84
c. Alat ukur besaran waktu
Satuan internasional untuk waktu adalah detik atau sekon. Satu sekon standar adalah waktu yang dibutuhkan oleh atom
Cesium-133 untuk bergetar sebanyak 9.192.631.770 kali. Alat yang digunakan untuk mengukur waktu, antara lain jam
matahari, jam dinding, arloji dengan ketelitian 1 sekon, dan stopwatch ketelitian 0,1 sekon.
Gambar 14. Stopwatch Sumber: fisikazone.com
B. Kajian Hasil Penelitian yang Relevan
Penelitian oleh Rani Kusniati 2012 tentang “Efektivitas Pembelajaran Fisika dengan Model Inkuiri Terbimbing melalui Metode Eksperimen untuk
Meningkatkan Keterampilan Berpikir Kritis Siswa Kelas XI SMA N 1 Kasihan”, menyatakan bahwa model inkuiri terbimbing efektif dalam
meningkatkan keterampilan berpikir kritis siswa. Hal itu dilihat dari hasil uji Independent
Sample T-Test
menghasilkan perbedaan
peningkatan keterampilan berpikir kritis antara siswa yang di kelas eksperimen dan kelas
kontrol. Selain itu berdasarkan uji gain skor, skor gain ternormalisasi g
85
pada kelas eksperimen sebesar 0,41 lebih besar dibandingkan skor gain pada
kelas kontrol sebesar 0,29.
Penelitian dari Aritta Megadomani, Hayat Solihin, Hernani 2011, dalam jurnalnya yang berjudul
“The Effect of Guided Inquiry Laboratory Approach on High School Student Mastery Concept and Generic Science
Skill of Solubility and Solubility Product Constant Topic ”, menyatakan bahwa
model pembelajaran guided inquiry dapat meningkatkan penguasaan konsep kognitif dan keterampilan generik sains secara signifikan terhadap seluruh
siswa. Aspek keterampilan generik sains yang diukur adalah memahami skala, konsistensi logis, kausalitas, inferensi logis, dan bahasa simbolik.
Berdasarkan penelitian relevan yang disusun peneliti terdapat beberapa kesamaan dengan penelitian yang akan dilakukan yaitu sama-sama
menggunakan model pembelajaran guided inquiry dan akan dilihat keefektifan pembelajaran dari model guided inquiry terhadap peningkatan
keterampilan berpikir kritis dan generik sains. Kesamaan pada penelitian Rani 2012 yaitu model pembelajaran yang digunakan yaitu model guided inquiry
dan melihat keefektifan model tersebut terhadap peningkatan keterampilan berpikir kritis. Mengacu dari penelitian Rani dapat diketahui bahwa model
guided inquiry efektif dalam meningkatkan keterampilan berpikir kritis peserta didik. Kemudian kesamaan pada penelitian Aritta Megadomani,
Hayat Solihin, Hernani 2011 juga pada model pembelajaran yang digunakan yaitu model guided inquiry dan akan dilihat keefektifan
pembelajaran dari model yang digunakan terhadap peningkatan keterampilan
86
generik sains. Berdasarkan penelitian dari Aritta dkk, dapat diketahui bahwa model guided inquiry dapat meningkatkan keterampilan generik sains secara
signifikan.
Berbeda dengan beberapa penelitian relevan yang disusun, belum ada penelitian tentang keefektifan model guided inquiry dalam pembelajaran IPA
ditinjau dari keterampilan berpikir kritis dan generik sains, sehingga akan dilakukan penelitian mengenai keefektifan model guided inquiry dalam
pembelajaran IPA ditinjau dari keterampilan berpikir kritis dan generik sains peserta didik di SMP Negeri 4 Wates. Selain itu perbedaannya terdapat pada
materi yang diberikan, karakteristik dan kemampuan awal peserta didik,
fasilitas dan tempat yang digunakan. C.
