Faktor yang mempengaruhi stres Reaksi terhadap Stres

17 atau khawatir tentang lebih banyak memungkinkan perubahan yang akan dihadapi di masa yang akan datang. Bagaimanapun, stres telah ada sejak awal keberadaan species kita dan telah menjadi bagian dari kehidupan kita. Kita tidak mungkin hidup tanpa stres, tapi kita juga harus belajar untuk hidup bersamanya. Kesimpulan yang dapat diambil berdasarkan penjabaran sebelumnya adalah bahwa sumber stres sering diartikan sebagai suatu jenis stimulus tertentu, baik bersifat fisik maupun psikologis, yang mengakibatkan suatu tuntutan atas diri kita yang mengancam kesejahteraan kita dan menuntut kita untuk beradaptasi dengan cara tertentu. Bentuk- bentuk sumber stres antara lain ada empat macam yaitu; krisis, frustrasi, konflik, dan tekanan.

3. Faktor yang mempengaruhi stres

Terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi apakah suatu stimulus dari lingkungan menyebabkan stres atau tidak bagi seseorang Handoyo, 2001. a. Faktor pertama adalah proses penilaian kognitif, yaitu proses yang memungkinkan individu untuk mengevaluasi apakah stimulus yang diterimanya relevan dengan kemampuannya Folkman dalam handoyo, 2001. Korshin 1976 menyatakan bahwa proses kognitif adala h proses mental dalam menilai stressor serta kemampuan diri untuk mengatasi stressor. Hal inilah yang menyebabkan adanya individual 18 differences dimana sesuatu yang dianggap sebagai sebuah stressor oleh seseorang individu belum tentu merupakan stressor bagi individu lain. b. Kedua adalah self control, faktor ini berkaitan dengan bagaimana seseorang memberikan respon atas sebuah stimulus yang ia terima dari lingkungan. Lebih tepatnya, hal ini berhubungan dengan kemampuan penyesuaian diri. c. Yang ketiga adalah dukungan sosial yang menjadi bagian penting dalam upaya untuk menanggulangi stres. Dukungan sosial adalah sebagai kesenangan, bantuan, atau keterangan yang diterima seseorang melalui hubungan formal dangan yang lain atau kelompok Suwarto, 1996.Selye 1976 memperkuat pendapat tersebut dengan menyatakan bahwa dukungan sosial dapat mengurangi perasaan tertekan dan ketidakpuasan pada saat seseorang dihadapkan pada tekanan. Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa faktor yang mempengaruhi stres adalah penilaian kognitif, self control, dan dukungan sosial.

4. Reaksi terhadap Stres

Munculnya stres akan menimbulkan konsekuensi tertentu pada seseorang secara umum, Luthans 1985 membagi reaksi terhadap stres menjadi tiga kategori. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 19 a. Deviasi Fisiologis Cox dalam Handoyo, 2001 mengungkapkan bahwa stres dapat menyebabkan gangguan pada kesehatan fisik yang berupa penyakit yang sudah diderita sebelumnya, atau menjadi memicu timbulnya penyakit tertentu. Costello dalam Ariyani, 1998 membagi terganggunya pola-pola normal dari aktivitas fisiologis menjadi dua jenis, yaitu: 1 Simptom Otot Skeletal, meliputi ketegangan, kegoncangan, kelemahan, dan rasa sakit. 2 Simptom Organ Dalam, meliputi detak jantung yang semakin cepat, kencing berlebihan, sakit perut, nafas pendek-pendek. Sejalan dengan Costello et.al., Atkinson, dan Colleman dalam Iswinarti Haditono, 1999 merinci reaksi fisiologis ini melalui gejala fisik seperti pusing, sakit kepala, capai, lelah, sakit perut, mual- mual, berdebar-debar, dada sakit, dan keluar keringat dingin. Braham dalam Handoyo, 2001 meringkas gejala stres dalam bentuk sulit tidur atau tidur tidak teratur, sakit kepala, sulit buang air besar, adanya gangguan pencernaan, radang usus, kulit gatal-gatal, punggung terasa sakit, berubah selera makan, tekanan darah tinggi, atau serangan jantung, dan kehilangan energi. 20 b. Deviasi Psikologis Secara garis besar, terganggunya fungsi psikologis dari individu yang menderita stres dapat dibagi dalam dua kategori: 1 Reaksi Emosional Menurut Braham dalam Handoyo, 2001 individu yang mengalami stres biasanya menampakkan gejala seperti marah- marah, mudah tersinggung, dan terlalu sens itif, gelisah dan cemas, suasana hati mudah berubah- ubah, sedih, mudah menangis dan depresi, gugup, agresif terhadap orang lain dan bermusuhan serta kelesuan mental. Cox dalam Handoyo, 2001 mendeskripsikan reaksi ini berupa kegelisahan, agresi, kelesua n, kebosanan, depresi, kelelahan, kekecewaan, kehilangan kesabaran dan harga diri yang rendah. 2 Reaksi Kognitif Braham dalam Handoyo, 2001 menyebut kategori ini sebagai gejala intelektual yang meliputi mudah lupa, kacau pikiran, daya ingat menurun, sulit berkonsentrasi, suka melamun berlebihan, pikiran hanya dipenuhi satu pikiran saja. Menurut Cox dalam Handoyo, 2001 konsekuensi kognitif ini berupa ketidakmampuan mengambil keputusan, kurangnya konsentrasi dan peka terhadap ancaman. 21 c. Deviasi Perilaku Penyimpangan pada perilaku ini juga bisa dirinci dalam dua bagian, yaitu: 1 Perilaku Secara Personal Penyimpangan perilaku ini lebih tertuju pada diri individu secara pribadi. Cox dalam Handoyo, 2001 melihat gejala peningkatan komsumsi alkohol dan rokok, tidak nafsu makan atau bahkan makan berlebihan, penyalahgunaan obat-obat, menurunnya semangat untuk berolahraga yang berakibat pada pola diet dan timbulnya beberapa penyakit. 2 Perilaku Secara Interpersonal Pada kategori ini, penyimpangan perilaku lebih mengarah pada hubungan individu dalam hubungan dengan orang lain. Braham dalam Handoyo, 2001 menyebutkan adanya sikap acuh dan mendiamkan orang lain, menurunkan kepercayaan terhadap orang lain, mudah mengingkari janji pada orang lain, senang mencari kesalahan orang lain atau menyerang dengan kata-kata, menutup diri secara berlebihan, dan mudah menyalahkan orang lain. Berdasarkan uraian di atas, maka ditarik sebuah sebuah kesimpulan bahwa reaksi stres adalah keadaan yang terjadi sebagai respon dari individu terhadap tuntutan lingkungan. Ada tiga jenis reaksi terhadap stres yaitu Fisiologi, Psikologi, dan Perilaku 22

5. Coping stres