tindakan saat melaksanakan tugas di Posyandu sehingga mereka termasuk pada kategori kurang terampil.
Distribusi keterampilan kader tentang tugasnya dalam pemantauan pertumbuhan bayi dan balita berdasarkan lama menjadi kader dapat dilihat pada
Tabel 4.14 di bawah ini. Untuk keperluan analisis kategori lama menjadi kader dapat dibagi dua, yaitu lama jika masa kerjanya lebih dari 5 tahun dan baru jika masa
kerjanya kecil sama dengan 5 tahun.
Tabel 4.14 Distribusi Keterampilan Kader Dalam Pemantauan Pertumbuhan Bayi dan Balita Berdasarkan Lama Menjadi Kader
Lama Menjadi Kader Keterampilan Kader
Jumlah Terampil
≥80 Kurang Terampil
80 n
n N
Baru 5tahun 9
25,0 27
75,0 36
100,0 Lama≥5tahun
12 46,1
14 53,9
26 100,0
Berdasarkan Tabel 4.14 dapat diketahui bahwa 75,0 dari 36 orang kader
baru merupakan kader yang kurang terampil. Sedangkan kader lama ada 46,1 dari 26 orang yang terampil dalam melaksanakan pemantauan pertumbuhan bayi dan
balita di Posyandu. Artinya, kader lama lebih terampil daripada kader baru. Oleh karena itu, pelatihan dengan metode praktek dapat menjadi pilihan sebagai upaya
untuk meningkatkan keterampilan kader-kader yang masih baru.
4.7 Hubungan Pengetahuan dengan Keterampilan Kader
Hasil analisis hubungan pengetahuan dengan keterampilan kader dalam pemantauan pertumbuhan bayi dan balita dapat dilihat pada Tabel 4.12. Kategori
pengetahuan cukup dan kurang digabungkan menjadi satu sehingga kategori
Universitas Sumatera Utara
pengetahuan hanya terdiri dari baik dan kurang baik. Artinya kader yang pengetahuannya cukup diasumsikan sebagai kader yang pengetahuannya kurang baik.
Tabel 4.15 Hubungan Pengetahuan dengan Keterampilan Kader dalam Pemantauan Pertumbuhan Bayi dan Balita
Pengetahuan Kader
Keterampilan Kader Jumlah
p Terampil
Kurang Terampil n
n N
Baik 20
40,0 30
60,0 50
100,0 0,046
Kurang Baik 1
8,3 11
91,7 12
100,0
Tabel 4.15 menunjukkan bahwa dari 62 orang kader ada 20 orang 40 yang berpengetahuan baik dan dapat melaksanakan tugasnya dengan terampil. Kader yang
pengetahuannya baik tetapi kurang terampil dalam melaksanakan tugasnya ada sebanyak 30 orang 60. Hal ini menunjukkan bahwa kader yang memiliki
pengetahuan baik tidak selalu merupakan kader yang terampil. Sedangkan kader yang pengetahuannya kurang lebih cenderung kurang terampil dalam melaksanakan
tugasnya. Berdasarkan hasil analisis di atas ternyata ada satu orang kader yang pengetahuannya kurang baik namun terampil dalam melaksanakan tugasnya. Kondisi
seperti ini memang sangat jarang namun bukan tidak mungkin terjadi. Kader tersebut merupakan kader lama yang masa kerjanya lebih dari lima tahun. Kemungkinannya
adalah bahwa kader tersebut belajar sendiri dengan melihat tindakan kader lain namun tidak mengetahui dan memahami tindakan tersebut dengan baik, seperti
halnya imitasi. Hal ini sebenarnya merupakan penyimpangan yang positif. Untuk meningkatkan pengetahuan dan pemahaman kader-kader lama tersebut perlu
Universitas Sumatera Utara
dilakukan pelatihan ulang untuk memberikan informasi yang aktual tentang tugasnya dalam memantau pertumbuhan bayi dan balita di Posyandu.
Hasil uji statistik dengan uji Chi Square menunjukkan bahwa nilai p= 0,046. Nilai p yang kecil dari 0,05 menunjukkan ada hubungan yang signifikan antara
pengetahuan dengan keterampilan kader dalam pemantauan pertumbuhan bayi dan balita. Artinya, jika pengetahuan kader tersebut baik maka keterampilannya dalam
melaksanakan tugas juga akan lebih baik.
Universitas Sumatera Utara
BAB V PEMBAHASAN
5.1 Pengetahuan Kader Tentang Kegiatan Pemantauan Pertumbuhan Bayi dan Balita
Pengetahuan kader tentang tugas dan tanggung jawabnya di Posyandu merupakan hal yang sangat penting. Pengetahuan yang baik cenderung akan
meningkatkan kualitas pekerjaan mereka. Jika kualitas pekerjaan mereka sudah baik, maka secara bersamaan kinerja Posyandu akan semakin baik pula. Hal ini juga
disebutkan oleh Isaura 2011 dalam penelitiannya bahwa terdapat hubungan yang bermakna antara penegtahuan dengan keterampilan kader.
Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa lebih dari setengah kader di wilayah kerja Puskesmas Desa Lalang memiliki pengetahuan yang baik tentang
tugasnya di Posyandu, yaitu sebanyak 50 orang 80,6. Pada umumnya kader-kader tersebut telah mengetahui tugas yang seharusnya mereka lakukan di Posyandu. Bekal
pengetahuan tersebut diharapkan juga dapat terlihat pada tindakan kader dalam melakukan kegiatan pemantauan pertumbuhan bayi dan balita di posyandu.
Sebagian besar kader sudah mengetahui tugas mereka dalam kegiatan penimbangan namun agak kurang pada kegiatan pengisian KMS. Kebanyakan dari
mereka kurang memahami prosedur pengisian KMS yang benar sehingga kolom informasi di KMS tidak diisi dengan lengkap, misalnya status pertumbuhan. Banyak
bayi atau balita yang status pertumbuhannya tidak ditentukan, padahal setiap anak memiliki target kenaikan barat badan berdasakan KBM sehingga kegiatan selanjutnya
jadi terabaikan seperti menindaklanjuti hasil penimbangan karena status pertumbuhan
56
Universitas Sumatera Utara