Kerangka Pikir Penelitian
Ilmu Pengetahuan Alam IPA merupakan pengetahuan yang menekankan pada produk, proses, dan prosedur. Pada dasarnya pembelajaran
IPA berupaya membekali peserta didik tidak hanya dari sisi pengetahuan saja, tetapi IPA membelajarkan bagaimana ilmu dapat dipahami secara mendalam
melalui suatu proses penemuan yang dilakukan sendiri oleh peserta didik melalui aktivitas belajar yang bermakna. Pembelajaran yang bermakna adalah
pembelajaran dimana peserta didik terlibat langsung dalam proses pembelajaran.
Proses pembelajaran yang kurang melibatkan peran peserta didik dapat menyebabkan peserta didik menjadi pasif. Minat bertanya peserta didik
menjadi rendah karena peserta didik hanya menerima begitu saja materi yang
87
disampaikan guru. Hal ini akan membuat pemahaman peserta didik terhadap suatu informasi tersebut masih lemah. Peserta didik yang cenderung pasif dan
pembelajaran yang kurang melibatkan peran peserta didik, serta jarangnya melakukan kegiatan praktikum di dalam laboratorium akan mempunyai
dampak. Dampak tersebut yaitu peserta didik tidak dapat mengembangkan keterampilan berpikir dan bertindak yang dimiliki, terutama keterampilan
berpikir kritis dan keterampilan generik sains. Hal ini akan mengakibatkan peserta didik akan mengalami kesulitan dalam menyelesaikan suatu
permasalahan yang dihadapi. Untuk mengembangkan keterampilan berpikir kritis dan generik sains
peserta didik, perlu adanya penerapan model pembelajaran yang tepat. Model pembelajaran tersebut adalah guided inquiry. Pada model pembelajaran
guided inquiry mengutamakan proses inquiry dan pengalaman belajar peserta didik secara langsung. Model ini tidak saja meningkatkan pemahaman peserta
didik terhadap konsep-konsep dalam sains saja, melainkan juga membentuk sikap keilmiahan pada diri peserta didik. Inkuiri merupakan tingkah laku
yang terlibat dalam usaha manusia untuk menjelaskan secara rasional fenomena-fenomena yang memancing rasa ingin tahu. Dengan kata lain,
inkuiri berkaitan dengan aktivitas dan keterampilan aktif yang fokus pada pencarian pengetahuan atau pemahaman untuk memuaskan rasa ingin tahu.
Dampak dalam penggunaan model pembelajaran guided inquiry diantaranya adalah keterampilan berpikir kritis, keterampilan proses
penelitian ilmiah, strategi yang kreatif, semangat meneliti yang tinggi,
88
perasaan bebas, dan mandiri belajar dan lain sebagainya. Dari dampak- dampak yang dihasilkan, maka diharapkan model guided inquiry dapat
meningkatkan keterampilan berpikir kritis dan ketrampilan generik sains peserta didik.
89
Gambar 15. Bagan Kerangka Pikir Penelitian atau
Model pembelajaran guided inquiry: model
pembelajaran yang mengarahkan peserta didik untuk
melakukan penyelidikan
yang berdampak
meningkatkan keterampilan
berpikir kritis dan generik sains
Masalah: Peserta didik
SMP N 4 Wates belum mempunyai keterampilan
berpikir kritis dan generik sains yang cukup baik
Hasil Pembelajaran:
Ditinjau dari keterampilan berpikir kritis dan generik
sains Adatidak ada perbedaan keterampilan berpikir
kritis dan generik sains pada peserta didik yang mengikuti pembelajaran IPA dengan
model
guided inquiry
dengan model
cooperative learning
Model guided
inquiry tidak
efektif dalam
meningkatkan keterampilan
berpikir kritis dan generik sains
Model guided
inquiry efektif
dalam meningkatkan
keterampilan berpikir
kritis dan generik sains
Diujikan terhadap
atau
90
D. Hipotesis Penelitian