Efikasi Bahan Pengawet Pemilihan Lokasi

 Kantung plastik diberi label lokasi dan waktu pengambilan. Selain pengambilan data tersebut, juga dilakukan pemasangan kayu umpan. Kayu umpan yang dipasang terdiri dari tiga kelas awet yaitu kayu kelas awet rendah, kayu kelas awet sedang, dan kayu kelas awet tinggi. Lokasi pemasangan kayu umpan dipilih sedemikian rupa pada daerah-daerah yang diduga disukai oleh rayap seperti dekat perakaran tanaman, bukan daerah tergenang air atau terlalu basah, tidak terkena cucuran air hujan dari atap dan tidak terpapar sinar matahari yang terlalu tinggi. Tahapan pemasangan kayu umpan dilakukan sebagai berikut :  Kayu-kayu umpan yang telah dipersiapkan, ditanam ke dalam tanah pada lima lokasi pengamatan di setiap lokasi kota penelitian.  Kedalaman penanaman kayu umpan adalah 17 cm.  Kayu umpan diletakkan di halaman bangunan yang disurvei yang dipilih terutama yang telah terserang rayap.  Lama pengumpanan adalah 45 - 60 hari.  Setelah 45 - 60 hari kayu umpan dicabut dengan hati-hati dan rayap yang menyerang kayu umpan dikumpulkan pada betol koleksi.  Botol koleksi diberi label yang berupa nama lokasi, tanggal pengambilan dan jumlah rayap.  Selanjutnya dilakukan identifikasi rayap di laboratorium. Pada kayu umpan yang terserang rayap, dilakukan penghitungan persen kerusakan kayu yang terjadi. Gambar 2. Pemasangan Kayu Umpan Gambar 3. Perlindungan kayu umpan

3.2.3 Intensitas serangan organisme perusak

Intensitas serangan rayap diperoleh dengan menggunakan model yang dikembangkan berdasarkan data yang diperoleh dari kegiatan pengkajian tingkat serangan organisme perusak pada bangunan dan pengkajian pengaruh kondisi lingkungan terhadap serangan organisme perusak.

3.2.4 Pengkajian tingkat efikasi bahan pengawet dan teknis perlindungan

investasi konstruksi terhadap serangan organisme perusak. Pada kegiatan ini dilakukan dengan pengumpulan data sekunder dan desk study. Pengolahan data dan penentuan kelas bahaya rayap pada setiap lokasikota penelitian ditentukan berdasarkan intensitas serangan rayap yang terjadi. Pengelompokan kelas bahaya dilakukan dengan analisis gerombol atau cluster. 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Tingkat Serangan Rayap pada Bangunan – Bogor

Di Kota Bogor tingkat serangan rayap pada bangunan yang sudah berdiri relatif tinggi. Hal ini terlihat dari beberapa bangunan yang disurvei telah mengalami kerusakan akibat serangan rayap, yang berdasarkan infomasi pemilik bangunan telah dilakukan beberapa kali penggantian komponen bangunan seperti kusen pintu, kusen jendela, daun pintu dan sebagainya. Bahkan ada satu bangunan yang telah direnovasi sekitar satu tahun yang lalu telah diserang rayap tanah hingga ke rangka atap, namun sepintas terlihat rangka atapnya belum mengalami kerusakan yang parah. Serangan ini terjadi kemungkinan karena bangunan di sebelahnya telah terserang rayap tanah, walaupun ada jarak antara bangunan tersebut. Secara umum serangan rayap pada bangunan di kota ini sebagian besar hingga ke rangka atap, hal ini terlihat secara langsung karena sebagian besar bangunan tidak menggunakan platen dan pada rangka atap terlihat saluran atau liang-liang kembara rayap. Di samping itu bangunan yang terserang telah berumur puluhan tahun dan pada umumnya bangunan menggunakan kayu sebagai komponen utama. Kayu yang digunakan secara umum tidak dilakukan tindakan pengawetan karena kurangnya informasi kepada masyarakat. Namun ada sebagian masyarakat yang telah menggunakan residu untuk pengawetan kayu pada bangunan dan diyakini dapat mencegah serangan rayap. Bila residu tersebut habis atau hilang dari kayu, maka kayu tersebut dapat diserang rayap.