Standar Nasional Indonesia SNI 01-4852-1998 HACCP Hazard Analysis and Critical Control Point

2.6 Standar Nasional Indonesia SNI 01-4852-1998

Standar Nasional Indonesia SNI untuk mutu pangan dan pertanian telah banyak dikeluarkan, meskipun belum semuanya diterapkan dalam duinia perdagangan. Beberapa indikator mutu yang digunakan dalam kebanyakan SNI menyentuh tiga kategori, yakni sifat barang, tolok ukur dan faktor mutu. Sejumlah persyaratan konsumen yang menyangkut keamanan, keselamatan dan kelestarian lingkungan umumnya ditempatkan dalam standar terpisah Thaheer, 2005. Standar SNI 01-4852-1998 dikembangkan untuk menjadi panduan penerapan bagi bidang usaha di Indonesia sehingga memungkinkan untuk memasuki fase proses sertifikasi. Bagi organisasi yang ingin menerapkan sistem HACCP, selain mengacu pada SNI 01-4852-1998 juga dapat merujuk pada pedoman Badan Standarisasi Nasional 1004-1999 Thaheer, 2005.

2.7 HACCP Hazard Analysis and Critical Control Point

HACCP Hazard Analysis and Critical Control Point Pertama kali diperkenalkan pada Pengawas Keamanan Makanan di AS pada 1971 dan kemudian dikeluarkan tahun 1998 oleh National Advisory Committee on Microbiological Criteria for Foods NACMCF USA, Sistem Manajemen khusus bagi industri produk makanan yaitu bertujuan untuk melindungi produk makanan dari bahaya mikrobiologi, kimia, serta secara fisik. Menurut Winarno dan Sunarno 2002, ada tiga pendekatan penting dalam pengawasan mutu produk pangan : 1. Food Safety Keamanan Pangan Aspek – aspek dalam proses produksi yang dapat menyebabkan timbulnya penyakit atau bahkan kematian. Masalah ini umumnya dihubungkan dengan masalah bidang kimia dan fisika. 2. Wholesomeness Kebersihan Merupakan karakteristik – karakteristik produk atau proses dalam kaitannya dengan kontaminasi produk atau sanitasi dan hygiene. 3. Economic Froud Pemalsuan Adalah tindakan – tindakan yang ilegal atau penyelewengan yang dapat merugikan pembeli. Tindakan ini mencakup diantaranya pemalsuan spesies bahan baku, penggunaan bahan tambahann yang berlebuhan, berat tidak sesuai dengan label, overglazing dan jumlah komponen kurang seperti yang tertera dalam kemasan. Gambar2. Tahap-tahap penerapan HACCP pada industri pangan Tahap 1. Menyusun Tim HACCP Tahap 2. Deskripsikan Produk Tahap 3. Identifikasi Tujuan Penggunaan Tahap 4. Buat Diagram Alir Tahap 5. Verifikasi Diagram Alir di Unit Produksi 7 Prinsip HACCP Tahap 6. Daftar Semua Potensi Bahaya, Lakukan Analisa Prinsip 1. Bahaya dan Tentukan Tindakan Pencegahan Tahap 7. Tentukan CCP Prinsip 2. Tahap 8. Tetapkan Batas Kritis untuk Setiap CPP Prinsip 3. Tahap 9. Terapkan Sistem Monitoring untuk Setiap CPP Prinsip 4. Tahap 10. Terapkan Tindakan Koreksi untuk Penyimpangan Prinsip 5. yang Mungkin Terjadi Tahap 11. Terapkan Prosedur Verifikasi Prinsip 6. Tahap 12. Tetapkan Penyimpanan Catatan dan Dokumentasi Prinsip 7. HACCP sama dengan sistem ISO dapat di akreditasi dan memiliki sertifikat. HACCP merupakan suatu sistem yang dirancang untuk mencegah terjadinya masalah kualitas produk makanan baik yang disebabkan oleh faktor biologi, kima maupun fisis food safety problem. Identifikasi sumber masalah dilakukan sejak datangnya bahan baku, proses produksi dilakukan sampai dengan produk jadi yang siap didistribusikan. HACCP akan dapat mengidentifikasi critical control points CCPs dalam sistem produksi yang potensial dapat menurunkan mutu produk. Titik-titik kritis ini harus dikontrol secara ketat untuk menjamin mutu produk dan menjaga kadar kontaminan tidak melebihi critical limit.

2.8 Penelitian Terdahulu