Menurut Perusahaan Umum Jasa Tirta II, pada musim tanam rendeng, yaitu bulan Oktober-Maret, sebesar 70 persen menggunakan sumber setempat dan
selebihnya menggunakan air dari Waduk Juanda.
Sementara itu pada musim tanam gadu, yaitu bulan April-September, sebesar 70 persen berasal dari Waduk Juanda. Benefit yang diperoleh dari sub sektor pertanian tanaman padi setiap
tahunnya seluas 242 000 hektar dalam 2 kali tanam dan per hektar menghasilkan 5 ton gabah kering giling GKG, dan jika harga gabah Rp. 3 000 per ton maka akan didapat sebesar Rp. 7
triliun.
6.7 Perusahaan Umum Jasa Tirta II
6.7.1 Dasar Hukum
Setelah berlakunya Undang ─Undang Nomor 7 Tahun 2004 tentang
Sumberdaya Air, dimana pengelolaan diistilahkan dengan pengusahaan sumber daya air, tercantum ketentuan dalam pada Pasal 45 yang menyatakan bahwa:
1. Pengusahaaan sumber daya air diselenggarakan dengan memperhatikan fungsi sosial dan kelestarian lingkungan hidup.
2. Pengusahaan sumber daya air yang meliputi satu wilayah sungai hanya dapat dilaksanakan oleh badan usaha milik negara atau badan usaha milik daerah di
bidang sumber daya air atau kerja sama antara badan usaha milik negara atau badan usaha milik daerah.
3. Pengusahaan sebagaimana dimaksud dapat berbentuk:
1
penggunaan air pada suatu lokasi tertentu sesuai persyaratan yang ditentukan dalam perizinan;
2
pemanfaatan wadah air pada suatu lokasi tertentu sesuai persyaratan yang ditentukan dalam perizinan; danatau
3
pemanfaatan daya air pada suatu alokasi tertentu sesuai persyaratan yang ditentukan dalam perizinan.
Dalam Peraturan Pemerintah PP Nomor 94 Tahun 1999 tentang Perusahaan Umum Jasa Tirta II, dinyatakan bahwa maksud pendirian perusahaan
adalah menyelenggarakan pemanfaatan umum atas air dan sumber-sumber yang bermutu dan memadai bagi pemenuhan hajat hidup orang banyak serta
melaksanakan tugas-tugas tertentu yang diberikan oleh pemerintah dalam pengelolaan daerah aliran sungai. Tugas-tugas tersebut antara lain menyediakan
air irigasi untuk areal sawah seluas 296 000 hektar yang terdiri dari Daerah Irigasi Utara Jatiluhur atau disebut Daerah Irigasi Jatiluhur yang merupakan daerah
irigasi teknis seluas kurang lebih 240 000 hektar dan Daerah Irigasi Selatan Jatilur merupakan daerah irigasi semi teknis seluas 56 000 hektar. Kedua daerah irigasi
itu dikelola Perusahaan Umum Jasa Tirta II dalam rangka memenuhi Ketahanan Pangan Nasional.
Di samping itu, menyangkut kegiatan penyuluhan lingkungan dan tugas- tugas lain yang berkaitan dengan perlindungan, pengembangan, dan penggunaan
sungai dan atau sumber-sumber air juga diminta melaksanakan pengembangan air dan sumber air dengan memperhatikan berbagai aspek, antara lain, konservasi
sumber daya air, kuantitas dan kualitas air, lingkungan sungai, penanggulangan banjir, dan kekeringan, serta pengelolaan infrastruktur prasarana dan sarana
pengairan Perusahaan Umum Jasa Tirta II, 2008.
