Metode Pengumpulan Data Operasional Variabel Penelitian

pengukuran Keputusan Pembelian. J. Suprato, M.A 1997:223. Pengukuran tingkat kepentingan atas pengaruh bauran pemasaran terhadap keputusan pembelian pada produk jamu Tolak Angin Sido Muncul dilakukan dengan menggunakan skala 5 tingkat likert pengukuran, yaitu: SS = Sangat Setuju, di beri skor 5 S = Setuju, di beri skor 4 R = Ragu-Ragu, di beri skor 3 TS = Tidak Setuju, di beri skor 2 STS = Sangat Tidak Setuju, di beri skor 1 Untuk memungkinkan para responden menjawab berbagai tingkatan dari setiap pernyataan, maka digunakan format likert dimana dalam mengembangkan prosedur pengskalaan setiap pertanyaan mewakili suatu kontinum bipolar. Pada ujung sebelah kiri dengan angka rendah menggambarkan suatu jawaban negatif, sedangkan ujung kanan dengan angka besar menggambarkan jawaban yang positif. 2 Uji Validitas dan Reliabilitas Ada dua syarat penting yang berlaku dalam sebuah angket, yaitu keharusan dari sebuah angket untuk valid dan reliabel. Suatu angket harus memenuhi syarat tersebut Singgih, 2004:270. Uji validitas menurut Singgih 2004:280 menunjukkan seberapa baik suatu instrumen yang digunakan untuk mengukur suatu konsep tertentu. Dengan kata lain validitas memperhatikan instrumen yang digunakan untuk mengukur suatu atribut apakah benar-benar mengukur atribut yang dimaksud. Suatu instrumen dianggap valid apabila mampu mengukur apa yang diinginkan. Dengan kata lain, mampu memperoleh data yang tepat dari variabel yang diteliti. Dalam penyusunan kuesioner, pertanyaan yang ingin diajukan perlu dipastikan. Untuk menentukannya, sebelumnya harus sudah jelas variabel apa yang akan diukur. Variabel masih dapat dipecah menjadi sub variabel lalu menjadi indikator. Apabila penyusunannya dilakukan sesuai prosedur, sebenarnya kuisioner telah memenuhi validitas logis. Oleh karena itu validitas logis sangat dipengaruhi oleh kemampuan peneliti dalam memahami masalah penelitian, mengembangkan variabel penelitian serta menyusun kuisioner. Untuk menguji tingkat validitas instrumen peneliti dapat melakukan try out dengan memakai responden terbatas dahulu. Reliabilitas adalah tingkat keandalan kuesioner. Kuesioner yang realibel adalah kuisioner yang apabila dicobakan secara berulang-ulang kepada kelompok yang sama akan menghasilkan data yang sama. Asumsinya, tidak terdapat perubahan psikologis pada responden. Apabila data yang diperoleh sesuai dengan kenyataan, berapa kali pun pengambilan data dilakukan, hasilnya tetap sama. Rumus Varians n = Jumlah sampel. X = Nilai skor yang dipilih. n n X X 2 2 ∑ ∑ = σ Rumus Cronbach’s Alpha α r 11 = Realibilitas instrument k = Banyak butir pertanyaan 2 t σ = varians total ∑ 2 b σ = Jumlah varians butir

3. Analisa Kuantitatif

a. Uji Normalitas Data

Uji Normalitas data bertujuan untuk mengetahui distribusi data dalam variabel yang akan digunakan dalam penelitian. Data yang baik dan layak digunakan dalam penelitian adalah yang memiliki distribusi normal. Normalitas data dapat dilihat dengan beberpa cara, diantaranya yakni dengan melihat kurva Normal P-Plot. Suatu Variabel dikatakan normal jika gambar distribusi dengan titik-titik data yang menyebar di sekitar garis diagonal, dan penyebaran titik-titik data searah mengikuti garis diagonal.

