akuisisi pelanggan Kurang Baik 2 Kurang Baik Rata-Rata Skor 3 Baik Berdasarkan pada tabel penilaian kinerja Puskesmas Kayu Putih di atas dapat diketahui bahwa kinerja Puskesmas menurut perspektif pelanggan adalah baik, karena Puskesmas memberi kenyamanan bagi pasien yang menjalani pengobatan di Puskesmas, sistem administrasi dan keuangan yang mudah, dan keramahan pelayanan semua karyawan yang ada PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI sehingga memberi nilai tambah bagi kepuasan pasien pada pelayanan jasa yang diberikan Puskesmas. Selain itu, adanya nilai tambah bagi kepuasan pasien selama menjalani pengobatan di Puskesmas Kayu Putih atas pemeriksaan yang dilakukan oleh dokter, tanggapan dan jawab dari perawat dan dokter atas keluhan pasien, kecepatan pelayanan yang dilakukan perawat, fasilitas yang sesuai, dan ketrampilankecekatan perawat dalam melayani pasien. Namun penilaian kinerja Puskesmas berdasarkan perspektif pelanggan ini, Puskesmas belum bisa mendapatkan skor penilaian yang maksimal. Hal ini dikarenakan tingkat kemampuan Puskesmas dalam mempertahankan pasien dan menarik pasien baru dinilai masih kurang baik. 3. Perspektif Proses Bisnis Internal Data yang digunakan untuk menilai kinerja Puskesmas Kayu Putih berdasarkan perspektif proses bisnis internal adalah data primer yang diperoleh melalui wawancara yang dilakukan peneliti kepada kepala Puskemas dan kepala tata usaha Puskesmas. Perspektif proses bisnis internal dinilai melalui proses inovasi, proses operasi, dan proses purna jual atau proses penyampaian program pelayanan kesehatan atau jasa pada pasien. Dari analisis kinerja Puskesmas Kayu Putih untuk ketiga proses tersebut semuanya sudah memiliki hasil penilaian yang baik, untuk itu secara keseluruhan kinerja Puskesmas Kayu Putih berdasarkan perspektif proses bisnis internal dinilai sangat baik. Proses inovasi sudah dilakukan oleh Puskesmas Kayu Putih dalam memberikan jasanya yaitu jasa pelayanan kesehatan. Jasa pelayanan kesehatan yang diberikan Puskesmas sudah sesuai dengan kebutuhan pasiennya. Jasa pelayanan kesehatan yang disediakan Puskesmas tidak hanya diberikan kepada pasien di dalam gedung Puskesmas, tetapi pelayanan kesehatan dari Puskesmas Kayu Putih juga disediakan kepada masyarakat dan beberapa sekolah yang berada di wilayah kerja Puskesmas Kayu Putih di luar gedung Puskesmas. Jasa pelayanan kesehatan Puskesmas Kayu Putih di luar geduang merupakan bentuk kegiatan atau program-program pelayanan kesehatan yang wajib dilakukan oleh Puskesmas Kayu Putih. Ketepatan waktu dan rutinnya pelaksanaan kegiatan atau program-program pelayanan kesehatan yang dilakukan oleh Puskesmas Kayu Putih di luar gedung kepada masyarakat dan beberapa sekolah yang berada di wilayah kerjanya Puskesmas merupakan nilai tambah bagi kepuasan pasien kepada kinerja Puskesmas Putih. Selain itu, Puskesmas Kayu Putih juga mampu menyediakan persedian obat-obatan yang selalu diperbaharui atau di update sesuai dengan keperluan pasien dan level dosis yang telah ditentukan untuk seluruh Puskesmas yang di Indonesia. Pada proses operasi, Puskesmas Kayu Putih selalu berupaya untuk memperlancar proses penyampaian jasa pelayanan kesehatan secara efisien dan tepat waktu. Puskesmas Kayu Putih selalu berusaha untuk bisa melayani dan menyediakan pelayanan kesehatan yang baik sesuai dengan PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI kebutuhan pasien. Selain itu, usaha Puskesmas untuk memperlancar proses operasi ini dapat dilihat dari usaha Puskesmas untuk selalu melakukan kerja sama dengan Kader kesehatan posyandu pada beberapa lokasi yang merupakan wilayah kerja Puskesmas dan juga dengan beberapa sekolah yang ada pada wilayah kerja Puskesma Kayu Putih. Sehingga