6.7.2 Tugas, Wewenang Perusahaan Umum Jasa Tirta II
Daerah Irigasi Jatiluhur dikelola oleh berbagai institusi, antara lain Pemerintah Pusat, yaitu Kementerian Pekerjaan Umum yang diwakili oleh Balai
Besar Wilayah Sungai Citarum BBWS Ciratum, Dinas Pengelolaan Sumber Daya Air PSDA Provinsi Jawa Barat dan Dinas Bidang Pekerjaan Umum
Kabupaten, dan Perusahaan Umum Jasa Tirta II. Menurut Undang-Undang, Daerah Irigasi yang strategis dan luasnya lebih dari 3 000 hektar seperti Daerah
Irigasi Jatiluhur, tanggung jawabnya berada di Pemerintah Pusat. Balai Besar Wilayah Sungai Citarum yang mewakili Pemerintah Pusat mempunyai tugas
merehabilitasi, membangun infrastruktur baru atau pengembangan Daerah Irigasi Jatiluhur dan rehabilitasi serta mengerjakan pekerjaan infrastruktur air dimana
Dinas Prasana Sumber Daya Air atau Perusahaan Umum Jasa Tirta II tidak mampu menanganinya. Dinas Prasana Sumber Daya Air Provinsi Jawa Barat
mempunyai tugas menangani pemeliharaan pada jaringan sekundernya, sedangkan untuk jaringan tersier ditangani oleh Dinas Dinas Bidang Pekerjaan Umum
Kabupaten Kabupaten. Pembiayaan yang ditangani Balai Besar Wilayah Sungai Citarum menggunakan dana APBN, yang ditangani oleh Dinas Prasana Sumber
Daya Air menggunakan dana APBNAPBD, yang ditangani Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten dengan APBD Kabupaten.
Sementara itu seluruh operasi dan pemeliharaan serta pengelolaan air mulai dari waduk, saluran induk primer sampai dengan sektor pengguna
dilaksanakan oleh Perusahaan Umum Jasa Tirta II. Pembiayaan Perusahaan Umum Jasa Tirta II bukan dari APBN, tetapi dari pendapatan menjual listrik, air
baku ke perusahaan daerah air minum kabupatenkota dan industri. Perusahaan Umum Jasa Tirta II diberi kewenangan untuk menarik iuran biaya jasa
pengelolaan sumberdaya air dan menjual listrik yang tarifnya ditetapkan oleh Pemerintah.
6.7.3 Penerimaan dan Pembiayaan Perusahaan Umum Jasa Tirta II
Penerimaan yang dikelola Perusahaan Umum Jasa Tirta II digunakan untuk membayar operator pintu dan pemeliharaan kecil-kecilan dan pintu karena
banjir pada jaringan primer, sekunder, walaupun bangunannya bersifat darurat atau sementara. Sedangkan bangunan permanennya dilaksanakan oleh Balai Besar
Wilayah Sungai Citarum pada tahun anggaran brikutnya karena dananya kemungkinan belum dianggarkan di APBN yang sedang berjalan.
Seperti dijelaskan di atas bahwa biaya yang dikeluarkan dari Perusahaan Umum Jasa Tirta II berasal dari iuran biaya jasa pengelolaan sumberdaya air dan
menjual listrik, sedangkan dari Pemerintah melalui APBN tidak ada sumbangan. Bantuannya melalui APBN yang melaksanakan Balai Besar Wilayah Sungai
Citarum. Air di Daerah Irigasi Jatiluhur 80 ─90 persennya untuk kepentingan
irigasi, tetapi tidak dapat dipungut biaya jasa pengelolaan sumberdaya air alias gratis. Dari laporan akuntasi Perusahaan Umum Jasa Tirta II, biaya untuk sektor
pembangkit listrik tenaga air, Perusahaan Air Minum DKI Jakarta, irigasi, perusahaan daerah air minum kabupatenkota, dan industri dibagi dua yaitu biaya
tetap fixed cost dan biaya tidak tetap variable cost. Yang termasuk biaya tetap atau biaya usaha adalah biaya yang harus disediakan agar perusahaan tetap dapat
beroperasi dan biaya untuk pegawai, biaya umum dan administrasi, biaya ekologi lingkungan serta biaya kantor, serta biaya penyusutan aktiva tetap. Yang termasuk
biaya tidak tetap adalah biaya pemeliharaan, biaya bahan dan perlengkapan misalnya biaya bahan bakarpelumas, biaya bahan kimia, rupa-rupa bahan, bahan
sparepart . Biaya riset dan pengembangan yaitu biaya latihanup grading dan
biaya perencanaan dan penelitian Perusahaan Umum Jasa Tirta II, 2008.
