b. Observasi
Teknik ini digunakan untuk melakukan pencatatan secara teliti dan sistematis terhadap obyek kajian yang langsung diamati di lapangan guna
melengkapi teknik wawancara. 2.
Data sekunder, merupakan data pendukung yang diperoleh melalui penelusuran studi kepustakaan berupa literatur, dokumen, jurnal dan laporan
penelitian, majalah dan karya ilmiah yang berkaitan dengan masalah penelitian dan juga melalui media internet.
C. Pengolahan dan Analisis Data
Analisis adalah proses menyusun data agar dapat ditafsirkan. Analisis dapat dibedakan atas analisis kualitatif dan kuantitatif. Apabila data yang
terkumpul hanya sedikit, bersifat monografis atau berwujud kasus-kasus sehingga tidak dapat disusun ke dalam suatu struktur klasifikatoris, maka yang digunakan
adalah analisis kualitatif Priadana dan Muis, 2009. 1.
Analisis Statistik Deskriptif Statistika deskriptif adalah metode statistika yang digunakan untuk
menggambarkan atau mendeskripsikan data yang telah dikumpulkan menjadi sebuah informasi Suharyadi dan Purwanto, 2008. Sugiyono 2004,
menambahkan bahwa statistik deskriptif mendeskripsikan atau menggambarkan data yang telah terkumpul sebagaimana adanya tanpa bermaksud membuat
kesimpulan yang berlaku untuk umum atau generalisasi. Walpole 1993, memberikan contoh statistika deskriptif yang sering muncul adalah tabel, diagram,
dan grafik. Dengan Statistika deskriptif maka kumpulan data yang diperoleh akan
tersaji dengan ringkas dan rapi serta dapat memberikan informasi inti dari kumpulan data yang ada.
Data yang telah diperoleh dalam kajian ini, baik primer maupun sekunder diolah secara deskriptif dalam bentuk frekuensi, persentase, rataan skor, dan
tabulasi silang. Kajian strategi dengan analisa SWOT bertujuan untuk mengevaluasi kinerja petani dengan alat analisis yang sederhana dan cukup baik,
efektif dan efisien dalam memisahkan masalah-masalah utama yang dihadapi petani baik berupa faktor internal dan eksternal.
2. Analisis Focus Group Discussion FGD
Focus Group Discussion FGD merupakan diskusi kelompok yang dilakukan secara sistematis dan terarah atas suatu isu atau masalah tertentu. FGD
dirancang sedemikian rupa untuk mendapatkan informasi tertentu. FGD merupakan salah satu bentuk riset dalam penelitian sosial dan pelaksanaannya
dilakukan dengan prosedur tertentu. Penyelenggara menentukan tujuan riset dan merumuskan tujuan tersebut ke dalam tahapan-tahapan FGD Lingkaran Survei
Indonesia, 2006. Adapun ciri-ciri penting dari FGD adalah terfokus dan terarah. FGD
dikatakan sebuah diskusi yang terfokus dan terarah karena: 1 Topik ataupun materi yang akan didiskusikan telah ditentukan oleh penyelenggara, dan 2 Peserta
FGD sudah ditentukan ataupun diseleksi sedemikian rupa sesuai dengan tujuan dan target informasi yang ingin didapat dari sebuah FGD.
FGD memiliki beberapa karakteristik, yaitu: 1 berupa format diskusi, 2 peserta FGD berjumlah antara 6
– 12 orang, 3 panjanglama diskusi yang dilakukan antara 1,5
– 2 jam per sesi, 4 peserta diskusi sudah diseleksi atau ditentukan berdasarkan karakteristik atau ciri yang sama oleh penyelenggara
sesuai dengan tujuan riset, 5 bentuk data berupa percakapan termasuk intonasi atau mimik muka dan gerak tubuh dan bahasa non verbal, 6 pengambilan data
dapat dilakukan melalui rekaman diskusi baik audio maupun video serta transkrip hasil diskusi, 7 moderator menggunakan petunjuk pelaksanaan diskusi yang
dilengkapi dengan topik-topik yang akan didiskusikan termasuk alokasi waktu dari masing-masing topik, 8 bentuk serta format laporan berupa deskripsi dan
narasi dengan pengutipan pilihan komentar atau pendapat. Analisis ditujukan pada aspek yang banyak dibicarakan seperti argumentasi yang banyak muncul, dan
sudut pandang yang banyak keluar dari peserta Lingkaran Survei Indonesia, 2006.
