122 dengan cara bergaul ke tetangga di sekitar rumahnya. RB sendiri
sadar jika dirinya terpuruk dan stres, hal ini akan memberi pengaruh buruk untuk kandungannya. RB masih merasa bersalah terhadap
orang tuanya, maka dari itu RB kini lebih rajin lagi dalam membantu ibunya mengerjakan pekerjaan rumah, dan RB juga lebih perhatian
pada saudara-saudaranya. RB sadar akan perbuatan dosanya dan ingin memperbaiki diri dengan rajin beribadah. RB dan TS yang
merasa canggung dengan sikap kakak pertama RB yang cuek terhadap mereka, membuat RB dan TS merasa tidak nyaman, tetapi
mereka tetap bersikap baik dan tidak membenci kakak pertamanya. RB berusaha menjaga hubungan baik antara dirinya dan
tetangga sekitar rumahnya. RB merasa perlu memperbaiki nama baik keluarganya dengan bersikap baik, sopan, dan bersosialisasi yang
baik dengan tetangga. RB pun merasa senang dengan sikap positif, baik dari keluarganya maupun dari tetangga-tetangganya yang tetap
bisa menerima dan memberi dukungan pada dirinya. RB cukup puas pada dirinya sendiri yang bisa bangkit dari masalah dan ingin
memperbaiki diri. RB juga merasa bahagia karena sekarang sudah resmi menikah dan memiliki suami yang sayang pada dirinya.
b. Subjek DP
1 Latar Belakang Kehamilan di Luar Nikah yang Dialami Subjek.
Berdasarkan hasil wawancara dan pengamatan yang dilakukan peneliti terhadap subjek DP, maka dapat disimpulkan bahwa latar
123 belakang terjadinya kehamilan di luar nikah yang dialami DP adalah,
pertama DP anak yang dimanjakan orang tuanya, pergaulan DP agak dibebaskan oleh orang tuanya. Alasan yang kedua, kedua orang tua
DP sibuk bekerja sehingga kurang memperhatikan pergaulan DP, dan kurang memberi pendidikan agama yang baik pada DP. Alasan
ketiga adalah DP yang berpacaran dengan SA sering pacaran di tempat yang sepi yaitu di rumah SA dan melakukan hal-hal seperti
ciuman, pelukan, saling meraba dan merangsang pasangan saat sedang pacaran. Alasan keempat, DP dan SA terpengaruh teman-
teman mereka yang sudah sering melakukan hubungan seksual saat pacaran, dan sering menonton video dan gambar porno yang
membuat mereka semakin penasaran untuk melakukan hubungan seksual.
2 Dampak Psikologis dan Sosial bagi Remaja yang Hamil di luar
Nikah.
Saat mengetahui bahwa dirinya positif hamil, DP merasa kaget dan panik karena tidak menyangka jika dirinya benar-benar hamil,
tetapi DP dan SA tidak berfikir untuk menggugurkan kandungannya. Mereka memilih untuk mempertanggungjawabkan perbuatannya
dengan menikah. DP dan SA sama-sama merasa sudah cukup dewasa untuk menikah, sehingga keduanya tidak ragu untuk
menikah. DP tidak merasa terlalu malu dengan kejadian hamil di luar nikah yang dialaminya karena sudah banyak teman dan
124 tetangganya yang mengalami hal tersebut. DP juga tidak merasa
berdosa dengan perbuatannya, dan tidak berusaha memperbaiki diri dengan mendekatkan diri pada Allah. Setelah menikah, DP berhenti
bekerja sementara SA yang pekerjaanya belum mapan membuat DP kebingungan masalah ekonominya. Selain itu, karena sudah tidak
bekerja lagi, pergaulan DP di luar jadi tidak sebebas dulu, hal ini membuat DP sering merasa jenuh dan kesepian di rumah. Budhe DP
yang tidak suka dengan SA dan tidak setuju dengan pernikahan DP dengan SA, sikapnya sinis pada DP dan SA. Budhe DP juga sering
menceritakan keburukan SA yang tidak berpenghasilan tetap kepada tetangga-tetangga sehingga ada beberapa tetangga yang sikapnya
jadi sinis, tidak suka dan cuek pada DP, hal ini membuat DP sempat cekcok mulut dengan budhenya, emosinya juga tidak stabil, dan
hubungan dengan tetangga jadi tidak nyaman. Hubungan sosial DP dengan beberapa tetangganya pun jadi
kurang baik. DP jadi malas bergaul dengan ibu-ibu yang tidak suka pada dirinya, dan menghindari berkumpul dengan mereka karena
tidak mau ribut. DP juga menjadi lebih selektif dalam memilih teman bermain, biasanya DP berkumpul dengan ibu-ibu yang
sikapnya baik padanya dan dengan ibu-ibu muda yang dulu mengalami hamil di luar nikah juga. Selain itu karena sudah tidak
bekerja dan sering merasa jenuh, DP mengajak teman-temannya untuk main ke rumah. DP tidak terlalu suka jika sering berkumpul
125 dengan ibu-ibu yang sering bergosip dan membicarakan kejelekan
orang lain saat berkumpul.
