18
2. Pembelajaran IPA
Trianto 2012 : 17 menjelaskan pembelajaran merupakan aspek kegiatan manusia yang kompleks, yang tidak sepenuhnya dapat dijelaskan.
Pembelajaran secara simpel dapat diartikan sebagai produk interaksi berkelanjutan antara pengembangan dan pengalaman hidup. Dalam makna
yang lebih kompleks pembelajaran hakikatnya adalah usaha sadar dari seorang guru untuk membelajarkan siswanya mengarahkan interaksi siswa
dengan sumber belajar lainnya dalam rangka mencapai tujuan yang diharapkan. Dari makna ini jelas terlihat bahwa pembelajaran merupakan
interaksi dua arah dari seorang guru dan peserta didik, dimana antara keduanya terjadi komunikasi transfer yang intens dan terarah menuju pada
suatu target yang telah ditetapkan sebelumnya. Sudjana 2000: 25 mendefinisikan pembelajaran sebagai upaya yang
dilakukan dengan sengaja oleh pendidik yang dapat menyebabkan peserta didik melakukan kegiatan belajar. Galo dalam Sugihartono, dkk. 2007: 80
menegaskan pembelajaran sebagai usaha untuk menciptakan sistem lingkungan yang mengoptimalkan kegiatan belajar. Sedangkan Trianto
2012: 142 menyatakan pembelajaran IPA secara khusus sebagaimana tujuan pendidikan secara umum sebagaimana termaktub dalam Taksonomi
Bloom bahwa: Diharapkan dapat memberikan pengetahuan kognitif, yang
merupakan tujuan utama dari pembelajaran. Jenis pengetahuan yang dimaksud adalah pengetahuan dasar dari prinsip dan konsep yang
bermanfaat untuk kehidupan sehari-hari. Pengetahuan secara garis besar tentang fakta yang ada di alam untuk dapat memahami dan
memperdalam lebih lanjut, dan melihat adanya keteraturannya.
19
Disamping hal itu, pembelajaran sains diharapkan pula memberikan keterampilan psikomotorik, kemampuan sikap ilmiah afektif,
pemahaman, kebiasaan, dan apresiasi. Di dalam mencari jawaban terhadap suatu permasalahan. Karena ciri-ciri tersebut yang
membedakan dengan pembelajaran lainnya Prihantro Laksmi, 1986.
Cross Sumaji, 2003: 117 menjelaskan ciri pokok pembelajaran sains yaitu interaksi peserta didik dengan lingkungan sekitar. Pada pembelajaran
sains diperlukan pemahaman konsep-konsep ilmiah, aplikasinya dalam masyarakat, dan mengembangkan berbagai nilai. Menurut Trianto 2012:
152-153, pembelajaran IPA di sekolah sebaiknya: 1 Memberikan pengalaman pada peserta didik sehingga mereka kompeten melakukan
pengukuran berbagai besaran fisis, 2 Menanamkan pada peserta didik pentingnya pengamatan empiris dalam menguji suatu penyataan ilmiah
hipotesis. Hipotesis ini dapat berasal dari pengamatan terhadap kejadian sehari-hari yang memerlukan pembuktian secara ilmiah, 3 Latihan berpikir
kuantitatif yang mendukung kegiatan belajar matematika, yaitu sebagai penerapan matematika pada masalah-masalah nyata yang berkaitan dengan
peristiwa alam 4 Memperkenalkan dunia teknologi melalui kegiatan kreatif dalam kegiatan perancangan dan pembuatan alat-alat sederhana
maupun penjelasan berbagai gejala dan keampuhan IPA dalam menjawab berbagai permasalahan.
Oleh karena itu, pembelajaran IPA merupakan upaya yang dilakukan oleh pendidik agar peserta didik belajar untuk mengembangkan kemampuan
berpikir dan kerja ilmiah dalam memperoleh pengetahuan tentang alam beserta isinya.
20
3. Keefektifan Pembelajaran