Persidangan dengan cara konsiliasi

Menurut Yusuf Shofie, dalam ketiga tata cara persidangan tersebut kehadiran kuasa hukum memang tidak dilarang, baik dalam UUPK maupun dalam SK Menperindag Nomor 350MPPKep122001. 31

a. Persidangan dengan cara konsiliasi

Dalam persidangan dengan cara ini, sengketa ditangani oleh majelis BPSK yang bersifat pasif. Sebagai perantara antara pihak yang bersengketa, majelis BPSK bertugas pasal 28 SK Menperindag Nomor 350MPPKep122001 : 1. Memanggil konsumen dan pelaku usaha yang bersengketa; 2. Memanggil saksi dan saksi ahli bila diperlukan; 3. Menyediakan forum bagi konsumen dan pelaku usaha yang bersengketa; 4. Menjawab pertanyaan konsumen dan pelaku usaha perihal peraturan perundang-undangan dibidang perlindungan konsumen. Didalam pasal 29 SK Menperindag Nomor 350MPPKep122001 disebutkan ada 2 prinsip tata cara penyelesaian sengketa konsumen dengan cara konsiliasi. Pertama , proses penyelesaian sengketa konsumen menyangkut bentuk maupun jumlah ganti rugi diserahkan sepenuhnya kepada para pihak, sedangkan majelis BPSK hanya bertindak pasif sebagai konsiliator. Kedua,hasil musyawarah konsumen dan pelaku usaha dikeluarkan dalam bentuk keputusan BPSK. Dengan demikian maka tahapan penyelesaian secara konsiliasi adalah sebagai berikut: 31 Yusuf Shofie, op.cit, hal 35 Universitas Sumatera Utara 1. Ketua BPSK membentuk majelis dan dibantu oleh seorang Panitera; 2. Majelis memanggil konsumen dan pelaku usaha ,saksi, dan saksi ahli bila diperlukan; 3. Majelis mengadakan sidang pertama pada hari kerja ke 7 terhitung sejak diterimanya permohonan penyelesaian sengketa konsumen; 4. Bilamana konsumen dan pelaku usaha tidak hadir pada persidangan pertama , maka Majelis memberi kesempatan terakhir untuk hadir pada persidangan kedua yang diselanggarakan pada hari kerja ke 5 terhitung sejak hari persidangan pertama; 5. Jika pada persidangan kedua konsumen tidak hadir, maka gugatannya gugur demi hukum. Sebaliknya jika pelaku usaha tidak hadir, maka gugatan konsumen dikabulkan sepenuhnya tanpa kehadiran pelaku usaha; 6. Dalam persidangan Majelis mempunyai tugas menjawab pertanyaan dari konsumen dan pelaku usaha perihal perlindungan konsumen, dan majelis bersikap pasif sebagai konsiliator dan menyerahkan sepenuhnya proses penyelesaian sengketa pada para pihak baik mengenai bentuk maupun jumlah ganti rugi; 7. Majelis menerima hasil penyelesaian sengketa secara musyawarah yang dibuat dalam perjanjian tertulis yang ditandatangani oleh konsumen dan pelaku usaha; 8. Perjanjian tertulis tersebut dikuatkan dengan keputusan majelis yang ditandatangani oleh Ketua dan Anggota Majelis , dan keputusan Majelis tersebut tidak memuat sanksi administratif. Universitas Sumatera Utara 9. Majelis wajib menyelesaikan sengketa konsumen secara konsiliasi , dalam waktu 21 hari kerja terhitung sejak gugatan diterima oleh BPSK; 10. Pelaku usaha yang menerima putusan BPSK wajib melaksanakan putusan tersebut selambat-lambatnya dalam waktu 7 hari kerja , terhitung sejak menyatakan menerima putusan BPSK.

b. Persidangan dengan cara mediasi