kegiatan atau program-program pelayanan kerja yang telah direncanakan Puskesmas dapat berjalan dengan baik dan secara rutin setiap bulannya. Pada proses purna jual atau proses penyampaian program pelayanan kesehatan atau jasa pada pasien, Puskesmas Kayu Putih selalu siap menerima kritik dan saran apabila selama proses pelayanan kepada pasien yang belum sesuai dengan harapan dan kebutuhan pasien. Berdasarkan hasil wawancara dengan kepala Puskesmas, selama ini belum ada keluhan yang diterima oleh karyawan dari para pasien. Jika kedepannya ada suatu keluhan, kritik, dan saran yang diterima oleh karyawan, tentunya akan segera ditindaklanjuti oleh Puskesmas untuk perbaikan. Meskipun dari hasil kuesioner pasien diketahui ada hasil yang mengatakan bahwa kepuasan pasien terhadap kecepatan dan keramahan beberapa karyawan atau perawat masih kurang, hal ini dapat terjadi karena tidak tersampaikannya secara utuh keluhan pasien tersebut kepada karyawan. Oleh sebab itu, alangkah baiknya jika setiap keluhan yang ada, baik kecil maupun besar, harus tetap disampaikan. Mungkin faktor yang dapat mendorong keleluasan pasien dalam menyampaikan keluhan yaitu dengan menyediakan ruang bagi pasien untuk menyampaikan keluhan tersebut PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI secara terbuka dan langsung. Ruang yang dimaksudkan adalah dengan menyediakan kotak kritik dan saran di ruang tunggu pasien di Puskesmas ataupun melalui website yang tentunya disertai dengan adanya publikasi mengenai hal ini. 4. Perspektif Pertumbuhan dan Pembelajaran Data yang digunakan untuk mengukur kinerja Puskesmas Kayu Putih berdasarkan perspektif pertumbuhan dan pembelajaran adalah data primer yang diperoleh melalui kuesioner yang ditujukan kepada karyawan. Ukuran strategi yang digunakan adalah peningkatan kepuasan kerja, pengembangan karyawan, penciptaan iklim yang mendorong motivasi, dan kemampuan sistem informasi. Berikut ini adalah penilaian kinerja Puskesmas Kayu Putih berdasarkan perspektif pertumbuhan dan pembelajaran, berdasarkan pada kriteria yang telah ditentukan. Tabel 33. Penilaian Kinerja Puskesmas Kayu Putih Berdasarkan Perspektif Pertumbuhan dan Pembelajaran No Ukuran Strategik Kategori Skor Kriteria Penilaian Kinerja 1 Peningkatan kepuasan kerja Puas 3 Baik 2 Pengembangan karyawan Puas 3 Baik 3 Penciptaan iklim yang mendorong motivasi Puas 3 Baik 4 Kemampuan sistem informasi Puas 3 Baik Rata-Rata Skor 3 Baik Berdasarkan tabel penilaian kinerja Puskesmas Kayu Putih di atas dapat diketahui bahwa kinerja Puskesmas berdasarkan perspektif pertumbuhan dan pembelajaran adalah baik. Puskesmas Kayu Putih melakukan PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI pengembangan karyawan dengan cara memberikan pelatihan atau training kepada karyawan dan juga rutin memberikan konsultasi kepada karyawannya. Semakin banyak pelatihan yang diberikan tentunya akan menambah ketrampilan karyawan yang berujung pada peningkatan kepuasan pasien. Dalam hal penciptaan iklim yang mendorong motivasi dalam Puskesmas ini juga dinilai baik karena Puskesmas telah tanggap terhadap kebutuhan pegawai dan dalam hal pemberian penghargaan kepada karyawan yang rajin dan berprestasi. Diharap pihak Puskesmas dapat terus mempertahankan atau bahkan lebih meningkatkan lagi pemberian motivasi kepada karyawannya agar dapat memberikan dorongan untuk bekerja dengan lebih baik yang dapat meningkatkan kepuasan pasien. Dalam strategi kemampuan sistem informasi pada Puskesmas Kayu Putih sudah dapat dikatakan baik karena karyawan dapat mengakses semua informasi yang dibutuhkan dan informasi yang berhubungan dengan pekerjaan yang sudah diberikan dengan jelas. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 110

BAB VI PENUTUP