Kinerja yang Dipersepsikan oleh Perawat Pelaksana dalam Memberikan Asuhan Keperawatan

perawat pelaksana yang menyatakan bahwa imbalan jasa yang diterimanya cukup, seperti pembayaran gaji yang tepat waktu 61,1, gaji sesuai UMR 88,9, jasa pelayanan 52,8, THR 88,9, jasa mahasiswa PBL 61,1, jaminan pemeliharaan kesehatan 66,7, besarnya jaminan kesehatan sesuai dengan jabatan 38,9, santunan kematian 41,7, dan kesempatan belajarpelatihan 66,7 Lampiran 6. Menurut Peterson Plowman dalam Sofyandi, 2008, setiap program imbalan harus mampu mendorong seseorang untuk bekerja. Orang memiliki keinginan untuk bekerja salah satunya adalah karena orang mempunyai keinginan untuk hidup sehingga orang bekerja untuk memenuhi kebutuhannya dan tetap mampu untuk bertahan hidup. Besar kecilnya imbalan jasa yang diterima oleh perawat pelaksana sangat relatif. Perawat pelaksana yang menganggap imbalan jasa yang diterimanya cukup maupun kurang disebabkan oleh banyak faktor seperti pola hidup, dan persepsi perawat pelaksana tentang imbalan jasa yang diterima. Mereka yang mempunyai pengeluaran yang besar diakibatkan oleh pola hidupnya ataupun kedudukannya sebagai tulang punggung keluarga. Hidup dengan anggota keluarga yang besar maka imbalan jasa yang diterimanya dianggap masih rendah karena tidak mampu untuk mencukupi kehidupannya sehari-hari.

