Teknik Analisis Data METODE PENELITIAN

46

H. Teknik Analisis Data

Data yang diperoleh dalam penelitian ini terdiri dari data keuangan dan non keuangan yang terdapat dalam 4 perspektif dalam metode Balanced Scorecard. 1. Perspektif Keuangan Merupakan pengukuran kinerja yang ditinjau dari sudut pandang keuangan periode tahun 2012-2015 yang berdasarkan pada rasio-rasio, sebagai berikut Gaspersz 2005: a. Net Profit Margin NPM Net Profit Margin dapat dihitung dengan rumus. NPM = x 100 Dimana: - Laba Bersih Setelah Pajak: dihitung dengan selisih pendapatan atas pengeluaran yang diperoleh dari setoran pendapatan Puskesmas ke Dinas Kesehatan Kota. - Total Pendapatan: dihitung dengan jumlah realisasi anggaran dana yang diterima Puskesmas untuk semua kegiatan operasional Puskesmas atau dalam memberikan pelayanan kesehatan kepada pasien yang tidak menggunakan kartu BPJS dan KTP maupun kepada pasien yang menggunakan Jasa Pelayanan BPJSJKN. 47 Menurut Mahsun 2006 rumus NPM pada organisasi sektor publik menjadi. Laba Terhadap Pelayanan = x 100 Semakin meningkatnya tingkat rasio NPM Laba Terhadap Pelayanan maka semakin baik kinerja Puskesmas dalam menghasilkan setoran pendapatan yang dihasilkan dari pelayanan yang diberikan, sebaliknya jika trend rasio menurun maka akan dinilai kurang baik. b. Return On Asset ROA Return On Asset dapat dihitung dengan rumus. ROA = x 100 Dimana: - Laba Bersih Setelah Pajak: dihitung dengan selisih pendapatan atas pengeluaran yang diperoleh dari setoran pendapatan Puskesmas ke Dinas Kesehatan Kota. - Total Aset: dihitung dengan jumlah aset lancar maupun aset tidak lancar aktivaharta yang dimiliki Puskesmas, seperti kas tunai, kas bank, peralatan kesehatan Puskesmas, dan lain-lain. Menurut Mahsun 2006 rumus ROA pada organisasi sektor publik menjadi. Laba Terhadap Aktiva = x 100 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 48 Apabila rasio ROA Laba Terhadap Aktiva meningkat maka semakin baik kinerja Puskesmas dalam memanfaatkan seluruh sumber dayanya, sebaliknya jika trend rasio menurun maka akan dinilai kurang baik. c. Return On Equity ROE Return On Equity dapat dihitung dengan rumus. ROE = x 100 Dimana: - Laba Bersih Setelah Pajak: dihitung dengan selisih pendapatan atas pengeluaran yang diperoleh dari setoran pendapatan Puskesmas ke Dinas Kesehatan Kota. - Modal Sendiri: dihitung dengan dana Bantuan Operasional Kesehatan BOK yang terdiri dari beberapa bantuan dana seperti JAMKESMAS, JAMPERSAL, APBD, dan BPJS yang diterima oleh Puskesmas. Menurut Mahsun 2006 rumus ROE pada organisasi sektor publik menjadi. Laba Terhadap Ekuitas = x 100 Semakin tinggi nilai persentase ROE Laba Terhadap Ekuitas maka semakin baik kinerja Puskesmas, karena itu berarti bahwa jasa pelayanan kesehatan memberikan pengembalian hasil yang menguntungkan bagi pemerintah yang memberikan dana bantuan operasional kesehatan kepada pihak Puskesmas, sebaliknya jika trend rasio menurun maka akan dinilai kurang baik. 49 2. Perspektif Pelanggan Data yang dibutuhkan dalam penelitian ini untuk pengukuran kinerja pada perspektif pelanggan adalah data primer. Data primer diperoleh melalui kuesioner yang dibagikan kepada pasien yang berobat. Hasil kuesioner dianalisa berdasarkan pada total skor yang diperoleh dari masing-masing responden. Data pengisian kuesioner diubah menjadi data kuantitatif dengan memberikan skor masing-masing pilihan jawaban dengan skala Likert seperti yang dikemukakan oleh Sugiyono dalam Oktaviana 2015, sebagai berikut: Tabel 1. Skala Likert Positif NO KETERANGAN SKOR 1 Sangat Setuju 4 2 Setuju 3 3 Tidak Setuju 2 4 Sangat Tidak Setuju 1 5 Tidak Tahu Sumber: Sugiyono dalam Oktaviana 2015 Tabel 2. Skala Likert Negatif NO KETERANGAN SKOR 1 Tidak Tahu 2 Sangat Setuju 1 3 Setuju 2 4 Tidak Setuju 3 5 Sangat Tidak Setuju 4 Sumber: Sugiyono dalam Oktaviana 2015 Pengukuran kinerja Puskesmas Kayu Putih dapat diukur dari perspektif pelanggan berdasarkan pada hasil kuesioner yang diperoleh dari pasien yang berobat di Puskesmas Kayu Putih. Kuesioner yang dibagikan terdiri dari beberapa pernyataan. