D. Proses Penyelesaian Sengketa Melalui BPSK
1. Permohonan Penyelesaian Sengketa Konsumen
Permohonan Penyelesaian Sengketa Konsumen diatur dalam pasal 15 – pasal 17 SK Menperindag Nomor 350MPPKep122001. Bentuk Permohonan
Penyelesaian Sengketa Konsumen diajukan secara lisan dan tertulis ke Badan Penyelesaian Sengketa Konsumen BPSK melalui Sekretariat BPSK setempat
oleh konsumen yang dalam hal ini konsumen : a.
Meninggal dunia b.
Sakit atau telah lanjut usia c.
Belum dewasa d.
Orang asing Warga Negara Asing Isi permohonan penyelesaian sengketa konsumen memuat secara benar
dan lengkap mengenai pasal 16 SK Menperindag Nomor 350MPPKep122001:
a. Identitas konsumen, ahli warisatau kuasanya disertai bukti diri
b. Nama dan alamat pelaku usaha
c. Barang danatau jasa yang diadukan;
d. Bukti perolehan, keterangan waktu dan tempat, dan tanggal perolehan
barang danatau jasa yang diadukan;
Universitas Sumatera Utara
e. Saksi-saksi yang mengetahui perolehan barang dan jasa, foto-foto barang
atau kegiatan pelaksanaan jasa bila ada.
Permohonan penyelesaian sengketa ditolak, apabila : a.
Tidak memuat persyaratan –persyaratan isi permohonan penyelesian sengketa konsumen;
b. Permohonan gugatan bukan kewenangan BPSK.
Dari segi administratif, permohonan penyelesaian sengketa konsumen dicatat di sekretariat BPSK sesuai format yang disediakan serta dibubuhi tanggal dan nomor
registrasi selanjutnya diberikan tanda bukti terima.
1. Susunan Majelis Badan Penyelesaian Sengketa Konsumen BPSK
dan kepaniteraan
Susunan majelis Badan Penyelesaian Sengketa Konsumen BPSK harus berjumlah 3 orang yang mewakili semua unsur sebagaimana dimaksud pasal 54
ayat 2 UUPK yang salah satu anggotanya wajib berpendidikan dan berpengetahuan di bidang hukum pasal 18 SK Menperindag Nomor
350MPPKep122001. Pasal 54 UUPK memberikan kewenangan pada Menperindag untuk membuat ketentuan teknis mengenai pelaksanaan tugas Badan
Penyelesaian Sengketa Konsumen BPSK. Ketentuan yang dimaksud ialah SK Menperindag Nomor 350MPPKep122001.
Universitas Sumatera Utara
Setiap penyelesaian sengketa konsumen oleh BPSK dilakukan oleh majelis yang dibentuk berdasarkan keputusan ketua BPSK dan dibantu oleh Panitera
pasal 8 ayat 1 SK Menperindag Nomor 350MPPKep122001. Jumlah anggota majelis BPSK harus ganjil dan minimal 3 orang yang mewakili unsur pemerintah,
konsumen dan pelaku usahayang salah satu anggotanya wajib berpendidikan dan berpengetahuan di bidang hukum pasal 18 ayat 2 SK Menperindag Nomor
350MPPKep122001. Jadi anggota majelis BPSK harus ada yang berpendidikan Sarjana Hukum, tidak peduli unsur yang diwakilinya. Sedangkan
ketua majelis BPSK harus dari unsur pemerintah , meskipun tidak berpendidikan Sarjana Hukum.
Adapun panitera BPSK berasal dari anggota sekretariat yang ditetapkan dengan Surat Penetapan Ketua BPSK pasal 54 ayat 2 UUPK jo. Pasal 19 ayat 1
SK Menperindag Nomor 350MPPKep122001. Tugas panitera meliputi pasal 19 ayat 2 SK Menperindag Nomor
350MPPKep122001 : a.
Mencatat jalannya proses penyelesaian sengketa konsumen; b.
Menyimpan berkas laporan; c.
Menjaga barang bukti; d.
Membantu majelis menyusun putusan; e.
Membantu penyampaian putusan pada konsumen dan pelaku usaha; f.
Membuat berita acara persidangan;
Universitas Sumatera Utara
g. Membantu majelis dalam tugas-tugas penyelesian sengketa konsumen.
Apabila ada hubungan sedarah, kekeluargaan atau semenda sampai derajat hubungan ketiga atau hubungan suami istri meskipun telah bercerai dengan pihak
yang bersengketa, maka ada kewajiban bagi semua majelis BPSK baik ketua maupun anggota majelis, panitera untuk mengundurkan diri baik atas permintaan
ataupun tanpa permintaan ketua majelis BPSK atau anggota majelis BPSK atau pihak yang bersengketa pasal 20 ayat 1 SK Menperindag Nomor
350MPPKep122001. Khusus untuk Panitera, diminta ataupun tidak untuk mengundurkan diri oleh ketua majelis BPSK atau anggota majelis BPSK, maka ia
harus mengundurkan diri. Jadi, diminta ataupun tidak oleh pihak-pihak yang telah ditentukan secara limitatif itu, panitera harus mengundurkan diri jika dipenuhinya
alasan tersebut.
2. Tata Cara Persidangan