Sikap Sosial. Kepuasan Pribadi.

144 sekolah yang pergaulannya tidak baik, supaya sikapnya bisa berubah jadi lebih baik. SN yang juga menyadari perbuatan dosanya, ingin mendekatkan diri pada Allah dengan menjalankan shalat yang dulu tidak dijalankannya.

c. Sikap Sosial.

Hurlock 1997: 254 mengemukakan bahwa dalam sikap sosial, apabila ingin dinilai sebagai orang yang dapat menyesuaikan diri dengan baik secara sosial, yang pertama, seseorang harus menunjukkan sikap yang menyenangkan terhadap orang lain. Subjek RB termasuk orang yang pendiam dan jarang bergaul dengan tetangga. Dengan adanya kejadian hamil di luar nikah yang dialami RB, justru RB menunjukkan sikap sosial yang lebih terbuka dengan masyarakat setelah menikah. RB merasa lebih percaya diri untuk bergaul karena statusnya yang sudah resmi menikah, selain itu adanya sikap positif dari masyarakat yang tetap baik dan menerima RB setelah mengalami hamil di luar nikah membuat RB merasa bersemangat untuk memperbaiki diri dan menghibur diri agar tidak terbebani dengan perasaan malu dan bersalahnya. DP adalah anak yang bisa dimanjakan oleh orang tuanya, dan pergaulan DP juga dibebaskan oleh orang tua. Setelah menikah, DP bersikap membatasi pergaulannya dengan cara memilih pergaulan yang membuatnya merasa nyaman. DP tidak suka berkumpul dengan ibu-ibu karena tidak suka bergosip membicarakan orang lain. DP 145 mengontrol emosinya agar tidak ribut dengan tetangga dan menambah keruh hubungannya dengan tetangga. DP juga berusaha tidak bergantung lagi secara finantial pada orang tuanya dengan tidak lagi meminta uang saku. SN memiliki sikap yang cukup menyenangkan dengan orang lain, tetapi SN dikenal oleh tetangga sebagai gadis yang memiliki pergaulan bebas yang tidak baik. Setelah mengalami hamil di luar nikah, sikap SN terhadap orang lain tetap baik dan menyenangkan, dan kini SN memilih untuk bergaul dengan lingkungan teman-teman yang baik yang bisa memberinya pengaruh positif untuk memperbaiki dirnya.

d. Kepuasan Pribadi.

Hurlock 1997: 254 mengungkapkan bahwa untuk dapat menyesuaikan diri dengan baik secara sosial, seseorang harus merasa puas terhadap kontak sosialnya dan terhadap peran yang dimainkannya dalam situasi sosial, baik sebagai pemimpin maupun sebagai anggota. Ketiga subjek memiliki kepuasan diri masing-masing dalam menghadapi masalah yag dihadapi. RB merasa senang dengan sikap orang tua yang bisa menerima pernikahannya dengan TS, dan menjadi perhatian pada dirinya, tetapi masih kecewa dan sedih dengan sikap kakak pertamanya yang bersikap dingin pada dirinya dan TS. RB juga merasa senang dengan adanya respon positif dari 146 masyarakat terhadap dirinya dan bisa menerima dirinya dengan baik dalam pergaulan. RB mearsa bahagia akhirnya bisa menikah dengan seseorang yang disayanginya meski harus dengan cara hamil duluan. RB merasa puas dengan dirinya yang mampu bangkit dan menghadapi masalahnya dengan baik. DP merasa senang dengan sikap orang tuanya yang mendukung dan bisa menerima pernikahannya dengan SA, namum DP kecewa dengan sikap budhe dan beberapa tetangga yang sikapnya jadi sinis dan tidak baik padanya setalah menikah karena hamil di luar nikah. DP merasa bahagia bisa menikah dengan orang yang dicintainya. DP juga merasa senang karena teman-temannya masih mau menerima dirinya, dan menghiburnya saat bosan. DP merasa cukup puas pada dirinya yang mampu mengontrol emosi dalam menghadapi sikap budhe dan tetangga yang tidak baik padanya. SN merasa senang karena sikap masyarakat yang bisa menerima dirinya dalam pergaulan, dan tetap bersikap baik padanya. Selain itu SN merasa pernikahanya ini lebih baik sebagai bentuk tanggungjawab terhadap perbuatannya. SN juga senang teman-teman di desanya bisa memberi pengaruh positif pada dirinya dan membantunya berubah menjadi lebih baik. Tapi SN merasa sedih dan kecewa dengan sikap keluarga yang kurang perhatian padanya, dan dengan sikap suaminya DW yang tidak mau bekerja setelah 147 menikah. SN merasa cukup puas terhadap dirinya yang bisa menyadari kesalahnnya dan mau berubah menjadi lebih baik.

C. Keterbatasan Penelitian

Selama melakukan penelitian secara keseluruhan, peneliti menyadari masih terdapat banyak kekurangan dan keterbatasan dalam proses penelitian. Keterbatasan tersebut disebabkan oleh kesensitifan dari variabel yang diteliti. Peneliti sangat menjaga perasaan subyek pada saat penelitian, dengan harapan subjek tidak tersinggung dalam menanggapi semua pertanyaan yang diajukan oleh peneliti kepadanya.