b. Uji asumsi klasik regresi linier berganda

Bertujuan untuk melihat asumsi tertentu tentang pola perilaku variabel ∈ yang dikenal dengan nama asumsi dasar model regresi yaitu autokorelasi, heteroskesdastisitas dan multikolinearitas. ⎟ ⎟ ⎠ ⎞ ⎜ ⎜ ⎝ ⎛ − ⎟ ⎠ ⎞ ⎜ ⎝ ⎛ − = ∑ 2 2 11 1 1 t b k k r σ σ 1 Multikolinearitas Adanya hubungan linear yang sempurna atau eksak diantara variabel-variabel bebas dalam model regresi. Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi antara variabel bebas. Jika variabel bebas saling berkorelasi diantara variabel bebas, maka variabel-variabel ini tidak orthogonal. Variabel orthogonal adalah variabel bebas yang nilai korelasi antar sesama variabel bebas sama dengan nol. Menurut Bhuono 2005, 59 untuk melihat ada tidaknya multikolinearitas dengan melihat VIF Variance Inflation Factor ini tidak lebih dari 10 dan nilai tolerance tidak kurang dari 0,1. 2 Heteroskesdastisitas Asumsi ini apabila variasi dari faktor pengganggu selalu sama pada data pengamatan yang satu ke data pengamatan yang lain. Jika ciri ini terpenuhi, berarti variasi faktor pengganggu pada kelompok data tersebut bersifat homoskedastik. Jika asumsi itu tidak dapat dipenuhi maka dapat dikatakan terjadi penyimpangan. Penyimpangan terhadap faktor pengganggu sedemikian itu disebut heteroskedastisitas. Model regresi yang baik yang homoskedastisitas dan tidak terjadi heteroskedastisitas. Menurut Bhuono 2005, 62 , cara untuk memprediksi ada tidaknya heteroskesdastisitas pada suatu model dapat dilihat dari pola gambar Scatterplot model tersebut. Analisis pada gambar Scatterplot yang menyatakan model regresi linier berganda tidak terdapat heteroskesdastisitas jika : a Titik-titik data menyebar di atas dan di bawah atau di sekitar angka 0. b Titik-titik data tidak mengumpul hanya di atas atau di bawah saja. c Penyebaran titik-titik data tidak boleh membentuk pola bergelombang melebar kemudian menyempit dan melebar kembali. d Penyebaran titik-titik data sebaiknya tidak berpola.

c. Analisa regrasi linier berganda

Untuk mencapai tujuan penelitian, maka data yang telah diperoleh perlu dianalisis. Dalam penelitian ini digunakan model analisis regresi linier berganda multiple regression analisis. Model ini digunakan karena penulis ingin mengetahui tentang pengaruh variabel bauran pemasaran yang terdiri dari Produk X 1 , Harga X 2 , Saluran Distribusi X3 dan Promosi X4 terhadap Keputusan Pembelian Y pada Produk Tolak Angin Cair PT. Sido Muncul. Rumus Linier Berganda: 4 4 3 3 2 2 1 1 X b X b X b X b a Y + + + + = ε + Keterangan: Y = Subyek dalam variabel dependen Keputusan Pembelian. a = Harga Y bila X = 0 harga konstan. b = Angka arah atau koefisien regresi yang menunjukkan angka peningkatan ataupun penurunan variabel dependen yang didasarkan pada variabel independen. Bila b + maka naik, dan bila b - maka terjadi penurunan. X 1 = Produk X 3 = Saluran Distribusi X 2 = Harga X 4 = Promosi ε = Standar Error

d. Uji Hipotesis

1 Uji F hitung simultan Untuk melakukan pengujian hipotesis, maka ada beberapa ketentuan yang perlu diperhatikan yaitu merumuskan hipotesis nol Ho kita juga harus menyertai dengan hipotesis alternatif Ha, seperti di bawah ini: Ho : ρ = 0 Æ tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara variabel X dengan variabel Y. Ha : ρ ≠ 0 Æ terdapat pengaruh yang signifikan antara variabel X dengan variabel Y. Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui apakah semua variabel independen secara bersama-sama simultan dapat mempengaruhi terhadap variabel dependen. Maka dilakukan uji F dengan rumus: Apabila F hitung F tabel maka Ho ditolak dan Ha diterima, artinya variabel independen secara simultan mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap variabel dependen. 1 1 2 2 − − − = k n R k R f hitung Apabila F hitung F tabel maka Ho diterima dan Ha ditolak, artinya variabel independen secara simultan tidak mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap variabel dependen. 2 Uji t hitung parsial Bertujuan untuk membuat kesimpulan mengenai pengaruh masing-masing variabel independen X terhadap variabel dependen. Maka penulis akan menggunakan uji t dengan rumus sebagai berikut: Dimana: a = Konstanta b = Koefisien korelasi N = Jumlah sampel Sb = Kesalahan baku koefisien korelasi Se = Kesalahan baku estimasi Apabila t hitung t tabel maka Ho ditolak dan Ha diterima, artinya variabel independen secara parsial mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap variabel dependen. 2 2 2 2 − − − = ⎟⎟ ⎠ ⎞ ⎜⎜ ⎝ ⎛ − = − = ∑ ∑ ∑ ∑ ∑ n XY b Y a Y Se n X Y Se Sb Sb Se b t hitung Apabila t hitung t tabel maka Ho diterima dan Ha ditolak, artinya variabel independen secara parsial tidak mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap variabel dependen.

