Kinerja yang Dipersepsikan oleh Perawat Pelaksana dalam Memberikan Asuhan Imbalan Jasa yang Diterima Perawat

Imbalan jasa yang diterima oleh perawat pelaksana di RSUP H. Adam Malik Medan dan RSU Martha Friska Medan dapat dilihat pada Tabel 3 berikut ini. Tabel 3 Distribusi Frekuensi Berdasarkan Imbalan Jasa yang Diterima Perawat Pelaksana di RSUP H. Adam Malik Medan dan RSU Martha Friska Medan 2011 Imbalan Jasa RSUP H. Adam Malik Medan RSU Martha Friska Medan Frekuensi Frekuensi Cukup 26 72,2 14 38,9 Kurang 10 27,8 22 61,1 Jumlah 36 100 36 100 Berdasarkan Tabel 3 di atas dapat diketahui bahwa lebih dari setengah 72,2 perawat pelaksana di RSUP H. Adam Malik Medan menyatakan jumlah imbalan jasa yang diterima cukup, sedangkan pada RSU Martha Friska Medan lebih dari setengah 61,1 perawat pelaksana menyatakan imbalan jasa yang diterima kurang.

c. Kinerja yang Dipersepsikan oleh Perawat Pelaksana dalam Memberikan Asuhan

Keperawatan Kinerja perawat dalam memberikan asuhan keperawatan di RSUP H. Adam Malik Medan dan RSU Martha Friska Medan dapat dilihat pada Tabel 4 berikut ini. Tabel 4 Distribusi Frekuensi Berdasarkan Kinerja yang Dipersepsikan oleh Perawat Pelaksana di RSUP H. Adam Malik Medan dan RSU Martha Friska Medan 2011 Kinerja RSUP H. Adam Malik Medan RSU Martha Friska Medan Frekuensi Frekuensi Baik 34 94,4 35 97,2 Kurang Baik 2 5,6 1 2,8 Jumlah 36 100 36 100 Mean 60,89 66,50 Berdasarkan Tabel 4 di atas dapat diketahui bahwa mayoritas perawat pelaksana pada RSUP H. Adam Malik Medan Medan dan RSU Martha Friska Medan memiliki kinerja Universitas Sumatera Utara baik yaitu 94,4 pada RSUP H. Adam Malik Medan Medan, dan 97,2 pada RSU Martha Friska Medan.

1.2 Analisis Bivariat

Pada penelitian ini, hasil analisis bivariat dilakukan untuk memberikan gambaran mengenai pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen di RSUP H.Adam Malik Medan dan RSU Martha Friska Medan dengan regresi linier, serta perbedaan kinerja perawat pelaksana di RSUP H.Adam Malik Medan dengan perawat pelaksana di RSU Martha Friska Medan dengan uji “t”.

1.2.1 Pengaruh Imbalan Jasa terhadap kinerja yang dipersepsikan oleh Perawat

Pelaksana a. Pengaruh Imbalan Jasa terhadap kinerja yang dipersepsikan oleh Perawat Pelaksana di RSUP H. Adam Malik Medan Dari hasil regresi linier untuk pengaruh imbalan jasa terhadap kinerja perawat pelaksana di RSUP H. Adam Malik Medan diperoleh hasil sebagai berikut: Tabel 5 Hasil Regresi Linier Pengaruh Imbalan Jasa terhadap kinerja yang dipersepsikan oleh Perawat Pelaksana di RSUP H. Adam Malik Medan Faktor R 2 B Beta SE t Constant Imbalan 0,216 36,722 0,653 0,464 8,037 0,214 4,569 3,056 P 0,05 P 0,01 Analisa data dari Tabel 5 diperoleh bahwa p 0,01 0,004 0,05 maka dapat disimpulkan bahwa ada pengaruh imbalan jasa terhadap kinerja perawat pelaksana di RSUP H. Adam Malik Medan. Dari data di atas didapatkan R squared sebesar 21,6, artinya persamaan yang diperoleh mampu menjelaskan kinerja perawat pelaksana sebesar 21,6 dan Universitas Sumatera Utara 78,4 sisanya dijelaskan oleh variabel lain yang tidak diteliti. Persamaan regresi untuk kinerja perawat pelaksana di RSUP H.Adam Malik Medan adalah = 36,722 + 0,653imbalan jasa, yang berarti jika imbalan jasa sebesar 0,653 maka terjadi peningkatan kinerja sebesar 0,653. b. Pengaruh Imbalan Jasa terhadap Kinerja yang Dipersepsikan oleh Perawat Pelaksana di RSU Martha Friska Medan Dari hasil regresi linier untuk pengaruh imbalan jasa terhadap kinerja perawat pelaksana di RSU Martha Friska Medan diperoleh hasil sebagai berikut : Tabel 6 Hasil Regresi Linier Pengaruh Imbalan Jasa terhadap Kinerja yang Dipersepsikan oleh Perawat Pelaksana di RSU Martha Friska Medan 2011 Faktor R 2 B Beta SE t Constant Imbalan 0,143 43,034 0,710 0,378 9,958 0,298 4,322 2,382 P 0,05 P 0,01 Analisa data dari Tabel 5 diperoleh bahwa p 0,05 0,023 0,05 maka dapat disimpulkan bahwa ada pengaruh imbalan jasa terhadap kinerja perawat pelaksana di RSU Martha Friska Medan. Dari data di atas didapatkan R squared sebesar 14,3, artinya persamaan yang diperoleh mampu menjelaskan kinerja perawat pelaksana sebesar 14,3 dan 85,7 sisanya dijelaskan oleh variabel lain yang tidak diteliti. Persamaan regresi untuk kinerja perawat pelaksana di RSU Martha Friska Medan adalah = 43,034 + 0,710imbalan jasa, yang berarti jika imbalan jasa sebesar 0,710 maka terjadi peningkatan kinerja sebesar 0,710. Universitas Sumatera Utara

