Aktivitas Dakwah KH. Muhammad Muhajirin Amshar Addary

merupakan badan, instansi pemerintah, organisasi, orang pribadi, lembaga, dll. KH. Muhammad Muhajirin adalah ulama yang sangat menghargai keberagaman pendapat dalam memahami ajaran serta nilai Islam yang telah berkembang sejak beberapa abad lalu. Penghargaan atas keberagaman pendapat terhadap ajaran serta nilai Islam terulang dalam karangan KH. Muhammad Muhajirin “mazhab” tidak serta merta menjadikan KH. Muhammad Muh ajirin menjadi “fanatik buta” terhadap salah satu mazhab. Keteguhan hati KH. Muhammad Muhajirin atas penghargaannya terhadap keberagaman pendapat menunjukan luasnya cara berfikir KH. Muhammad Muhajirin. “Pertikaian” ormas NU dan Muhammadiyah di awal tahun 1950 an tidak membuat KH. Muhammad Muhajirin terjebak ke dalamnya. Sikap tidak memihak inilah yang terkadang diartikan oleh sebagian masyarakat yang tidak mengerti untuk memberikan lebel “Wahabi, anti habib” dan lain- lain. Contoh kongkrit terkait dengan hal tersebut adalah pada saat KH. Muhammad Muhajirin ditanyai oleh salah satu muridnya, “pak Kyai.. Islamnya NU atau Muhammadiyah”? serta merta KH. Muhammad Muhajirin menjawab, “... Islam saya adalah Islam Laa illaha illAllah wa Muhammad Rasulullah”. Meskipun demikian dalam amalan ibadah kesehariannya, KH. Muhammad Muhajirin sangat kental dengan pemahaman Ahlussunnah wal jama‟ah Aswaja. 11 11 Wawancara langsung kepada bapak H. Dhiya Al-Maqdisi pada jumat 12 juni 2014 Dalam menjawab berbagai persalan yang mengemuka saat KH. Muhammad Muhajirin mengajarkan murid-muridnya, tidak jarang jawaban yang disampaikannya berbeda-beda antar para penanya. Perbedaan jawaban tersebut bukan menunjukan ketidak konsistenannya KH. Muhammad Muhajirin dalam menjawab atau memberikan solusi, namun semuanya disebabkan berbagai penafsiran atau pendapat para ulama terkait persoalan yang ditanyakan, sehingga jawaban KH. Muhammad Muhajirin akan sangat ditentukan oleh latar belakang serta urgensi orang bertanya. Jawaban-jawaban yang diberikan oleh KH. Muhammad Muhajirin kepada murid atau penanya kerapkali disampaikan dengan senda gurau namun tepat sasaran. Contoh lain jawaban dari KH. Muhammad Muhajirin adalah pada saat ada murid yang bertanya tentang posisi kepala jenazah, apakah ada di sisi utara atau di sisi selatan jika kiblat ke arah barat? Pertanyaan ini muncul karena adanya perbedaaan pemahaman dari para ulama Indonesia, khususnya Jakarta, mengenai posisi jenazah. Tentunya perbedaan para ulama tersebut dilandasi dengan dalil atau argumentasi yang kuat yang justru menimbulkan kebingungan di masyarakat luas. Jawaban sederhana diberikan oleh KH. Muhammad Muhajirin kepada muridnya sambil berkelekar, “.... Dari pada antum ngeributin letak jenazah, mendingan antum berdiriin aja jenazahnya...”. Sontak saja jawaban tersebut membuat muridnya tertawa. Esensi yang hendak KH. Muhammad Muhajirin sampaikan kepada muridnya adalah bahwa jangan sampai persoalan “Khilafiyah” menganggu substansi yang lebih penting terkait dengan jenazah. 