E. Operasional Variabel Penelitian

NO VARIABEL SUB VARIBEL INDIKATOR SKALA 1. Produk X1 Nilai Produk Merek Kemasan Penggunaan Produk Standarisasi produk Kekhasiatan produk Daya ingat Kepraktisan dan desain Masa waktu mengkonsumsi O R D I N A L 2. Harga X2 Penetapan harga Harga sesuai dengan kualitas produk Biaya yang dikeluarkan terjangkau Perbandingan harga dengan pesaing O R D I N A L 3. Saluran Distribusi Ketersediaan produk Kemudahan mencari penjual Mudah didapat Mudah ditemui O R D I N A L 4. Promosi Periklanan Publisitas Penayangan iklan Bintang iklan Celebrity Endorser Pesan yang disampaikan Event yang diselenggarakan O R D I N A L 5. Keputusan Pembelian Y Pengenalan masalah Pencarian informasi Evaluasi alternatif Keputusan pembelian Perilaku pasca Pembelian Kebutuhan akan produk Mencari sendiri informasi produk Melakukan pertimbangan sebelum pembelian Memutuskan membeli berdasarkan pendapatan, harga dan manfaat Puas terhadap produk O R D I N A L Dalam penelitian ini, batasan operasional yang digunakan adalah: Berdasarkan model penelitian tersebut terdapat 2 macam variabel yaitu: 1. Variabel tidak bebas dalam penelitian ini adalah keputusan pembelian konsumen Y terhadap produk Tolak Angin Cair PT. Sido Muncul 2. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah: a. Produk, yaitu merupakan variabel bebas pertama XI, dalam hal ini menjelaskan tentang produk yang ditawarkan oleh produk Tolak Angin Cair PT. Sido Muncul kepada konsumen. b. Harga, yaitu merupakan variabel bebas kedua X2, dalam hal ini menjelaskan tentang nilai dari produk yang ditawarkan oleh produk Tolak Angin Cair PT. Sido Muncul kepada konsumen. c. Saluran Distribusi, yaitu merupakan variabel bebas ketiga X3, dalam hal ini menjelaskan efektvitas pengadaan produk Tolak Angin Cair PT. Sido Muncul Muncul kepada konsumen. d. Promosi, yakni merupakan variabel bebas keempat X4, dalam hal ini menjelaskan efektivitas komunikasi dari produk Tolak Angin Cair PT. Sido Muncul kepada konsumen.

BAB IV PENEMUAN DAN PEMBAHASAN

A Gambaran Umum Objek Penelitian

1. Sejarah Singkat dan Profil PT. SIDO MUNCUL

PT. Sido Muncul bermula dari sebuah industri rumah tangga pada tahun 1940, dikelola oleh Ibu Rahkmat Sulistio di Yogyakarta, dan dibantu oleh tiga orang karyawan. Banyaknya permintaan terhadap kemasan jamu yang lebih praktis, mendorong beliau memproduksi jamu dalam bentuk yang praktis serbuk. Pada tahun 1951, keluarga Ny. Rahkmat Sulistio pindah ke Semarang, dan di sana mereka mendirikan pabrik jamu secara sederhana namun produknya diterima masyarakat secara luas. Karena semakin bersarnya usaha keluarga ini, maka modernisasi pabrik juga merupakan suatu hal yang mendesak. Pada 1984, PT. Sido Muncul memulai modernisasi pabriknya, dengan merelokasi pabrik sederhananya ke pabrik yang representatif dengan mesin- mesin modern. Pada 11 November 2000, PT Sido Muncul kembali meresmikan pabrik baru di Ungaran yang lebih luas dan modern. Peresmian dilakukan oleh Menteri Kesehatan waktu itu, dan pada saat itu pula PT Sido Muncul memperoleh 2 penghargaan sekaligus, yakni Cara Pembuatan Obat Tradisional yang Baik CPOTB dan Cara Pembuatan Obat yang Baik CPOB setara dengan farmasi, dan sertifikat inilah yang menjadikan PT. SidoMuncul sebagai satu-satunya pabrik jamu berstandar farmasi. Lokasi pabrik sendiri terdiri dari bangunan pabrik seluas 7 hektar, lahan Agrowisata ,1,5 hektar, dan sisanya menjadi kawasan pendukung lingkungan pabrik. Logo Jamu Sido Muncul yang berupa ibu dan anaknya adalah gambar Ny. Rahkmat Sulistio, pendiri Jamu Sido Muncul beserta cucunya, Irwan Hidayat , saat itu berusia 4 tahun. Irwan Hidayat sejak tahun 1972 sampai sekarang adalah Presiden Direktur PT Sido Muncul.

a. Visi, Misi PT. SIDO MUNCUL

Visi “Menjadi industri jamu yang dapat memberikan manfaat pada masyarakat dan lingkungan”. Misi • Meningkatkan mutu pelayanan di bidang herbal tradisional • Mengembangkan research penelitian yang berhubungan dengan pengembangan pengobatan dengan bahan-bahan alami. • Meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya membina kesehatan melalui pola hidup sehat, pemakaian bahan-bahan alami dan pengobatan secara tradisional. • Ikut mendorong pemerintah instansi resmi agar lebih berperan dalam pengembangan pengobatan tradisional.