Rengas Dengklok 45.996 Talagasari 41.430 Jatisari 34.957 Binong 25.962 Patrol 36.378 Status dan Perkembangan Pengelolaan Daerah Irigasi Jatiluhur

Subang dan Kabupaten Indramayu bagian barat, Wilayah Tarum Utara meliputi Kabupaten Karawang, dan Wilayah Tarum Barat meliputi DKI Jakarta, Kabupaten dan Kota Bekasi. Wilayah Tarum Barat berbeda dengan 2 wilayah lainnya. Wlayah itu berkembang mengarah menjadi pusat industri dan pemukiman. Tabel 12. Sawah Irigasi Teknis di Daerah Irigasi Jatiluhur Tahun 2001 ─2007 No. Wilayah Sawah Irigasi Teknis di Daerah Irigasi Jatiluhur ribu Ha 2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 1 Tarum Barat 58.196 58.196 58.196 54.935 54.392 53.652 53.652 a. Cikarang 30.671 30.671 30.671 30.781 30.626 30.071 30.071 b. Lemang Abang 27.525 27.525 27.525 24.154 23.766 23.581 23.581 2 Tarum Utara 87.426 87.426 87.426 87.396 87.396 87.276 87.276

a. Rengas Dengklok 45.996

45.996 45.996 45.996 45.996 45.846 45.846

b. Talagasari 41.430

41.430 41.430 41.430 41.430 41.430 41.430 3 Tarum Timur 97.297 85.561 83.865 83.863 83.855 83.855 83.855

a. Jatisari 34.957

21.757 21.742 21.740 21.740 21.740 21.740

b. Binong 25.962

25.749 25.728 25.728 25.727 25.727 25.727

c. Patrol 36.378

38.055 36.395 36.395 36.388 36.388 36.388 Jumlah 242.919 231.183 229.487 226.194 225.643 224.783 224.783 Sumber: Perusahaan Umum Jasa Tirta II, 2008 Kondisi ini sangat berbeda dengan wilayah Tarum Timur dan Tarum Utara yang merupakan wilayah sentra produksi pangan, tetapi ke depan diperkirakan penduduk dan industri brkembang pesat. Oleh karena itu, kebutuhan air baku dari Waduk Juanda akan meningkat terus. Tata guna lahan di Daerah Irigasi Jatiluhur dari tahun 2001 sampai dengan tahun 2007 didominasi sawah irigasi teknis. Pada tahun 2007 proporsi tertinggi di Kabupaten Karawang 87.28 ribu hektar 39 persen diikuti Subang dan Indramayu 85.86 ribu hektar 37 persen, dan KabupatenKota Bekasi 53.65 ribu hektar 24 persen. Berkurangnya luas areal sawah dari tahun ke tahun karena pesatnya pertumbuhan industri dan meningkatnya jumlah penduduk, terutama di Kabupaten Bekasi. Kota Bekasi merupakan wilayah yang terus berkembang menjadi wilayah perkotaan, seiring dengan peranannya sebagai wilayah penyangga Jakarta, dan berperan sebagai kota satelit dari Jakarta. Begitu juga dalam pengaturan dan penyaluran air baku Perusahaan Air Minum DKI Jakarta dilakukan saluran air Kali Malang baku ke arah barat dari di Bendung Bekasi yang diteruskan ke Perusahaan Air Minum DKI Jakarta melalui Pompa Air Baku PAB di Cawang.

6.4 Status dan Perkembangan Pengelolaan Daerah Irigasi Jatiluhur

Pada tahun 1956, Ir. Djuanda sebagai Perdana Menteri terakhir Indonesia mendeklarasikan Proyek Serbaguna Jatiluhur. Tujuan utama proyek tersebut meningkatkan produktivitas padi untuk menjaga ketahanan pangan nasional. Proyek pembangunan Waduk Juanda Proyek Jatiluhur dimulai tahun 1957, dibagi dalam dua kegiatan, yaitu pertama membangun waduk yang membendung Sungai Citarum dengan kapasitas kurang lebih 3 juta meter kubik, dengan pembangkit tenaga listrik berkapasitas 150 MW. Kedua, membangun sistem irigasi yang mencakup kurang lebih seluas 240 ribu hektar sawah irigasi teknis di wilayah utara Provinsi Jawa Barat yang dihubungkan dengan sistem irigasi Walahar dan Salamdarma, dengan dua kali panen dalam setahun. Proyek itu selesai pada tahun 1967, dan kemudian dinamakan Waduk Juanda atau Waduk Jatilihur, sedangkan wilayah pelayanannya disebut Daerah Irigasi DI Jatiluhur. Selanjutnya yang akan dibahas dalam penelitian ini berkaitan dengan nilai ekonomi, yang sangat bermanfaat untuk kesejahteraan rakyat, seperti produk keluaran dari pemanfaatan air secara ekonomi untuk irigasi, pembangkit listrik tenaga air, air baku untuk industri, domestik, dan lain sebagainya, dikecualikan pengendalian banjir khususnya hidrologi yang berkaitan dengan sungai Citarum.

6.5 Waduk Juanda