3 Penyesuaian Sosial Remaja yang Hamil di luar Nikah.
Di usianya yang sudah 20 tahun dan sudah lulus sekolah, DP merasa sudah cukup siap untuk menikah. Bisa dikatakan hubungan
sosial DP dengan tetangga setelah DP menikah karena hamil di luar nikah menjadi kurang baik. DP jadi malas berkumpul dengan ibu-ibu
di desanya karena kebanyakan bergosip saat sedang kumpul-kumpul. DP yang merasa tidak nyaman dengan sikap beberapa tetangga yang
tidak suka dengan dirinya, dan dengan sikap budhenya yang sering menyindir-nyindir tentang suaminya SA memilih untuk bersikap
cuek dan acuh pada mereka. DP menghindari berkumpul dengan tetangga yang tidak suka dengannya dan memilih orang lain yang
tidak sinis kepadanya sebagai teman bergaul. DP juga tidak mau menambah keruh hubungannya dengan para tetangga. DP lebih
sering diam di rumah, jika dirinya bosan DP mengajak temannya untuk berkumpul di rumahnya.
Orang tua DP dan orang tua SA pada dasarnya bisa menerima dan memaafkan kesalahan anak-anaknya, hubungan DP dengan
orang tua dan mertuanya juga baik-baik saja. DP yang merasa bersalah pada orang tuanya, merasa tidak enak jika harus meminta
uang saku pada orang tuanya, sehingga meski keadaan ekonominya dan SA tidak stabil, DP dan SA berusaha mandiri secara finantial
126 dengan tidak minta uang pada orang tua mereka. DP yang sudah
menikah jadi tidak mengikuti kegiatan pemudapemudi di desanya sehingga kini dirinya lebih sering bergaul dengan ibu-ibu muda di
desanya. DP juga berhenti bekerja yang membuatnya jarang pergi- pergi dan pergaulannya terbatas tidak sebebas dulu. Hal itu membuat
DP yang merasa kurang hiburan mengajak teman-temannya untuk main ke rumah untuk ngobrol-ngobrol dengannya.
DP menyadari sikap sosialnya di masyarakat menjadi berkurang dan kurang baik dengan tetangga setelah kejadian hamil
di luar nikah. Untuk memperbaiki hubungan sosialnya dengan tetangga, DP tetap bersosialisasi tetapi lebih selektif dalam memilih
teman bergaul. DP juga tidak mau terlalu menanggapi tetangga yang tidak suka padanya karena tidak mau menambah buruk suasana. DP
merasa senang karena orang tuanya menerima pernikahannya dengan SA. DP juga bahagia bisa menikah dengan laki-laki yang dia
cintai. Selain orang tua yang mendukungnya, teman-teman DP juga bersikap baik dan memberi dukungan serta perhatian pada DP dan
DP merasa cukup senang dengan sikap baik dari teman-temannya itu. DP tidak merasa terlalu terbebani secara psikologis dengan
kejadian hamil di luar nikah yang dialaminya, karena DP merasa sudah banyak yang mengalami hal yang sama seperti dirinya. DP
pun merasa cukup puas pada dirinya sendiri yang bisa menghadapi masalah dan mengontrol emosinya dalam menghadapi sikap budhe
127 dan beberapa tetangganya, meskipun demikian DP masih merasa
kecewa dengan sikap budhe dan tetangga yang tidak suka padanya.
c. Subjek SN