12 Dalam ranah pendidikan konsep keberlanjutan serta berkesinambungan merupakan hal yang menjadi perhatian utama KH. Muhammad Muhajirin dengan adanya kecerdasan yang dimiliki oleh murid dalam ilmu pengetahuan agama maupun pengetahuan umum merupakan hal yang harus saling melengkapi. Keyakinan pada konsep ini dibuktikan dengan diajarkannya materi pelajaran umum, seperti matematika al jabar, IPA, bahasa inggris maupun lainnya mulai dari tingkat Tsanawiyah sampai Aliyah di lembaga pendidikan yang KH. Muhammad Muhajirin pimpin. Keikutsertaan lembaga pendidikan yang di pimpin oleh KH. Muhammad Muhajirin dalam kebijakan pemerintah di bidang pendidikan, seperti Ebtanas, Ujian Akhir Madrasah, dan lainya mengindikasikan bahwa penerimaan alumni oleh masyarakat luas menjadi perhatian bagi KH. Muhammad Muhajirin demi kesuksesan para murid-muridnya. Ijazah yang diakui oleh negara dan masyarakat luas sejak awal menjadi buku sahih yang harus diberikan kepada para alumni demi masa depan para alumni tersebut. Konsep berkelanjutan dalam lembaga pendidikan pun telah lama dipraktekan oleh KH. Muhammad Muhajirin. Istilah kelas yang tidak terputus antara tingkat Tsanawiyah dan Aliyah menjadi bukti bahwa pendidikan berkelanjutan adalah sebuah kebutuhan guna tercapainya alumni yang berkualitas. Tingkat Tsanawiyah memiliki 3 tingkatan, yakni kenals 1, 2 dan 12 Wawancara langsung kepada bapak H. Dhiya Al-Maqdisi jumat 12 Juni 2014 3, adapun tingkat Aliyah merupakan tingkat lanjutan. Oleh karenanya diistilahkan dengan kelas 4, 5 dan 6. Konsep ini justru oleh pemerintah baru diadopsi beberapa tahun belakangan ini dengan membuat istilah untuk tingkat Tsanawiyah kelas 7, 8 dan 9, serta tingkat Aliyah dengan kelas 10, 11 dan 12. Jenjang pendidkan yang diselenggarakan dibawah kepemimpinan KH. Muhammad Muhajirin diawali dengan didirikannya pesantren Annida Al- Islamy sebagai kelanjutan dari Pesantren Bahagia. Santri-santri yang tinggal di Pesantren Annida Al-Islamy dilihat dari usia berada pada kisaran usia tingkat Tsanawiyah dan Aliyah. Meskipun demikian sampai dengan pertengahan tahun 1970-an, para santri tersebut memang belum mendapatkan ijazah yang dikeluarkan oleh negara. Oleh karena itu sebagian besar santri- santri tersebut mengikuti ujian persamaan diberbagai lembaga pendidikan milik pemerintah. Kondisi tersebut tentunya menjadi perhatian serius dari KH. Muhammad Muhajirin sehingga di tahun 1978-1979 Annida Al-Islamy berhasil melengkapi berbagai persyaratan sebagai sebuah lembaga pendidikan agama yang sejajar dengan lembaga pendidikan milik pemerintah lainya. Dengan kata lain para santri tidak perlu lagi mencari ijazah di lembaga lain. 13 Lembaga pendidikan lain yang bernaung dibawah kepemimpinan KH. Muhammad Muhajirin adalah Taman Pendidikan Al- Qur‟an TPQ untuk anak-anak usia Sekolah Dasar. Sejatinya pengajian Al- Qur‟an ini telah dirintis jauh sebelum KH. Muhammad Muhajirin hijrah ke Bekasi. Karena lembaga pengajian tersebut telah dirintis oleh nenek dari istri KH. 13 Wawancara langsung kepada bapak H. Dhiya Al-Maqdisi jumat 12 Juni 2014 Muhammad Muhajirin, yakni Guru Mandu Khairani biinti Hasan. Beliau merupakan salah satu atau bahkan satu-satunya guru perempuan yang sangat tersohor di wilayah Bekasi pada masanya. 14 14 Wawancara langsung kepada bapak H. Dhiya Al-Maqdisi jumat 12 Juni 2014 54