1.2.2 Perbedaan Kinerja Perawat Pelaksana RSUP H.Adam Malik Medan dan RSU

Martha Friska Medan Untuk mengetahui perbedaan antara kinerja perawat RSUP H.Adam Malik Medan dan RSU Martha Friska Medan dapat dilihat pada tabel berikut. Tabel 7 Hasil Penelitian Perbedaan Pengaruh Imbalan Jasa terhadap Kinerja yang Dipersepsikan oleh Perawat Pelaksana dalam Memberikan Asuhan keperawatan pada RSUP H.Adam Malik Medan dan RSU Martha Friska Medan 2011 t-test for Equality of Means T Df Sig. 2- tailed Mean Difference Std. Error Difference 95 Confidence Interval of the Difference Lower Upper Kinerja Equal variances assumed 2.518 70 .014 5.611 2.228 1.168 10.055 P 0,05 Analisa data dari Tabel diperoleh bahwa besar T hitung menggunakan t-test adalah 2,518 dengan probabilitas signifikansi 0,014 dan nilai T tabel yang diperoleh dari tabel distribusi t-student dengan df = 70 dengan tingkat signifikansi α=5 adalah 2,000. Hal ini menunjukkan bahwa T hitung T tabel 2,518 2,000 dan probabilitas 0,05 0,014 0,05 maka dapat disimpulkan bahwa H ditolak yang berarti terdapat perbedaan yang signifikan antara kinerja perawat pelaksana pada RSUP H.Adam Malik Medan dan RSU Martha Friska Medan dengan CI 95 didapatkan nilai p value 0,014 dengan besar perbedaan 5,611 dan nilai beda tidak akan kurang dari 1,168 dan tidak lebih dari 10,055. Universitas Sumatera Utara

2. Pembahasan

2.1 Imbalan Jasa yang Diterima Perawat

Hasil penelitian pada Tabel 3 menunjukkan bahwa lebih dari setengah 72,2 perawat pelaksana di RSUP H. Adam Malik Medan menyatakan jumlah imbalan jasa yang diterima cukup di RSUP H. Adam Malik Medan, sedangkan pada RSU Martha Friska Medan lebih dari setengah 61,1 perawat pelaksana menyatakan imbalan jasa yang diterima kurang. Pada RSUP H. Adam Malik Medan sebagian besar perawat pelaksana 72,2 menyatakan bahwa imbalan jasa yang diterima cukup dapat dilihat dari kepuasan perawat pelaksana terhadap pembayaran gaji tepat waktu 61,1, gaji yang sesuai dengan UMR 52,8, uang makan 66,7, kenaikan gaji pokok secara berkala 58,3, tunjangan jabatan 61,1, jaminan pemeliharaan kesehatan 58,3, jaminan pensiun 41,7, besar jaminan kesehatan yang sesuai dengan jabatan 41,7, santunan kematian 52,8, dan kesempatan belajarpelatihan 41,7. Dengan mendapatkan gaji yang cukup maka perawat akan termotivasi untuk meningkatkan kinerjanya. Pada penelitian ini juga masih ditemukan 27,8 perawat yang menyatakan bahwa imbalan jasa yang diterimanya masih kurang. Ketidakpuasan tersebut dapat terlihat akan jasa pelayanan 47,2, THR 41,7, jasa mahasiswa PBL 41,7, dan bantuan biaya pendidikan 47, Lampiran 4 . Pada RSU Martha Friska Medan sebagian besar perawat pelaksana 61,1 menyatakan bahwa imbalan jasa yang diterima kurang, dapat dilihat dari ketidakpuasan perawat pelaksana terhadap imbalan jasa yang diterima, seperti: uang makan 52,8, kenaikan gaji pokok secara berkala 41,7, tunjangan jabatan 44,4, jaminan pensiun 47,2, dan bantuan biaya pendidikan 61,1 dan pada penelitian ini ditemukan 38,9 Universitas Sumatera Utara perawat pelaksana yang menyatakan bahwa imbalan jasa yang diterimanya cukup, seperti pembayaran gaji yang tepat waktu 61,1, gaji sesuai UMR 88,9, jasa pelayanan 52,8, THR 88,9, jasa mahasiswa PBL 61,1, jaminan pemeliharaan kesehatan 66,7, besarnya jaminan kesehatan sesuai dengan jabatan 38,9, santunan kematian 41,7, dan kesempatan belajarpelatihan 66,7 Lampiran 6. Menurut Peterson Plowman dalam Sofyandi, 2008, setiap program imbalan harus mampu mendorong seseorang untuk bekerja. Orang memiliki keinginan untuk bekerja salah satunya adalah karena orang mempunyai keinginan untuk hidup sehingga orang bekerja untuk memenuhi kebutuhannya dan tetap mampu untuk bertahan hidup. Besar kecilnya imbalan jasa yang diterima oleh perawat pelaksana sangat relatif. Perawat pelaksana yang menganggap imbalan jasa yang diterimanya cukup maupun kurang disebabkan oleh banyak faktor seperti pola hidup, dan persepsi perawat pelaksana tentang imbalan jasa yang diterima. Mereka yang mempunyai pengeluaran yang besar diakibatkan oleh pola hidupnya ataupun kedudukannya sebagai tulang punggung keluarga. Hidup dengan anggota keluarga yang besar maka imbalan jasa yang diterimanya dianggap masih rendah karena tidak mampu untuk mencukupi kehidupannya sehari-hari.

2.2 Kinerja yang Dipersepsikan oleh Perawat Pelaksana dalam Memberikan Asuhan Keperawatan