FGD merupakan salah satu bentuk penelitian sosial. FGD dilakukan untuk mengetahui pendapat, persepsi dan pengalaman individu. FGD tidak memiliki
pretensi untuk melakukan generalisasi atau menggambarkan pendapat atau persepsi masyarakat secara akurat. Tujuan dari FGD adalah untuk pendalaman
insight terhadap suatu isu, masalah atau topik tertentu. Peserta FGD yang
diseleksi adalah homogen, yaitu peserta yang dipilih berdasarkan karakteristik dan latar belakang yang sama. Pengambilan data FGD bersifat sosial, artinya peserta
FGD saling berinteraksi dalam menyampaikan, mendengarkan maupun dalam mendebat pendapat orang lain.
Dalam penelitian ini dilakukan FGD terhadap 59 responden yang terdiri dari 49 responden petanikelompok tani, serta 10 responden dari akademisi dan
instansi teknis yang terkait dengan manajemen resiko pertanian di Wilayah Bogor Provinsi Jawa Barat. Peserta FGD melakukan diskusi mengenai beberapa topik
untuk mendapatkan suatu kesimpulan yang dapat digunakan untuk mengetahui
persepsi ataupun pandangan terhadap resiko pertanian yang berlaku di Indonesia. Wawancara dalam FGD dilakukan secara langsung dan dibantu dengan
memberikan pertanyaan dalam bentuk kuesioner.
3. Analisis SWOT
Analisis kasus secara keseluruhan dapat dirumuskan sebagai berikut Rangkuti, 2010:
Tahap 1: memahami situasi dan informasi yang ada. Tahap 2: memahami permasalahan yang terjadi, baik masalah yang bersifat umum
maupun spesifik. Tahap 3: menganalisis dan memberikan berbagai alternatif pemecahan masalah.
Tahap 4: evaluasi pilihan alternatif dan pilih alternatif yang terbaik. Pemilihan alternatif dilakukan dengan membahas sisi pro maupun kontra.
Setelah itu diberikan bobot dan skor untuk masing-masing alternatif dan menyebutkan kemungkinan yang akan terjadi.
Berikut adalah petunjuk untuk memahami masalah yang ada. 1.
Mengetahui tujuan analisis a.
Ke arah mana perusahaan ingin dibawa? b.
Faktor-faktor kunci apa yang harus diperhatikan? c.
Kapan tujuan tersebut harus dicapai? 2.
Mengidentifikasi deskripsi mengenai bisnis a.
Bagaimana posisi produk yang dihasilkan? b.
Bagaimana posisi harga?
c. Bagaimana keahlian manajemen yang dimiliki?
d. Bagaimana kondisi persaingan yang ada?
e. Siapa pemain yang paling kuat di industri ini?
3. Mengidentifikasi deskripsi organisasi
a. Bagaimana struktur organisasi yang dimiliki?
b. Bagaimana mengenai perencanaan, pengendalian, dan sistem yang
dimiliki? c.
Bagaimana mengenai keahlian sumber daya manusia? d.
Bagaimana dengan gaya manajemen? 4.
Mengevaluasi secara keseluruhan a.
Bagaimana peluang yang ada? b.
Bagaimana dengan kekuatan yang dimiliki? c.
Bagaimana dengan masalah yang dihadapi? d.
Bagaimana kelemahan yang ada? 5.
Menganalisis alternatif kunci a.
Bagaimana caranya menggunakan seluruh kekuatan untuk merebut peluang dan mengatasi ancaman?
b. Bagaimana mengatasi kelemahan untuk memanfaatkan peluang dan
menghindari ancaman? c.