BAB IV HASIL PENELITIAN

A. Analisis Kiprah Dakwah K.H. Muhammad Muhajirin Amsar Addary di

Pondok Pesantren Annida Al- Islamy Bekasi. Kiprah dakwah yang dilakukan K.H. Muhammad Muhajirin Amsar Addary kepada masyarakat secara umum dan kepada santri-santrinya secara khusus merupakan upaya yang dilakukan dalam mengembangkan pengetahuan keagamaan yang benar yaitu yang berdasarkan Al- Qur’an dan Sunnah agar ummat dan para santrinya mampu menghadapi masa depan yang lebih baik di dunia maupun diakhirat kelak. Karena menurut beliau seorang da’i yang mempunyai peranan penting bagi mad’unya haruslah memiliki ilmu agama yang mumpuni agar ajaran yang diberikan berdasarkan Al- Qur’an dan Sunnah sehingga layak dikatakan seorang da’I atau pendakwah. Bentuk kiprah dakwah K.H. Muhammad Muhajirin Amsar Addary yaitu:

1. Pengajian Kitab-Kitab Kuning Kepada Santri

Pondok Pesantren Annida Al-Islamy seperti yang di jelaskan sebelumnya adalah pondok pesantren yang mengadopsi sistem pembelajarannya salafiah dan modern atau juga disebut tradisional modern yaitu yang menjadikan selain terdapat organisasi santri, memakai cara diskusi dan tanya jawab dalam setiap penyampaian materinya seperti yang digunakan pondok pesantren sallaf atau pesantren tradisional lainnya. Kitab - kitab pak kyayi dijadikan kajian oleh seluruh santri Annida Al- Islamy Bekasi. Kitab – kitab yang di kaji kepada santri yaitu Misbah Al Zhulam Fi Syarhi Al Bulugh Al Maram, 8 jilid fiqih hadits, Idhoh Al Maurud, 2 jilid ushul fiqih, Muhammad Rasulullah Tarikh, Mirah Amuslim Fi Siroh Khulafa Tarikh, Al Muntakhab Min Tarikh Daulah Umayah Hadits, Qowaid Al Khoms Al Bahiyyah qowaid fiqih, Al istidzar mustholah haditsushul hadits, Ta’liqot Ala Matini Al Jauharoh 2 jilid tauhid, Muhtaroh Al Balaghah 2 jilid balaghah, Qowaid Al Nahwiyah 2 jilid nahwutata bahasa Arab, Al Qoul Al Hatsis Fi Mustholah Al Hadits usul fiqih, Taysir Al Ushul I Ilmi Al Ushul ushul fiqih, Qowaid Al Mantiq 2 jilid mantiq, Muthalaah Mahfudzot, Takhrij Al Furu’ Ala Al Ushul, Tathbiq Al Ayat Bi Al Hadits, Tasawwuf, dan Faroid. 1

2. Ceramah

Ceramah dakwah yang beliau lakukan melalui ceramah ini adalah menyampaikan pesan-pesan dan nasehat-nasehat yang baik membawa nilai-ni lai positif kepada mad’unya guna untuk membawa mad’u menjadi manusia yang bermanfaat dan berguna bagi masyarakat dan agamanya. Biasanya beliau melakukan ceramah di beberapa acara. Setiap J um’at dan Minggu setelah sholat Subuh beliau selalu memberi siraman rohani dan juga materi-materi agama kepada para santri- santrinya. Dalam pembelajaran kitab kuning beliau menggunakan metode 1 Sejarah Singkat Perjalanan Hidup Syekh Muhammad Muhajirin Amsar Addary Allah Yarham, Bekasi : Pesantren Annida Al-Islamy. 2007. h. 21.