3.2.3 Intensitas serangan organisme perusak
Intensitas  serangan  rayap  diperoleh  dengan  menggunakan  model  yang dikembangkan  berdasarkan  data  yang  diperoleh  dari  kegiatan  pengkajian  tingkat
serangan  organisme  perusak  pada  bangunan  dan  pengkajian  pengaruh  kondisi lingkungan terhadap serangan organisme perusak.
3.2.4 Pengkajian  tingkat  efikasi  bahan  pengawet  dan  teknis  perlindungan
investasi konstruksi terhadap serangan organisme perusak.
Pada kegiatan ini dilakukan dengan pengumpulan data sekunder dan desk study. Pengolahan data dan penentuan kelas bahaya rayap pada setiap lokasikota
penelitian  ditentukan  berdasarkan  intensitas  serangan  rayap  yang  terjadi. Pengelompokan kelas bahaya dilakukan dengan analisis gerombol atau cluster.
4 HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Tingkat Serangan Rayap pada Bangunan – Bogor
Di  Kota  Bogor tingkat serangan rayap pada  bangunan  yang sudah berdiri relatif  tinggi.  Hal  ini  terlihat  dari  beberapa  bangunan  yang  disurvei  telah
mengalami kerusakan  akibat serangan rayap,  yang berdasarkan  infomasi  pemilik bangunan telah dilakukan beberapa kali penggantian  komponen bangunan seperti
kusen pintu, kusen jendela, daun pintu dan sebagainya. Bahkan ada satu bangunan yang  telah  direnovasi  sekitar  satu  tahun  yang  lalu  telah  diserang  rayap  tanah
hingga ke rangka atap, namun sepintas terlihat rangka atapnya belum mengalami kerusakan  yang  parah.  Serangan  ini  terjadi  kemungkinan  karena  bangunan  di
sebelahnya  telah  terserang  rayap  tanah,  walaupun  ada  jarak  antara  bangunan tersebut. Secara umum serangan rayap pada  bangunan di kota ini sebagian  besar
hingga  ke  rangka  atap,  hal  ini  terlihat  secara  langsung  karena  sebagian  besar bangunan  tidak  menggunakan  platen  dan  pada  rangka  atap  terlihat  saluran  atau
liang-liang kembara rayap. Di samping itu bangunan yang terserang telah berumur puluhan  tahun  dan  pada  umumnya  bangunan  menggunakan  kayu  sebagai
komponen  utama.  Kayu  yang  digunakan  secara  umum  tidak  dilakukan  tindakan pengawetan karena kurangnya informasi kepada masyarakat. Namun ada sebagian
masyarakat  yang  telah  menggunakan  residu  untuk  pengawetan  kayu  pada bangunan dan diyakini dapat mencegah serangan rayap. Bila residu tersebut habis
atau hilang dari kayu, maka kayu tersebut dapat diserang rayap.