Peringatan Hari Besar Analisis Kiprah Dakwah K.H. Muhammad Muhajirin Amsar Addary di

B. Metode Dakwah KH. Muhammad Muhajirin Amsar Addary

Dalam suatu bentuk aktivitas dakwah, metode merupakan suatu bagian yang menentukan atau tidaknya suatu aktivitas dakwah. Penggunaan metode-metode tersebut tergantung pada bentuk-bentuk kegiatan dakwah yang digunaknan dan siapa yang menjadi mad’u pada aktivitas dakwah tersebut. Oleh karena itu K.H. Muhammad Muhajirin Amsar Addary pada kiprah dakwahnya beliau selalu menggunakan metode dakwah yang orientasinya bersumber pada sisi pendekatam terhadap mad’unya. Dengan demikian hasil dari observasi peneliti membagi tiga jenis metode dakwah yang digunakan KH. Muhammad Muhajirin Amsar Addary dalam kiprah dakwahnya berdasarkan pendekatan mad’u yaitu:

1. Metode Al-Hikmah kebijaksanaan

Dalam dakwahnya beliau tidak hanya menyampaikan suatu materi pada mad’unya melainkan beliau juga mempunyai jati diri yang begitu rendah hati untuk menyampaikan suatu materi, beliau mempunyai sifat tegas dalam mengajar tetapi dalam ketegasanya itu pula beliau adalah sosok yang sangat bersahaja dan bijaksana terhadap lingkungan yang ada di sekitarnya yaitu keluarga, masyarakat dan para santri-santrinya.

2. Metode Mau’idzhatil Hasanah nasihat yang baik

Pada penyampaiannya dakwah KH. Muhammad Muhajirin Amsar Addary banyak disukai oleh mad’unya karena beliau selalu memberikan contoh yang baik yang sesuai dengan materi yang disampaikan yaitu Al- Qur’an dan Al- Hadits. Beliau juga selalu memberikan nasihat-nasihat yang baik bukan nasihat yang sebaliknya, tetapi beliau suka memberikan pengertian yang mudah, masuk akal, secara perlahan dengan kata-kata yang lembut, baik, mudah diterima dengan nasihat yang baik dan sasaran dakwahpun merasa tersirami hatinya, sehingga ada yang mengeluh mengakui kesalahannya semasa hidup sampai jamaah menangis dihadapan beliau. 3. Metode Al-Muajadalah Bil Hayati Hiya Ahsan berdiskusi Dakwah yang dilakukan KH. Muhammad Muhajirin tidak hanya sebatas berbicara dari mimbar ke mimbar saja, melainkan ia melibatkan mad’unya dengan cara memberi kesempatan untuk bertanya atas materi dakwah yang mungkin kurang dipahami oleh mad’unya. Tanya jawab ini biasanya diadakan setengah jam setelah ia mengakhiri ceramahnya. Dengan adanya forum diskusi ini, KH. Muhammad Muhajirin Amsar Addary merasa seperti bertukar pikiran, ia tidak memposisikan dirinya menjadi yang paling bisa atau benar. Hanya saja apa yang ia sampaikan memang tidak lepas dari Al- Qur’an dan As-sunnah. Jadi, apabila ada beberapa mad’u yang kurang memahami atas isi ceramahnya, maka harus menjelaskan dengan kata-kata sederhana namun mudah dimengerti. Bila perlu penjelasannya tersebut disertai dengan contoh agar mad’u menjadi lebih faham. Pak kyayi sudah melaksanakan tiga metode dakwah yang seharusnya ada pada para pendakwah ceramahnya beliau tegas dan bijaksana dalam menerangkan suatu hukum atau masalah yang ada pada