63
perbedaan, faktor-faktor yang mempengaruhi dan sebagainya Sudjana, 2006:215.
Kesimpulan yang telah dibuat sebelumnya yang masih bersifat sementara akan berubah bila ditemukan bukti-bukti
pendukung yang kuat pada tahap pengumpulan data selanjutnya. Hasil dari verifikasi data adalah kesimpulan secara utuh,
menyeluruh, dan akurat.
G. Kriteria Keabsahan Data
Untuk menetapkan keabsahan data diperlukan teknik pemeriksaan. Data yang dikumpulkan diklarifikasi sesuai dengan sifat tujuan penelitian
untuk dilakukan pengecekan kebenaran melalui teknik trianggulasi. Teknik trianggulasi merupakan salah satu cara dalam memperoleh data
atau informasi dari satu pihak yang harus dicek kebenarannya dengan cara memperoleh data itu dari sumber data lain, misalnya dari pihak kedua,
ketiga, dan seterusnya dengan menggunakan metode yang berbeda-beda Nasution, 1988: 12.
Trianggulasi dapat dilakukan dengan menggunakan metode yang berbeda, misalnya dengan observasi, wawancara, dan dokumentasi.
Misalnya hasil observasi dapat dicek dengan wawancara atau membaca laporan. Namun trianggulasi bukan sekedar mengecek kebenaran data dan
bukan mengumpulkan berbagai ragam data, melainkan juga suatu usaha untuk melihat dengan tajam hubungan antara berbagai data, agar
mencegah kesalahan dalam analisis data.
64
Mengumpulkan data dari berbagai sumber tidak sendirinya memberikan gambaran yang lengkap tentang masalah yang penulis hadapi.
Selain itu trianggulasi dapat ditemukan perbedaan informasi yang justru dapat merangsang pemikiran yang lebih mendalam juga dilakukan karena
keinginan bersikap hati-hati terhadap data yang disampaikan oleh informan. Dengan adanya trianggulasi ini tidak sekedar menilai kebenaran
data, akan tetapi juga dapat untuk menyelidiki validitas tafsiran penulis mengenai data tersebut, maka dengan data yang ada akan memberikan
sifat yang reflektif dan pada akhirnya dengan trianggulasi ini akan memberikan kemungkinan bahwa kekurangan informasi yang pertama
dapat menambah kelengkapan dari data yang sebelumnya Nasution, 1988:
116. Trianggulasi dapat dilakukan dengan :
1. Chek, dalam hal ini dilakukan menchek kebenaran data tertentu dengan membandingkan data yang diperoleh dari sumber lain,
pada berbagai fase penelitian di lapangan, pada waktu berlainan
dan sering menggunakan metode yang berlainan.
2. Chek-rechek, dalam hal ini dilakukan pengulangan kembali terhadap informasi yang diperoleh melalui berbagai metode,
sumber data, waktu maupun setting. 3. Cross-check, dalam hal ini dilakukan cheking antara metode
pengumpulan data-data yang diperoleh dari data wawancara dipadukan dengan observasi dan sebaliknya.
65
Selain melakukan triangulasi dengan tiga hal di atas, menurut Dezin Moleong, 2005: 330-332 triangulasi dibedakan menjadi 4 macam,
yaitu: 1. Triangulasi sumber adalah membandingkan dan mengecek balik
derajat kepercayaan suatu informasi yang diperoleh melalui waktu dan alat yang berbeda dalam metode kualitatif.
2. Triangulasi metode, menurut Patton Moleong, 2011: 331 terdapat dua strategi, yaitu :
a. Pengecekan derajat kepercayaan penemuan hasil penelitian beberapa teknik pengumpulan data.
b. Pengecekan derajat kepercayaan beberapa sumber data dengan metode yang sama.
3. Triangulasi peneliti adalah memanfaatkan peneliti untuk keperluan pengecekan kembali derajat kepercayaan data.
4. Triangulasi teori adalah membandingkan teori yang ditemukan berdasarkan kajian lapangan dengan teori yang telah ditemukan oleh
para pakar. Dalam penelitian ini, peneliti melakukan trianggulasi sumber,
dilakukan dengan cara menanyakan hal yang sama melalui sumber yang berbeda. Tujuan akhir dari trianggulasi ini adalah membandingkan
informasi tentang hal yang sama yang diperoleh dari berbagai pihak agar ada jaminan tentang tingkat kepercayaan data. Cara ini juga dapat
mencegah dari anggapan maupun bahaya subyektifitas.
66
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. HASIL PENELITIAN
1. Deskripsi PKBM Pioneer
a. Sejarah Berdirinya PKBM Pioneer
Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat PKBM Pioneer awal mula berdirinya belum menggunakan nama PKBM, masih disebut lembaga
kursus dan rental sejak tahun 1972 dan merupakan lembaga berbentuk bisnis dengan menyewa losmen berukuran 4x3 m. Setelah 10 tahun
berjalan pada saat itu lembaga kursus tersebut sudah melakukan program pemberdayaan untuk masyarakat sekitar dan tidak terlalu
mengedepankan bisnisnya, programnya antara lain kursus keterampilan gratis, ujian persamaan SMA dan bimbingan belajar serta sudah tidak
lagi menyewa losmen akan tetapi sudah bisa mendirikan bangunan yang letaknya tidak jauh dari losmen tersebut. Kemudian pada tahun 1998
mulai gencar berdirinya PKBM di daerah-daerah termasuk Surakarta. Pada saat itu lembaga kursus ini berkesempatan dikunjungi oleh bapak
Sihombing tokoh Pendidikan Luar Sekolah dan menyarankan untuk menjadikan lembaga kursus ini menjadi sebuah PKBM serta akan
mendapatkan bimbingan langsung dari Jakarta karena dilihat sudah memiliki lebih dari 3 jenis program pemberdayaan masyarakat dan
antusias masyarakat juga baik. Baru setelah menjalani beberapa proses perijinan pendirian
lembaga, pada tanggal 15 Juni 1998 diresmikan dan berdirilah sebuah