2.2 Kinerja yang Dipersepsikan oleh Perawat Pelaksana dalam Memberikan Asuhan Keperawatan

Hasil penelitian pada Tabel 4 mengenai kinerja perawat pelaksana dalam memberikan asuhan keperawatan di RSUP H.Adam Malik Medan dan RSU Martha Friska Medan yang dilakukan oleh peneliti menunjukkan bahwa mayoritas perawat pelaksana pada RSUP H.Adam Malik Medan dan RSU Martha Friska Medan memiliki kinerja baik yaitu 94,4 pada RSUP H.Adam Malik Medan, dan 97,2 pada RSU Martha Friska Medan. Berdasarkan instrumen penelitian yang dikerjakan oleh perawat pelaksana untuk menilai kinerja yang dilakukan dalam pemberian asuhan keperawatan, terdapat perbedaan Universitas Sumatera Utara dari nilai mean masing-masing kelompok yaitu RSUP H.Adam Malik Medan nilai rata-rata kinerja perawat sebesar 60,89 94,4, seperti: 38,9 perawat melaksanakan pengumpulan data, 47,2 menganalisis dan menginterpretasi data secara holistik, 44,4 mendokumentsasikan data, 50 mengamati tandagejala, 50 menyusun prioritas masalah, 52,8 menyusun rencana tindakan, 52,8 menetapkan tujuan perencanaan, 44,4 menetapkan kriteria hasil, 47,2 kolaborasi, 41,7 memberikan pendidikan kesehatan, 38,9 memfasilitas pemenuhan kebutuhan dasar manusia, 50 memberikan medikasi, 52,8 memodifikasi rencana keperawatan, 50 melakukan asuhan keperawatan secara berkesinambungan, 44,4 mengevaluasi kemajuan pencapaian hasil, 44,4 melibatkan pasien dan keluarga, 36,1 menggunakan data evaluasi untuk modifikasi rencana keperawatan, dan 44,4 mendokumentasikan perkembangan pasien Lampiran 5. RSU Martha Friska Medan nilai rata-rata kinerja perawat sebesar 66,50 97,2, terlihat dari: 61,1 perawat melaksanakan pengumpulan data, 52,8 menganalisis dan menginterpretasi data secara holistik, 52,8 mendokumentsasikan data, 50 mengamati tandagejala, 50 menyusun prioritas masalah, 55,6 menyusun rencana tindakan, 61,1 menetapkan tujuan perencanaan, 58,3 menetapkan kriteria hasil, 50 kolaborasi, 69,4 selalu memberikan pendidikan kesehatan, 50 memfasilitas pemenuhn kebutuhan dasar manusia, 55,6 memberikan medikasi, 50 memodifikasi rencana keperawatan, 63,9 selalu melakukan asuhan keperawatan secara berkesinambungan, 61,1 mengevaluasi kemajuan pencapaian hasil, 52,8 melibatkan pasien dan keluarga, 66,7 menggunakan data evaluasi untuk modifikasi rncana keperawatan, dan 47,2 mendokumentasikan perkembangan pasien Lampiran 7. Bila dilihat dari nilai mean masing-masing kelompok dapat disimpulkan kinerja perawat pelaksana di RSU Martha Friska Medan lebih baik dibandingkan kinerja perawat di Universitas Sumatera Utara RSUP H. Adam Malik Medan. Hasil penelitian ini tidak berbeda jauh dengan hasil penelitian Firdaus 2003 mengenai analisis komparatif kinerja perawat di rumah sakit swasta dan rumah sakit pemerintah. Pada penelitian tersebut diperoleh hasil kinerja perawat di rumah sakit swasta 74,1 dan 57,8 di rumah sakit pemerintah. Berdasarkan penelitian tersebut diperoleh data bahwa kinerja perawat di rumah sakit swasta lebih baik dibandingkan di rumah sakit pemerintah. Menurut Gibson 1987 dalam Ilyas, 2001 ada tiga faktor variabel yang mempengaruhi kinerja seseorang yaitu faktor individu, faktor psikologi dan faktor organisasi. Faktor individu terdiri dari kemampuan dan keterampilan, latar belakang dan demografis. Faktor psikologi terdiri dari persepsi, sikap, kepribadian, belajar dan motivasi. Variabel ini dipengaruhi keluarga, tingkat sosial, pengalaman kerja sebelumnya dan variabel demografis. Terkait dengan belajar semakin tinggi tingkat pendidikan perawat pelaksana cenderung mempunyai mutu pekerjaan yang baik. Pengetahuan yang tinggi tingkat pemahaman dalam bekerja akan baik sehingga kinerja akan baik pula. Lama bekerja perawat juga mempengaruhi kinerja perawat pelaksana, semakin lama pengalaman bekerja perawat cenderung memiliki mutu pekerjaan yang baik, namun ditemukan pada perawat pelaksana yang telah bekerja cukup lama memiliki kinerja yang kurang baik. Faktor organisasi berefek tidak langsung terhadap perilaku dan kinerja individu terdiri dari sumber daya, kepemimpinan, imbalan, struktur dan desain pekerjaan Mangkunegara, 2005. 2.3 Pengaruh Imbalan Jasa terhadap Kinerja yang Dipersepsikan oleh Perawat Pelaksana pada RSUP H.Adam Malik Medan dan RSU Martha Friska Medan Berdasarkan hasil analisa regresi linear pada Tabel 5 diperoleh persamaan pengaruh imbalan jasa terhadap kinerja di RSUP H. Adam Malik Medan Kinerja = 36,722 + 0,653imbalan jasa, dan pada Tabel 6 di RSU Martha Friska Medan Kinerja = 43,034 + 0,710imbalan jasa. Persamaan tersebut dapat menjelaskan pengaruh imbalan jasa terhadap Universitas Sumatera Utara kinerja perawat pelaksana di RSUP H.Adam Malik Medan sebesar 21,6 dan 14,3 pada RSU Martha Friska Medan. Dari data di atas dapat dilihat bahwa jika imbalan jasa RSUP H. Adam Malik Medan sebesar 0,653 maka terjadi peningkatan kinerja sebesar 0,653. Begitu juga dengan RSU Martha Friska Medan, jika imbalan jasa sebesar 0,710 maka terjadi peningkatan kinerja sebesar 0,710. Nilai koefisien imbalan jasa pada RSU Martha Friska Medan memiliki pengaruh yang besar terhadap kinerja perawat pelaksana. Pada perawat pelaksana di RSU Martha Friska, lebih dari setengah 61,1 perawat pelaksana menyatakan imbalan jasa yang diterima kurang dan nilai rata-rata kinerja perawat sebesar 66,50, sedangkan di RSUP H. Adam Malik Medan lebih dari setengah 72,2 perawat pelaksana menyatakan jumlah imbalan jasa yang diterima cukup dan nilai rata-rata kinerja perawat sebesar 60,89. Hasil penelitian ini memberikan gambaran yang berbeda, seharusnya dengan imbalan jasa yang cukup maka akan didapati kinerja yang baik. Namun kenyataan yang ada ditemukan bahwa pada RSUP H. Adam Malik Medan kinerja perawat pelaksana tidak lebih baik dibandingkan RSU Martha Friska Medan. Baik atau kurangnya kinerja perawat di RSUP H. Adam Malik Medan tidak berpengaruh besar terhadap imbalan jasa yang mereka terima. Berdasarkan hasil wawancara dengan Kapokja Rindu A diperoleh keterangan bahwa perawat pelaksana memperoleh sanksi untuk pelanggaran yang dilakukannya berdasarkan kesepakatan tiap ruangan, dan untuk ketidakhadirannya sanksi yang didapat yaitu tidak memperoleh uang makan ataupun tunjangan fungsional sesuai dengan ketidakhadirannya. Sofyandi 2008 menyatakan tujuan diadakannya pemberian imbalan adalah untuk menjalin ikatan kerjasama antara pimpinan dengan karyawan agar terbentuk komitmen yang jelas mengenai hak dan kewajiban yang harus dipikul, memberikan kepuasan yang dirasakan para karyawan sehingga karyawan akan memberikan prestasi yang terbaik, untuk memotivasi karyawan dalam bekerja dalam rangka memenuhi kebutuhannya, dan untuk menciptakan Universitas Sumatera Utara disiplin kerja bagi karyawan. Berdasarkan hasil penelitian di atas diperoleh kesimpulan bahwa tujuan pemberian imbalan berpengaruh besar tehadap kinerja perawat pelaksana di RSU Martha Friska Medan sehingga diperoleh hasil bahwa kinerja perawat di RSU Martha Friska Medan lebih baik daripada RSUP H. Adam malik Medan.

2.4 Perbedaan Kinerja yang Dipersepsikan oleh Perawat Pelaksana pada RSUP H.Adam Malik Medan