Bagaimana prioritas ditentukan? 6.
Memilih alternatif a.
Alternatif apa yang terbaik? b.
Alternatif apa yang dapat memperbaiki situasi? c.
Alternatif apa yang dapat meningkatkan kegiatan operasional? d.
Perubahan apa yang bersifat kritis? e.
Sumber daya apa yang bersifat kritis? f.
Bagaimana dengan penjadwalan yang bersifat kritis? Dengan menjawab semua pertanyaan di atas merupakan langkah untuk
dapat memahami perusahaan yang akan dianalisis secara menyeluruh, termasuk kondisi lingkungan eksternal serta kekuatan dan kelemahan yang dihadapi oleh
perusahaan. Selain itu, misi, strategi, tujuan serta semua permasalahan yang dihadapi perusahaan juga dievaluasi. Kadang-kadang masalah yang dihadapi
dalam membuat analisis adalah strategi telah berubah, manajemen sangat lemah, struktur organisasi sudah tidak sesuai, perencanaan yang sangat tidak efektif, dan
sebagainya. Isu yang berkaitan dengan semua permasalahan di atas perlu dirumuskan mengingat setiap saat lingkungan berubah. Dengan demikian,
pengenalan terhadap pasar baru dan peluang pemasaran diperlukan. Selain itu, pemahaman mengenai perubahan internal perusahaan, seperti perubahan
teknologi, perubahan produk, dan perubahan struktur biaya, juga diperlukan. Berbagai model dan konsep dapat digunakan sebagai alat analisis. Dalam
analisis kasus yang bersifat strategis, tidak ada jawaban yang benar atau salah. Ini disebabkan karena setiap kasus yang berhasil diselesaikan diikuti oleh pendekatan
baru dan pencarian masalah baru yang muncul dari permasalahan sebelumnya. Tahap akhir analisis kasus adalah memformulasikan keputusan yang akan
diambil. Keputusannya didasarkan atas justifikasi yang dibuat secara kualitatif maupun kuantitatif, terstruktur maupun tidak terstruktur, dan dengan
menggunakan model yang tercanggih maupun tradisional. Keputusan yang berbobot hanya dapat dibuktikan oleh waktu. Artinya keputusan yang diambil
akan benar-benar terbukti setelah periode waktu tertentu. Langkah selanjutnya adalah analisis matriks SWOT untuk memilih
alternatif strategi yang tepat dalam menghadapi resiko-resiko pertanian. Analisis ini terdiri dari kekuatan, yaitu sumber daya, keterampilan atau keunggulan lain
relatif terhadap pesaing dan kebutuhan pasar. Kelemahan yaitu keterbatasan atau kekurangan dalam sumber daya, keterampilan dan kapabilitas yang secara serius
menghambat kinerja efektif. Peluang adalah situasi penting yang menguntungkan dalam lingkungan, sedangkan ancaman adalah situasi penting yang tidak
menguntungkan dalam lingkungan. Penilaian internal ditujukan untuk mengukur sejauh mana kekuatan dan
kelemahan yang dimiliki oleh usaha pertanian. Langkah yang ringkas dalam melakukan penilaian internal adalah menggunakan matriks IFE. Untuk
mengevaluasi faktor-faktor eksternal yang menyangkut persoalan ekonomi, sosial, budaya, demografi, lingkungan, politik, pemerintahan, hukum, teknologi dan
persaingan di pasar industri, yang dapat mempengaruhi perusahaan digunakan matriks EFE Umar, 2005.
1. Matriks IFE
Matriks IFE digunakan untuk mengetahui faktor-faktor internal perusahaan berkaitan dengan kekuatan dan kelemahan yang dianggap penting.
Data dan informasi aspek internal perusahaan dapat diperoleh dari beberapa
datainformasi fungsional perusahaan, misalnya dari aspek manajemen, keuangan, SDM, pemasaran, sistem informasi dan produkoperasi Hamdi, 2011.
Tabel 1. Matriks IFE
Faktor strategis internal Bobot a
Rating b Skor a x b
A. Kekuatan