Setiap tahun Perusahaan Umum Jasa Tirta II membuat Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan RKAP yang kemudian disahkan oleh Kementerian
BUMN setelah dikonsultasikan oleh kantor Pusat Perusahaan Umum Jasa Tirta II. Hal ini sebelumnya dibahas antara Kantor Pusat Perusahaan Umum Jasa Tirta II
dengan Divisi. Selanjutnya dalam pelaksanaannya oleh masing-masing Balai atau Divisi, misalnya Divisi I yang mempunyai wilayah KabupatenKota Bekasi.
Biaya-biaya untuk Divisi II Balai di Karawang yang mempunyai wilayah Kabupaten Karawang. Biaya-biaya untuk Divisi III Balai di Subang yang
mempunyai wilayah Kabupaten Subang dan sebagian Indramayu. Biaya-biaya untuk Pembangkit Listrik Tenaga Air digunakan untuk mengoperasikan dan
memelihara Pembangkit Listrik Tenaga Air agar dapat beroperasi sehingga dapat memproduksi listrik yang akan dipasok ke PT PLN dan dipakai sendiri.
Volume air untuk pasokan irigasi, Perusahaan Air Minum DKI Jakarta, perusahaan daerah air minum kabupatenkota dan industri dapat diketahui,
walaupun menggunakan saluran yang sama, tetapi biaya-biaya di Perusahaan Umum Jasa Tirta II tidak dapat diketahui di mana biaya untuk irigasi, perusahaan
daerah air minum kabupatenkota dan industri. Oleh karena itu, dalam pembahasan di sini biaya tiap-tiap sektor diasumsikan proporsional dengan
volume air yang digunakan di sektor masing-masing. Jadi biaya-biaya yang dikeluarkan dari Perusahaan Umum Jasa Tirta II
digunakan untuk operasi dan pemeliharaan darurat, agar dapat bermanfaat untuk air irigasi, industri, dan perusahaan daerah air minum kabupatenkota yang
barsumber dari Biaya jasa pengelolaan sumberdaya air BJPSDA yang diterima dari industri dan perusahaan daerah air minum kabupatenkota. Air untuk irigasi
berdasarkan Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2004 tentang Sumberdaya Air, biaya jasa pegelolaan sumberdaya air tidak boleh dipungut, sehingga air untuk
irigasi tidak memberikan pendapatan atau benefit untuk Perusahaan Umum Jasa Tirta
II. Apabila dilihat secara keseluruhan maka Perusahaan Umum Jasa Tirta II telah mendapatkan pendapatan yang didapat dari menjual listrik ke PLN dan
menjual air baku ke Perusahaan Air Minum DKI Jakarta. Keuntungan tersebut yang terpenting untuk kembali untuk dipakai operasi dan pemeliharaan
sumberdaya air, jadi prinsip pengusahaan air, hasilnya harus kembali ke air.
Tabel 15. Biaya OperasiPemeliharaan dan Penerimaan
Perusahaan Umum Jasa Tirta II tahun 2001 ─2007
Tahun Biaya OperasiPemeliharaan dan Penerimaan
Perusahaan Umum
Jasa Tirta IIRp miliar Pembangkit Listrik
Tenaga Air Perusahaan Air Minum
DKI Jakarta Taruma Utara
C R
P C
R P
C R
P 2001
11.90 78.90