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 50 3. Perspektif Proses Bisnis Internal Data yang dibutuhkan dalam penelitian ini untuk pengukuran kinerja pada perspektif proses bisnis internal adalah data primer yang dapat diperoleh melalui hasil wawancara langsung dengan kepala Puskesmas dan kepala tata usaha Puskesmas. Tujuan dari wawancara ini adalah untuk memperoleh informasi mengenai kebijakan-kebijakan yang ada di dalam Puskesmas yang sekiranya dapat digunakan sebagai penunjang untuk terwujudnya proses inovasi, proses operasional dan penyampaian program pelayanan kesehatan atau jasa pada pasien. a. Indikator yang digunakan untuk menilai proses inovasi adalah sebagai berikut: 1 Baik: Jika Puskesmas sudah mampu menyediakan kegiatan atau program-program pelayanan kesehatan bagi para pengunjung atau pasien yang berobat maupun bagi penduduk dalam wilayah kerja Puskesmas Kayu Putih. 2 Tidak Baik: Jika Puskesmas belum mampu menyediakan kegiatan atau program-program pelayanan kesehatan bagi para pengunjung atau pasien yang berobat maupun bagi penduduk dalam wilayah kerja Puskesmas Kayu Putih. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 51 b. Indikator yang digunakan untuk menilai proses operasi adalah sebagai berikut: 1 Baik: Jika proses penyampaian jasa pelayanan kesehatan kepada pengunjung atau pasien yang berobat maupun bagi penduduk dalam wilayah kerja Puskesmas Kayu Putih sudah cepat dan tepat waktu. 2 Tidak Baik: Jika proses penyampaian jasa pelayanan kesehatan kepada pengunjung atau pasien yang berobat maupun bagi penduduk dalam wilayah kerja Puskesmas Kayu Putih belum cepat dan tepat waktu. c. Indikator yang digunakan untuk menilai proses penyamapaian program pelayanan kesehatan atau jasa pada pasien adalah sebagai berikut: 1 Baik: Jika proses terhadap masukan atau saran dari karyawan maupun dari pasien dan penduduk dalam wilayah kerja Puskesmas Kayu Putih segera ditindaklanjuti. 2 Tidak Baik: Jika proses terhadap masukan atau saran dari karyawan maupun dari pasien dan penduduk dalam wilayah kerja Puskesmas Kayu Putih lambat untuk ditindaklanjuti. Setelah mengamati dan menentukan hasil dari masing-masing proses pada perspektif bisnis internal, peneliti kemudian mencoba untuk membuat penilaian untuk menentukan nilai dari perspektif proses bisnis internal secara keseluruhan, sebagai berikut: a. Kinerja Sangat Baik : Jika ketiga proses dalam perspektif bisnis internal semua dinilai baik. 52 b. Kinerja Baik : Jika ada salah satu dari ketiga proses dalam perspektif bisnis internal yang dinilai tidak baik. c. Kinerja Cukup Baik : Jika hanya ada satu dari ketiga proses dalam perspektif bisnis internal yang dinilai baik. d. Kinerja Tidak Baik : Jika ketiga proses dalam perspektif bisnis internal semua dinilai tidak baik. 4. Perspektif Pertumbuhan dan Pembelajaran Pengukuran kinerja dari perspektif ini mengidentifikasi strategi yang harus dibangun dalam menciptakan pertumbuhan dan peningkatan kinerja jangka panjang pada Puskesmas Kayu Putih. Pengukuran kinerja pada persektif ini dapat diperoleh dari hasil kuesioner yang dibagikan kepada responden. Skala yang digunakan untuk kuesioner adalah skala Likert. Skala Likert yang digunakan untuk mengukur respon subjek ke dalam 4 skala dengan interval yang sama. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 53

I. Penentuan Kriteria Penilaian Kinerja

Penentuan kriteria penilaian kinerja masing-masing ukuran strategik 1. Data Primer Penilaian data primer yang bersumber dari responden dilaksanakan berdasarkan pada kriteria sebagai berikut: Tabel 3. Kriteria Penilaian Kinerja untuk Data Primer kuesioner Kategori Skor Penilaian Kinerja Sangat puas 4 Sangat Baik Puas 3 Baik Kurang puas 2 Kurang Baik Tidak puas 1 Tidak Baik Sumber: Sugiyono 2001 dalam Oktaviana 2015 2. Data Sekunder Data sekunder yang dibutuhkan bersumber pada laporan keuangan yang dimiliki Puskesmas dengan periode tahun 2012-2015. Penilaian ukuran strategik perspektif keuangan ditentukan berdasarkan peningkatan atau penurunan tren rasio keuangan Oktaviana 2015. Kinerja keuangan suatu perusahaan atau organisasi dapat dikatakan baik jika terdapat peningkatan rasio dan dapat dikatakan buruk jika rasio yang diperoleh dari laporan keuangan tersebut mengalami penurunan. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 54

BAB IV GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN