Perkembangan Seksual Remaja Kajian tentang Remja

26 i. Menyusun nilai-nilai kata hati yang sesuai dengan gambaran dunia, yang diperoleh dari ilmu pengetahuan yang memadai. Dari beberapa pendapat di atas, dapat dilihat bahwa tugas perkembangan masa remaja sangat beragam antara lain, mencapai hubungan yang baru dan lebih masak dengan teman sebaya baik sesama jenis maupun lawan jenis, menerima keadaan jasmani sesuai jenis kelaminnya dan belajar seperti kaumnya, memperoleh kebebasan emosional dari orang tua dan orang dewasa lainnya, mampu mencapai kemandirian emosional dan mengembangkan konsep serta keterampilan intelektualnya, memperoleh rangkaian sistem nilai dan etika sebagai pedoman perilaku mengembangkan perilaku tanggungjawab sosial yang diperlukan untuk memasuki dunia dewasa, dan mempersiapkan diri untuk memasuki perkawinan dan kehidupan keluarga.

4. Perkembangan Seksual Remaja

Menurut Monks 1998: 219 masa remaja memiliki perkembangan kepribadian yang khusus, dan memiliki tempat yang tidak jelas dalam proses perkembangan seseorang. Remaja ada diantara anak dan orang dewasa. Meskipun antara masa kanak-kanak dan masa remaja tidak terdapat batas yang jelas, namun nampak adanya suatu gejala timbulnya seksualitas genital, hingga masa remaja ini atau setidak-tidaknya permulaan masa tersebut juga disebut masa pubertas yang berlangsung antara usia 12-16 tahun pada anak laki-laki, dan 11-15 tahun anak wanita. Singgih D. Gunarsa 1991: 81, mengartikan masa pubertas sebagai masa peralihan dari masa anak sampai tercapainya kematangan fisik, yakni dari umur 12 tahun sampai 15 tahun. Pada masa ini terutama terlihat perubahan- 27 perubahan jasmaniah berkaitan dengan proses kematangan jenis kelamin. Terlihat juga adanya perkembangan psikososial berhubungan dengan berfungsinya seseorang dalam lingkungan sosialnya, yakni dengan melepaskan diri dari ketergantungan pada orang tua, pembentukan rencana hidup dan pembentukan sistema nilai-nilai. Di antara perubahan-perubahan fisik itu, yang terbesar pengaruhnya pada perkembangan jiwa remaja adalah pertumbuhan tubuh badan menjadi makin panjang dan tinggi, mulai berfungsinya alat-alat reproduksi ditandai dengan haid pada wanita dan mimpi basah pada laki-laki dan tanda-tanda seksual sekunder yang tumbuh Sarlito W. S., 2002: 144. Pertumbuhan badan anak menjelang dan selama masa remaja ini menyebabkan munculnya tanggapan masyarakat yang berbeda. Remaja diharapkan dapat memenuhi tanggungjawab orang dewasa, tetapi berhubung antara pertumbuhan fisik dan pematangan psikisnya masih ada jarak yang cukup lebar, maka kegagalan yang sering dialami remaja dalam memenuhi tuntutan sosial ini menyebabakan frustrasi dan konfilk-konflik batin pada remaja yang muncul bila tidak ada pengertian pada pihak dewasa Monks, 1998: 268. Di sisi lain, Hurlock 1980: 261 menyebutkan bahwa terjadinya perkembangan fisik yang cepat disertai dengan cepatnya perkembangan mental, menimbulkan perlunya penyesuaian mental dan perlunya membentuk sikap, nilai dan minta baru. Salah satu minat yang mulai berkembang pada masa remaja adalah minat terhapad seks dan perilaku seksual. 28 Meningkatnya minat terhadap seks membuat remaja selalu berusaha mencari lebih banyak informasi mengenai seks. Remaja berusaha mencari berbagai sumber informasi yang mungkin dapat diperoleh, misalnya karena lingkungan sekolah atau perguruan tinggi yang tidak memungkinkan remaja untuk berbicara lebih banyak tentang seks, maka remaja cenderung akan membahas dengan teman-teman mereka, buku-buku tentang seks, atau mengadakan percobaan dengan jalan masturbasi, bercumbu, atau bersenggama Hurlock, 1980: 264. Bersamaan dengan itu, remaja dihadapakan pula pada permasalah baru seputar pemasakan seksual bio-seksualnya. Pada umumnya pemasakan fisik menimbulkan kemungkinan-kemungkinan baru untuk melakukan sesuatu hal yang baru, namun, tidak demikan dalam hal seksualitas. Remaja tidak dapat segera melakukan tingkah laku seksual, karena adanya norma-norma agama dan norma-norma sosial yang hanya memperbolehkan hubungan seksual dalam perkawinan. Hal ini menimbulkan ketegangan-ketegangan pada remaja Monks, 1998: 272. Menurut Singgih D. Gunarsa 1991: 85, pengertian seksual tidaklah terbatas pada masalah fisik saja seperti misalnya pertumbuhan rambut pada daerah kemaluan, perubahan suara, perkembangan kelenjar keringat dan lain sebagainya; melainkan juga secara psikis di mana perasaan ingin tahu anak terhadap masalah-masalah seksual makin intens. Di samping itu mulai ada dorongan untuk mendapatkan belaian-balaian kasih sayang dari lawan jenis. 29 Salah satu ciri remaja adalah nampak adanya suatu gejala timbulnya seksualitas yang ditandai dengan adanya masa pubertas, yaitu menstruasi pada wanita dan mimpi basah pada laki-laki. Selain itu, terjadi pertumbuhan sekunder pada alat kelamin seperti mulai tumbuh bulu-bulu halus di sekitar kemaluan, perubahan suara, buah dada membesar, serta pertumbuhan panjang dan tinggi badan pada saat ini mengalami puncaknya. Meskipun pada masa puber ini minat remaja terhadap seks menjadi semakin tinggi, namun mereka tidak dapat segera melakukan tingkah laku seksual, karena adanya norma- norma agama dan norma-norma sosial yang hanya memperbolehkan hubungan seksual dalam perkawinan. Di samping itu juga mulai ada dorongan untuk mendapatkan belaian-balaian kasih sayang dari lawan jenis.

C. Kajian tentang Pernikahan