Rumah Sakit Pemerintah TINJAUAN PUSTAKA

hukum yang memiliki harta kekayaan sendiri yang terpisah dari pemiliknya, dengan maksud tujuan tertentu dan lazimnya bersifat idiil dan diurus oleh suatu badan pengurus tanpa mempunyai anggota. Tujuan didirikan yayasan adalah bersifat idiil, dengan kata lain bukan mencari keuntungan pribadi bagi para pendiri atau pengurusnya. Biaya pengelolaan rumah sakit yang didirikan oleh pihak swasta ini berasal dari sumbangan para dermawan Iskandar, 1998. Seiring dengan perkembangan masa dan perkembangan alam pikiran masyarakat, kpada awalnya pelayanan yang dilakuikan oleh rumah sakit hanya bersifat sosial semata mengalami perubahan, karena semakin hari semakin sulit bagi pihak pengelola rumah sakit untuk mendapatkan biaya yang berasal dari sumbangan para dermawan, sebab semakin hari biaya yang harus dikeluarkan oleh rumah sakit semakin besar dan tidak seimbang lagi dengan pemasukan rumah sakit maka untuk kelangsungan rumah sakit, pendiripengelola membuat kebijaksanaan seluruh biaya yang diperlukan dan dikeluarkan oleh rumah sakit untuk perawatan terhadap orang yang berobat dihitung, kemudian biaya tersebut ditagih kepada pasien.

4.3 Rumah Sakit Pemerintah

Perbedaan pokok dengan rumah sakit swasta terutama sekali menyangkut sumber pendanaan rumah sakit yang bersangkutan, yakni kalau rumah sakit pemerintah biaya untuk pengelolaan rumah sakit tersebut sepenuhnya didanai oleh pemerintah, yaitu dengan cara menganggarkannya dalam APBN, APBD, dan lain-lainnya. Karena dana pengelolaan rumah sakit ini berasal dari pemerintah maka segala pendapatan yang diperoleh oleh rumah sakit harus dikembalikan ke kas Negara Iskandar, 1998. Dalam perkembangannya, untuk biaya pengelolaan rumah sakit pemerintah inti tidak sepenuhnya dapat diandalkan hanya dengan mengharapkan APBN dan APBD saja, kondisi ini dipicu oleh semakin pesatnya pertambahan penduduk. Anggaran yang diterima Universitas Sumatera Utara oleh rumah sakit tidak seimbang dengan biaya yang harus dikeluarkan oleh rumah sakit tersebut. Untuk itu pihak rumah sakit mencari solusi untuk menutupi kekurangan biaya tersebut dengan cara mendirikan pavilion swasta, di mana dari pasien dipungut bayaran seperti halnya di rumah sakit swasta. Dalam perkembangannya untuk menutupi kekurangan biaya, timbul pemikiran dari pihak Departemen Kesehatan untuk memberikan otonomi kepada rumah sakit yang pada saatnya nanti rumah sakit pemerintah dapat menjadi lembaga yang bisa membiayai sendiri seluruh biaya operasionalnya swadana Iskandar, 1998.

BAB 3 KERANGKA KONSEPTUAL

1. Kerangka Konsep

Kerangka konsep ini bertujuan untuk memperlihatkan pengaruh imbalan jasa terhadap kinerja yang dipersepsikan oleh perawat pelaksana di RSUP H. Adam Malik Medan dan RSU Martha Friska Medan dalam memberikan asuhan keperawatan. Imbalan jasa pada penelitian ini sebagai variabel independen yang terdiri dari imbalan langsung gaji pokok, uang makan, jasa medis, jasa pelayanan, THR, jasa mahasiswa belajar lapangan, upah berkala tahunan, dan tunjangan jabatan, dan imbalan tidak langsung jaminan kesehatan, jaminan hari tua, jaminan kecelakaan kerja, jaminan kematian, dan pendidikanpelatihan, sedangkan kinerja yang dipersepsikan perawat pelaksana sebagai variabel dependen yang meliputi pengkajian, diagnosa, perencanaan, implementasi, dan evaluasi. Secara skematis, kerangka konsep tersebut dapat digambarkan sebagai berikut: Universitas Sumatera Utara