Bendungan mempunyai dua dasar fungsi, yaitu pertama merupakan sebuah wadukkolam penampung air yang mempunyai kesanggupan untuk
menyediakan air, dan yang kedua menaikkan ketinggian permukaan air yang merupakan potensi dari air sungai.
Tabel 13. Rata-Rata Air Keluar dari Waduk Juanda Tahun 2001- 2007
Tahun TMA Rata-Rata m
Air Keluar Waduk Juta m
3
Volume Waduk
Juta m
3
Volume Efektif
Juta m
3
Luasan Waduk
Km
2
Realisasi Rencana
Turbin HJV
Limpas Total
Normal Kering
Basah 2001
102.83 99.58
98.00 99.58
5141.80 713.31
99.01 5954.12
2128.10 1549.20
84.59 2002
101.11 101.05
98.53 101.05
5638.34 495.52
247.05 6380.91
2017.65 1438.75
82.29 2003
86.07 96.28
93.99 96.28
3644.50 355.71
0.00 4000.21
1068.56 489.66
62.32 2004
95.76 96.46
90.42 96.46
4234.13 210.21
0.00 4444.34
1637.14 1058.24
74.87 2005
102.16 98.32
94.49 98.32
4519.74 381.15
45.45 4946.34
2084.6 1505.70
83.69 2006
94.05 98.92
97.27 102.09
4441.12 23.74
0.00 4464.86
1536.56 957.66
72.65 2007
93.99 95.86
91.75 98.08
3236.63 769.23
0.00 4005.86
1525.29 946.39
72.51
Sumber: Perusahaan Umum Jasa Tirta II, 2008 Waduk Juanda terletak di Kecamatan Jatiluhur, Kabupaten Purwakarta ±
9 km dari pusat Kota Purwakarta, berjarak kurang lebih 100 km tenggara Jakarta dan kurang lebih 60 km barat laut kota Bandung
.
Waduk Juanda adalah waduk terbesar di Indonesia. dengan panorama danau yang luasnya 8 300 hektar. Bendungan ini mulai dibangun sejak tahun 1957
oleh kontraktor asal Perancis dengan potensi air tersedia sebesar 12.9 milyar m
3
waduk per tahun dan merupakan
serbaguna pertama di Indonesia. Menara pelimpas berbentuk morning glory, elevasi mercu +107.0 m, dan dapat
menampung air dari Sungai Citarum maksimum 2.25 miliar m
3
. Waduk dilengkapi Hollowjet yang dapat dibuka atau ditutup berdasarkan persentase
sesuai dengan kebutuhan air di hilir. Apabila Pembangkit Listrik Tenaga Air, ada
beberapa unit turbin tidak dapat berfungsi dengan baik, sehingga air yang dikeluarkan melalui Pembangkit Listrik Tenaga Air, tidak mencukupi untuk
kebutuhan di hilir, maka kekurangan air dapat dikeluarkan dari waduk melalui Hollowjet
berdasarkan kebutuhan. Waduk Juanda semula dibangun ditujukan untuk meningkatkan
kesejahteraan rakyat dengan penyediaan pangan melalui produktivitas lahan irigasi dari pemanfaatan air sungai Citarum. Jadi Waduk Juanda, yang pertama
memiliki fungsi penyediaan air irigasi seluas kurang lebih 240 000 hektar sawah pada tahun 1967 dengan dua kali tanam satu tahun di Kabupaten Bekasi,
Kabupaten Karawang, Kabupaten Subang, dan Kabupaten Indramayu bagian barat. Hampir 80
─90 persen air dari Waduk Juanda untuk kepentingan irigasi dilakukan dengan sistem gilir giring dua mingguan dan pola tanam
dikelompokkan menjadi 5 golongan tanam dalam setiap musim tanam. Air dari sumber setempat dalam penelitian ini diasumsikan untuk kepentingan irigasi
semua. Kedua, adalah untuk memasok air baku untuk air minum di Daerah Khusus Ibukota DKI Jakarta yaitu kurang lebih 450 juta m
3
Selanjutnya, secara teknis operasi waduk tidak akan dibahas pada penelitian ini, tetapi yang dibahas dalam penelitian ini hanya air yang bermanfaat
secara ekonomi misalnya pada sektor pertanian, industri, dan air baku untuk air minum serta listrik dari pembangkit listrik tenaga air. Air keluar yang melalui
pelimpas dan hollowjet diasumsikan tidak ada, karena cukup kecil. Demikian juga tahun atau sekitar
80 persen kebutuhan air baku untuk air minum DKI dan perusahaan daerah air minum kabupatenkota serta industri yang berkembang pesat di wilayah Daerah
Irigasi Jatiluhur dan sekitarnya.
untuk perikanan darat, pengembangan pariwisata, dan olahraga air tidak akan dibahas karena potensi pendapatannya cukup kecil untuk kepentingan Perusahaan
Umum Jasa Tirta II. Di Waduk Juanda, dilengkapi dengan 6 unit turbin Pembangkit Listrik
Tenaga Air, dengan daya terpasang 187.5 MW atau masing-masing unit mampu membangkitkan daya dengan kapasitas 32.2 MW dengan produksi tenaga listrik
mencapai + 1 000 juta kWhtahun yang tergantung ketersediaan air di waduk.
Pembangkit ini dikelola dan dipasarkan oleh PerusahaanUmum Jasa Tirta II.
Sebesar 80 ─90 persen pembelinya adalah PT. PLN dan selebihnya dipakai
sendiri. Untuk menghasilkan 1 kWh tiap unit maka Pembangkit Listrik Tenaga Air, membutuhkan air antara 5
─7 m
3
per detik yang tergantung pada tinggi muka air waduk dan beban pembangkit listrik tenaga air yang digunakan. Air untuk
produksi listrik diasumsikan volumenya setara dengan outflow air dari Waduk Juanda untuk kepentingan penggunanya. Menurut Perusahaan Umum Jasa Tirta II
2008 volume air yang masuk Waduk Juanda sama dengan air yang keluar waduk.
6.6 Sektor dan Wilayah Daerah Irigasi Jatiluhur