Karya-karya K.H. Muhammad Muhajirin Amsar Addary

tasawuf 1 kitab. 10 Karya-karya K.H. Muhammad Muhajirin Amsar Addary yang telah dipelajari oleh para santri di sekolah Annida Al-Islamy Bekasi Timur dan pada murid-murid yang telah lulus dan membuka cabang sekolah Annida Al-Islamy. Banyak karya-karya beliau yang sudah dikenal oleh pada alim ulama Bekasi dan sekitarnya. Dan nama-nama karya-karya beliau yang masih dipelajari oleh ara santri di sekolah maupun di pesantren Annida Al- Islamy bekasi Timur. Salah satu karya K.H. Muhammad Muhajirin Amsar Addary yaitu: Misbah Al Zhulam Fi Syarhi Al Bulugh Al Maram, 8 jilid fiqih hadits, Idhoh Al Maurud, 2 jilid ushul fiqih, Muhammad Rasulullah Tarikh, Mirah Amuslim Fi Siroh Khulafa Tarikh, Al Muntakhab Min Tarikh Daulah Umayah Hadits, Qowaid Al Khoms Al Bahiyyah qowaid fiqih, Al istidzar mustholah haditsushul hadits, Ta’liqot Ala Matini Al Jauharoh 2 jilid tauhid, Muhtaroh Al Balaghah 2 jilid balaghah, Qowaid Al Nahwiyah 2 jilid nahwutata bahasa Arab, Al Qoul Al Hatsis Fi Mustholah Al Hadits usul fiqih, Taysir Al Ushul I Ilmi Al Ushul ushul fiqih, Qowaid Al Mantiq 2 jilid mantiq, Muthalaah Mahfudzot, Takhrij Al Furu’ Ala Al Ushul, Tathbiq Al Ayat Bi Al Hadits, Tasawwuf, dan Faroid. Selain itu adalah mushaf yang belum sempat dicetak.

C. Aktivitas Dakwah KH. Muhammad Muhajirin Amshar Addary

Kegiatan adalah suatu peristiwa atau kejadian yang pada umumnya tidak dilakukan secara terus menerus. Penyelenggara keitan itu sendiri bisa 10 Sejarah Singkat Perjalanan Hidup Syekh Muhammad Muhajirin Amsar Addary Allah Yarham, Bekasi: Pesantren Annida Al-Islamy, 2007. h. 21. merupakan badan, instansi pemerintah, organisasi, orang pribadi, lembaga, dll. KH. Muhammad Muhajirin adalah ulama yang sangat menghargai keberagaman pendapat dalam memahami ajaran serta nilai Islam yang telah berkembang sejak beberapa abad lalu. Penghargaan atas keberagaman pendapat terhadap ajaran serta nilai Islam terulang dalam karangan KH. Muhammad Muhajirin “mazhab” tidak serta merta menjadikan KH. Muhammad Muh ajirin menjadi “fanatik buta” terhadap salah satu mazhab. Keteguhan hati KH. Muhammad Muhajirin atas penghargaannya terhadap keberagaman pendapat menunjukan luasnya cara berfikir KH. Muhammad Muhajirin. “Pertikaian” ormas NU dan Muhammadiyah di awal tahun 1950 an tidak membuat KH. Muhammad Muhajirin terjebak ke dalamnya. Sikap tidak memihak inilah yang terkadang diartikan oleh sebagian masyarakat yang tidak mengerti untuk memberikan lebel “Wahabi, anti habib” dan lain- lain. Contoh kongkrit terkait dengan hal tersebut adalah pada saat KH. Muhammad Muhajirin ditanyai oleh salah satu muridnya, “pak Kyai.. Islamnya NU atau Muhammadiyah”? serta merta KH. Muhammad Muhajirin menjawab, “... Islam saya adalah Islam Laa illaha illAllah wa Muhammad Rasulullah”. Meskipun demikian dalam amalan ibadah kesehariannya, KH. Muhammad Muhajirin sangat kental dengan pemahaman Ahlussunnah wal jama‟ah Aswaja. 11 11 Wawancara langsung kepada bapak H. Dhiya Al-Maqdisi pada jumat 12 juni 2014